PRESENTASI MUKA
Merupakan akibat kelainan Sikap ( Habitus ) berupa defleksi kepala maksimum.
Pada presentasi muka terjadi hiperekstensi maksimum kepala sehingga oksiput
menempel dengan punggung janin dengan demikian maka yang merupakan presentasi
(bagian terendah) janin dan sekaligus denominator adalah mentum.
Dalam orientasinya dengan simfisis pubis, maka presentasi muka dapat terjadi
dengan mento anterior atau mento posterior.
Pada janin aterm dengan presentasi muka mento-posterior, proses persalinan terganggu
akibat bregma (dahi) tertahan oleh bagian belakang simfisis pubis. Dalam keadaan ini,
gerakan fleksi kepala agar persalinan pervaginam dapat berlangsung terhalang, maka
persalinan muka spontan per vaginam tidak mungkin terjadi.
Lilitan talipusat
Janin anensepalus
PRESENTASI DAHI
Bentuk dari Kelainan Sikap ( habitus ) berupa gangguan defleksi moderate.
Presentasi yang sangat jarang.
Diagnosa ditegakkan bila VT pada PAP meraba orbital ridge dan ubun-ubun besar.
Presentasi dahi
Pada gambar 20.5 diatas, terlihat bahwa kepala berada diantara posisi fleksi sempurna
dengan ekstensi sempurna.
Kecuali pada kepala yang kecil atau panggul yang sangat luas, engagemen kepala yang
diikuti dengan persalinam pervaginam tak mungkin terjadi.
Diagnosis
Presentasi dapat dikenali melalui pemeriksaan palpasi abdomen dimana dagu dan oksiput
dapat diraba dengan mudah.
Diagnosa dipastikan dengan VT dan teraba sutura frontalis ubun-ubun besar orbital
ridges mata atau pangkal hidung. Kadang-kadang dagu juga dapat diraba melalui
pemeriksaan VT.
Etiologi
Etiologi sama dengan penyebab presentasi muka.
Presentasi dahi sering merupakan keadaan temporer dan dalam perjalanan persalinan
selanjutnya dapat spontan berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang
kepala.
Mekanisme persalinan
Pada janin kecil atau panggul luas persalinan pervaginam biasanya berlangsung dengan
mudah.
Pada janin aterm dengan ukuran normal, persalinan pervaginam sulit berlangsung oleh
karena engagemen tidak dapat terjadi sampai adanya molase hebat yang memperpendek
diameter occipitomentalis atau sampai terjadinya fleksi sempurna atau ekstensi menjadi
presentasi muka.
Persalinan pervaginam pada presentasi dahi yang persisten hanya dapat berlangsung bila
terdapat molase berlebihan sehingga bentuk kepala berubah.
Molase berlebihan akan menyebabkan caput didaerah dahi sehingga palpasi dahi menjadi
sulit.
Pada presentasi dahi yang bersifat sementara (penempatan dahi) , progonosis tergantung
pada presentasi akhir. Bila presentasi dahi sudah bersifat menetap, prognosis persalinan
pervaginam sangat buruk kecuali bila janin kecil atau jalan lahir sangat luas.
Prinsip penatalaksanaan sama dengan pada presentasi muka.
LETAK LINTANG
Sumbu panjang janin tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu.
Kadang-kadang sudut yang ada tidak tegak lurus sehingga terjadi letak oblique yang sering
bersifat sementara oleh karena akan berubah menjadi presentasi kepala atau presentasi
bokong (unstable lie)
Pada letak lintang, bahu biasanya berada diatas Pintu Atas Panggul dengan bokong dan
kepala berada pada fossa iliaca
Deskripsi letak lintang : akromial kiri atau kanan dan dorso-anterior atau dorso-posterior
Angka kejadian 1 : 300 persalinan tunggal (0.3%)
Diagnosis
Tidak ada kutub janin yang teraba dibagian fundus dan kepala teraba di fossa iliaca.
VT pada persalinan dini dapat meraba tulang rusuk, bila pembukaan servik sudah
bertambah maka dapat teraba skapula dan klavikula. Arah penutupan aksila
menunjukkan arah bahu dan lokasi kepala.
Pada persalinan lanjut, bahu terperangkap dalam jalan lahir dan seringkali disertai
prolapsus lengan dan keadaan ini disebut letak lintang kasep - neglected
transverse lie.
Etiologi
1. Grandemultipara akibat dinding abdomen yang kendor
2. Janin Preterm
3. Plasenta previa
4. Kelainan anatomis uterus
5. Hidramnion
6. Panggul sempit
Wanita yang sudah mengalami persalinan > 4 kali dengan bayi aterm memiliki kemungkinan
mengalami kehamilan dengan presentasi lintang 10 kali lipat nulipara.
Kekendoran otot abdomen yang mengakibatkan perut gantung (pendulous
abdomen) dapat menyebabkan uterus jatuh kedepan sehingga sumbu panjang janin
menjauh dari sumbu jalan lahir.
Letak plasenta pada Segmen Bawah Rahim dan kesempitan panggul dapat menyebabkan
gangguan akomodasi bagian terendah janin sehinga terjadi letak lintang.
Mekanisme persalinan
PRESENTASI RANGKAP
Presentasi rangkap. Tangan kiri berada didepan bagian terendah janin dan biasanya
desensus kepala dapat berlangsung normal.
Angka kejadian dan Etiologi:
Angka kejadian 1 : 700 persalinan
Keadaan ini disebabkan oleh hambatan penutupan PAP oleh kepala janin secara sempurna
antara lain seperti yang terjadi pada persalinan preterm.
Prognosis dan Penatalaksanaan
persalinan preterm,
Pada sebagian besar kasus, penatalaksanaan kasus adalah ekspektatif oleh karena
jarang mengganggu jalannya persalinan dan umumnya tangan janin secara
reflektoar akan ditarik sehingga tidak lagi mengganggu jalannya persalinan.
Tindakan yang bisa dikerjakan adalah dengan mereposisi tangan dan menurunkan
kepala kedalam jalan lahir secara bersamaan.
Tebes dkk (1999) melaporkan adanya janin yang mengalami nekrosis iskemik pada tangan
yang selanjutnya sampai memerlukan amputasi.
Pada 10% kehamilan, kepala masuk PAP dengan oksiput berada pada segmen posterior
panggul.
Sebagian besar keadaan ini terjadi pada arsitektur panggul yang normal, namun sebagian
kecil terjadi pada bentuk android.
Diagnosa ditegakkan melalui palpasi abdomen dimana punggung janin teraba disatu sisi
pinggang ibu dan dilokasi tersebut DJJ terdengar paling keras.
Pada persalinan aktif, pemeriksaan VT dapat memberi informasi yang lebih banyak dengan
terabanya occiput dan ubun-ubun besar .
Kemungkinan arah Putar Paksi Dalam ( PPD) pada posisio oksipitalis posterior
1. 65% kasus, kepala melakukan PPD sejauh 1350 sehingga occiput berada dibelakang
simfisis (rotasi panjang) persalinan spontan pervaginam normal.
2. 20% kasus, kepala tidak dapat melakukan PPD secara lengkap sehingga ubun-ubun
kecil berada dikiri atau dikanan (deep tranverse arrest).
3. 15% kasus, terjadi PPD 450 kearah posterior (rotasi pendek) positio occipitalis
posterior persisten.
Kepala melakukan PPD sejauh 1350 sehingga occiput berada dibelakang simfisis (rotasi
panjang) persalinan spontan pervaginam normal.
15% kasus, terjadi PPD 450 kearah posterior (rotasi pendek) positio occipitalis
posterior persisten.
Persalinan pervaginam dapat terjadi melalui berbagai kemungkinan :
1. Persalinan spontan.
2. Ekstraksi cunam dengan occiput posterior.
3. Rotasi manual menjadikan occiput anterior dan diikuti dengan persalinan spontan atau
dengan ekstraksi cunam.
4. Rotasi dengan cunam kearah occiput anterior dan kemudian dilahirkan.
Prognosis
Fitzpatrick dkk (2001) , Ponkey dkk (2003) : membandingkan prognosa antara 246
pasien POPPersisten dengan presentasi occiput anterior (POA) dan tercatat adanya
komplikasi persalinan yang lebih tinggi pada POPP dibandingkan pada POA.
Hanya 40% kasus POPP yang dapat mengalami persalinan spontan pervaginam.
12% kasus POPP berakhir dengan SC atas indikasi distosia.
Bila kontraksi uterus tidak kuat atau terdapat kelainan bentuk panggul, persalinan
pervaginam mungkin berlangsung dengan didahului oleh tindakan rotasi manual kepala dan
dilanjutkan dengan persalinan ekstraksi cunam dengan occiput di anterior atau di posterior.
Etiologi posisi occipitalis tranversal tidak selalu sederhana. Panggul jenis platipeloid atau
android tidak memiliki cukup ruangan untuk terjadinya rotasi kepala.
Pada panggul android, engagemen tidak terjadi sehingga kulit kepala sering terlihat didepan
introitus vagina sebagai akibat adanya molase dan pembentukan caput yang berlebihan.
Dalam keadaan ini tindakan persalinan dengan cunam harus dilakukan secara hati-hati dan
tidak dipaksakan.
Asites
Infeksi intrapartum.
Ruptura uteri.
EFEK JANIN
Caput succadeneum.
Perdarahan intrakranial
Rujukan :
1. Cunningham FG et al : Dystocia-Abnormal Labor , Williams Obstetrics 22nd ed
McGraw Hill, 2005
2. Ferguson JE, Newberry YG, DeAngelis GA et al: The fetal-pelvic index has
minimal utility in predicting fetal-pelvic disproportion.Am J Obstet Gynecol 179;1186,
1998
3. Fitzpatrick M, McQuillan K, OHerlihy C : Influence of persistent occiput posterior
position on delivery outcome. Obstet Gynecol 98:1027,2001
4. Llewelyn-Jones : Obstetrics and Gynecology 7th ed. Mosby, 1999
5. Ponkey SE, Cohen AP, Heffner LJ et al: Persistent fetal occiput posterior position:
Obstetrics outcomes. Obstet Gynecol 101 : 915, 2003
6. Tebes CC, Mehta P, Calhoun DA, et al: Congenital ischemia forearm necrosis
associated with a compound presentation. J Matern Fetal Med 8:281, 1999
7. Thorp JM Jr, Pahel-Short L, Bowes WA Jr; The Mueller Hillis maneuver : Can it
be used to predict dystocia? Obstet Gynecol 82-519, 1993