Anda di halaman 1dari 61

R E TA R D A S I M E N T A L ( F 7 ) &

GA N G G U A N P ER K E M B A N G A N P S I K O L O G I S
( F 8 ) P E M E R I K S A A N E L E K T R O F I SIO L O G I P A D A
ANAK & REMAJA

OLEH:
PEMBIMBING:
Radya Agna Nugraha 1920221142
Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ (K)
Yakin Arung Padang 112019220
Nugraha Althalarik 191021011

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA
RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
PERIODE 29 NOVEMBER – 25 DESEMBER 2021
F7 RETARDASI MENTAL

Definisi menurut:
PPDGJ III Suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti
atau tidak lengkap, terutama ditandai oleh hendaya
keterampilan selama masa perkembangan,
berpengaruh pada semua tingkat intelegensia;
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial

DSM Defisit fungsi intelektual seperti pemecahan masalah,


perencanaan, akademi, dll yang dilihat dari gejala klinis
V
serta pribadinya sendiri.
F7 RETARDASI MENTAL

Epidemiologi di Pengaruh terhadap


Indonesia perkembangan
Prevalensi 1% Aspek fisik
RM Ringan 0,37-0,59% Aspek perawatan diri sendiri
RM Sedang 0,3 – 0,4%, berat, sangat berat Aspek komunikasi
Tertinggi pada anak sekolah Aspek sosial
Lebih banyak terdapat pada anak laki-laki Aspek mental emosional
F7 RETARDASI MENTAL

Etiologi
Pranatal
Gangguan pertumbuhan otak trimester I, II, III

Perinatal
Asfiksia neonatorum,prematur,trauma lahir,meningitis

Postnatal
Infeksi,trauma,malnutrisi,kejang,kerusakan otak

Idiopatik
F7 RETARDASI MENTAL

Kriteria diagnosis

Fungsi intelektual secara Kekurangan yang terjadi bersamaan Terjadi sebelum usia 18 tahun
signifikan: IQ lebih kurang 70 atau minimal dua dari bidang berikut:
dibawah pada seorang individu • komunikasi, • kemampuan
melakukan tes IQ • perawatan diri, fungsi akademik,
• pemenuhan • pekerjaan,
kebutuhan • waktu luang,
hidup, • kesehatan,
• Kemampuan • keamanan.
sosial/interperso
nal,
• penggunaan
sumber
komunitas,
• kemandirian,
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F70 Ringan
Penyebab organik dapat
IQ 50-69 diidentifikasi pada sebagian
kecil penderita

Adanya keterlambatan Dapat ditemukan bersama kondisi lain


dalam belajar berbicara, seperti autisme, gangguan perkembangan,
tetapi sebagian besar epilepsi, gangguan tingkah laku, atau
dapat mencapai disabilitas fisik. Setiap kondisi penderita
kemampuan berbicara harus diberi kode diagnostik tersendiri
sehari-hari
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F71 Sedang

IQ 35-49 Etiologi organik dapat


diidentifikasi

Adanya perbedaan Dapat ditemukan bersama kondisi lain


kemampuan yang cukup seperti autisme, gangguan perkembangan,
menonjol. Kemampuan epilepsi, gangguan tingkah laku, atau
visio-spasial > kemampuan disabilitas fisik. Setiap kondisi penderita
bahasa (bervariasi) harus diberi kode diagnostik tersendiri
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F72 Berat

IQ 20-34
Terdapat gangguan motorik
atau defisit lain yang
Pedoman diagnostik sama
mencolok yang menandai
dengan RM sedang dari
gangguan SSP
segi gambaran klinis,
etiologi organik, kondisi
penyerta, dan tingkat
prestasi yang rendah
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F73 Sangat Berat

Memiliki keterampilan visuo-spasial


IQ <20 dasar dan sederhana, jika dilatih dapat
melakukan tugas praktis dan pekerjaan
rumah tangga
Pemahaman dan
penggunaan bahasa
terbatas – hanya mampu Dapat ditemukan penyebab
mengerti perintah dasar organik pada sebagian
dan mengajukan besar kasus
permohonan sederhana

Ditemukan disabilitas
neurologis dan fisik lain
yang berat yang
memengaruhi mobilitas
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F78 Lainnya

Digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi mental dengan memakai prosedur biasa sangat
sulit atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik, misalnya buta,
bisu tuli, dan penderita yang perilakunya terganggu berat atau fisiknya tidak mampu.
F7 RETARDASI MENTAL
Klasifikasi menurut PPDGJ III
F79 YTT

Jelas terdapat retardasi mental namun tidak ada informasi yang cukup untuk menggolongkannya
dalam salah satu kategori tersebut di atas
F7 RETARDASI MENTAL
Prinsip tatalaksana

Pendekatan yang berhubungan Terapi gangguan fisik dan mental


dengan etiologi yang menyertai

Psikoterapi dan konseling Pelatihan dan pendidikan yang


sesuai
F7 RETARDASI MENTAL
Farmakoterapi

Menekan gejala hiperkinetik

Diberikan pada kondisi perilaku agresi, hiperaktif,


destruktif dan melukai diri sendiri, atau masalah
konsentrasi

Memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif

Mengurangi perilaku impulsif, iritabilitas, dan labilitas


mood

Penanganan gangguan metabolik atau endokrin jika ada


F84 Gangguan Pervasif (Autisme)
Pengertian
Ditandai dengan kelainan kualitatif dalam Kelainan dan/atau hendaya
interaksi sosial yang timbal balik dalam pola perkembangan yang muncul
komunikasi serta minat dan aktivitas yang sebelum usia 3 tahun
terbatas, stereotipik, berulang

3 bidang: Interaksi sosial,


komunikasi, perilaku yang terbatas
dan berulang
F84 Gangguan Pervasif (Autisme)
Interaksi Sosial Komunikasi Stereotipik
• Gangguan Perilaku • Keterlambatan / tidak ada • Gerakan berulang
non verbal perkembangan bahasa menjentikkan jari
• Kegagalan dalam untuk bicara & tidak • Menggoyangkan tangan,
membentuk hubungan disertai dengan usaha tepuk tangan
sosial untuk kompensasi keadaan • Berjalan jinjit
• Kurangnya minat tersebut • Mengendus dan menjilat
spontanitas untuk • Gangguan untuk berbagai objek bukan
berbagi kesenangan, memulai / makanan
ketertarikan atau mempertahankan • Pandangan visual
pencapaian dengan pembicaraan memutar atau tidak
orang lain • Bahasa yang stereotipikal, biasa ke suatu area
• Selektivitas berlebih pada reseptif, atau • Preokupasi menetap
stimulus tertentu, bukan idiosinkratik terhadap bagian
menyeluruh terhadap apa • Tidak ada variasi, dari suatu objek
yang dilihat atau spontanitas pada saat
didengar bermain secara
F84.0 Autisme Masa Kanak
Pedoman Diagnosis
A. Enam hal dari 1,2,3 dengan dua gejala 1, dan satu
dari 2, 3
1. Hendaya kualitatif dalam hal interaksi sosial:

Hendaya nyata dalam hal penggunaan Tidak ada keinginan spontan


berbagai perilaku nonverbal untuk berbagi kesenangan,
(Pandangan Mata, Ekspresi Wajah, minat, dan pencapaian
Postur Tubuh dan Sikap)  untuk
mengatur interaksi sosial

Kegagalan mengembangkan Tidak adanya timbal balik sosial-


hubungan sebaya yang sesuai emosional
dengan tingkat perkembangan
F84.0 Autisme Masa Kanak
Pedoman Diagnosis
2. Hendaya kualitatif dalam hal komunikasi

Keterlambatan atau tidak adanya Hendaya memulai atau


perkembangan bahasa lisan mempertahankan pembicaraan
dengan orang lain

Penggunaan bahasa yang stereotipik Tidak adanya berbagai permainan,


dan berulang sandiwara spontan yang sesuai
dengan usia perkembangan
F84.0 Autisme Masa Kanak
Pedoman Diagnosis
3. Pola perilaku, minat, aktivitas stereotipik berulang dan terbatas

Meliputi preokupasi terhadap salah satu Tampak terlalu lekat dengan


atau lebih pola minat yang stereotipik rutinitas atau ritual yang spesifik
dan terbatas yang abnormal baik dalam
intensitas atau fokus

Motorik berulang dan stereotipik Preokupasi persisten terhadap bagian


dari objek
F84.0 Autisme Masa Kanak
Pedoman Diagnosis
B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sedikitnya salah satu area ini dengan onset sebelum
usia 3 tahun

Interaksi sosial Bahasa dalam Permainan


komunikasi simbolik atau
sosial khayalan

C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett atau gangguan disintegratif masa kanak-
kanak
F84.1 Autisme Tidak Khas
Pedoman Diagnosis

Muncul setelah Tidak menunjukkan 1 atau Sering muncul pada


3 tahun 2 dari 3 bidang yang tadi individu dengan retardasi
disebutkan mental yang berat
F84.2 Sindrom RETT
Pedoman Diagnosis

Perkembangan awal normal atau Gejala khas paling menonjol:


Onset 6-24 bulan mendekati normal  kehilangan hilangnya kemampuan gerakan
sebagian atau keseluruhan keterampilan tangan dan keterampilan
tangan dan berbicara yang telah didapat, manipulatif dari motorik halus
bersamaan dengan terdapatnya yang telah terlatih.
kemunduran/perlambatan pertumbuhan Kehilangan/hambatan
kepala perkembangan bahasa

Dapat senyum, menatap kosong, Cara berdiri dan berjalan melebar,


tapi tidak terjadi interaksi sosial hipotonik, ataksia, skoliosis atau
kifoskoliosis
F84.2 Sindrom RETT
Pedoman Diagnosis
A. Semua hal berikut ini:
Perkembangan pranatal dan Lingkar kepala normal saat
perinatal tampak normal lahir
Perkembangan psikomotor tampak
normal pada 5 bulan pertama setelah
lahir
B. Onset semua hal ini setelah periode perkembangan normal:
Hilangnya keterampilan tangan yang
Pertumbuhan kepala
telah dicapai sebelumnya antara usia
melambat (5-48 bulan)
5-30 bulan
Munculnya langkah yang Perkembangan bahasa dan
Hilangnya keterikatan sosial di terkoordinasi dengan buruk ekspresi yang sangat
awal perjalanan gangguan atau gerakan batang tubuh terganggu dengan retardasi
yang tidak terkontrol psikomotor berat
F84.3 Gangguan Desintegratif Masa Kanak
Dikenal sebagai sindrom heller dan psikosis disintegratif
Pedoman Diagnosis
A. Perkembangan yang tampak normal selama sedikitnya 2 tahun pertama setelah lahir yang
ditunjukan dengan adanya komunikasi verbal dan non- verbal yang sesuai usia

B. Kehilangan keterampilan yang sebelumnya telah dicapai sebelum usia 10 tahun. Sedikitnya 2
dari area berikut:
Keterampilan sosial atau perilaku
Bahasa reseptif/ekspresif adaptif

Pengendalian kandung kemih Permainan Keterampilan mekanik


dan usus
F84.3 Gangguan Desintegratif Masa Kanak
Dikenal sebagai sindrom heller dan psikosis disintegratif
Pedoman Diagnosis
C. Kelainan fungsi pada sedikitnya 2 area berikut ini:

Hendaya kualitatif didalam


Hendaya kualitatif di dalam komunikasi
interaksi sosial
Gangguan ini tidak disebabkan
Pola perilaku, minat, aktivitas oleh gangguan perkembangan
terbatas, berulang dan pervasif lainnya atau skizofrenia
stereotipik
Gangguan Aktivitas Berlebih Yang
F84.4 Berhubungan Dengan Retardasi Mental
Dan Gerakan Stereotipik
Pedoman Diagnosis
Harus ada kombinasi antara perkembangan tak serasi dari overaktivitas yang berat, stereotipik
mototrik dan retardasi mental yang berat
F84.5 Sindrom Asperger
Pedoman Diagnosis
Kombinasi antara:

Tidak ada keterlambatan/hambatan Ada defisiensi kualitatif dalam fungsi


perkembangan bahasa atau perkembangan interaksi sosial
kognitif

Ada pola perilaku, perhatian


dan aktivitas yang terbatas,
berulang dan stereotipik
F80 Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan
Berbahasa

Pedoman Diagnostik PPDGJ III


• Gangguan perkembangan khas • Tidak termasuk: kelambatan dan distorsi
dimana pola normal penguasaan perkembangan berbahasa yang disebabkan
bahasa terganggu sejak awal oleh ketulian yang berat, kelainan
perkembangan artikulasi yang langsung disebabkan oleh
• Tidak secara langsung berkaitan langit-langit mulut yang terbelah atau
dengan kelainan neurologis atau disartria yang disebabkan cerebral palsy.
mekanisme berbicara, gangguan
sensorik, retardasi mental atau
faktor lingkungan
F80.0 Gangguan Artikulasi Berbicara Khas
Pengertian
Penggunaan suara untuk berbicara dari anak berada di bawah tingkat yang sesuai
dengan usia mentalnya, sedangkan tingkat kemampuan bahasanya normal.

Pedoman diagnosis
• Beratnya gangguan artikulasi • Kelainan artikulasi tidak langsung
diluar batas variasi normal bagi diakibatkan oleh suatu kelainan
usia mental anak sensorik, struktural atau neurologis
• Kecerdasan (intelegensia) non-
• Salah ucap jelas tidak normal dalam konteks
verbal dalam batas normal pemakaian bahasa percakapan sehari-hari
• Kemampuan berbahasa ekspresif dan dalam kehidupan anak
reseptif dalam batas normal
F80.0 Gangguan Artikulasi Berbicara Khas

Perkembangan Normal Perkembangan Abnormal


• Usia 4 tahun: kesalahan • Misartikulasi berbahasa anak
pengungkapan suara bicara yang • Penghilangan, distorsi atau substitusi
biasa dari suara berbicara.
• Usia 6-7 tahun: suara berbahasa akan • Inkonsistensi dalam mengeluarkan
diperoleh, tidak ada masalah suara (mengucapkan beberapa kata
komunikasi dengan benar tapi tidak dapat untuk
• Usia 11-12 tahun: semua suara kata-kata yg lain)
untuk berbicara harus dicapai
F80 .1 Gangguan Berbahasa Ekspresif

Pengertian Kompensasi
Kemampuan anak dalam mengekspresikan Komunikasi dengan menggunakan
bahasa dengan berbicara di bawah rata-rata demonstrasi, lagak (gesture), mimik
anak dalam usia mentalnya, tetapi atau bunyi yang bukan merupakan
pengertian bahasa dalam batas normal, bahasa
dengan atau tanpa gangguan artikulasi
F80 .1 Gangguan Berbahasa Ekspresif

Gangguan Terlambat
• Perkembangan kosa kata yang terbatas
• Tidak adanya kata
• Kesulitan dalam memilih dan mengganti kata-kata yang tepat
atau beberapa
• Penggunaan berlebihan dari sekelompok kecil kata-kata umum
kata yang muncul
• Memendekkan ucapan yang seharusnya berbunyi panjang
pada usia 2 tahun
• Struktur kalimat yang mentah • Ketidakmampuan
• Kesalahan kalimat (syntactial)
dalam mengerti
• Kehilangan awalan atau akhiran yang khas
kata majemuk
• Salah atau gagal dalam menggunakan aturan tata bahasa
sederhana pada
seperti kata penghubung, kata ganti, kata sandang, kata kerja dan
usia 3 tahun
kata benda yang terinfeksi (berubah).
F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif

Pengertian
• Kemampuan anak dalam bahasa di bawah rata-rata anak dalam usia mentalnya
• Kriteria dari gangguan pervasif tidak dijumpai
• Pada hampir semua kasus, perkembangan dari bahasa ekspresif juga terlambat dan lazim
ada suara ucapan yang tidak normal
• Berkaitan erat dengan gangguan sosio-emosional-perilaku
F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif

Terlambat Gangguan
• Ditemukan kegagalan dalam memberi respons • Ketidakmampuan untuk mengerti
terhadap nama yang familiar (tidak adanya struktur tata bahasa (bentuk
petunjuk non-verbal) pada usia 1 tahun kalimat negatif, pertanyaan,
• Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi perbandingan, dsb)
beberapa objek sederhana dalam usia 18 • Kekurangan dalam mengerti
bulan Aspek penghalus dari bahasa
• Kegagalan dalam mengikuti instruksi (nada suara, gerakan tubuh, dsb)
sederhana pada usia 2 tahun
F80.3 Afasia Didapat dengan Epilepsi (Sindrom Landau-Klefner)
Pengertian
Anak memiliki riwayat perkembangan bahasa yang normal lalu kehilangan kemampuan
berbahasa ekspresif dan reseptif, tetapi tetap normal dalam intelegensia umum
Pedoman diagnosis

• Onset gangguan disertai dengan kelainan • Ciri khas: kelemahan berbahasa reseptif
paroksismal pada EEG (lobus temporalis), yang sangat berat dan kesulitan dalam
biasanya bilateral dan dalam banyak kasus penangkapan melalui pendengaran yang
disertai kejang epileptik sering merupakan manifestasi pertama
• Onset umumnya pada usia 3-7 tahun, tetapi dari kondisi ini.
dapat juga muncul lebih awal atau lebih lambat
F80.8 Gangguan Perkembangan Berbicara dan Berbahasa Lainnya

Pengertian
Termasuk dalam gangguan ini adalah gangguan bicara tipe pelat (cadel)
F80.9 Gangguan Perkembangan Berbicara dan Berbahasa YTT

Pengertian
Gangguan berbicara dan berbahasa kategori ini harus dihindarkan sejauh mungkin dan
hanya digunakan untuk gangguan yang tidak ditentukan dengan hendaya yang
bermakna dalam pengembangan bicara atau bahasa yang tidak termasuk retardasi
mental dan kelainan neurologis (sensoris atau fisik)
F8 Gangguan Perkembangan Belajar Khas
1
Pengertian
Suatu gangguan pada kemampuan penguasaan keterampilan yang terganggu sejak
stadium awal perkembangan

Pedoman diagnosis
• Terdapat derajat hendaya bermakna • Harus dalam masa perkembangan, harus
dalam keterampilan tertentu sudah ada pada anak usia sekolah dan tidak
• Hendayanya khas, bukan karena didapatkan kemudian dalam proses
retardasi mental/hendaya ringan perjalanan pendidikan lebih lanjut
pada intelegensia umum • Tidak langsung disebabkan oleh hendaya
• Harus tidak ada faktor luar visus atau pendengaran yang tak terkoreksi
F81.0 Gangguan Membaca Khas
Pengertian
Hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan membaca yang
tidak hanya disebabkan oleh usia, masalah ketajaman pandangan atau tidak adekuatnya
pendidikan
Pedoman diagnosis
Kemampuan membaca anak lebih rendah daripada yang diharapkan pada
usianya, intelegensia umum dan tingkat sekolahnya
• Dihilangkannya, digantinya • Salah mengawali, keraguan yang
imbuhan kata atau suku kata lama, atau kehilangan bagian teks
• Kecepatan membaca lamban dan tidak tepat menyusun kalimat
• Memutarbalikan kata dalam • Biasanya didahului oleh riwayat
kalimat/huruf dalam kata gangguan perkembangan berbicara
• Ketidakmampuan memahami atau berbahasa
bacaan
F81. Gangguan Mengeja Khas
1
Pengertian
Hendaya yang khas dan bermakna dalam perkembangan kemampuan mengeja tanpa
riwayat gangguan membaca khas, tidak disebabkan oleh rendahnya usia mental,
masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan yang tidak adekuat

Pedoman diagnosis
• Kemampuan mengeja anak harus secara • Kesulitan mengeja bukan disebabkan
bermakna di bawah tingkat yang oleh cara pengajaran yang tidak
seharusnya sesuai usianya, intelegensia adekuat, kurangnya daya penglihatan,
umum dan tingkat sekolahnya pendengaran atau fungsi neurologis
• Kemampuan membaca anak harus dalam dan bukan didapat sebagai akibat
gangguan neurologis, psikiatrik atau
batas normal dan harus tidak ada riwayat
lainnya
kesulitan membaca sebelumnya
F81.2 Gangguan Berhitung Khas
Pengertian
Hendaya yang khas dalam kemampuan berhitung, bukan akibat retardasi mental umum
atau pendidikan yang tidak adekuat

Pedoman diagnosis
• Kemampuan berhitung lebih rendah dari • Kekurangan pada kemampuan dasar
tingkat seusianya, inteligensia umum dan berhitung (tambah, kurang, kali, bagi)
tingkat sekolahnya
• Ketrampilan membaca dan mengeja harus
dalam batas normal sesuai umur mental
anak
F81.3 Gangguan Belajar Campuran

Pengertian
• Merupakan kategori sisa gangguan yang batasannya tidak jelas
• Hendaya pada kemampuan berhitung, membaca, atau mengeja secara bermakna, tetapi
tidak dapat diterangkan sebagai akibat dari retardasi mental atau pengajaran yang tidak
adekuat, atau efek langsung dari ketajaman penglihatan, pendengaran, atau fungsi
neurologis
F81.8 Gangguan Perkembangan Belajar Lainnya

Pengertian
• Tidak memenuhi kriteria gangguan belajar spesifik tetapi menimbulkan hendaya
F81.9 Gangguan Perkembangan Belajar YTT

Pengertian
Gangguan tidak khas dengan disabilitas bermakna tentang belajar yang tidak disebabkan oleh
retardasi mental, masalah ketajaman penglihatan atau pendidikan tidak adekuat
F82 Gangguan Perkembangan Motorik Khas

Pengertian
Hendaya berat dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak disebabkan oleh
retardasi intelektual umum, kelainan kongenital atau gangguan neurologis yang
didapat
Pedoman diagnosis
• Tahap perkembangan motorik dapat terlambat • Kesulitan belajar mengikat tali sepatu,
dan dapat terjadi kesulitan berbicara (khususnya memasang & melepaskan kancing,
gangguan artikulasi) melempar dan menangkap bola
• Tampak aneh berjalannya, lambat • Tak pandai menggambar, membangun
belajar berlari, naik turun tangga model, main bola serta menggambar dan
• Benda yang dipegang mudah jatuh,
mengerti peta
terjatuh, tersandung, tulisan tangan buruk
F83 Gangguan Perkembangan Khas Campuran

Pengertian
Kategori dengan batasan yang tidak jelas, konsepnya tidak adekuat dengan gangguan
perkembangan khas campuran dari F80, F81 dan/atau F82, tetapi tidak ada satu gejala yang
cukup dominan untuk dibuat sebagai diagnosis utama
PEMERIKSAAN ANAK D A N REMAJA
Pemeriksaan Status Mental

•Pemeriksaan penampilan fisik:

• Mencatat ukuran kerapihan, keadaan gizi, lingkar kepala, tanda fisik anxietas, ekspresi
wajah dan sikap

Interaksi orang tua-anak:

• Bisa dilihat saat di ruang tunggu sebelum wawancara dan di dalam sesi keluarga saat
bercakap-cakap serta nada emosi yang sesuai

Perpisahan dan pertemuan kembali:

• Memperhatikan sikap dan respon anak dalam perpisahan dan pertemuan kembali
dengan orang tua, baik- kurangnya afek saat perpisahan dan pertemuan, maupun
distres berat dapat menandakan adanya permasalahan dalam hubungan orang tua-anak

Orietasi terhadap waktu, tempat dan orang:

• Harus diingat anak yang masih sangat kecil tidak diharapkan untuk tahu tanggal,
informasi kronologis lain atau nama tempat wawancara. Adanya hendaya orientasi dapat
mencerminkan kerusakan organik, intelegensi yang rendah atau gangguan berfi kir
Pemeriksaan Status Mental

•Pembicaraan dan bahasa:

• Memperhatikan adanya tingkat pembicaraan dan perolehan bahasa yang sesuai dengan
usia anak. Serta amati perbedaan antara Bahasa ekspresif dengan bahasa reseptif yang
digunakan, catat kecepatan berbicara, irama, latensi untuk menjawab, spontanitas bicara,
intonasi, artikulasi kata-kata. Perhatikan adanya ekolalia atau kalimat yang berulang serta
kalimat yang tidak biasa. Penggunaan kata-kata sesuai usia dan kemungkinan bahwa adanya
hilangnya pendengaran yang mempengaruhi defisit pembicaraan dan bahasa

Mood:

• Memperhatikan ekspresi sedih anak, tidak adanya senyum yang sesuai menangis terus,
anxietas, euforia dan kemarahan merupakan indikasi valid untuk mood, demikian juga
pengungkapan verbal perasaan serta tema menetap didalam permainan dan khayalan

Afek:

• Mencatat kisaran ekspresivitas emosi anak, kesesuaian afek dengan isi pikir, kemampuan
untuk bergerak dengan halus dari satu afek ke afek lainnya dan pergeseran emosi yang
labil dan tiba tiba
Pemeriksaan Status Mental

•Proses dan isi pikir:

• Mempertimbangkan apakah perkembangan yang diharapkan menurut usia anak dan


apakah menyimpang untuk setiap kelompok umur. Evaluasi bentuk pikir termasuk asosiasi
longar, pikiran magis yang berlebihan, perseverasi, ekolalia, kemampuan anak untuk
membedakan khayalan dan kenyataan, kalimat koheren dan kemampuan memberi alasan
logis. Evalusi isi pikir: waham, obsesi, rasa takut, keinginan preokupasi dan minat. Serta
pengkajian ada tidaknya pikiran agresif dan gagasan bunuh diri serta halusinasi visual dan
audiotorik

Keterikatan sosial:

• Tingkat umum keterampilan sosial, kontak mata, derajat keakraban atau penar ikan dir i di
dalam pr oses wawanca ra. Pengkajian har ga diri anak, kepercayaan diri, keberhasilan
hubungan dengan teman sebaya serta penarikan diri

Perilaku motorik:

• Pengamatan aktivitas anak, kemampuan memberikan perhatian dan melaksanakan tugas-


tugas yang sesuai dengan perkembangan koordinasi, Gerakan involunter, tremor, luapan
motorik dan gerakan otot asimetrik fokal lainnya
Pemeriksaan Status Mental

•Kognisi:

• Mengkaji fungsi intelektual, kemampuan menyelesaikan masalah, daya ingat

Memori:

• Anak usia sekolah harus dapat mengingat 3 objek setelah 5 menit dan mengulang 5 angka
ke depan dan belakang.

Daya nilai dan tilikan:

• Pandangan anak mengenai masalah, reakasi terhadapnya dan kemungkinan penyelesaian


yang di kesankan oleh anak, serta pengertian anak mengenai apa yang ia dapat lakukan
secara realistis untuk membantu memberikan klinisi gagasan yang baik mengenai daya nilai
dan tilikan anak
Pengkajian Neuropsikiatri
 Penggabungan dari pemeriksaan neurologis, fisik, dan status mental
 Dilakukan untuk anak yang dicurigai memiliki gangguan neurologis, hendaya psikiatrik
bersamaan dengan tanda neurologis // gejala psikiatri yang disebabkan neuropatologi.
 Pemeriksaan neuro psikiatrik : pengkajian tanda neurologis halus (soft sign) dan anomali
fisik ringan.
 Tanda neurologis halus : Gejala perilaku (impulsif dan hiperaktivitas berat), temuan fisik
(Gerakan luapan kontralateral), dan berbagai tanda non fokal (koreiform ringan,
keseimbangan buruk, inkoordinasi ringan).
 Anomali fisik ringan : palatum lengkung tinggi, lipatan epikantus, hipertelorisme, telinga
letak rendah, lipatan palmar transversal, kepala besar, lidah beralur dan sindaktil parsial.
Uji Perkembangan, Psikologis, dan Pendidikan

Uji perkembangan untuk bayi dan anak pra sekolah:

• Gesell Infant scaale, Cattell Infant Intelegence Scale, Bayley scale of infant development dan
denver developmental screening test mencakup pengkajian perkembangan bayi sampai usia 2
bulan.
• Gesell infant scale mengukur perkembangan 4 area: motorik, fungsi adaptif, bahasa, dan sosial
• Pada anak yang masih sangat kecil atau bayi  sensorimotor dan respon sosial terhadap suatu
objek atau interaksi
• Penggunaan pada pra-sekolah penekanan pada perolehan verbal, sosial dan kognitif abstrak
Uji Perkembangan, Psikologis, dan Pendidikan

Uji perkembangan untuk anak usia sekolah dan remaja:

• Uji intelegensia yang paling luas digunakan adalah edisi ke 3 Wechsler Intelligence Scale for
Children ( WISC-III) dapat diberikan usia 6-17 tahun, menghasilkan IQ verbal, IQ kerja dan
gabungan IQ skala penuh
• Stanford-Binet Intelligence Scale meliputi usia 2-24 tahun, mengandalkan gambar, lukisan dan
objek untuk anak usia masih sangat muda dan kinerja verbal untuk anak usia lebih tua dan
remaja
Uji Perkembangan, Psikologis, dan Pendidikan

Uji persepsi dan motorik persepsi:

• Bender Visual Motor Gestalt Test diberikan pada anak usia 4-12 tahun, terdiri
atas gambar terkait ruang yang diminta anak untuk ditiru, berguna dalam
mengidentifikasi kinerja persepsi yang tidak sesuai usia menurut perkembangan

Uji kepribadian:

• Uji Rorschach merupakan teknik proyektif dengan stimulus ambigu, serangkaian


percikan tinta yang simetris bilateral ditunjukan pada anak yang kemudian
diminta untuk menggambarkan apa yang ia lihat di masing-masing gambar
• Uji Children’s Apperception test (CAT) terdiri atas kartu-kartu dengan gambar
hewan dengan situasi sedikit ambigu tetapi terkait dengan masalah antar
saudara kandung, orang tua-anak, pemeberi perawat dan hubungan lain, anak
diminta untuk menggambarkan apa saja yang terjadi dan menceritakan gambar
tersebut
Uji Perkembangan, Psikologis, dan Pendidikan

Uji pendidikan:

• Wide range Achievement test-revised (WRAT-R) terdiri atas uji


pengetahuan dan keterampilan serta kinerja membaca, mengeja,
dan matematik yang diukur dengan waktu. Digunakan untuk usia 5
tahun hingga dewasa
Formulasi
Biopsikososial
Pengintergrasian semua informasi yang diperoleh menjadi satu formulasi yang
memperhitungkan predisposisi biologis, faktor psikodinamik, stressor lingkungan,
dan peristiwa kehidupan yang telah menyebabkan tingkat fungsi anak saat ini

Ganggguan psikiatrik dan kelainaan fisik, neuromotor atau perkembangan harus


dipertimbangkan dalam faktor etiologic

Kesimpulan klinisi adalah integrasi informasi klinis dengan data kajian psikologis dan
perkembangan terintegrasi

Formulasi psikiatrik mencakup pengkajian fungsi keluarga serta kesesuaian


lingkungan pendidikan anak
ELEKTROFISIOLOGI
Elektrofisiologi

Elektrofisiologi mempunyai peran penting dalam menilai keakuratan diagnosis termasuk gejala penyakit bagian
saraf dan mengetahui lokasi serta terapi. Elektrofisiologi dapat mengetahui sinyal abnormal pada jaringan tubuh
pasien

Terdapat beberapa Teknik elektrofisiologi yang dapat mengukur sinyal elektromagnetik dalam tubuh. Otak,
jantung dan otot adalah sumber utama elektrisitas dan lapangan magnetik dalam tubuh yang dapat direkam
dan menghasilkan pola yang dapat dinilai dan mungkin dapat menentukan lokasi dari suatu gejala yang muncul.
Teknik tersebut diantaranya adalah Electroencephalography (EEG), Electrocardiography (EKG),
Electromyography (EMG)
EEG
(Electroencephalogram)

Tes yang dilakukan untuk menilai aktivitas kelistrikan otak

Waktu periksa 30-45 menit

Diagnosis epilepsy 25-56%

Indikasi:

• Membedakan epilepsy menyeluruh dan fokal


• Melokalisir sumber epilepsy

• Melokalisasi patologi structural pada epilepsy


rTMS (repetitive Transcranial Magnetic Stimulation)

Tujuan stimulasi magnetik transkranial (TMS) menggunakan perangkat medis yang menerapkan puls magnetik
noninvasif ke korteks otak untuk mendepolarisasi neuron. Teruji keamanan dan kemanjurannya pada orang muda
dengan diagnosis gangguan attention-deficit / hyperactivity (ADHD)

Menggunakan stimulasi listrik yang dapat digunakan untuk gangguan neurologi di daerah otak, sumsum tulang
belakang (medulla spinalis), saraf saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang yang disebut juga akar saraf
(radiks) atau saraf saraf pada daerah saraf tepi

TMS dapat digunakan sebagai suatu stimulus tunggal atau stimulus yang diberikan pada daerah otak atau medulla
spinalis serta saraf tepi pada daerah yang tepisah, alat TMS dapat dipergunakan sebagai alat untuk mendiagnosa
gangguan pada otak, medulla spinalis maupun saraf perifer dan juga dapat digunakan untuk pengobatan ataupun
terapi dan juga untuk melihat kemajuan pengobatan yang diberikan pada bidang neurologi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai