Embriologi Langman Sadler TW. Sistem kardiovaskular. In: Novrianti A, Editor. Langman Embriologi Kedokteran. 10th ed. Jakarta: EGC; 2009.
Pembentukan
Septum Atrium
Septum primum
Mengalami obliterasi
Embriologi Langman Sadler TW. Sistem kardiovaskular. In: Novrianti A, Editor. Langman Embriologi Kedokteran. 10th ed. Jakarta: EGC; 2009.
Sebelum lahir
Embriologi Langman Sadler TW. Sistem kardiovaskular. In: Novrianti A, Editor. Langman Embriologi Kedokteran. 10th ed. Jakarta: EGC; 2009.
Sewaktu kehidupan janin
Sirkulasi Sebelum dan
darah mengalir langsung melalui duktus
arteriosus ke aorta desenden yang bercampur
Setelah Lahir
dengan darah dari aorta proksimal.
Perubahan sistem vaskular saat lahir disebabkan
oleh terhentinya aliran darah plasenta dan
darah mengalir ke plasenta dimulainya pernapasan
melalui dua arteri umbilikalis
duktus arteriosus menutup akibat kontraksi
otot di dindingnya sesaat setelah lahir
DEFINISI
• Penyakit jantung bawaan dengan kelainan struktural dan/atau fungsi sirkulasi jantung
akibat gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal
perkembangan janin, tanpa disertai gejala sianosis.
• PJB pada bayi dan anak cukup banyak ditemukan di Indonesia, namun penanganannya amat
kurang yang dimana dari 220 juta penduduk indonesia, diperhitungkan bayi yang lahir
mencapai 6.600.000 dan 48.800 diantaranya adalah penyandang PJB .
• PJB dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu PJB asianotik dan sianotik.
• PJB asianotik merupakan kelompok penyakit terbanyak, yakni sekitar 75% dari semua PJB
dan sianotik (25%).
Munaiseche K. Hubungan penyakit jantung bawaan pada anak dengan status pendidikan orang tua. Jurnal e-Clinic (eCl). Desember 2016: Vol 4 (2).
ETIOLOGI Faktor Genetik
• Kelainan jantung yang didapat sejak lahir dan sudah Mutasi gen tunggal autosom dominan atau resesif
yang berkaitan dengan kromosom x abnormalitas
terjadi ketika bayi masih dalam kandungan yaitu pada
akhir kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung janin
sudah lengkap, sehingga kelainan pembentukan
• Sindrom Noonan, dengan stenosis pulmonal
jantung terjadi pada trimester awal kehamilan dan kardiomiopati hipertrofik
• Sindrom Apert (VSD, koartasio aorta)
• Pada sebagian besar kasus, penyebab PJB tidak • Sindrom Holt-Oram (ASD dan ventrikel)
diketahui • Sindrom Ellis-van Creveld (atrium tunggal)
• Sindrom cri-du-chat
• Berbagai jenis obat, penyakit ibu, pajanan terhadap • Sindrom XO (Turner)
• Sindrom trisomi 21 (Down)
sinar Rontgen, diduga merupakan penyebab eksogen • Sindrom trisomi 13
penyakit jantung bawaan • Trisomi 18
Djer MM, Madiyono B. Tatalaksana penyakit jantung bawaan. Saripediatri 2000; 2(3): 155-162
ETIOLOGI
Faktor Lingkungan Infeksi virus Penyakit kronis
Hoffman JIE. The circulatory system. In: Rudolph CD, Rudolph AM, Hostetter MK, Lister G, Siegel NJ, Apt L, et all, Editors. Rudolph’s pediatrics. 21 st ed. USA: McGraw-Hill; 2003. p. 1781-6.
KLASIFIKASI
Defek dengan pirau dari kiri ke kanan Obstruksi pada alur keluar ventrikel
• Defek septum atrium (atrial septal defect; ASD) • Stenosis pulmoner (pulmonary
• Defek septum ventrikel (ventricular septal
stenosis; PS)
defect; VSD)
Rilantono LI. Penyakit jantung bawaan. In: Rahajoe AU, Karo-Karo S, Editors. Lima rahasia penyakir kardiovaskular. 1 st ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2013. p. 491-507, 522-43.
PJB ASIANOTIK DENGAN PENINGKATAN
VOLUME PENGISIAN
hubungan antara sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal yang menyebabkan
Patofisiologi pirau darah yang teroksigenasi masuk
kembali ke paru
Rilantono LI. Penyakit jantung bawaan. In: Rahajoe AU, Karo-Karo S, Editors. Lima rahasia penyakir kardiovaskular. 1 st ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2013. p. 491-507, 522-43.
DIAGNOSIS
Evaluasi awal untuk menegakkan diagnosis PJB meliputi 4 tahap, yaitu:
1. Evaluasi klinis yang meliputi riwayat penyakit atau anamnesis dan pemeriksaan fisik;
2. Pemeriksaan penunjang sederhana termasuk EKG dan foto thorax;
3. Ekokardiografi yang terdiri dari M mode, 2 dimensi, dan Doppler atau color flow
mapping;
4. Kateterisasi jantung yang meliputi penghitungan hemodinamik dan angiografi. Tetapi,
saat ini dengan makin berkembangnya teknologi, kateterisasi hanya dilakukan apabila
dengan ekokardiografi kelainan anatomis masih belum pasti.
Munaiseche K. Hubungan penyakit jantung bawaan pada anak dengan status pendidikan orang tua. Jurnal e-Clinic (eCl). Desember 2016: Vol 4 (2).
Defek Septum Atrium
(Atrial Septal Defect; ASD)
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI
• ASD mencakup lebih kurang 5-10% PJB.
Kelainan dimana terdapat defek
• ASD tipe sekundum merupakan bentuk kelainan terbanyak
atau lubang pada septum atrium
selain dari foramen ovale yang (50-70%) dari seluruh ASD dan 5-10% dari seluruh PJB, pada
menyebabkan terjadinya pirau 10% kasus disertai dengan anomali drainase vena
antar kedua atrium
pulmonalis (anomaly pulmonary veins drainage; APVD).
• ASD tipe primum sebanyak 15%, tetapi apabila AVSD
diikutsertakan bisa mencapai 30% dari seluruh ASD.
• ASD tipe sinus venosus (10%).
Rilantono LI. Penyakit jantung bawaan. In: Rahajoe AU, Karo-Karo S, Editors. Lima rahasia penyakir kardiovaskular. 1 st ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2013. p. 491-507, 522-43.
Secara anatomis, terdapat tiga tipe ASD -> berhubungan dengan
• Bila defek tersebut berada di area fossa ovalis -> defek sekundum
McMahon CJ, Feltes TF, Fraley JK, Bricker JT, Grifka RG, Tororiello TA, et all. Natural history of growth of secundum atrial septal defects and implications for transcathether closure. Heart 2002;87:256-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiografi (EKG) Rontgen thorax Ekokardiografi
Rilantono LI. Penyakit jantung bawaan. In: Rahajoe AU, Karo-Karo S, Editors. Lima rahasia penyakir kardiovaskular. 1 st ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2013. p. 491-507, 522-43.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan pulsed doppler
• Memperlihatkan gambaran aliran yang khas dari atrium kiri ke atrium kanan, dengan
aliran maksimal terjadi pada fase diastolik. Dengan color flow mapping gambar aliran
akan lebih nyata.
Mode echo
• Untuk mengukur dimensi ventrikel kanan dan mendeteksi gerak paradoks septum
interventrikuler akibat kelebihan beban volume pada ventrikel kanan.
Munaiseche K. Hubungan penyakit jantung bawaan pada anak dengan status pendidikan orang tua. Jurnal e-Clinic (eCl). Desember 2016: Vol 4 (2).
PENATALAKSANAAN
• Pada ASD dengan ukuran kurang dari 3 mm yang didiagnosis pada usia dibawah 3 bulan, ternyata semua
menutup spontan pada usia 1,5 tahun.
• Sedangkan yang ukurannya 3-8 mm, 80% menutup spontan sebelum usia 1,5 tahun.
• Tetapi bila ukurannya lebih dari 8 mm, jarang ada yang bisa menutup spontan.
• Penutupan spontan ASD sampai usia kurang dari 4 tahun sebesar 17-33%.
Madriago E, Silberbach M. Heart failure in infants and children. Pediatrics in Review: 2010;31:4
PENATALAKSANAAN
• Menurunkan afterload jantung • Medikamentosa
Digunakan obat-obatan yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah
sistemik. Obat-obat yang dapat digunakan ialah ACE inhibitor (kaptopril), Terapi medikamentosa diberikan
inhibitor fosfodiesterase tipe 4 (milrinone), nitrat (nitroprusside), ARB
(losartan). pada kasus ASD yang sudah disertai
Madriago E, Silberbach M. Heart failure in infants and children. Pediatrics in Review: 2010;31:4
Madriago E, Silberbach M. Heart failure in infants and children. Pediatrics in Review: 2010;31:4
Penutupan dengan pembedahan PENATALAKSANAAN
Dilakukan apabila bentuk anatomis ASD tidak memungkinkan Penutupan ASD
untuk dilakukan pemasangan alat.
Penutupan tanpa pembedahan
- Pada ASD dengan aliran pirau kecil, penutupan defek
• Hanya dapat dilakukan pada ASD tipe
dengan atau tanpa pembedahan dapat ditunda sampai usia
sekundum dengan ukuran tertentu. Alat yaitu
5-8 tahun bila tidak terjadi penutupan secara spontan.
- Pada bayi dengan aliran pirau besar, ASO (Amplatzer Device Occluder dimasukkan
pembedahan/intervensi dilakukan segera bila gagal jantung melalui vena femoralis dan diteruskan ke ASD.
kongestif tidak memberi respons memadai dengan terapi Keuntungan adalah tidak perlunya operasi yang
medikamentosa. menggunakan cardiopulmonary bypass dengan
- Tindakan intervensi penutupan defek dilakukan bila segala konsekuensinya, rasa nyeri minimal
hipertensi pulmonal belum terjadi. Bila telah terjadi
dibanding operasi, serta tidak adanya luka
hipertensi pulmonal dengan pirau balik dari kanan ke kiri
bekas operasi.
hanya diberikan terapi konservatif.
Madriago E, Silberbach M. Heart failure in infants and children. Pediatrics in Review: 2010;31:4
PROGNOSIS
• ASD yang terdeteksi pada bayi cukup bulan pada umumnya menutup secara spontan
dengan defek kurang dari 4 mm.
• Pasien biasanya mentolerir ASD dengan baik selama dua dekade awal kehidupan dan
defek ini seringkali tidak disadari sampai pada pertengahan atau akhir masa remaja.
• Pada ASD sekundum dapat ditoleransi dengan baik selama tiga dekade awal masa
kehidupan.
• Hipertensi pulmoner dan pirau balik dari kanan ke kiri merupakan komplikasi jangka
lama.
• Penelitian terbaru menyebutkan bahwa koreksi defek secara non-bedah transkateter
memberikan hasil yang lebih memuaskan dibandingnya dengan operasi, efek jangka
panjang belum diketahui.
• Resiko gagal jantung kanan dan aritimia lebih kecil pada pasien yang mendapatkan
perbaikan bedah lebih awal dan menjadi lebih tinggi pada pasien yang menjalani operasi
setelah usia 20 tahun.
McDaniel NL. Ventricular and atrial septal defects. Pediatrics in Review: 2001:22;265
Defek Septum Ventrikel
(Ventricular Septal Defect ; VSD) EPIDEMIOLOGI
• VSD merupakan salah satu jenis PJB yang paling
DEFINISI sering ditemukan, yakni sekitar 20-30% dari
PJB yang berupa defek atau seluruh PJB dan sedikit lebih banyak terjadi pada
Rilantono LI. Penyakit jantung bawaan. In: Rahajoe AU, Karo-Karo S, Editors. Lima rahasia penyakir kardiovaskular. 1 st ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2013. p. 491-507, 522-43.
VSD dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
KLASIFIKASI 1. Tipe perimembran, membranous dengan sedikit muskular
di sekitarnya (mencapai 70% dari seluruh VSD), terbagi atas:
• Perimembran outlet
• Perimembran trabekular
• Perimembran inlet
Hay WW. Cardiovascular diseases. In: Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Current diagnosis & treatment. 9th ed. Stanford: McGraw-Hill;
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiografi
• Pada bayi, gambaran EKG sering tidak jelas menunjukkan
kelainan.
• Pada VSD defek kecil, EKG biasanya normal.
• Pada defek sedang, sering didapatkan hipertrofi ventrikel kiri
• Pada penderita VSD besar didapatkan gambaran hipertrofi Ekokardiografi
ventrikel kiri dan hipertrofi ventrikel kanan. Ekokardiografi 2 dimensi dan Doppler merupakan sarana
diagnostik utama karena dapat memperlihatkan letak,
ukuran, dan jumlah lubang VSD, serta mengestimasi
Rontgen thorax tekanan arteri pulmoner.
• Pada defek kecil, gambaran radiologis menunjukkan ukuran
jantung dan vaskularisasi normal. Kateterisasi
• Pada defek sedang, tampak kardiomegali dan peningkatan Kateterisasi digunakan pada:
vaskular paru. • Penderita VSD besar atau disertai gagal jantung atau
• Pada foto PA tampak bayangan jantung melebar kearah hipertensi pulmonal
bawah dan kiri akibat pembesaran hipertrofi ventrikel kiri • VSD kecil yang diduga disertai peningkatan resistensi
yang disertai peningkatan vaskularisasi paru vaskular pulmoner.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Defek septum ventrikel, defek septum atrium, duktus arteriosis persisten. In: Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, Editors. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
• Penutupan spontan terjadi pada 30-40% kasus VSD, paling sering pada VSD
trabekular (muskular) kecil dan lebih sering pada defek kecil dibandingkan besar,
pada tahun pertama kehidupan dibandingkan setelahnya.
• VSD tipe inlet, infundibular, dan subarterial tidak dapat mengecil atau menutup
spontan
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Defek septum ventrikel, defek septum atrium, duktus arteriosis persisten. In: Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, Editors. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Duktus Arteriosus Paten (Patent
Ductus Arteriosus; PDA)
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI
• PDA ditemukan kira-kira 5-10% dari seluruh PJB, dengan rasio
Pembuluh darah normal pada kehidupan janin,
perempuan lebih banyak dari laki-laki (3:1) dengan pada bayi
yang menghubungkan arteri pulmoner kiri
prematur dengan insidens 8 per 1000 kelahiran sedangkan
dengan aorta desenden tepat di sebelah distal
insidens pada bayi aterm lebih kecil yaitu 1 per 2000 kelahiran.
arteri subklavia kiri, bila arkus aorta di kanan,
• Insidensi terjadinya PDA semakin bertambah dengan
ductus menghubungkan arteri pulmoner kanan
berkurangnya masa gestasi. Secara klinis terlihat pada 49% bayi
dengan aorta desenden tepat di sebelah distal
yang berat badan lahirnya amat sangat rendah (BBLASR) dengan
dari arteri subklavia kanan, jarang terjadi duktus
berat 501-750 gram dan 38% pada bayi dengan berat 751-1000
arteriosus bilateral
gram.
• Pada tahun 2004 melaporkan insidens PDA pada bayi prematur di
Departemen IKA RSCM sebanyak 14%.
Rilantono LI. Penyakit jantung bawaan. In: Rahajoe AU, Karo-Karo S, Editors. Lima rahasia penyakir kardiovaskular. 1 st ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2013. p. 491-507, 522-43.
ETIOLOGI
• Sekitar 30-40% kasus PDA terjadi pada bayi prematur dengan berat lahir < 1750
gram.
• Mekanisme yang bertanggung jawab terhadap terjadinya PDA pada bayi yang imatur
tidak mampu berespon terhadap peningkatan tekanan oksigen dan perubahan
konsentrasi prostaglandin.
• PDA persisten pada bayi cukup bulan dan kurang bulan pada ketinggian rendah
secara umum berkaitan dengan abnormalitas struktural dari duktus arteriosus.
• Rubella maternal pada trimester pertama kehamilan juga berkaitan dengan insidensi
tinggi terjadinya PDA persisten.
Hoffman JIE. The circulatory system. In: Rudolph CD, Rudolph AM, Hostetter MK, Lister G, Siegel NJ, Apt L, et all, Editors. Rudolph’s pediatrics. 21 st ed. USA: McGraw-Hill; 2003. p. 1781-6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Ekokardiografi
Dengan aliran pirau yang besar, atrium dan ventrikel kiri meningkat.
Ukuran atrium kiri biasanya dinilai berdasarkan ukuran akar aorta,
dikenal sebagai rasio LA : Ao. Penilaian dari arah suprasternal
memberikan visualisasi langsung ke duktus. Pemeriksaan menggunakan • Rontgen thorax
Doppler menunjukkan turbulensi retrograd pada arteri pulmoner selama Pada PDA kecil, foto toraks masih normal,
fase sistolik dan diastolik, sedangkan pada aorta selama fase diastolik. sedangkan pada PDA sedang sampai besar
tampak kardiomegali, pembesaran atrium
• Elektrokardiografi
kiri, ventrikel kiri, dan aorta asendens, serta
Apabila pirau dari kiri ke kanan kecil dan sedang, elektrokardiogram tanda peningkatan vaskular paru.
normal, tetapi apabila ukuran duktus besar, maka dapat ditemukan
hipertrofi ventrikel kiri atau dilatasi atrium kiri.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Defek septum ventrikel, defek septum atrium, duktus arteriosis persisten. In: Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, Editors. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
• Pasien dengan PDA kecil dapat hidup dengan normal dengan gejala kardiak minimal atau tidak
ada sama sekali, tetapi manifestasi jangka panjang masih dapat terjadi.
• Gagal jantung sering terjadi pada masa awal bayi apabila terdapat PDA yang berukuran besar,
tetapi dapat juga terjadi pada jangka waktu yang lama bila PDA berukuran sedang.
• Hipertensi pulmoner pada sindrom Eisenmenger biasanya terjadi pada pasien dengan PDA besar
yang tidak mendapatkan terapi pembedahan.
Bernstein D. Acyanotic congenital heart disease. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, Editors. Nelson textboon of pediatrics. 18 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.
Defek Septum Atrioventrikularis
(Atrioventrikular septal defect, AVSD)
DEFINISI
Penyakit jantung bawaan yang tidak terjadi pemisahan
antara cincin katup mitral dan katup trikuspid sehingga
terdapat satu lubang besar cincin katup atrioventrikular
yang menghubungkan kedua atrium dan kedua ventrikel
secara bersama. Kelainan ini sering menyertai sindrom
down.
• Sering terjadi hipertensi pulmonal dengan bunyi jantung ke-2 edema intersitial.
PROGNOSIS
• Biasanya pasien dengan AVSD perlu operasi korektif pada umur dibawah 1
tahun, karena tingginya angka kematian diatas usia 1 tahun dan hipertensi
pulmonal terajadi lebih awal.
• Angka kematian pasca bedah masih agak tinggi.
DEFINISI
Stenosis aorta adalah penyempitan aorta yang
dapat terjadi pada tingkat subvalvular, valvular,
atau supravalvular. Dapat ditemukan dalam
kombinasi dengan koarktasio aorta atau duktus
arteriosus persisten.
• EKG dapat menunjukan hipertrofi ventrikel kiri akibat beban tekanan ventrikel kiri. Jika tanda
tersebut ditemukan maka stenosis biasanya berat.
Ekokardiografi
• Pada stenosis valvular yang bermakna seringkali daun katup aorta menebal dengan gerakan yang
kaku. Teknik Doppler dapat menentukan derajat stenosis. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan
pandangan suprasternal atau apikal 5-ruang. Kadang pemeriksaan dari parasternal kanan dengan
pasien miring ke kanan memberikan gambaran arus Doppler terbalik.
• Pasien yang terdiagnosis SA yang tidak ringan dan valvular pada prinsipnya tidak boleh
berolahraga yang bersifat kompetitif.
• Jika terjadi gagal jantung, harus dipandang sebagai keadaan gawat darurat dan harus
dipikirkan tindakan invasif baik pelebaran dengan balon bersama kateterisasi jantung
atau tindakan valvulotomi operatif.
• Umumnya dapat mengurangi derajat obstruksi secara bermakna, meskipun dapat terjadi
stenosis berulang yang cukup tinggi.
DEFINISI
Koarktasio adalah penyempitan terlokalisasi
pada aorta yang umumnya terjadi di daerah
duktus arteriosus (juxtaductal coarctation).
Dapat terjadi praduktal atau pascaduktal.
• Sebagian pasien yang lebih besar mengeluh sakit kepala, nyeri ditungkai dan kaki, atau terjadi epistaksis.
• Tanda klasik KA adalah nadi brakhialis yang teraba normal atau kuat, sedangkan nadi femoralis serta
dorsalis pedis tidak teraba, atau teraba kecil.
• Pada auskultasi BJ I dan II umumnya normal, dan dapat ditemukan bising sistolik halus didaerah
pulmonal.
Elektrokardiografi
• EKG pada neonatus dengan KA berat dapat menunjukkan gambaran hipertrofi ventrikel
kanan dan RBBB. Pada anak yang lebih besar mungkin ditemukan gambaran hipertrofi
ventrikel kiri dengan T terbalik di V5 dan V6.
Kateterisasi Jantung
• Dengan aortografi dapat diperlihatkan dengan tepat lokasi serta derajat koarktasio
• Pada pasien yang lebih besar, apabila tidak terdapat gejala sebagian ahli tidak menganjurkan
operasi, akan tetapi perlu tindakan pencegahan terhadap endokarditis infektif.
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Obstruksi aliran keluar ventrikel kanan, • Stenosis Pulmonalis terjadi sekitar 7.1-
baik dalam tubuh ventrikel kanan, pada 8.1 per 100.000 kelahiran hidup.
katup pulmonalis, atau dalam arteri • Defek ini cenderung terjadi pada wanita.
pulmonalis
• Anak tampak sehat, tumbuh kembang normal dengan wajah moon face, dapat berolahraga
seperti normal, dan tidak terdapat infeksi saluran nafas yang berulang.
• Pasien dapat timbul gejala yang bervariasi dari dispnea ringan saat olahraga sampai gejala
berolahraga sehingga terjadi kelelahan yang diinduksi olahraga, sinkop, atau nyeri dada.
• Bising sistolik ejeksi derajat 2/6 -5/6 paling jelas terdengar pada garis sternal kiri atas, dan dijalarkan ke punggung.
Bila stenosis makin berat, maka bising jantung makin keras dan makin panjang. Pada stenosis pulmonal valvular
dapat ditemukan klik ejeksi. Bunyi jantung 2 terpecah lebar, dan komponen pulmonal terdengar melemah.
• Pada pasien dengan stenosis arteri pulmonal perifer, terdengar bising mid-sistolik pada daerah katup pulmonal,
dan dijalarkan ke aksila dan punggung.