Pembimbing : dr. Tri Rini Budi Setyaningsih, Sp. KJ
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSOED RSUD PROF. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 2018 Retardasi mental adalah suatu perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya (APA, 2013). 1. Penyebab prenatal a. Kelainan kromosom b. Kelainan genetik/herediter c. Gangguan metabolik d. Sindrom dismorfik e. Infeksi intrauterine f. Intoksikasi 2. Penyebab perinatal a. Prematuritas b. Asfiksia c. Kernikterus d. Hipoglikemia e. Meningitis f. Hidrosefalus g. Perdarahan intraventrikular 3. Penyebab postnatal a. Infeksi (meningitis, ensefalitis) b. Trauma c. Kejang lama d. Intoksikasi (timah hitam, merkuri) Berdasarkan PPDGJ III dan DSM-5 Retardasi Mental dibagi menjadi: 1. Retardasi mental ringan 2. Retardasi mental sedang 3. Retardasi mental berat 4. Retardasi mental sangat berat 5. Retardasi mental lainnya 6. Retardasi mental YTT IQ berkisar anatra 50-69 Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat, dan masalah kemampuan berbicara yang mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai dewasa. Sebagian besar dapat mencapai kemampuan berbicara untuk keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat mandiri penuh dalam merawat diri sendiri dan mencapai keterampilan praktis dan keterampilan rumah tangga, walaupun tingkat perkembangannya agak lambat daripada normal. Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang bersifat akademik, dan banyak masalah khusus dalam membaca dan menulis Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian kecil penderita IQ berkisar antara 35-49 Umumnya ada profil kesenjangan (discrepancy) dari kemampuan, beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam keterampilan visuo-spasial dari pada tugas-tugas yang tergantung pada bahasa, sedangkan yang lainnya sangat canggung namun dapat mengadakan interaksi sosial dan percakapan sederhana. Tingkat perkembangan bahasa bervariasi: ada yang dapat mengikuti percakapan sederhana, sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar mereka Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada kebanyakan penyandang retardasi mental sedang. Autisme masa kanak atau gangguan perkembangan pervasive lainnya terdapat pada sebagian kecil kasus, dan mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan tipe penatalaksanaan yang dibutuhkan. Epilepsi, disabilitas neurologik dan fisik juga lazim ditemukan meskipun kebanyakan penyandang retardasi mental sedang dapat berjalan tanpa bantuan. Kadang-kadang didapatkan gangguan jiwa lain, tetapi karena tingkat perkembangan bahasanya yang terbatas sehingga sulit menegakkan diagnosis dan harus tergantung dari informasi orang lain yang mengenalnya. Setiap gangguan penyerta harus diberi kode diagnosis tersendiri. IQ berkisar antara 20-34 Pada umumnya mirip dengan retardasi mental sedang dalam hal: Gambaran klinis Terdapat etiologi organik, dan Kondisi yang menyertainya Tingkat presentasi yang rendah Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita gangguan motorik yang mencolok atau defisit lain yang menyertainya, menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari susunan saraf pusat. IQ biasanya di bawah 20 Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, paling maksimal mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan sederhana Keterampilan visuo-spasial yang paling dasar dan sederhana tentang memilih dan mencocokan mungkin dapat dicapainya, dan petunjuk yang tepat penderita mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas praktis dan rumah tangga Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar kasus Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat yang mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsy dan hendaya daya lihat dan daya dengar. Sering ada gangguan perkembangan pervasive dalam bentuk sangat berat khususnya autism yang tidak khas (atypical autism), terutama pada penderita yang dapat bergerak Kategori ini hanya digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi mental dengan memakai prosedur biasa sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik, misalnya buta, bisu, tuli, dan penderita yang terganggu berat atau fisiknya tidak mampu Jelas terdapat retardasi mental, tetapi tidak ada informasi yang cukup untuk menggolongkannya dalam salah satu kategori tersebut di atas Menurut PPDGJ 3: - Inteligensi bukan merupakan karakteristik yg berdiri sendiri, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. - Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yg tersedia, termasuk temuan klinis, perilaku adaptif, dan hasil tes psikometrik. - Untuk diagnosis pasti, harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial sehari-hari - Gangguan jiwa dan fisik yang menyertai retardasi mental, mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan penggunaan dari semua keterampilannya - Penilaian diagnostik adalah terhadap kemampuan umum bukan terhadap suatu area tertentu yang spesifik dari hendaya atau keterampilan Menurut DSM V: - Gangguan fungsi intelektual, seperti pemikiran, pemecahan masalah, perencanaan, pemikiran abstrak, pertimbangan, pembelajaran akademik, dan belajar dari pengalaman, yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan inteligensi tersandarisasi klinis dan individual. - Kekurangan atau gangguan dalam perilaku adaptif dalam 1 hal atau lebih yaitu: komunikasi, self-care, kehidupan rumah tangga, keterampilan sosial/interpersonal, menggunakan sarana komunitas, mengarahkan diri sendiri, keterampilan akademis fungsional, pekerjaan, waktu senggang, kesehatan dan keamanan - Awitan terjadi sebelum usia 18 tahun. 1. Medis terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. a) Metilfenidat(ritalin) : dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif b) Clorpromazin: menurunkan perilaku stimulasi diri yang berulang c) Buspiron : baik utk gangguan cemas dgn manifestasi self injury behaviour. Dosis sekitar 15- 45mg/hari 2. RS / panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua thd anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dlm masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. (-) : kurngnya stimulasi mental krn kurangnya kontak dgn orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yg memberikan kebutuhan dasar bagi anak. 3. Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun orangtuanya. Walaupun tidak dapat menyembuhkan, tetapi dgn psikoterapi dan obat- obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku, dan adaptasi sosialnya. 4. Konseling Tujuan: menentukan ada atau tidak retardasi mental dan derajatnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus. TERIMAKASIH
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita