Page number 1
INKOMPATIBILITAS
RHESUS DAN
PENANGANANNYA
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh untuk mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
1. Plasma darah
Plasma darah adalah cairan tempat sel-sel darah berada yang kaya dengan protein,
albumin, bahan pembeku darah, hormon, garam, dan immunoglobulin.
Plasma darah
2. Sel darah
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai inti, mengandung hemoglobin (Hb) dan berfungsi
mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan
darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
Page number 2
GOLONGAN DARAH
1. Sistem ABO
2. Sistem Rhesus
Page number 3
1. Transfusi darah
Dalam proses transfusi darah Rh menjadi faktor yang sangat penting, mengingat:
Darah Rh- bisa ditransfusikan kepada darah Rh+ jika dalam uji silang
(crossmatch) cocok
Darah Rh+ tidak bisa ditransfusikan kepada darah Rh- walaupun cocok dalam
uji silang (crossmatch) karena dalam tubuh pemilik darah Rh- akan segera
terbentuk antibodi Rh+ yang menyebabkan darah Rh- tersebut tidak bisa lagi
digunakan untuk transfusi ke Rh- lain
2. Wanita Rh- hamil dengan janin Rh+
Page number 4
KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF
Di dalam rahim, yang berfungsi sebagai penghubung ibu dan bayi adalah plasenta. Plasenta
berperan dalam mengangkut oksigen dan sari-sari makanan dari ibu ke bayinya. Selain itu
plasenta juga berfungsi sebagai barrier (pelindung) agar darah ibu dan bayi tidak tercampur.
Maka pada kehamilan normal ibu dengan Rh- tidak perlu cemas atau khawatir karena ibu
dan bayi masing-masing mempunyai sitem peredaran darah sendiri dan tidak akan
mengganggu satu dengan lainnya.
1. Darah ibu dapat tercampur dengan darah janin dalam beberapa kondisi, seperti
tindakan amniosentesis, trauma pada ibu, kebocoran darah bayi melalui tali pusat
(perdarahan), selama proses persalinan, dan keguguran
2. Antibodi dalam darah dapat menembus plasenta dan masuk ke sistem peredaran
darah janin
Page number 5
Apabila terjadi pencampuran darah Rh- dengan Rh+ maka secara otomatis tubuh si ibu Rh-
akan membentuk antibodi Rh+ karena Rh+ dianggap sebagai benda asing di tubuh ibu.
Pada kehamilan pertama, jika terbentuk antibodi Rh+ dalam tubuh ibu tidak akan
memberikan efek apapun kepada bayi. Biasanya bayi lahir normal dengan anemia ringan.
Pada kehamilan selanjutnya, jika si bayi mempunyai Rh+ juga maka antibodi Rh+ dalam
darah ibu akan menyerang Rh+ dalam darah bayi yang mengakibatkan:
1. Penghancuran besar-besaran sel darah merah bayi sehingga sumsum tulang bayi
aktif terus memproduksi sel darah merah untuk mengimbangi penghancuran
tersebut. Akibatnya banyak sel-sel darah muda yang beredar dalam pembuluh darah
bayi (ERYTHROBLASTOSIS FETALIS)
2. Terjadi juga penghancuran sel darah merah di organ hati dan limpa yang
mengakibatkan organ hati dan limpa membesar
3. Fungsi hati tidak normal, produksi albumin menurun, tubuh bayi menjadi bengkak
dan melepuh (HYDROPS FETALIS)
Page number 6
DAMPAK PADA BAYI
Apabila kadar antibodi Rh+ dalam darah ibu tidak terlalu tinggi maka penghancuran darah
merah bayi tidak terlalu besar. Bilirubin yang dihasilkan dari penghancuran darah bayi akan
masuk ke dalam sistem peredaran darah ibu dan dinetralisir dalam tubuh ibu sehingga BAYI
DAPAT LAHIR SEHAT DAN NORMAL.
Sisa bilirubin yang tetap ada dalam tubuh bayi saat bayi lahir akan menumpuk di jaringan
bayi dan memberikan warna kuning pada bayi. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti, karena
jika tidak antibodi Rh+ yang masih ada dalam tubuh bayi akan terus memecah sel darah bayi
dan menyebabkan bilirubin terus naik. Apabila sudah mencapai kadar toksik (18-20 mg/dl)
maka akan menyebabkan kerusakan otak permanen (KERN IKTERUS).
PENANGANAN
Penanganan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan bayi :