PENDAHULUAN
Jantung terdiri dari 4 ruang, atrium dextra dan atrium sinistra, ventrikel
dextra dan ventrikel sinistra. Jantung memiliki fungsi utama dalam menyediakan
oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolisme (karbondioksida). Jantung mengumpulkan darah yang kekurangan
oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah
akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung kemudian
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke
jaringan seluruh tubuh.
SERING PINGSAN 1
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami embriologi jantung
2. Mahasiswa mampu memahami histologi jantung
3. Mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi jantung
4. Mahasiswa mampu memahami fisilogi pengaturan tekanan darah
5. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi tekanan darah
6. Mahasiswa mampu memahami penyebab hipotensi
7. Mahasiswa mampu memahami mekanisme syncope
8. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi syncope
B. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami embriologi jantung
2. Mahasiswa dapat memahami histologi jantung
3. Mahasiswa dapat memahami anatomi dan fisiologi jantung
4. Mahasiswa dapat memahami fisiologi pengaturan jantung
5. Mahasiswa dapat memahami klasifikasi jantung
6. Mahasiswa dapat memahami penyebab hipotensi
7. Mahasiswa dapat memahamimekanisme syncope
8. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor penyebab syncope
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
SERING PINGSAN
SERING PINGSAN 2
Anisa, remaja 16 tahun sering bolak balik IGD karna pingsan disekolah.
Priode ini tidak disadarkan diri yang dialami Anisa hanya beranggsung sesaat.
Sebelum pingsan Anisa mengeluh pusing dan pandangannya gelap.
Anisa bingung mengapa tekanan darahnya bisa rendah padahal ayah ibunya
mengalami darah tinggi. Padahal menurut artikel yang ia baca dikoran, bakat
darah tinggi bisa diturunkan dari orang tua.
2.2 TERMINOLOGI
2.3 PERMASALAHAN
1. Embriologi jantung
SERING PINGSAN 3
Pada fase permulaan:
Sel-sel progenitor jantung di epiblas di sebelah lateral dari
garis primitif. Dari sini sel-sel bermigrasi melalui garis primitif.
Sel-sel yang ditakdirkan untuk membemtuk segmen kranial
jantung, saluran aliran keluar, bermigrasi pertama kali, dan sel-
sel yang membentuk bagian lebih kaudal, masing-masing
ventrikel kanan, ventrikel kiri, dan sinus venosus, bermigrasi
secara berurutan. Pulau-pulau darah juga terbentuk di
mesoderm ini, tempat pulau-pulau tersebut akan membentuk
sel darah dan pembuluh darah melalui proses vaskuligenesis.
Pulau-pulau tersebut menyatu dan membentuk saluran berlapis
endotel berbentuk tapal kuda yang dikelilingi oleh mioblas.
Regio ini dikenal sebagai medan kardiogenik; rongga
intraembrional diatasnya kemudian berkembang menjadi
rongga perikardium. Pulau-pulau ini membentuk sepasang
pembuluh darah longitudinal, aorta dorsalis.
SERING PINGSAN 4
Gambar 2 : potongan melintang melalu mudigah dengan usia
setara untuk memberlihatkan posisi pulau daerah di lapisan
mesoderm splanknik.
SERING PINGSAN 5
Gambar 3 : Pembentukan tabung jantung
SERING PINGSAN 6
Gambar 5 : pembentukan lengkung jantung 24 hari
SERING PINGSAN 7
primum, menutupi ostium primum. Namun, sebelum penutupan
ini sempurna, terjadi kematian sel yang menyebabkan
terbentuknya lubang-lubang di bagian atas septum primum,
lubang-lubang ini menghasilkan ostium sekundum. Lubang yang
tersisa oleh septum sekundum disebut foramen ovale yang
akan menutup saat janin terlahir menjadi foramen ovale
.
