GA N G G U A N P ER K E M B A N G A N P S I K O L O G I S
( F 8 ) P E M E R I K S A A N E L E K T R O F I SIO L O G I P A D A
ANAK & REMAJA
OLEH:
PEMBIMBING:
Radya Agna Nugraha 1920221142
Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ (K)
Yakin Arung Padang 112019220
Nugraha Althalarik 191021011
Definisi menurut:
PPDGJ III Suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti
atau tidak lengkap, terutama ditandai oleh hendaya
keterampilan selama masa perkembangan,
berpengaruh pada semua tingkat intelegensia;
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial
Etiologi
Pranatal
Gangguan pertumbuhan otak trimester I, II, III
Perinatal
Asfiksia neonatorum,prematur,trauma lahir,meningitis
Postnatal
Infeksi,trauma,malnutrisi,kejang,kerusakan otak
Idiopatik
F7 RETARDASI MENTAL
Kriteria diagnosis
Fungsi intelektual secara Kekurangan yang terjadi bersamaan Terjadi sebelum usia 18 tahun
signifikan: IQ lebih kurang 70 atau minimal dua dari bidang berikut:
dibawah pada seorang individu • komunikasi, • kemampuan
melakukan tes IQ • perawatan diri, fungsi akademik,
• pemenuhan • pekerjaan,
kebutuhan • waktu luang,
hidup, • kesehatan,
• Kemampuan • keamanan.
sosial/interperso
nal,
• penggunaan
sumber
komunitas,
• kemandirian,
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F70 Ringan
Penyebab organik dapat
IQ 50-69 diidentifikasi pada sebagian
kecil penderita
IQ 20-34
Terdapat gangguan motorik
atau defisit lain yang
Pedoman diagnostik sama
mencolok yang menandai
dengan RM sedang dari
gangguan SSP
segi gambaran klinis,
etiologi organik, kondisi
penyerta, dan tingkat
prestasi yang rendah
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F73 Sangat Berat
Ditemukan disabilitas
neurologis dan fisik lain
yang berat yang
memengaruhi mobilitas
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F78 Lainnya
Digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi mental dengan memakai prosedur biasa sangat
sulit atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik, misalnya buta,
bisu tuli, dan penderita yang perilakunya terganggu berat atau fisiknya tidak mampu.
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F79 YTT
Jelas terdapat retardasi mental namun tidak ada informasi yang cukup untuk menggolongkannya
dalam salah satu kategori tersebut di atas
F7 RETARDASI MENTAL
Prinsip tatalaksana
C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett atau gangguan disintegratif masa kanak-
kanak
F84.1 Autisme Tidak Khas
Pedoman Diagnosis
B. Kehilangan keterampilan yang sebelumnya telah dicapai sebelum usia 10 tahun. Sedikitnya 2
dari area berikut:
Keterampilan sosial atau perilaku
Bahasa reseptif/ekspresif adaptif
Pedoman diagnosis
• Beratnya gangguan artikulasi • Kelainan artikulasi tidak langsung
diluar batas variasi normal bagi diakibatkan oleh suatu kelainan
usia mental anak sensorik, struktural atau neurologis
• Kecerdasan (intelegensia) non-
• Salah ucap jelas tidak normal dalam konteks
verbal dalam batas normal pemakaian bahasa percakapan sehari-hari
• Kemampuan berbahasa ekspresif dan dalam kehidupan anak
reseptif dalam batas normal
F80.0 Gangguan Artikulasi Berbicara Khas
Pengertian Kompensasi
Kemampuan anak dalam mengekspresikan Komunikasi dengan menggunakan
bahasa dengan berbicara di bawah rata-rata demonstrasi, lagak (gesture), mimik
anak dalam usia mentalnya, tetapi atau bunyi yang bukan merupakan
pengertian bahasa dalam batas normal, bahasa
dengan atau tanpa gangguan artikulasi
F80 .1 Gangguan Berbahasa Ekspresif
Gangguan Terlambat
• Perkembangan kosa kata yang terbatas
• Tidak adanya kata
• Kesulitan dalam memilih dan mengganti kata-kata yang tepat
atau beberapa
• Penggunaan berlebihan dari sekelompok kecil kata-kata umum
kata yang muncul
• Memendekkan ucapan yang seharusnya berbunyi panjang
pada usia 2 tahun
• Struktur kalimat yang mentah • Ketidakmampuan
• Kesalahan kalimat (syntactial)
dalam mengerti
• Kehilangan awalan atau akhiran yang khas
kata majemuk
• Salah atau gagal dalam menggunakan aturan tata bahasa
sederhana pada
seperti kata penghubung, kata ganti, kata sandang, kata kerja dan
usia 3 tahun
kata benda yang terinfeksi (berubah).
F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif
Pengertian
• Kemampuan anak dalam bahasa di bawah rata-rata anak dalam usia mentalnya
• Kriteria dari gangguan pervasif tidak dijumpai
• Pada hampir semua kasus, perkembangan dari bahasa ekspresif juga terlambat dan lazim
ada suara ucapan yang tidak normal
• Berkaitan erat dengan gangguan sosio-emosional-perilaku
F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif
Terlambat Gangguan
• Ditemukan kegagalan dalam memberi respons • Ketidakmampuan untuk mengerti
terhadap nama yang familiar (tidak adanya struktur tata bahasa (bentuk
petunjuk non-verbal) pada usia 1 tahun kalimat negatif, pertanyaan,
• Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi perbandingan, dsb)
beberapa objek sederhana dalam usia 18 • Kekurangan dalam mengerti
bulan Aspek penghalus dari bahasa
• Kegagalan dalam mengikuti instruksi (nada suara, gerakan tubuh, dsb)
sederhana pada usia 2 tahun
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom Landau-Klefner)
Pengertian
Anak memiliki riwayat perkembangan bahasa yang normal lalu kehilangan kemampuan
berbahasa ekspresif dan reseptif, tetapi tetap normal dalam intelegensia umum
Pedoman diagnosis
• Onset gangguan disertai dengan kelainan • Ciri khas: kelemahan berbahasa reseptif
paroksismal pada EEG (lobus temporalis), yang sangat berat dan kesulitan dalam
biasanya bilateral dan dalam banyak kasus penangkapan melalui pendengaran yang
disertai kejang epileptik sering merupakan manifestasi pertama
• Onset umumnya pada usia 3-7 tahun, tetapi dari kondisi ini.
dapat juga muncul lebih awal atau lebih lambat
F80.8 Gangguan Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Lainnya
Pengertian
Termasuk dalam gangguan ini adalah gangguan bicara tipe pelat (cadel)
F80.9 Gangguan Perkembangan Berbicara dan Berbahasa YTT
Pengertian
Gangguan berbicara dan berbahasa kategori ini harus dihindarkan sejauh mungkin dan
hanya digunakan untuk gangguan yang tidak ditentukan dengan hendaya yang
bermakna dalam pengembangan bicara atau bahasa yang tidak termasuk retardasi
mental dan kelainan neurologis (sensoris atau fisik)
F8 Gangguan Perkembangan Belajar Khas
1
Pengertian
Suatu gangguan pada kemampuan penguasaan keterampilan yang terganggu sejak
stadium awal perkembangan
Pedoman diagnosis
• Terdapat derajat hendaya bermakna • Harus dalam masa perkembangan, harus
dalam keterampilan tertentu sudah ada pada anak usia sekolah dan tidak
• Hendayanya khas, bukan karena didapatkan kemudian dalam proses
retardasi mental/hendaya ringan perjalanan pendidikan lebih lanjut
pada intelegensia umum • Tidak langsung disebabkan oleh hendaya
• Harus tidak ada faktor luar visus atau pendengaran yang tak terkoreksi
F81.0 Gangguan Membaca Khas
Pengertian
Hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan membaca yang
tidak hanya disebabkan oleh usia, masalah ketajaman pandangan atau tidak adekuatnya
pendidikan
Pedoman diagnosis
Kemampuan membaca anak lebih rendah daripada yang diharapkan pada
usianya, intelegensia umum dan tingkat sekolahnya
• Dihilangkannya, digantinya • Salah mengawali, keraguan yang
imbuhan kata atau suku kata lama, atau kehilangan bagian teks
• Kecepatan membaca lamban dan tidak tepat menyusun kalimat
• Memutarbalikan kata dalam • Biasanya didahului oleh riwayat
kalimat/huruf dalam kata gangguan perkembangan berbicara
• Ketidakmampuan memahami atau berbahasa
bacaan
F81. Gangguan Mengeja Khas
1
Pengertian
Hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan mengeja tanpa
riwayat gangguan membaca khas, tidak disebabkan oleh rendahnya usia mental,
masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan yang tidak adekuat
Pedoman diagnosis
• Kemampuan mengeja anak harus secara • Kesulitan mengeja bukan disebabkan
bermakna di bawah tingkat yang oleh cara pengajaran yang tidak
seharusnya sesuai usianya, intelegensia adekuat, kurangnya daya penglihatan,
umum dan tingkat sekolahnya pendengaran atau fungsi neurologis
• Kemampuan membaca anak harus dalam dan bukan didapat sebagai akibat
gangguan neurologis, psikiatrik atau
batas normal dan harus tidak ada riwayat
lainnya
kesulitan membaca sebelumnya
F81.2 Gangguan Berhitung Khas
Pengertian
Hendaya yang khas dalam kemampuan berhitung, bukan akibat retardasi mental umum
atau pendidikan yang tidak adekuat
Pedoman diagnosis
• Kemampuan berhitung lebih rendah dari • Kekurangan pada kemampuan dasar
tingkat seusianya, inteligensia umum dan berhitung (tambah, kurang, kali, bagi)
tingkat sekolahnya
• Ketrampilan membaca dan mengeja harus
dalam batas normal sesuai umur mental
anak
F81.3 Gangguan Belajar Campuran
Pengertian
• Merupakan kategori sisa gangguan yang batasannya tidak jelas
• Hendaya pada kemampuan berhitung, membaca, atau mengeja secara bermakna, tetapi
tidak dapat diterangkan sebagai akibat dari retardasi mental atau pengajaran yang tidak
adekuat, atau efek langsung dari ketajaman penglihatan, pendengaran, atau fungsi
neurologis
F81.8 Gangguan Perkembangan Belajar Lainnya
Pengertian
• Tidak memenuhi kriteria gangguan belajar spesifik tetapi menimbulkan hendaya
F81.9 Gangguan Perkembangan Belajar YTT
Pengertian
Gangguan tidak khas dengan disabilitas bermakna tentang belajar yang tidak disebabkan oleh
retardasi mental, masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan tidak adekuat
F82 Gangguan Perkembangan Motorik Khas
Pengertian
Hendaya berat dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak disebabkan oleh
retardasi intelektual umum, kelainan kongenital atau gangguan neurologis yang
didapat
Pedoman diagnosis
• Tahap perkembangan motorik dapat terlambat • Kesulitan belajar mengikat tali sepatu,
dan dapat terjadi kesulitan berbicara (khususnya memasang & melepaskan kancing,
gangguan artikulasi) melempar dan menangkap bola
• Tampak aneh berjalannya, lambat • Tak pandai menggambar, membangun
belajar berlari, naik turun tangga model, main bola serta menggambar dan
• Benda yang dipegang mudah jatuh,
mengerti peta
terjatuh, tersandung, tulisan tangan buruk
F83 Gangguan Perkembangan Khas Campuran
Pengertian
Kategori dengan batasan yang tidak jelas, konsepnya tidak adekuat dengan gangguan
perkembangan khas campuran dari F80, F81 dan/atau F82, tetapi tidak ada satu gejala yang
cukup dominan untuk dibuat sebagai diagnosis utama
PEMERIKSAAN ANAK D A N REMAJA
Pemeriksaan Status Mental
• Mencatat ukuran kerapihan, keadaan gizi, lingkar kepala, tanda fisik anxietas, ekspresi
wajah dan sikap
• Bisa dilihat saat di ruang tunggu sebelum wawancara dan di dalam sesi keluarga saat
bercakap-cakap serta nada emosi yang sesuai
• Memperhatikan sikap dan respon anak dalam perpisahan dan pertemuan kembali
dengan orang tua, baik- kurangnya afek saat perpisahan dan pertemuan, maupun
distres berat dapat menandakan adanya permasalahan dalam hubungan orang tua-anak
• Harus diingat anak yang masih sangat kecil tidak diharapkan untuk tahu tanggal,
informasi kronologis lain atau nama tempat wawancara. Adanya hendaya orientasi dapat
mencerminkan kerusakan organik, intelegensi yang rendah atau gangguan berfi kir
Pemeriksaan Status Mental
• Memperhatikan adanya tingkat pembicaraan dan perolehan bahasa yang sesuai dengan
usia anak. Serta amati perbedaan antara Bahasa ekspresif dengan bahasa reseptif yang
digunakan, catat kecepatan berbicara, irama, latensi untuk menjawab, spontanitas bicara,
intonasi, artikulasi kata-kata. Perhatikan adanya ekolalia atau kalimat yang berulang serta
kalimat yang tidak biasa. Penggunaan kata-kata sesuai usia dan kemungkinan bahwa adanya
hilangnya pendengaran yang mempengaruhi defisit pembicaraan dan bahasa
Mood:
• Memperhatikan ekspresi sedih anak, tidak adanya senyum yang sesuai menangis terus,
anxietas, euforia dan kemarahan merupakan indikasi valid untuk mood, demikian juga
pengungkapan verbal perasaan serta tema menetap didalam permainan dan khayalan
Afek:
• Mencatat kisaran ekspresivitas emosi anak, kesesuaian afek dengan isi pikir, kemampuan
untuk bergerak dengan halus dari satu afek ke afek lainnya dan pergeseran emosi yang
labil dan tiba tiba
Pemeriksaan Status Mental
Keterikatan sosial:
• Tingkat umum keterampilan sosial, kontak mata, derajat keakraban atau penar ikan dir i di
dalam pr oses wawanca ra. Pengkajian har ga diri anak, kepercayaan diri, keberhasilan
hubungan dengan teman sebaya serta penarikan diri
Perilaku motorik:
•Kognisi:
Memori:
• Anak usia sekolah harus dapat mengingat 3 objek setelah 5 menit dan mengulang 5 angka
ke depan dan belakang.
• Gesell Infant scaale, Cattell Infant Intelegence Scale, Bayley scale of infant development dan
denver developmental screening test mencakup pengkajian perkembangan bayi sampai usia 2
bulan.
• Gesell infant scale mengukur perkembangan 4 area: motorik, fungsi adaptif, bahasa, dan sosial
• Pada anak yang masih sangat kecil atau bayi sensorimotor dan respon sosial terhadap suatu
objek atau interaksi
• Penggunaan pada pra-sekolah penekanan pada perolehan verbal, sosial dan kognitif abstrak
Uji Perkembangan, Psikologis, dan Pendidikan
• Uji intelegensia yang paling luas digunakan adalah edisi ke 3 Wechsler Intelligence Scale for
Children ( WISC-III) dapat diberikan usia 6-17 tahun, menghasilkan IQ verbal, IQ kerja dan
gabungan IQ skala penuh
• Stanford-Binet Intelligence Scale meliputi usia 2-24 tahun, mengandalkan gambar, lukisan dan
objek untuk anak usia masih sangat muda dan kinerja verbal untuk anak usia lebih tua dan
remaja
Uji Perkembangan, Psikologis, dan Pendidikan
• Bender Visual Motor Gestalt Test diberikan pada anak usia 4-12 tahun, terdiri
atas gambar terkait ruang yang diminta anak untuk ditiru, berguna dalam
mengidentifikasi kinerja persepsi yang tidak sesuai usia menurut perkembangan
Uji kepribadian:
Uji pendidikan:
Kesimpulan klinisi adalah integrasi informasi klinis dengan data kajian psikologis dan
perkembangan terintegrasi
Elektrofisiologi mempunyai peran penting dalam menilai keakuratan diagnosis termasuk gejala penyakit bagian
saraf dan mengetahui lokasi serta terapi. Elektrofisiologi dapat mengetahui sinyal abnormal pada jaringan tubuh
pasien
Terdapat beberapa Teknik elektrofisiologi yang dapat mengukur sinyal elektromagnetik dalam tubuh. Otak,
jantung dan otot adalah sumber utama elektrisitas dan lapangan magnetik dalam tubuh yang dapat direkam
dan menghasilkan pola yang dapat dinilai dan mungkin dapat menentukan lokasi dari suatu gejala yang muncul.
Teknik tersebut diantaranya adalah Electroencephalography (EEG), Electrocardiography (EKG),
Electromyography (EMG)
EEG
(Electroencephalogram)
Indikasi:
Tujuan stimulasi magnetik transkranial (TMS) menggunakan perangkat medis yang menerapkan puls magnetik
noninvasif ke korteks otak untuk mendepolarisasi neuron. Teruji keamanan dan kemanjurannya pada orang muda
dengan diagnosis gangguan attention-deficit / hyperactivity (ADHD)
Menggunakan stimulasi listrik yang dapat digunakan untuk gangguan neurologi di daerah otak, sumsum tulang
belakang (medulla spinalis), saraf saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang yang disebut juga akar saraf
(radiks) atau saraf saraf pada daerah saraf tepi
TMS dapat digunakan sebagai suatu stimulus tunggal atau stimulus yang diberikan pada daerah otak atau medulla
spinalis serta saraf tepi pada daerah yang tepisah, alat TMS dapat dipergunakan sebagai alat untuk mendiagnosa
gangguan pada otak, medulla spinalis maupun saraf perifer dan juga dapat digunakan untuk pengobatan ataupun
terapi dan juga untuk melihat kemajuan pengobatan yang diberikan pada bidang neurologi
TERIMA
KASIH