• Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior dan posisi abnormal ubun-
ubun kecil terhadap panggul ibu.
• Apabila janin dalam keadaan malpresentasi atau malposisi, maka dapat terjadi persalinan yang
lama atau bahkan macet.
EPIDEMIOLOGI
• Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%,
bokong 2,7%, letak lintang 0,3 %, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan dahi 0,01%.
• Persentase presentasi sungsang yang lebih tinggi terjadi pada usia kehamilan yang kurang lanjut
dengan pada 32 minggu, 7% janin sungsang, dan 28 minggu atau kurang, 25% sungsang.
• Secara khusus, setelah satu kali persalinan sungsang, tingkat kekambuhan untuk kehamilan kedua
hampir 10%, dan untuk kehamilan ketiga berikutnya, adalah 27%.
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang berpengaruh terjadinya persalinan sungsang yaitu:
1. Polihidramnion
2. Multiparitas
3. Oligohidramnion
4. Kelainan bawaan janin
5. Anomali uterus, tumor pelvis
6. Plasenta previa
PRESENTASI DAHI
• Terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang
• Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada di antara
ubun-ubun besar dan pangkal hidung
• Kejadian presentasi dahi meningkat bila didapatkan adanya polihidramnion (0,4
%), berat badan lahir < 1500 g (0,19%), prematuritas (0,16%), dan postmaturitas
(0,1 %).
Diagnosis
• Diagnosis presentasi dahi dapat ditegakkan apabila pada pemeriksaan
vaginal dapat diraba pangkal hidung, tepi atas orbita, sutura frontalis, dan
ubun-ubun besar, tetapi tidak dapat meraba dagu atau mulut janin.
• Pada palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan dagu janin di atas
simfisis
PRESENTASI DAHI
• Pada umumnya bersifat sementara untuk kemudian dapat berubah menjadi
presentasi belakang kepala presentasi muka, atau tetap presentasi dahi.
• Oleh karena itu, apabila tidak ada gawat janin, menunggu kemajuan
persalinan dapat dilakukan.
• Janin kecil mungkin dapat dilahirkan vaginal bila punggungnya berada di
posterior
Mekanisme Persalinan
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan pada pemeriksaan vaginal dapat diraba mulut,
hidung, tepi orbita, dan dagu.
• Penunjuk presentasi muka adalah dagu.
• Pada palpasi abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala
janin di dekat punggung janin.
PRESENTASI MUKA
• Ketika terjadi penurunan kepala, tahanan dari panggul akan
menyebabkan kepala lebih ekstensi sehingga terjadi perubahan menjadi
presentasi muka.
• Apabila dagu berputar ke arah posterior, maka kepala akan tertahan
oleh sakrum sehingga kepala tidak mungkin turun lebih lanjut, dan
terjadilah persalinan macet.
Mekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
• Kelahiran spontan pada persalinan dengan presentasi majemuk hanya dapat terjadi apabila janinnya sangat
kecil atau apabila janin mati yang sudah mengalami maserasi.
• Mekanisme persalinan dapat terjadi sebagaimana mekanisme persalinan presentasi kepala atau presentasi
bokong apabila terjadi reposisi baik secara spontan maupun melalui upaya.
PRESENTASI MAJEMUK
Penanganan
• Penanganan dimulai dengan menetapkan adanya prolaps tali pusat atau tidak -> jika ya,
menimbulkan keadaan emergensi bagi janin, dan dilakukan bedah sesar
• Pada kasus-kasus kemajuan persalinan yang baik, umumnya akan terjadi reposisi spontan
• Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas
struktural uretus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali,
hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya.
Diagnosis
• Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen
• Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan penilaian risiko ->
ekstremitas bawah dapat memberikan informasi tentang jenis presentasi
bokong -> sering terjadi keadan hiperekstensi kepala janin
PRESENTASI BOKONG
Mekanisme Persalinan
Kombinasi antara tahanan dinding panggul dan kekuatan
Bokong akan memasuki Pinggul janin bagian
yang mendorong ke bawah (kaudal) akan menghasilkan
panggul (engagement dan anterior mengalami
putaran paksi dalam yang membawa sakrum ke arah
descent) dengan diameter penurunan lebih cepat
transversal (pukul 3 atau 9), sehingga posisi diameter
bitrokanter dalam posisi oblik dibanding pinggul posterior
bitrokanter di pintu bawah panggul menjadi anteroposterior
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL. William
Obstetrics. 24th ed. United States: McGraw-Hill Education; 2014.
3. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 4th Ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2010.
TERIMA KASIH