Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

HIDROPS FETALIS

Oleh : I Wayan Way S.


Identitas pasien
 Nama : Ny. FY
 Jenis Kelamin : perempuan
 Umur : 31 Tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Tanggamus
 Statu : menikah
 Tgl Masuk : 04 Oktober 2019
 Pukul : 16:45 WIB
04 oktober 2019
Ke poli kebidanan RSMH

S: O:
Ku: tampak sakit sedang
Os datang dengan keluhan keluar
GCS: 15
flek flek sejak 1 bulan sebelum TD :130/80, N :80x/i,
masuk rumah sakit, keluhan RR :20x/i T :36,7 C
disertai mual, tidak ada muntah, Kepala: Ca-/- Si -/-
os mengeluh lemas, dan nyeri Thorak: ves +/+, BJ I/II reg
saat bak, dan nyeri pada bagian Abdomen: BU(+), CVA (-)
pinggang, os mengaku sedang Extremitas: akral hangat
hamil anak ke-2.
HPHT:11-06-2019 Stagin: ball(+), DJJ(+)
I: vulva vagina tenang
RPD: tidak ada
Io: tidak dilakukan
R. Alergi obat: tidak ada VT: tidak dilakukan
04 oktober 2019
Ke poli kebidanan RSMH

Laboratorium:
Hb : 11,50 g/dL
Lekosit ; 9.900/uL
Eritrosit ; 4,20x10^6/uL
Trombosit : 377.000 /uL
Hematokrit ; 33 %
Goldar/Rh ; B+
Waktu perdarahan; 3’ menit
Waktu pembekuan; 5’ menit
HbsAg : Non Reaktif
Hiv : Non Reaktif
Feritin : 109
Darah Tepi : Normokrom normositer (DBN)
Hasil USG

Hasil :
Janin dengan akumulasi
cairan pada kutis, ascites,
dan higroma coli dengan
hidrop fetalis.
Diagnosis : Abortus Iminens G2P1 Hamil
18-19 minggu janin fetal hidrops

P: Advice DPJP
- Rencana Induksi
- Misoprostol 400mg PV/ 3jam
LAPORAN PERSALINAN NORMAL 04 0KTOBER 2019
JAM 03:40 wib
Selesai oprasi : 03:45 wib
 Anastesi: -
 persalinan : Jenis : spontan

Persentasi : Ekstremitas kaki


Plasenta : lengkap : ya
Kelainan kondisi : tidak
Perineum : epistotomi :-
Lokal anastesi :-
Jahit luka :-
Tanda vital : TD : 120/ 80 mmhg

Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/ menit
T : 36,9 C
Uterus : TFU : Sepusar
Kontraksi : baik
Perdarahan : ± 50 cc
Bayi : jenis kelamin : -
 BBL: 150 gram
Panjang badan : 26 cm
Kelainan bawaan : Hidrofetalis
Resusitasi : -
Diagnosa : Abortus imminens G2P1 hamil 18-19 mgg dengan Fetal Hidrops
Follow up post op 5 oktober 2019, jam
10 wib
 S : pusing (-) mual (-),demam(-)
 O : ku baik, CM, TD: 110/70, N: 80x/i, RR: 20x/i, T: 36,9ºC
Stage : mata ca -/-
Staobs : kontraksi (+)
I : v/v tenang
 A : P1A1 post partus medisinalis dengan sisa plasenta
 P : IVFD RL 20 tpm
Rencana kuretase pukul 14.00
Misoprostol 2 tab 1 jam sebelum tindakan
Follow up post op 6 oktober 2019,
jam 10 wib
 S : pusing (-) mual (-),demam(-)
 O : ku baik, CM, TD: 110/70, N: 80x/i, RR: 20x/i, T: 36,9ºC
Stage : mata ca -/-
Staobs : kontraksi (+)
I : v/v tenang
 A : P1A1 post kuretase a/i sisa plasenta
 P : Pulang
Cefixim 2x1
Asam mefenamat 3x1
Asam folat 1x1
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
 Hydrops fetalis (HF) adalah akumulasi cairan yang
berlebihan dalam kompartemen ekstravaskuler janin
dan rongga tubuh, yang ditandai oleh ketebalan kulit
umumnya > 5 mm, pembesaran plasenta, perikardial,
efusi pleura, atau ascites.
EPIDEMIOLOGI
 Hidrops fetalis jauh lebih umum di Asia Tenggara. Di
Thailand, frekuensi hidrops, dari homozigot alfa-
thalassemia adalah 1 dalam 500 banding 1 dalam 1500
kehamilan. Perkiraan angka kematian sangat bervariasi,
dari hampir nol sampai hampir 100%. Kasus yang
paling sering dilaporan kematian 60-90%, meskipun
beberapa perbaikan yang terkenal dalam laporan yang
lebih baru.
MANIFESTASI KLINIS pada janin
a. Pembengkakan hati
b. Perubahan warna kulit (pucat)
c. Gangguan pernapasan
d. Memar atau memar keunguan seperti bintik-bintik pada kulit
e. Gagal jantung
f. Anemia berat
g. Ikterus berat
h. Pembengkakan tubuh
KLASIFIKASI
A. Immune hidrops fetalis
 Inkompabilitas RH

HF imune terjadi ketika sel darah merah janin mengekspresikan


protein yang tidak terdapat didalam eritrosit ibu. terjadi sensitisasi
sitem imunologi ibu. menimbulkan antibodi IgG untuk melawan
protein asing tersebut. IgG melintasi plasenta dan menghancurkan
eritrosit janin, mengakibatkan anemia dan gagal jantung pada janin.

B. Non Immune hidrops fetalis


 Next........
PATOFSIOLOGI
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
 umur (<16 atau > 35 tahun), etnik (kaukasoid).
 Anemia atau hemoglobinopati.
 Infeksi virus
 Penggunaan obat yang berhubungan dengan hemolisis

G6PD
 Penyakit ginjal atau hati seperti penyakit polikistik,

kolagen atau penyakit tiroid, diabetes mellitus


 Trauma tumpul abdomen
........
b. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi : Perut yang cepat membesar yang tidak sesuai

dengan usia kehamilan.


 Auskultasi : Biasana terdengar denyut jantung janin

meningkat (fetal distres).


 Perkusi dan Palpasi : Terdapat pekak janin dan saat

palpasi didapatkan besar uterus melebihi lamanya


amenorea, uterus tumbuh lebih tinggi dari kehamilan
normal dan terjadi penurunan gerak janin 5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 USG
 Skrining antibody Rh
 Tes indirect Coombs
KOMPLIKASI
 Komplikasi pada ibu

adalah sindrom cermin ibu (maternal mirror syndrom). Karena dianggap


disebabkan oleh perubahan-perubahan vaskular pada plasenta hidropik yang
membengkak, disebut sindrom cermin karena ibu mengalami preeklamsi disertai
edema berat yang mirip dengan edema pada janin.
 Janin Kernikterus

Kernikterus adalah sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak


terkonjugasi di dalam sel-sel otak. Kernikterus ialah kerusakan otak akibat
perlekatan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum, thalamus,
nucleus subtalamus, hipokampus dan nucleus pada dasar ventrikel.
PENATALAKSANAAN
Selama kehamilan, pengobatan dapat mencakup :
1) Terminasi kehamilan, kortikosteroid Prenatal harus diberikan jika terjadi pada hamil
preterm
2) Sectio sesaria dini jika kondisi janin dan ibu semakin memburuk
3) Transfusi darah ke bayi saat masih dalam kandungan (intrauterine transfusi darah janin).

Pengobatan untuk bayi yang baru lahir mungkin termasuk:


1) Transfusi langsung sel darah merah (kompatibel dengan jenis darah bayi)
2) Jika janin terjadi efusi pleura maka ditangani dengan thoracenteses janin dan efusi perikardial
dikelola dengan pericardiocenteses tunggal
3) Obat-obatan untuk mengontrol gagal jantung dan membantu ginjal membuang cairan. Obat
yang digunakan diantaranya digitalis, furosemid, flecainide, verapamil, amiodaron,
4) Metode untuk membantu bayi bernapas, seperti mesin pernapasan,pasang sungkup O2 4
liter/menit
PROGNOSIS
 Secara keseluruhan, hasil akhir untuk hidrops fetalis
dengan penyebab apapun buruk, namun, semakin tua
usia terbentuknya, prognosisnya semakin baik. Janin
dengan hidrops dapat meninggal in utero akibat anemia
berat dan gagal sirkulasi.
DISKUSI
 Diagnosis hidrops fetal ditegakkan melalui pemeriksaan USG dengan hasil USG : Janin dengan

akumulasi cairan pada kutis, ascites, dan higroma coli dengan hidrop fetalis.
 Dari anamnesis didapatkan data tentang umur ibu 31 tahun beretnis jawa. Suami juga beretnis jawa.

Riwayat obstetric dari kehamilan pertama lahir spontan. Pasien menyangkal tidak mederita penyakit

selama kehamilan seperti infeksi saluran kemih, malaria. asma, jantung, diabetes mellitus, paru, ginjal.

Pasien menyangkal mengalami trauma pada abdomen, tidak pernah dipijit, dan tidak mengalami

perdarahan selama kehamilan, dan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti apusan darah tepi di

dapatkan normokrom normositer, dan pemeriksaan feritin dengan hasil normal yaitu sebanyak 109 µg/l.
 Jadi kemungkinan pada pasien ini penyebanya disebabkan oleh hidrops fetalis immune karena terjadi

ketika sel darah merah janin mengekspresikan protein yang tidak terdapat didalam eritrosit ibu. terjadi

sensitisasi sistem imunologi ibu. menimbulkan antibodi IgG untuk melawan protein asing tersebut.

IgG melintasi plasenta dan menghancurkan eritrosit janin, mengakibatkan anemia dan gagal

jantung.
Daftar pustaka
 
1. Matthew E. A, et al. 2007. Hydrops Fetalis: A Retrospective Review of Cases Reported to a
Large National Database and Identification of Risk Factors Associated With Death.
2. Cunningham, et.al. 2010. Hidrop Fetalis : Obstetri William Ed. 23. Jakarta: EGC
3. Durre Sabih. 2011. Hydrops Fetalis. Diunduh dari http://www. 403962-overview
4. Keeling, Jean W. Khong T Yee. 2007. Fetal and Neonatal Pathology. Springer.
5. Sindu, E. 2005. Hemolytic disease of the newborn. Jakarta: Direktorat Laboratorium Kesehatan
Dirjen. Pelayanan Medik Depkes dan Kessos RI.
6. Bellini C, Hennekam RC. 2012. Non-immune hydrops fetalis: a short review of
7. etiology and pathophysiology. Am J Med Genet A. Mar;158A(3):597-605.
8. Bianchi DW, Crombleholme TM, D'Alton ME. 2000. Non-immune hydrops fetalis. In: Bianchi
DW, Crombleholme TM, D'Alton ME, editors. Fetology: Diagnosis and management of the fetal
patient New York: McGraw-Hill;. p. 959-965.
9. Carlo bellini,et al. 2009. Etyologi Of Non-immune Hydrops Fetalis: Systemic
10. Review. Am J Med Genet Part A 149a:844-851
11. Durre Sabih. 2011. Hydrops Fetalis. Diunduh dari http://www. 403962-overview
12. Keeling, Jean W. Khong T Yee. 2007. Fetal and Neonatal Pathology. Springer.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai