JANTUNG
Gessy Dwi M
1610211022
EMBRIOLOGI JANTUNG
Sistem pembuluh darah Nampak pada pertengahan minggu ketiga
Pertumbuhan ini terjadi karena :
Mudigah tidak cukup menerima makanan hanya dari difusi sang induk saja
Fase Permulaan
Sel-sel mesenkim di dalam lapisan splanchicus mesodermyang di induksi
oleh entoderm dibawahnnya membentuk angikosita atau kelompok sel
angiogenetik
Kelompok ini mula-mula terletak pada sisi kiri mudigah, tetapi dengan cepat
menyebar ke arah kepala
Kelompok angiogenetic membentuk jalinan seperti tapak kuda, dimana bagian sentral
anteriornya dikenal sebagai daerah kardiogenik
Dan daerah intramembrional yang terletak diatas daerah ini berkembang enjadi rongga
perikardium
Pada hari ke 19, dari mesoderm mudigah akan terbentuk 2 tubulus endokardial
Pada hari ke 21, tubulus ini bersatu membentuk tubulus cordis primitif
Tubulus ini berkembang menjadi :
Sinus venosus
Atrium primitif
Ventrikel primitif
Bulbus kordis
Katup atrioventrikulare, muskulus papilaris, dan korda tendine berasal dari lantai
ventrikel
Pada akhir minggu ke 4, terdapat 2 bantalan mesenkim yaitu bantalan endokardium pada tepi
atas dan bawah kanalis atrio ventrikularis
Selain itu ada bantalan endokardium lateral kanan dan kiri
Bantalan-2 ini makin menonjol dan akan bersatu, menyebabkan pembagian kanalis atrio
ventrikularis menjadi orifisium atrioventrikulare kanan dan kiri
Pembentukan katup-katup atrioventrikuler
Setelah bantalan endokardium bersatu, setiap orifisium atrioventrikulare dikelilingi
oleh proliferasi jaringan mesenkim setempat, sehingga terbentuk katup-katup
Jaringan yang terletak diatas permukaan ventrikel yang berproliferasi ini menjadi
berongga, karena aliran darah
Katup-katup yang terbentuk berhubungan dengan dinding ventrikel melalui tali-
tali otot
Jaringan otot pada tali-tali ini berdegenerasi, diganti oleh jaringan penyambung
yang meliputi endokardium, disebut muskuli papilaris, yang dihubungkan pada
trabekula oleh korda tendine
Pembentukan sekat didalam trunkus arteriosus dan konus
kordis
Selama minggu ke lima, dibagian sefalik trunkus
arteriosus terbentuk rigi-rigi yaitu:
rigi trunkus superior kanantumbuh ke distal dan
kiri
rigi trunkus superior kiri tumbuh ke distal dan
kanan
Karena pertumbuhan ke arah kantong aorta sehingga, rigi-rigi tersebut saling memilin
satu sama lain, sehingga memberikan gambaran spiral
Setelah penyatuan sempurna, rigi-rigi membentuk sekat yang dikenal : septum
aortikopulmonalis
Aortikopulmonalis ini yang membagi trunkus arteriosus menjadi saluran aorta dan
saluran pulmonalis
Pada saat yang sama, pada dinding dorsal kanan dan ventral kiri konus kordis,
tumbuh rigi yang serupa
Setelah sekat trunkus selesai, rigi konus tumbuh saling mendekati
Rigi konus kanan berakhir pada pinggir atas orifisium atrioventrikularis kanan
Rigi konus kiri meluas ke sepanjang sisi kanan kaki depan septum
interventrikulare pars muskularis
DEPOLARISASI
Apabila suatu rangsangan terhadap membran dengan mempergunakan listrik, mekanik
atau zat kimia, maka butir-butir membran akan berubah dan beberapa ion Na+ akan
masuk dari luar sel ke dalam sel.
Di dalam sel akan menjadi kurang negatif dari pada di luar sel dan potensial membran
akan meningkat.
Proses depolarisasi akan berkelanjutan serta irreversible, ion-ion Na+ akan mengalir ke
dalam sel secara cepat dan dalam jumlah yang banyak.
DEPOLARISASI
Pada keadaan ini potensial membran akan naik dengan cepat mencapai overshoot + 40
mVolt.
Terjadinya depolarisasi sel membran secara tiba-tiba disebut potensial aksi, yang
berlangsung kurang dari 1 mdetik.
Segera setelah potensial aksi mencapai puncak, mekanisme pengangkutan di dalam sel
membran dengan cepat mengembalikan ion Na+ ke luar sel sehingga mencapai potensial
membran istirahat (- 90 mVolt) yang disebut repolarisasi.
Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial yang menyebar ke
seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu:
Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Dalam keadaan normal, sel ini tidak membentuk
sendiri potensial aksinya.
Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan menghantarkan
potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.
Jalur hantaran listrik jantung normal terjadi dalam urutan berikut :
nodus sinoatrial (SA) nodus atrioventrikular (AV) berkas His cabang berkas
serabut purkinje otot ventrikel
- nodus sinoatrium (SA) daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
muara vena kava superior
- nodus atrioventrikel (AV) sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium ventrikel.
- berkas his suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke
septum antrioventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas
kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik
ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
- serat purkinje serat-serat terminal halus yang berjalan dan berkas his menyebar
keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Sebuah potensial aksi yang di mulai di nodus SA pertama kali menyebar kedua
atrium. Penyebran impuls tersebut dipermudah oleh dua jalur penghantar atrium
khusus, jalurantar atrium dan jalur antarnodus. Nodus AV adalah satu-satunya titik
tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke ventrikel. Dari nodus AV,
potensial aksi menyebar cepat keseluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem
penghantar khusus terdiri dari berkas his dan serat purkinye.
Fase 0 (Depolarisasi Cepat)
Dibawah keadaan normal, serat otot jantung dapat berkontraksi sekitar 60-100
kali/menit oleh karena impuls listrik yang dihasilkan oleh nodus SA. Aksi ini
merubah potensial istirahat membran dan membiarkan masuknya aliran Na+
(sodium) secara cepat ke dalam sel melalui natrium channel. Dengan masuknya
ion natrium (bersifat positif) ke dalam sel, maka potensial dalam membran sel
akan menjadi lebih positif sehingga ambang potensialnya akan naik (depolarisasi)
sekitar 30 mV.
Fase 1 (Repolarisasi Awal)
Segera setelah fase 0, channel untuk ion K+ (potassium) terbuka dan melewatkan
ion kalium ke luar dari dalam sel. Hal ini membuat potensial membran sel menjadi
lebih turun sedikit.
Fase 2 (Plateu)
Segera setelah repolarisasi awal, untuk mempertahankan ambang potensial di
membran sel maka ion kalsium (Ca+) akan segera masuk sementara ion kalium
tetap keluar. Dengan begini, ambang potensial membran sel akan tetap datar
untuk mempertahankan kontraksi sel otot jantung.
Fase 3 (Repolarisasi Cepat)
Aliran lambat ion kalsium berhenti, akan tetapi aliran ion kalium yang keluar
membran sel tetap terjadi sehingga potensial membran menjadi turun (lebih
negatif) dan disebut dengan repolarisasi.
Fase 4 (Istirahat/resting state)
Potensial membran menjadi ke fase istirahat dimana potensialnya sekitar 90 mV.
Dikarenakan ion natrium yang berlebihan di dalam sel dan ion kalium yang
berlebihan di luar sel dikembalikan ke tempat semula dengan pompa natrium-
kalium, sehingga ion natrium kembali ke luar sel dan ion kalium kembali ke dalam
sel.