DAN MALPOSISI
MALPRESENTASI & MALPOSISI
▰ Malposisi :
Persistent occipito posterior
Deep transverse arrest
▰ Malpresentasi :
Presentasi muka
Presentasi dahi
Presentasi puncak kepala
2
MALPOSISI
3
MALPOSISI – PERSISTENT OCCIPITO POSTERIOR
4
MALPOSISI – PERSISTENT OCCIPITO POSTERIOR
5
MALPOSISI – PERSISTENT OCCIPITO POSTERIOR
Palpasi :
1. Ekstremitas janin lebih mudah teraba di
dekat garis tengah dari kedua sisi
2. Punggung janin teraba jauh dari garis
tengah
3. Bahu anterior teraba jauh dari garis
tengah
4. Kepala belum engaged
5. Tonjolan kepala tidak terasa begitu
menonjol
Auskultasi :
1. DJJ terdengar di garis tengah perut ibu 6
MALPOSISI – PERSISTENT OCCIPITO POSTERIOR
Pemeriksaan dalam :
1. Sutura sagittalis menempati diameter oblik pelvis
2. Fontanella posterior teraba dekat sendi sakro-iliaka
3. Fontanella anterior teraba lebih mudah
▰ Patofisiologi :
Posisi oksiput posterior defleksi berat oksiput mengalami
rotasi internal ke arah posterior sebanyak 1/8 lingkaran
persisten oksipito posterior
14
MALPOSISI – DEEP TRANSVERSE ARREST
▰ Komplikasi :
1. Distosia
2. Perdarahan otak
3. Trauma maternal
4. Trauma neonatal
5. Prolaps tali pusat
15
MALPRESENTASI
16
MALPRESENTASI – PRESENTASI MUKA
▰ Tanda :
• Pada palpasi abdomen teraba tonjolan kepala janin
di dekat punggung janin
• Pada pemeriksaan vagina dapat diraba mulut,
hidung, tepi orbita, dagu. Oksiput dan sinsiput tidak
teraba
• Pada waktu peralinan seringkali muka menjadi edema
sehingga diagnosis sering keliru dengan presentasi
bokong
18
MALPRESENTASI – PRESENTASI MUKA
▰ Patofisiologi :
Saat belum masuk panggul kepala janin belum ekstensi
maksimal (masih presentasi dahi) saat penurunan kepala,
tahanan dari panggul kepala lebih ekstensi (presentasi
muka) saat masuk PAP dagu dalam posisi transversal
saat masuk PTP terjadi rotasi internal sehingga dagu ke arah
anterior jika dagu rotasi ke arah posterior, kepala tertahan
sakrum sehingga tidak mungkin turun lebih lanjut
19
MALPRESENTASI – PRESENTASI MUKA
▰ Tatalaksana :
• Posisi dagu anterior adalah syarat yang harus terpenuhi
jika hendak dilakukan persalinan normal
• Jika setelah pembukaan lengkap dagu berada di
anterior persalinan vaginal dilanjutkan seperti
persalinan dengan presentasi belakang kepala
• Mengubah posisi dagu secara manual ke anterior /
mengubah menjadi presentasi belakang kepala
banyak menimbulkan bahaya
• Tidak diperkenankan ekstraksi vakum
• Indikasi SC : setelah pembukaan lengkap dagu masih
posterior, terdapat tanda disproporsi, atas indikasi 20
obstetri lainnya
MALPRESENTASI – PRESENTASI MUKA
▰ Komplikasi :
• Persalinan lama
• Infeksi
• Edema wajah
• Edema laring / trakea
• Prolaps tali pusat
21
MALPRESENTASI – PRESENTASI DAHI
22
MALPRESENTASI – PRESENTASI DAHI
▰ Tanda :
• Pada palpasi abdomen oksiput dan sinsiput
teraba pada ketinggian yang sama
• Pada pemeriksaan vaginal teraba tulang
frontal, supra orbital, dan dasar hidung
▰ Patofisiologi :
Tidak dapat terjadi proses persalinan karena
penurunan kepala terjadi pada diameter mento-
vertikal (13,5cm) yang merupakan diamter
terpanjang pada PAP kepala tertahan pada PAP
distosia
23
MALPRESENTASI – PRESENTASI DAHI
▰ Tatalaksana :
• Persalinan harus dilakukan dengan SC
▰ Komplikasi :
• Kompresi otak atau leher janin
• Kerusakan trakea / laring
• Infeksi
• Distosia
• Caput succedaneum di daerah dahi
24
MALPRESENTASI – PRESENTASI PUNCAK KEPALA
25
MALPRESENTASI – PRESENTASI PUNCAK KEPALA
▰ Tanda :
• Pemeriksaan vaginal sutura sagittalis teraba pada
diameter transversal panggul
• Ubun-ubun besar dan kecil dapat teraba dengan mudah
▰ Patofisiologi :
Saat belum masuk panggul kepala janin belum ekstensi
maksimal (masih presentasi dahi) saat penurunan
kepala, tahanan dari panggul kepala menjadi sedikit lebih
ekstensi (presentasi puncak kepala)
26
MALPRESENTASI – PRESENTASI PUNCAK KEPALA
▰ Tatalaksana :
• 75% dapat lahir pervaginam spontan
• Bila 1 jam pimpin mengejan tidak lahir dan
kepala sudah berada di dasar panggul
ekstraksi forcep
▰ Komplikasi :
• Partus lama
• Robekan jalan lahir lebih luas
• Molase & caput succedaneum pada ubun-ubun
besar
27
28
TERIMA KASIH
29