Pembentukan Septum di Kanalis Atrioventrikularis
Pada akhir minggu ke-4 muncul dua bantalan mesenkim,
bantalan endokardium atrioventrikel, di batas superior dan
inferior kanalis atrioventrikularis. Terdapat empat bantalan
endokardium yang mengelilingi kanalis atrioventrikularis.
Penyatuan bantalan superior dan inferior yang saling
berhadapan membagi ostium menjadi kanalis atrioventrikularis
kanan dan kiri. Jaringan bantalan ini kemudian menjadi fibrosa
dan membentuk katup mitral di kiri dan katup trikuspidal di
kanan.
SERING PINGSAN 8
Pembuluh-pembuluh arah utama, termasuk aorta dorsalis
dan vena kardinalis, terbentuk melalui vaskulogenesis. Bagian
lain dari sistem vaskular dibentuk melalui angiogenesis.
2. Histologi jantung
1. Perikardium
Lapisan yang merupakan kantong pembungkus jantung, terletak di dalam
media stinum minus, terletak di belakang korpus sterni dan rawan iga II-
VI. Perikardium dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Perikardium fibrosum (viseral)
Bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah
sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar,
melekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
b. Perikardium serosum (perietal)
Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu perikardium perietalis yang membatasi
perikardium fibrosum, sering disebut epikardium, dan perikardium
viseral (kapitas perikardialis) yang mengandung sedikit cairan yang
berfungsi melumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk
menjaga agar pergeseran antara perikardium tersebut tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Pada permukaan posterior jantung terdapat
perikardium serosum sekitar vena-vena besar membentuk sinus obligus dan
sinus transversus.
2. Myokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Arteri
koronaria kiri bercabang menjadi arteri descenden arterior dan arteri
sirkumpleks. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial
node, ventrikel kanan, permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena
koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersirkulasi langsung
ke dalam paru. Susunan mikardium:
a. Susunan otot atrium
Sangat tipis dan kurang teratur, serabut-serabutnya disusun dalam dua
lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atria.serabut luar ini paling
nyata di bagian depan atria. Beberapa serabut masuk ke dalam septum
atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari serabut-serabut berbentuk
lingkaran.
b. Susunan otot ventrikuler
SERING PINGSAN 9
Membentuk bilik jantung dimulai dari cincin atrioventrikular sampai
ke apex jantung.
c. Susunan otot atrioventrikular
Merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik (atrium dan
ventrikel).
SERING PINGSAN 10
serupa dengan sel nodus SA, namun juluran sitoplasmanya bercabang
keberbagai arah, dan membentuk jalinan.
Berkas atrioventrikular dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan sel nodus
AV. Akan tetapi, kearah distal, sel-sel ini menjadi lebih besar dari sel otot
jantung biasa dan memiliki tampilan tersendiri. Sel yang disebut sel purkinje ini,
memiliki satu atau dua inti di pusat dan sitoplasmanya kaya akan mitokondria
dan glikogen. Miofibrilnya jarang dijumpai dan terutama terdapat dibagian tepi
sitoplasma. Setelah menyusuri lapisan subendokardium, myofibril memasuki
ventrikel dan membentuk lapisan intramiokardium. Susunan ini penting karena
memungkinkan stimulus mencapai lapisan-lapisan terdalam di otot ventrikel.
SERING PINGSAN 11
terjadi selama serangan jantung, dan menimbulkan rasa yang sangat nyeri karena
banyaknya serabut otot yang mati akibat rendahnya kadar oksigen.
Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu anatomi luar dan
anatomi dalam. Anatomi luar, atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus
koronarius yang mengelilingi jantung.Pada sulkus ini berjalan arteri koroner
kanan dan arteri sirkumfleks setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar
kedua ventrikel dipisahkan oleh sulkus interventrikuler anterior di sebelah
depan, yang ditempati oleh arteri desendens anterior kiri, dan sulkus
interventrikularis posterior disebelah belakang, yang dilewati oleh arteri
desendens posterior.
SERING PINGSAN 12
Gambar: anatomi jantung
SERING PINGSAN 13
berhubungan dengan daun septal katup trikuspid dan sebagian dinding atrium
kanan.
Anatomi dalam, jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kanan dan
kiri, serta ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum. Atrium kanan, darah
vena mengalir kedalam jantung melalui vena kava superior dan inferior masuk
ke dalam atrium kanan, yang tertampung selama fase sistol ventrikel. Secara
anatomis atrium kanan terletak agak ke depan dibanding dengan ventrikel kanan
atau atrium kiri. Pada bagian antero-superior atrium kanan terdapat lekukan
ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut aurikel.Permukaan
endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal licin dan rata,
tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar dan tersusun dari serabut-
serabut otot yang berjalan paralel yang disebut otot pektinatus. Tebal rata-rata
dinding atrium kanan adalah 2 mm.
Ventrikel kanan, letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada, yaitu
tepat dibawah manubrium sterni.Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan
depan ventrikel kiri dan di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel
dapat dilihat pada potongan melintang.Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit
atau setengah bulatan, berdinding tipis dengan tebal 4-5 mm. Secara fungsional
ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar.Ruang alur masuk
ventrikel kanan ( right ventricular inflow tract) dibatasi oleh katup trikuspid,
trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel kanan.Sedangkan alur keluar
ventrikel kanan (right ventricular outflow tract) berbentuk tabung atau corong,
berdinding licin terletak dibagian superior ventrikel kanan yang disebut
infundibulum atau konus arteriosus.Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh
krista supraventrikuler yang terletak tepat di atas daun katup trikuspid.
Atrium kiri, menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada
dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena
kanan dan kiri.Letak atrium kiri adalah di posterior-superior ari ruang jantung
lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak.Tebal dindingnya 3 mm,
sedikit lebih tebal daripada dinding atrium kanan.Endokardiumnya licin dan otot
pektinati hanya ada pada aurikelnya. Ventrikel kiri, berbentuk lonjong seperti
SERING PINGSAN 14
telur, dimana bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi apeks
kordis.Bagian dasar ventrikel tersebut adalah anulus mitral. Tebal dinding
ventrikel kiri adalah 2-3 kali lipat diding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel
kiri saat diastol adalah 8-12 mm.
Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup trikuspid yang memisahkan atrium
kanan dengan ventrikel kanan, katup mitral atau bikuspid yang memisahkan
antara atrium kiri dengan ventrikel kiri setra dua katup semilunar yaitu katup
pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal adalah katup yang memisahkan
ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katup aorta adalah katup yang
memisahkan ventrikel kiri dengan aorta. Jantung dipersarafi oleh sistem saraf
otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Serabut-serabut saraf simpatis
mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk pembuluh darah
koroner.Saraf parasimpatis terutam memberikan persarafan pada nodus
sinoatrial, atrioventrikular dan serabut- serabut otot atrium, dapat pula menyebar
ke ventrikel kiri.
Aliran balik dari otot jantung dan sekitarnya melalui vena koroner yang
berjalan berdampingan dengan arteri koroner, akan masuk ke dalam atrium
kanan melalui sinus koronarius. Selain itu terdapat juga vena-vena kecil yang
SERING PINGSAN 15
disebut vena Thebesii, yang bermuara langsung ke dalam atrium kanan.
Pembuluh limfe pada jantung terdiri dari 3 kelompok pleksus yaitu
subendokardial, miokardial dan subepikardial. Penampungan cairan limfe dari
kelompok pleksus yang paling besar adalah pleksus subepikardial, dimana
pembuluh-pembuluh limfe akan membentuk satu trunkus yang berjalan sejajar
dengan arteri koroner kemudian meninggalkan jantung di depan arteri pulmonal
dan berakhir pada kelenjar limfe antara vena kava superior dan arteri inominata.
b. Fisiologi jantung
SERING PINGSAN 16
Pengaturan Tekanan Darah
Tekanan darah berubah, bila keluaran jantung dan tahanan tepi berubah.
Tahanan tepi terutama dipengaruhi oleh jari-jari ranting pembuluh nadi dan
sedikit dipengaruhi oleh jari-jari kapiler. Tahanan juga dipengaruhi oleh
viskositas darah. Viskositas yang sangat meningkat pada polisitemia
bertanggung jawab terhadap timbulnya hipertensi. Tonus ranting pembuluh nadi
menentukan besarnya tahanan, dan diatur olehpusat vasomotor (centrum
vasomotoris). Vasomotor secara sinambung mengirimkan impuls ke ranting
pembuluh nadi untuk mempertahankan derajat ketonusan yang normal (Taiyeb,
2009).
Tekanan darah arteri terutma ditentukan oleh volume darah dalam arteri dan
secara langsung dihubungkan dengannya. Sebaliknya, volume darah dalam arteri
bergantung pada berapa banyak darah yang masuk arteri dari jantung dan berapa
banyak yang meninggalkan menuju arteriola. Berapa banyak darah yang masuk
arteri bergantung pada keluaran jantung setiap menitnya. Berapa banyak darah
yang meninggalkannya tergantung pada diameter arteriola, yaitu apakah arteriola
tersebut menyempit atau melebar. Jelasnya, bila keluaran jantung per menit
bertambah, atau diameter arteriola berkurang, maka volume darah arterial dan
tekanannya naik (Soewolo, 2003 )
SERING PINGSAN 17
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tekanan darah ditentukan sebagian oleh
curah jantung dan sebagian lagi oleh derajat resistensi periferal terhadap aliran
dalam arteriola.
SERING PINGSAN 18
memahami kompleksitas pengaturan darah ini. Perubahan setiap faktor tersebut
akan mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan kompensatorik
pada variabel lain sehingga tekanan darah konstan (Sherwood, 2001).
SERING PINGSAN 19
Kadang-kadang mekanisme kontrol tekanan darah tidak berfungsi secara
benar dan tidak mampu secra total mengkompensasi perubahan-perubahan yang
terjadi. Tekanan darah dapat meningkat diatas rentang normal (hipertensi apabila
diatas 140/90 mmHg) atau di bawah normal (hipotensi apabila kuranga dari
100/60 mmHg). Pada hipertensi, baroreseptor tidak berespon untuk
mengembalikan tekanan darah ke tingkat normal karena mereka telah
beradaptasi atau mengalami reset (pengaturan ulang) untuk bekerja pada
tingkat yang lebih tinggi. Pada tekanan darah yang meninggi secara kronik,
baroreseptor masih berfungsi mengatur tekanan darah, tetapi mereka
mempertahankannya pada tekanan rata-rata yang lebih tinggi (Sherwood. 2001)
Pusat Vasomotor
Pusat vasomotor merupakan kumpulan badan sel dari suatu neuron dan
terdapat di medula oblongata
Bila otot polos dari pembuluh arteriol berkontraksi, maka pembuluh darah
tersebut menjadi kecil, mengecilnya pembuluh darah ini dikenal dengan istilah
vasokonstriksi. Sebaliknya, bila otot polos dalam keadaan relaksasi, pembuluh
SERING PINGSAN 20
darah membesar, dan keadaan ini disebut vasodilatasi. Otot polos pada
pembuluh darah memdapat persarafan dari saraf simpatik yang berasal dari
pusat vasomotor yang terletak di otak di daerah medulla oblongata. Ada 3 buah
neuron yang terlibat dalam menghantarkan impuls dari pusat vasomotor ke
pembuluh darah arteriol.
Neuron pertama menghantarkan impuls dari pusat vasomotor ke tanduk
lateral. Neuron kedua menghantarkan impuls dari tanduk lateral ke ganglion.
Neuron kedua ini disebut neuron preganglion dan karena warnanya putih disebut
juga ramus putih (white ramus). Neuron ketiga disebut neuron postganglion,
menghantarkan impuls dari ganglion ke pembuluh darah arteriol. Neuron ketiga
ini karena berwarna kelabu disebut juga ramus kelabu (grey ramus). Zat kimia
penghantar impuls di ujung neuron preganglion dan neuron postganglion secara
berurutan ialah asetilkolin dan noradrenalin. Dalam keadaan normal, pusat
vasomotor menjaga agar otot polos pembuluh darah arteriol dalam keadaan
berkontraksi sebagian. Bila kegiatan pusat vasomotor meningkat, diameter
pembuluh arteriol mengecil (vasokonstriksi). Sebaliknya, kegiatan pusat
vasomotor yang menurun menyebabkan diameter pembuluh arteriol membesar
(vasodilatasi). (Taiyeb, 2009)
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen mengenai status tekanan arteri
adalah pusat kontrol kardiovaskuler, yang terletak di medulla di dalam batang
otak sebagai jalur aferen adalah sistem saraf otonom. Pusat kardiovaskuler
mengubah rasio antara aktivitas simpatis dan parasimpatis ke organ-organ
efektor (jantung dan pembuluh darah). Pusat kardiovaskuler dibagi menjadi
SERING PINGSAN 21
pusat jantung dan pusat vasomotor. Pusat vasomotor inilah yang secara khusus
mempengaruhi keadaan arteriol, apakah ia berdilatasi atau konstriksi.
SERING PINGSAN 22
2. Klasifikasi Tekanan Darah dari JNC-VII 2003
26 80-110 50-80
7 85-120 50-80
8 90-120 55-85
9 90-120 55-85
10 95-130 60-85
11 95-135 60-85
12 95-135 60-85
13 100-140 60-90
SERING PINGSAN 23
14 105-140 65-90
Normal 90 119 60 79
SERING PINGSAN 24
Dari skema di atas bisa dilihat bahwa penyebab dari hipotensi atau tekanan
darah rendah melalui dua cara ada yang interna dan eksterna dimana yang
eksterna itu; Dehidrasi (kurangnya asupan cairan dalam tubuh), penggunaan
obat-obat yang dapat menyebabkan hipotensi. Interna: kurangnya pemopaan
darah dari jantung keseluruh tubuh (kelainan), volume jumlah darah yang
berkurang bisa karena disebabkan oleh adanya pendarahan hebat, kapasitas
pembuluh darah dimana ppembuluh darahnya ini nanti akan mengalami dilatasi
atau pembesan sehingga memungkinkan adanya hipotensi.
7. Mekanisme pingsan
Merupakan jenis syncope tersering pada pasien yang tidak memiliki riwayat
penyakit jantung. Disebut juga dengan vasofagal atau reflex syncope. Refleks
yang diaktifkan oleh stimulasi mekanoreseptor arteri atau viseral menyebabkan
syncope jenis ini. Mekanoreseptor yang terletak pada organ viseral seperti buli-
SERING PINGSAN 25
buli, traktus gastrointestinal atau sinus karotid mengirimkan pesan aferen kepada
batang otak, yang pada gilirannya mentransmisikan sinyal eferen melalui nervus
vagus ke node sinus jantung, menyebabkan bradikardia.
Syncope situasional
a. Pungsi vena
Saat pungsi vena, nyeri tiba-tiba akibat jarum phleobotomi atau syok
emosional saat melihat proses pungsi dapat mengaktifkan refleks
bradikardia, vasodilatasi hingga hilangnya kesadaran.
b. Mikturisi/berkemih
Terjadi selama berkemih. Biasanya, pasien bangun dari tempat tidur di
malam hari untuk berkemih. Selama urinasi, mekanoreseptor pada
dinding kandung kemih terstimulasi untuk menghasilkan refleks
bradikardia dan vasodilatasi. Apalagi jika pasien berdiri, maka kondisi
SERING PINGSAN 26
akan semakin berat akibat adanya komponen ortostatik yang
menyebabkan hipotensi sehingga pada akhirnya kesadaran akan hilang.
c. Batuk (tussive syncope)
Saat batuk hebat, terjadi peningkatan tekanan intratoraks yang
memperkuat respon hipotensif. Respon ini terjadi akibat gangguan aliran
balik vena dan berkurangnya curah jantung. Batuk yang sangat hebat
dapat menginduksi respon gag, menyebabkan refleks bradikardia dan
vasodilatasi.
d. Deglutinasi/menelan
Terjadi akibat stimulasi mekanoreseptor esofagus selama menelan,
terutama saat menelan bolus padat berukuran besar. Biasanya terjadi
pada pasien dengan riwayat striktur esofagus atau spasme.
e. Defekasi
Terjadi pada kondisi gangguan kolon dengan adanya episode dari
defekasi yang nyeri. Syncope defekasi juga dapat terjadi bersamaan
dengan obstruksi vena cava inferior. Saat mengejan, terjadi peningkatan
tekanan intraabdomen yang menyebabkan obstruksi vena setinggi
diafragma.
f. Glosofaringeal
Neuralgia glosofaringeal dapat menginduksi respon syncope refleks. Hal
ini terjadi melalui rangsangan nyeri yang tiba-tiba, berat dan tajam yang
berjalan sepanjang nervus glosofaring pada faring posterior, leher, atau
telinga luar dan menghasilkan refleks bradikardi, vasodilatasi, hipotensi
dan akhirnya syncope.
Merupakan penyebab umum syncope pada usia lanjut. Hipotensi terjadi saat
sistem kardiovaskular tidak mampu mengompensasi perubahan aliran darah
akibat perubahan postur dari berbaring/duduk menjadi berdiri. Hal ini akan
menyebabkan penurunan tekanan darah dan hipoperfusi otak, pada akhirnya
menyebabkan hilangnya kesadaran.
SERING PINGSAN 27
Syncope kardiovaskular
Faktor yang dapat memicu terjadinya syncope dibagi menjadi 2 yaitu: faktor
psikogenik (rasa takut, tegang, stres emosional, rasa nyeri hebat yang terjadi
secara tiba2 dan tidak terduga dan rasa ngeri melihat darah atau peralatan
kedokteran seperti jarum suntik) dan Faktor non psikogenik (posisi duduk tegak,
rasa lapar, kondisi fisik yang jelek, dan lingkungan yang panas, lembab dan
padat).
a. Sumbatan Jantung
Gangguan pada jantung bisa disebabkan adanya sumbatan (obstruksi)
pada jantung sumbatan ini bisa disebabkan gangguan katup jantung,
adanya tumor dan pembesaran otot-otot jantung serta penyakit-penyakit
jantung.
b. Listrik Jantung
Gangguan listrik jantung menyebabkan gangguan irama dan frekuensi
denyutan jantung sehingga volume darah yang dipompa ke tubuh dan
yang sampai ke otak juga akan berkurang.
c. Vertebrobasilar system
Penyempitan pada pembuluh darah yang dikarenakan faktor umur,
merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.Sistim
vertebrobasilar ini berisiko untuk terjadi penyempitan, dan jika ada
gangguan sementara pada aliran darah ke otak tengah (midbrain) dan
reticular activating system, pingsan atau syncope mungkin terjadi.
SERING PINGSAN 28
Persyarafan
a. Vasovagal syncope
Di dalam tubuh manusia terdapat system reflek pada saraf yang secara
tidak sadar reflek saraf ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah
mendadak. Vasovagal syncope akibat dari tindakan saraf vagus yang
kemudian akan mengirim sinyal ke jantung kemudian memperlambat
denyut jantung sehingga seseorang pingsan. Vasovagal syncope ini
biasanya dipicu oleh rasa takut, nyeri, cedera, kelelahan dan berdiri
terlalu lama. Situasi-situasi lain umumnya menyebabkan denyut jantung
untuk sementara melambat dan menyebabkan pingsan seperti mengejan,
batuk, bersin (Ocupational syncope) yang dapat menyebabkan vagal
response.
b. Sinus Karotis
Sinus Karotis merupakan bagian dari pembuluh darah leher yang sangat
sensitif terhadap perubahan fisik dan regangan pembuluh darah pada
daerah tersebut. Karena terlalu sensitif, maka hal ini akan mengakibatkan
pengiriman impuls pada saraf pusat sehingga menstimulasi system saraf
yang membuat kehilangan kesadaran.
a. Ortostatik Hypotensi
b. Postural Hypotension
Pembuluh-pembuluh darah perlu untuk mempertahankan kekuatan
mereka sehingga tubuh dapat menahan efek-efek dari gravitas (gaya
berat) dengan perubahan-perubahan dalam posisi. Ketika posisi tubuh
berubah dari berbaring ke berdiri, sistim syaraf autonomik meningkatkan
kekuatan pada dinding-dinding pembuluh darah, membuat mereka
mengerut, dan pada saat yang sama meningkatkan denyut jantung supaya
darah dapat dipompa naik keatas ke otak yang menyebabkan tekanan
darah yang relatif rendah pada saat berdiri. Hal ini biasa terjadi pada
lansia dan ibu hamil.
Biasanya, pingsan akan terjadi ketika seseorang berdiri dengan cepat dan
tidak ada cukup waktu untuk tubuh untuk mengkompensasi. Hal ini
membuat jantung berdenyut lebih cepat, serta terjadi vasokontriksi
pembuluh-pembuluh darah untuk mempertahankan tekanan darah tubuh
dan aliran darah ke otak.
a. Hipoglikemi
SERING PINGSAN 29
Penurunan gula darah tiba-tiba menyebabkan penurunan glukosa yang
tersedia untuk fungsi otak.Hal ini dapat dilihat pada penderita diabetes
yang cenderung overdosis insulin.Jika orang kehilangan dosis, mungkin
tergoda mengambil dosis insulin tambahan untuk menebus dosis yang
terabaikan.Dalam kasus tersebut, gula darah cenderung tiba-tiba jatuh,
dan membuat orang menjadi shock insulin.
b. Ketidakseimbangan elektrolit
Hal ini dikarenakan perubahan konsentrasi cairan dalam tubuh dan juga
secara langsung mempengaruhi tekanan darah dalam tubuh.
c. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) lebih
spesifiknya adalah hemoglobin (Hb).Hal ini menyebabkan kurangnya
jumlah oksigen mencapai otak yang menyebabkan pingsan, dikarenakan
Hb tersebut adalah alat transportasi oksigen untuk sampai di sel dalam
hal ini sel-sel yang ada di otak.
Penyebab lain
a. Kehamilan
Hal ini disebabkan oleh tekanan dari inferior vena cava (vena besar yang
mengembalikan darah ke jantung) oleh kandungan yang membesar dan
oleh orthostatic hypotension.
b. Obat-obatan
Obat-obat lain mungkin juga penyebab yang berpotensi dari pingsan atau
syncope termasuk yang untuk tekanan darah tinggi yang dapat
melebarkan pembuluh-pembuluh darah, antidepressants yang dapat
mempengaruhi aktivitas elektrik jantung, dan yang mempengaruhi
keadaan mental seperti obat-obat nyeri, alkohol, dan kokain.
SERING PINGSAN 30
BAB III
KESIMPULAN
SERING PINGSAN 31
DAFTAR PUSTAKA
Guyton and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran-edisi 11. Jakarta: EGC
Moore, Keith L.dan Anne M.R. Agur. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:
Hipokrates
Paulsen dan Wasche. 2012. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2-edisi 23.
Jakarta: EGC
Sadler,TW.2009.Langman Embriologi Kedokteran-edisi 10.Jakarta: EGC
Mescher, Anthony L. 2011. Histologi dasar Junqueira-edisi 12. Jakarta: EGC
Irianto, Koes. 2012. Anatomi dan fisiologi untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta, cv
SERING PINGSAN 32