Abstrak
Tujuan :
Tujuan pedoman ini adalah untuk memberikan gambaran kepada tim kedokteran
nuklir, yang dapat digunakan dalam praktik sehari-hari. Pedoman ini berisi
informasi yang berhubungan dengan kemahiran, pemrosesan, interpretasi dan
indikasi renografi standard pada anak-anak. Pedoman ini terinspirasi oleh
keinginan EANM dan Asosiasi Kedokteran Nuklir Amerika untuk memiliki
pedoman mengenai prosedur kedokteran nuklir. Beberapa bagian dari pedoman
ini mendapatkan pengaruh dari laporan konsensus mengenai kontrol kualitas dari
pengukuran kuantitatif fungsi ginjal yang diterbitkan oleh Komite Saintifik
Radinuklir Nefrourologi Internasional, pada pertemuan yang diadakan di
Copenhagen, Mei 1998, yang menggambarkan praktik di Eropa.
Renografi standard dapat melakukan estimasi terhadap 2 aspek dari fungsi ginjal.
Aspek yang pertama adalah klirens ginjal, yaitu ekstraksi substansi dari
darah. Dalam pedoman ini hanya estimasi dari klirens relatif, atau Differential
Renal Function (DRF) yang akan dibahas. Komite Pediatrik yakin bahwa terdapat
kesalahan pada estimasi klirens absolut dengan hanya menggunakan kamera
gamma sehingga komite merekomendasikan teknik klirens plasma melalui
sampling darah.
Estimasi DRF terbaik dilakukan antara 1-2 menit setelah injeksi substansi;
apabila dilakukan diatas 2 menit, terdapat kemungkinan bahwa beberapa substansi
telah meninggalkan celah ginjal, sehingga dapat mengganggu kebenaran estimasi
DRF. Namun, informasi yang didapatkan dari interval 1-2 menit tersebut
menjelaskan tentang aktivitas non ginjal (background), yang harus diperbaiki.
Komponen jaringan dan bagian dari komponen vaskuler dapat dihilangkan dengan
mengurangi beberapa aktivitas disekitar ginjal (lihat bab “Pemrosesan”);
komponen vaskuler yang tersisa dapat dieliminasi dengan menggunakan koreksi
Patlak-Rutland. Terdapat kontroversi mengenai apakah sebaiknya digunakan 1
atau kedua jenis koreksi. Kedua jenis koreksi lebih relevan digunakan jika
digunakan substansi dengan laju ekstrasi rendah seperti asam dietilentriamin-
pentaasetat (DTPA). Koreksi background penting dilakukan untuk estimasi DRF
ketika terdapat fungsi ginjal asimetris atau penurunan fungsi ginjal secara
keseluruhan.
Fungsi kedua yang dapat dinilai oleh renografi adalah ekskresi atau
hilangnya substansi dari ginjal. Ekskresi substansi dapat di estimasi secara
sederhana dengan melihan kurva renogram : puncak awal yang diikuti secara
cepat oleh fase desenden adalah tipikal fungsi ekskresi normal. Penundaan
ekskresi ditunjukan dengan kurva asenden kontinyu selama lebih dari 20 menit
atau kurva tanpa fase desenden sehingga menujukkan gambaran plateau. Beberapa
teknik telah diajukan untuk menghitung secara kuantitatif perpindahan substansi
melalui ginjal. Ulasan komprehensif dari metode yang tersedia dapat ditemukan
pada konsensus terbaru. Teknik tersebut dapat berupa parameter deskriptif
sederhana, seperti waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik maksimum kurva
(Tmax), hingga parameter yang lebih canggih, yaitu analisis dekonvulsi, output
efficiency (OE) / Pelvic Excretion Efficiency (PEE) atau Normalised Residual
Activity (NORA). Informasi yang cukup telah disediakan dalam bentuk renogram
dan Tmax untuk membedakan antara perpindahan normal (Tmax sekitar 3 menit)
dan perpindahan yang terlambat (Tmax sekitar 20 menit). Ketika terjadi dilatasi
pada duktus kolektivus ginjal, pada renogram standard akan tampak peningkatan
kurva yang kontinyu, menggambarkan drainase ginjal yang buruk. Pada kondisi
tersebut harus diberikan furosemide yang dapat meningkatkan ekskresi urin dan
dapat membedakan antara drainase yang baik, sedang, atau buruk.
Hidrasi Anak
Pada keadaan kandung kemih penuh, drainase ginjal dapat terhambat, bahkan
pada ginjal yang normal akan menghasilkan gambaran kurva yang mendatar.
Anak-anak tidak dapat diminta untuk berkemih tepat sebelum dilakukan
renogram; namun begitu penggunaan diuretik pada umumya dapat merangsang
anak untuk berkemih, seringkali dalam waktu 15-20 menit setelah pemberian
diuretik. Data tambahan harus dikumpulkan secara rutin setelah anak berkemih
supaya analisa terhadap ginjal dapat dilakukan ketika kandung kemih sudah dalam
keadaan kosong. Aspek penting lainnya dari pendekatan ini adalah untuk
mengubah posisi anak menjadi posisi tegak beberapa waktu setelah pemberian
diuretik supaya dengan bantuan efek gravitasi, dapat mengurangi drainase ginjal
yang buruk yang terjadi akibat dilatasi duktus ketika anak dalam posisi supinasi.
Karena terdapat jeda waktu yang signifikan sebelum didapatkan hasil gambar PM,
anak harus dipertahankan dalam posisi tegak untuk selama periode waktu tersebut.
Secara singkat, efisiensi keluaran (OE) adalah jumlah substansi yang telah
meninggalkan ginjal pada waktu t dalam persen dari apa yang telah diambil ginjal
dari darah, sedangkan NORA adalah aktivitas ginjal yang tersisa pada waktu t
(dalam periode waktu 1 menit) dinyatakan dengan rasio antara waktu t dan waktu
1-2 menit. Kedua parameter tersebut dapat dihitung kapan saja saat pemeriksaan
renogram berlangsung. Karena data PM memperhitungkan hampir seluruh
variabel drainase dan dilakukan pada titi waktu yang tetap setelah pemberian
substansi, hasil data PM menyajikan penilaian fungsi drainase yang terbaik.
Apabila didapatkan hasil fungsi drainase baik setelah renogram F 0 atau F+20,
maka tidak perlu dilakukan pengambilan gambar PM dan dapat dihitung nilai OE
dan NORA pada akhir pemeriksaan renogram untuk mendapatkan parameter
kuantitatif yang dapat dibandingkan dengan pemeriksaan selanjutnya.
Kontrol Kualitas
Koreksi aktivitas non ginjal yang cukup merupakan sebuah keharusan untuk
kedua parameter. Untuk penghitungan NORA, peneliti harus mendefinisikan
secara tepat periode 1-2 menit. Untuk efisiensi keluaran (OE), integral kurva harus
disesuaikan dengan bagian awal renogram. Representasi visual dari prosedur ini
dapat membantu menangguhkan hasil yang diperoleh.
Radiofarmakayang Digunakan
123
Terdapat 3 substansi yang bergantung pada ekstraksi tubuler yaitu I-hippuran,
99m
Tc-mercaptoacetyltriglycine (99mTc-MAG3) dan 99m
Tc-ethylenedicysteine
(99mTc-EC) dan 1 substansi yang bergantung pada filtrasi glomerulus yaitu
99m
Tc-DTPA. Substansi yang menggambarkan ekstraksi tubuler memiliki efek
99m
ekstraksi ginjal yang lebih besar daripada Tc-DTPA, menghasilkan aktivitas
non ginjal yang lebih rendah, dan rasio ginjal terhadap aktivitas non ginjal yang
99m
lebih tinggi. Atas dasar inilah, lebih dipilih agen tubuler daripada Tc-DTPA
dalam hal mengestimasi Differential Renal Flow (DRF) terutama pada bayi, untuk
99m
renografi diuretik dan sistografi indirek. Tc-DTPA dapat digunakan setelah
transplantasi ginjal ketika dibutuhkan estimasi aliran darah dan laju filtrasi
glomerulus.
Ginjal bayi masih imatur dan kemampuan klirens ginjal secara progresif
akan meningkat sampai usia 2 tahun. Dengan demikian, kemampuan ginjal dalam
mengambil substansi pada bayi sangat rendah, dengan aktivitas non ginjal yang
tinggi. Pada anak-anak, preferensi harus diberikan terhadap substansi dengan laju
123 99m 99m
ekstraksi yang tinggi, seperti I-hippuran, Tc-MAG3 atau Tc-EC.
Substansi-substansi tersebut menyajikan hasil yang baik dan Differential Renal
Flow (DRF) telah dapat diestimasi pada akhir dari 1 minggu awal kehidupan.
99m
Dengan Tc-DTPA, estimasi DRG pada bayi dapat menjadi tidak akurat.
123
Apabila bayi telah menjalani renogram pertama dengan menggunakan I-
99m
hippuran atau Tc-MAG3, maka untuk renogram selanjutnya harus
menggunakan substansi yang sama.
Indikasi / Kontraindikasi
Indikasi
E. Trauma ginjal.
F. Setelah dilakukan transplantasi ginjal. Pada saat ini, dapat terjadi peningkatan
aktivitas substansi.
Kontraindikasi
Prosedur
Persiapan Pasien
Orang tua pasien/pasien harus menerima informasi tertulis yang detail, yang
menjelaskan tentang prosedur keseluruhan. Orang tua pasien harus diberitahu agar
memberikan minum kepada pasien sebanyak mungkin sebelum melakukan
pemeriksaan. Hal ini terutama penting saat cuaca panas. Ketika furosemide telah
diberikan, orang tua harus diberitahu bahwa pasien, yang telah terlatih berkemih
di toilet, mungkin dapat memiliki kebutuhan mendadak untuk berkemih lebih dari
1 kali setelah prosedur dilakukan. Anak dengan usia lebih tua dapat mengalami
nyeri pinggang apabila menggunakan diuretik namun hal ini sangat jarang terjadi.
Krim anestesi : dapat diaplikasikan untuk meredakan rasa tidak nyaman akibat
injeksi. Setelah diaplikasikan krim anestesi, tunggu selama 60
menit untuk memastikan krim dapat berefek maksimal. Sambil
menunggu, tetap berikan hidrasi pada anak.
123
Apabila menggunakan I-hippuran, harus dilakukan penghambatan pada tiroid
menggunakan perchlorate yang diberikan 60 menit sebelum injeksi substansi.
Pencegahan
Radiofarmaka
Radionuklida
Farmaka
Dosis
99m
Tc-MAG3 = 15 MBq
99m
Tc-DTPA = 20 MBq
123
I-hippuran = 10 MBq
Aktivias maksimal yang direkomendasikan, sesuai untuk orang dewasa dengan
berat badan 70 kg :
99m
Tc-MAG3 = 70 MBq
99m
Tc-DTPA = 200 MBq
123
I-hippuran = 75 MBq
Teknik injeksi
Beban radiasi
Publikasi terbaru (ICRP 80) menyarankan agar paparan radiasi lebih rendah dari
yang dianjurkan di ICRP 62 karena tidak memperhitungkan pengosongan
kandung kemih. Karena dosis pada dinding kandung kemih memiliki peran 80%
terhadap dosis efektif substansi, pengosongan kandung kemih beberapa kali
setelah pemeriksaan membantu mengurangi paparan radiasi.
99m
Untuk pasien usia 5 tahun yang menggunakan Tc-DTPA, dosis efektif adalah
0.54-0.82 mSv, angka yang lebih rendah berhubungan dengan interval berkemih 1
jam.
99m 123
Untuk Tc-MAG3, dosis efektif adalah 0.20-0.38 mSv, dan untuk I-hippuran
adalah 0.41-0.7 mSv.
Perolehan Gambar
Pemeriksaan ini tidak direkomendasikan pada renografi rutin pada anak. Secara
umum, tampilan posterior menyajikan informasi yang sama dengan tampilan
geometrik. Kekurangan utama dari pemeriksaan ini adalah bahwa anak
diposisikan diantara 2 kepala kamera, dimana hal ini dapat menimbulkan
kecemasan dan kegelisahan pada anak.
Tidak ada data mengenai waktu yang ideal untuk memberikan diuretik, injeksi
akhir (F +20) atau injeksi dini (F -15, atau F 0, atau bahkan F +2) dapat diberikan.
Collimator
Posisi Anak
Tampilan
Tahap yang ketiga, pada keadaan dengan kegagalan pengosongan ginjal setelah
renogram diuretik, merupakan penilaian PM dinamik yang harus dilakukan
menggunakan parameter penilaian yang sama dengan renogram dasar dan
memiliki durasi minimal 2 menit. Waktu pengambilan gambar adalah antara 50-
60 menit, bayi diposisikan vertikal pada lengan orang tua pasien, mengakibatkan
paparan terhadap diuretik yang lebih lama, pengosongan kandung kemih spontan,
dan efek signifikan dari gravitasi. Pemeriksaan tahap tiga tidak boleh dilakukan
segera setelah tes furosemide, walaupun anak telah mengalami berkemih spontan
selama prosedur sebelumnya.
Dosis : 1mg/kg i.v pada bayi, 0.5 mg/kg pada anak diatas usia 1 tahun,
dengan dosis maksimal 20mg.
Saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa salah satu variasi
waktu pemberian furosemide lebih baik daripada variasi yang lain.
Namun, apabila terdapat kesulitan dalam mengakses pembuluh darah
vena, maka F 0 lebih direkomendasikan.
Ginjal
ROI ginjal tidak boleh memotong ginjal atau digambarkan terlalu dekat dengan
batas terluar ginjal. ROI ginjal yang terlalu sempit dapat mengakibatkan ginjal
keluar dari ROI sehingga terdapat aktivitas signifikan ginjal yang terabaikan.
Penggambaran ROI ginjal bergantung pada fungsi ginjal .
Kami ingin menggaris bawahi bahwa penghitungan fungsi ginjal pada ROI
kortikal tanpa meliputi duktus kolektivus harus dihindari. Gambar ginjal yang
diperoleh merupakan gambar dua dimensi dari obyek tiga dimensi sehingga di
belakang dan depan dari kavitas ginjal, terdapat parenkim ginjal yang harus
dimasukkan ke dalam ROI ginjal.
Latar belakang ROI yang terbukti telah memberikan hasil yang baik yaitu :
Segi empat
Elips
Melingkari garis luar ginjal, lebih baik agak sedikit jauh dari ginjal (misal
1 atau 2 pixels bergantung pada ukuran matriks) untuk menghindari
penyebaran aktivitas ginjal. ROI perirenal merupakan metode terbaik
untuk mengukur berbagai komponen yang bertanggung jawab atas
aktivitas di area ginjal. Pada bayi dengan dilatasi pelvis ginjal, latar
belakang perirenal sulit untuk dilakukan karena ginjal meluas secara
virtual ke tepi lateral tubuh; pada keadaan demikian ROI latar belakang
bagian atas dan bawah ginjal merupakan pilihan yang terbaik.
2 pilihan yang tidak dapat diterima adalah tidak ada koreksi latar
belakang atau terdapat koreksi namun hanya terbatas pada area
inferior/inferolateral ginjal. Pada kasus dengan DRF asimetris, latar
belakang ROI akan menghasilkan estimasi berlebihan yang signifikan dari
ginjal dengan fungsi yang buruk.
ROI Jantung
ROI ini dibutuhkan untuk plot Patlak-Rutland dan untuk penghitungan efisiensi
keluaran (OE)
Gambar
Penyimpulan gambar dari seluruh frame selama fase klirens atau pengambilan,
contoh 60-120s setelah puncak kurva jantung (fase vaskuler) harus dibuat.
Gambar ini merefleksikan fungsi parenkim ginjal regional dan memungkinkan
99m
deteksi abnormalitas regional. Walaupun Tc-dimercaptosuccinate (DMSA)
lebih tepat digunakan, namun tidak boleh dilupakan kemungkinan mendeteksi
abnormalitas parenkim saat melakukan pemeriksaan renografik. Fungsi yang
berbeda harus diperiksa secara visual melalui gambar ini dan dibandingkan
dengan nilai DRF yang diestimasi melalui kurva untuk memastikan bahwa
terdapat kesesuaian hasil.
Sebagai tambahan, sekumpulan gambar selama durasi pemeriksaan harus dibuat.
Seluruh gambar harus ditampilkan dengan faktor skala yang sama. Tampilan akhir
dapat meliputi 20 gambar 1-menit atau gambar 1-, 2-, 10-, dan 20 menit disertai
gambar dari serial akhir.
Dengan furosemide dan protokol F +20, penyimpulan gambar selama durasi
penilaian setelah pemberian diuretik harus dibentuk dengan parameter dan faktor
skala yang sama dengan renogram. Gambar fungsional selama fase dini dapat
bermanfaat.
Kuantifikasi
Data kuantifikasi minimum renogram adalah DRF (fase pengambilan) dan eksresi
(fase ketiga dengan respon terhadap furosemide apabila digunakan furosemide).
Respon diuretik
Penilaian respon terhadap diuretik harus meliputi analisa gambar PM dan dapat
dinyatakan analisa gambar, kuva, dan kuantifikasi numerik.
Penilaian visual dari drainase ginjal dapat diperoleh dengan mengulas
gambar 1-menit sekuensial selama durasi pemeriksaan keseluruhan, termasuk
gambar PM dengan menggunakan skala yang sama. Hal ini merupakan
pendekatan secara subyektif dan tidak dapat dikuantifikasi, namun dapat
memberikan evaluasi pertama dari respon terhadap tes diuretik, seperti tidak ada
atau hampir tidak ada pengosongan ginjal, pengosongan ginjal baik, atau hanya
terjadi pengosongan sebagian.
Kuantifikasi aktivitas residual setelah gambar PM dapat diperoleh
menggunakan salah satu metode di bawah ini. Pedoman ini merekomendasikan
untuk menggunakan NORA atau Efisiensi keluaran (OE); lihat bab “Interpretasi
drainase yang terganggu”.
Penelitian terbaru mengenai reproduksivitas antar pengamat terhadap
drainase menunjukkan bahwa pengamat, melihat ke gambar dan kurva yang sama,
dapat menghasilkan hasil yang sama sekali berbeda sejauh menyangkut tentang
kualitas drainase. Parameter kuantitatif, yang diestimasi pada gambar PM akhir,
dapat membantu proses standarisasi dalam menginterpretasi kualitas data
drainase.
Kontrol kualitas : Koreksi latar belakang merupakan suatu kewajiban bagi
kedua parameter. Pada penghitungan NORA, seseorang harus mendefinisikan
dengan tepat penghitungan 1-2 menit, frame pertama yang berespon terhadap
puncak kurva jantung. Pada penghitungan efisiensi keluaran (OE), integral kurva
jantung harus diadaptasikan pada bagian awal renogram. Representasi visual dari
prosedur tersebut dapat membantu meningkatkan kebenaran dari angka yang
diperoleh.
T1/2 kurva furosemide
Parameter ini tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi klirens ginjal.
Parameter ini hanya dapat digunakan pada keadaan dimana terjadi
penurunan yang cepat dan konsisten dari kurva desenden hingga mencapai
titik 0. Namun pada keadaan yang demikian, cukup dengan melihat bentuk
kurva sudah dapat diketahui bahwa respon terhadap furosemide adalah
optimal.
T1/2 kurva furosemide merupakan parameter empiris, yang tidak hanya
bergantung pada point terakhir kurva, namun juga bergantung pada point
awal kurva: sebagai contoh, apabila drainase substansi yang signifikan
terjadi saat renogram dasar, maka kurva setelah pemberian furosemide
dapat berbentuk horisontal, menghasilkan T1/2 yang memanjang.
Terlebih lagi, data yang diperoleh dari penilaian PM seringkali
bertentangan dengan informasi yang diperoleh dari T1/2 , kesimpulan
“klirens buruk” diubah menjadi “klirens baik”.
Tidak ada nilai patokan untuk membedakan antara kemampuan
pengosongan ginjal parsial dan buruk.
Hasil
Gambar sekuensial harus dinilai dengan seksama dan disetarakan dengan kurva
dan data kuantifikasi
Waktu injeksi
Harus dinyatakan untuk mengetahui waktu penilaian gambar serial akhir yang
relatif terhadap waktu injeksi substansi.
Gambar
Harus dibuat gambar serial selama pemeriksaan dan diberikan label sisi kanan
atau kiri. Lihat bab “Gambar” untuk keterangan lebih lanjut.
Regions of Interest
ROI harus ditampilkan pada gambar
Kurva
Kurva latar belakang-substraksi ginjal selama durasi pemeriksaan. Setiap ginjal
harus diidentifikasi berdasarkan warna atau struktur garis.
Kuantifikasi
Meliputi DRF dan Tmax (waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak kurva).
Apabila drainase pada kurva tidak memuaskan, maka harus digunakan
kuantifikasi drainase (OE dan/atau NORA) di akhir pemeriksaan diuretik (baik F
+20 atau F 0) dan khususnya pada gambar PM akhir.
Interpretasi/Laporan Hasil/Hambatan
Fungsi relatif : nilai normal DRF adalah antara pengambilan 45 dan 55%. DRF
harus diinterpretasikan dalam konteks klinis, karena nilai dalam batas normal
dapat ditemukan pada keadaan dengan kerusakan ginjal bilateral dan/atau pada
penyakit ginjal kronis. Nilai diluar cakupan normal dapat ditemukan pada keadaan
dengan gangguan ginjal unilateral.
Ginjal ektopik : Pada keadaan dengan ginjal ektopik, estimasi DRF cenderung
merendahkan fungsi ginjal pada seluruh kasus ginjal ektopik. Pada kasus
99m
demikian, direkomendasikan untuk menggunakan Tc-DMSA dengan proyeksi
posterior dan anterior atau renogram MAG3 dengan kamera gama dual-head.
Drainase ginjal mungkin sulit dinilai apabila ginjal berada di dekat atau di
belakang kandung kemih.
Gambar: Gambar harus dinilai. Dengan agen tubuler, gambar 60-120s dapat
menunjukkan gangguan fokal ginjal. Dapat ditemukan dilatasi kaliks dan/atau
pelvis ginjal dan/atau dilatasi ureter. Perbandingan antara renogram dengan
gambar PM penting dilakukan untuk menilai dampak dari perubahan postur dan
berkemih.
Fungsi drainase : Drainase yang baik mudah untuk dijelaskan, karena pada
seluruh gambar, kurva, dan data numerik menyatakan bahwa tersisa sedikit
substansi pada ginjal dan duktus kolektivus pada akhir dari pemeriksaan.
Peningkatan aktivitas ginjal yang kontinyu, bahkan setelah pemberian furosemide
dan penilaian PM menandakan fungsi drainase ginjal yang buruk. Sayangnya,
drainase yang buruk bukan berarti laju urin rendah akibat melalui celah yang
menyempit. Pelvis ginjal yang sangat melebar, contohnya pada keadaan ginjal
imatur atau ginjal dengan fungsi yang buruk, dapat mengakibatkan peningkatan
aktivitas ginjal. Untuk alasan inilah, kemampuan drainase ginjal yang menurun
bukan merupakan indikasi prosedur operasi. Pedoman ini hanya dapat
mendeskripsikan drainase yang baik dan buruk, dan menantikan bukti lebih lanjut
untuk dapat mendeskripsikan drainase yang terganggu.
Kontrol Kualitas
1. Ekstravasasi pada daerah injeksi dapat menimbulkan kesulitan dalam
pemrosesan data karena dapat menimbulkan interpretasi yang salah.
Bentuk normal kurva dapat hilang atau berkurang apabila timbul
ekstravasasi.
2. Posisi anak : Apakah anak dalam posisi lurus, jantung, kedua ginjal, dan
kandung kemih anak telah termasuk di dalam lapangan pandang?
Pergerakan pasien, pengambilan substansi oleh ginjal, perpindahan
substansi dari parenkim menuju pelvis, dan drainase duktus kolektivus
mudah dinilai.
3. Fiksasi anak yang cukup dan bantuan dari orang tua sangat dibutuhkan
Apabila terjadi pergerakan, operator yang berpengalaman harus dapat
menilai apakah pergerakan tersebut sangat berpengaruh hingga tidak
memungkinkan untuk dilakukan analisa numerik dan grafik. Dengan
dibatasinya pergerakan, operator dapat menggunakan ROI besar (lebih dari
1 menit) atau program realignment (menggunakan perangkat lunak
perusahaan)
4. Permulaan analisa pemeriksaan harus dimulai sejak frame pertama ketika
substansi tampak di jantung. Perlu diperiksa bahwa komputer telah
dinyalakan seawal mungkin, yaitu tidak tampak adanya substansi di ginjal
pada frame pertama namun komputer tidak dinyalakan terlalu dini, atau
tidak terdapat substansi pada 2-3 frame pertama. Waktu yang tepat adalah
ketika puncak aktivitas jantung (vaskuler).
Perspektif Masa Depan
1. Definisi obstruksi, atau lebih baik, definisi dari faktor resiko penurunan
fungsi ginjal dan indikasi tindakan operasi masih diperdebatkan. Yang
dibutuhkan oleh para dokter yaitu supaya renogram dapat memprediksi
apakah ginjal benar-benar dalam bahaya atau apakah fungsi ginjal dapat
pulih setelah dilakukan operasi. Untuk sementara waktu, renogram
digunakan sebagai alat untuk mengukur fungsi pengambilan dan drainase
saat pasien masuk rawat inap dan selama follow-up setelah operasi
2. Manipulasi data renogram menghasilkan beberapa kemungkinan :
a) Komputer dapat menghasilkan gambar parametrik dari pixel ke pixel,
berdasarkan fungsi pengambilan dan menggunakan pendekatan
Patlak-Rutland, hal ini memiliki manfaat koreksi vaskuler. Gambar ini
telah dianalisa dalam konteks sebagai perlukaan pada ginjal, namun
belum dipelajari lebih lanjut dalam konteks hidronefrosis. Hal ini
dapat menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai gangguan
korteks regional. Gambar ini perlu dievaluasi menurut tampilan klinis
dan perlu dibandingkan dengan gambar pada 1- sampai 2-menit.
b) Penelitian terbaru menyatakan bahwa gangguan perpindahan substansi
kortikal, yang tampak pada visualisasi dasar, dapat terjadi pada ginjal
yang hidronefrosis, yang apabila tidak dirawat dapat mengalami
perburukan. Visualisasi dasar juga dapat mengidentifikasi ginjal
dengan DRF yang rendah yang dapat mengalami perbaikan setelah
dilakukan pieloplasti. Hal ini masih harus dikonfirmasi
c) Saat ini, gambar fungsional berdasarkan perpindahan kortikal (gambar
Tmax, gambar rerata waktu transit, dan analisa faktor) tidak
bermanfaat dalam membedakan antara dilatasi sederhana dengan
kemungkinan adanya obstruksi.
3. Teknik, yang menilai drainase relatif dan fungsi pengambilan ginjal :
Terdapat perangkat lunak bagus yang dapat menilai drainase ginjal secara
kuantitatif, dan terdapat data mengenai ekskresi ginjal yang normal,
terganggu, atau terlambat pada anak. Namun tidak ada data pada anak
yang memungkinkan interpretasi gangguan drainase seperti obstruksi.
4. Volume pelvis ginjal merupakan variabel lain, yang tidak dapat
diperhitungkan hanya dengan menggunakan renografi diuretik;
penggabungan pengukuran volume USG setelah pemberian diurteik dapat
menentukan variabel ini. Cara mengenai bagaimana hasil tersebut
digabungkan dengan hasil renogram diuretik masih dalam penelitian.
5. Penelitian tentang inhibitor ACE :
a) Penggunaan ACEi dalam hipertensi arterial membutuhkan
klarifikasi lebih lanjut
b) Pada keadaan dengan hidronefrosis, renografi dengan DTPA
dengan ACEi dapat membedakan antara ginjal dengan resiko
dengan ginjal yang dalam keadaan stabil dan tidak membutuhkan
intervensi. Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.