RETARDASI MENTAL
Dokter Pembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
Oleh:
Putri Maura
13201110101022
Khikma Rizky N
13201110101035
Desi Suryani
LAB/SMF 13201110101102
Psikiatri RSD dr. Soebandi
Jember
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
2017
DEFINISI
Retardasi mental ialah keadaan dengan inteligensi
yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak
lahir atau sejak masa anak).
Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo =
kurang atau sedikit dan fren = jiwa) tuna mental.
Suatu keadaaan dengan ciri-ciri, yaitu disabilitas
yang ditandai dengan suatu limitasi/keterbatasan yang
bermakna baik dalam fungsi intelektual maupun perilaku
adaptif yang diekspresikan dalam keterampilan konseptual,
sosial dan praktis. Keadaan ini terjadi sebelum usia 18
tahun (Kusumawardhani, 2013).
American Association on Mental Retardation
(AAMR) menggunakan suatu pendekatan multi-
dimensional atau biopsikososial yang mencakup 5 dimensi
yaitu: kemampuan intelektual, perilaku adaptif, partisipasi,
interaksi, dan peran sosial, kesehatan fisik dan mental,
konteks budaya dan juga lingkungan.
ETIOLOGI
Penyebab retardasi mental dapat berupa
faktor keturunan (retardasi mental genetik), dapat
juga tidak diketahui (retardasi mental simplex).
Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa
ke-1 (PPDGJ-1) memerikan subkategori-subkategori
klinis atau keadaan-keadaan yang sering disertai
retardasi mental sebagai berikut:
1. Akibat infeksi dan/atau intoxikasi
• Parotitis epidemika, rubella, sifillis, dan
toxoplasmosis congenital
• Ensefalopatia karena infeksi postnatal
• Ensefalopatia karena toxemia gravidarum atau
karena intoksikasi lain
• Ensefalopatia bilirubin (kernicterus)
• Ensefalopatia post-imunisasi
2. Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lain,
seperti sinar-X, bahan kontrasepsi dan usaha
melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan
dengan retardasi mental. Rudapaksa kepada
sesudah lahir tidak begitu sering mengakibatkan
retardasi mental. Pada waktu lahir (perinatal) kepala
dapat mengalami tekanan sehingga timbul
perdarahan didalam otak.
3. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi
Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh
gangguan metabolisme (misalnya metabolisme zat lipida,
karbohidrat, dan protein), contoh:
• Lipidosis otak infantile (penyakit Tay-Sach)
• Histiositosis lipidum jenis keratin (penyakit Gaucher)
• Histiosis lipidum jenis fosfatid (penyakit Niemann-Pick)
• Fenilketonuria: diturunkan melalui suatu gen yang resesif
4. Akibat penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat
neoplasma (tidak termasuk tumbuhan sekunder karena
rudapaksa atau keradangan) dan beberapa reaksi sel-sel
yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya
(diduga herediter atau familial).
• Neofibromatosis (penyakit von Recklinghausen)
• Angiomantosis otak trigemini (penyakit Sturge-Weber-
Dimitri)
• Sklerosis tuberosis (epiloia, penyakit Bournville)
• Sklerosis spinal (ataxia Friedrich)
5. Akibat penyakit/pengaruh prenatal yang tidak jelas
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi
tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial
primer dan defek congenital yang tidak diketahui sebabnya.
• Anensefali dan hemi-ensefali
• Kelainan pembentukan giri
• Porensefali congenital
• Kraniostenosis
• Hidrosefalus congenital
• Hipertelorisme
• Makrosefali (megalensefali)
• Mikrosefali primer
• Sindrom Laurence-Moon-Biedl
6. Akibat kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam
jumlahnya atau dalam bentuknya. Kelainan dalam jumlah
kromosom: Sindrom down atau Langton-Down atau
mongolisme (trisomi otosomal atau trisomi kromosom
21).
7. Akibat prematuritas
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental
yang berhubungan dengan keadaan bayi yang pada
waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram
dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu
serta tidak terdapat sebab-sebab lain seperti dalam
subkategori sebelum ini.
8. Akibat gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental mungkin juga suatu
gangguan jiwa yang berat dalam masa anak-anak.
Untuk membuat diagnosis ini harus jelas telah terjadi
gangguan jiwa yang berat dan tidak terdapat tanda-
tanda patologik otak. Penderita skizofrenia residual
dengan deteriorasi mental tidak termasuk dalam
kelompok ini.
9. Akibat deprivasi psikososial
Retardasi mental dapat disebabkan oleh
faktor-faktor biomedis ataupun sosiobudaya (yang
berhubungan dengan deprivasi psikososial dan
penyesuaian diri). Untuk membuat diagnosis ini
harus terdapat riwayat deprivasi psikososial dan
tidak terdapat tanda-tanda patologi susunan saraf.
Keadaan yang mengakibatkan retardasi mental ini
mungkin cultural-familial atau/dan deprivasi
lingkungan social.
KRITERIA DIAGNOSTIK
Pedoman Diagnostik
• Tingkat kecerdasan (intelegensia) bukan satu-satunya
karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah
besar keterampilan spesifik yang berbeda. Meskipun ada
kecenderungan umum bahwa semua keterampilan ini akan
berkembang ke tingkat yang sama pada setiap individu, namun
dapat terjadi suatu ketimpangan yang besar, khususnya pada
penyandang retardasi mental. Orang tersebut mungkin
memperlihatkan hendaya berat dalam satu bidang tertentu
(misalnya bahasa) atau mungkin mempunyai suatu area
keterampilan tertentu yang lebih tinggi ( misalnya tugas visuo-
spasial sederhana) yang berlawanan dengan latar belakang
adanya retardasi mental berat.
• Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua
informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, perilaku
adaptif (yang dinilai dalam kaitan dengan latar belakang
budayanya) dan hasil tes psikometrik.
• Untuk diagnosis yang pasti, harus ada penurunan tingkat
kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan
adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-
hari.
• Gangguan jiwa dan fisik yang menyerta retardasi mental,
mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan
penggunaan dari semua keterampilannya.
• Penilaian diagnostik adalah terhadap kemampuan umum
(global ability) bukan terhadap suatu area tertentu yang
spesifik dari hendaya atau keterampilan.
F70 RETARDASI MENTAL RINGAN
• Bila menggunakan tes IQ baku yang tepat, maka IQ berkisar
antara 50 sampai 69 menunjukkan retardasi mental ringan.
• Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat
pada berbagai tingkat, dan masalah kemampuan berbicara
yang mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat
menetap sampai dewasa.
• Walaupun mengalami keterlambatan dalam kemampuan
bahasa tetapi sebagian besar dapat mencapai kemampuan
berbicara untuk keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat
mandiri penuh dalam merawat diri sendiri dan mencapai
keterampilan praktis dan keterampilan rumah tangga,
walaupun tingkat perkembangannya agak lambat daripada
normal.
• Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan
sekolah yang bersifat akademik, dan banyak masalah
khusus dalam membaca dan menulis.
• Etiologi organik hanya diidentifikasi pada sebagian kecil
penderita.
• Keadaan lain yang menyertai seperti autisme,
gangguan perkembangan lain, epilepsi, gangguan
tingkah laku, atau disabilitas fisik dapat ditemukan
dalam berbagai proporsi. Bila terdapat gangguan
demikian, maka harus diberi kode diagnosis tersendiri.
F71 RETARDASI MENTAL SEDANG
• IQ biasanya berada dalam rentang 35-49
• Umumnya ada profil kesenjangan (discrepancy) dari
kemampuan, beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih
tinggi dalam keterampilan visuo-spasial dari pada tugas-tugas
yang tergantung pada bahasa, sedangkan yang lainnya sangat
canggung namun dapat mengadakan interaksi sosial dan
percakapan sederhana.
• Tingkat perkembangan bahasa bervariasi: ada yang dapat
mengikuti percakapan sederhana, sedangkan yang lain hanya
dapat berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar
mereka.
• Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada kebanyakan
penyandang retardasi mental sedang.
• Autisme masa kanak atau gangguan perkembangan pervasif
lainnya terdapat pada sebagian kecil kasus, dan mempunyai
pengaruh besar pada gambaran klinis dan tipe penatalaksanaan
yang dibutuhkan.
• Epilepsi, disabilitas neurologik dan fisik juga lazim ditemukan
meskipun kebanyakan penyandang retardasi mental sedang
mampu berjalan tanpa bantuan. Kadang-kadang didapatkan
gangguan jiwa lain, tetapi karena tingkat perkembangan
bahasanya yang terbatas sehingga sulit menegakkan diagnosis
dan harus tergantung dari informasi yang diperoleh dari orang lain
yang mengenalnya. Setuap gangguan penyerta harus diberi kode
diagnosis tersendiri.
F72 RETARDASI MENTAL BERAT
• IQ biasanya berada dalam rentang 20-34
• Pada umumnya mirip dengan retardasi mental sedang dalam
hal:
-gambaran klinis
-terdapatnya etiologi organik, dan
-kondisi yang menyertainya
-tingkat prestasi yang rendah,
• Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita
gangguan motorik yang mencolok atau defisit lain yang
menyertainya, menunjukkan adanya kerusakan atau
penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis
dari susunan saraf pusat.
F73 RETARDASI MENTAL SANGAT BERAT
• IQ biasanya dibawah 20
• Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, paling
banter mengerti perintah dasar dan mengajukan
permohonan sederhana.
• Keterampilan visuo-spasial yang paling dasar dan
sederhana tentang memilih dan mencocokkan mungkin
dapat dicapainya, dan dengan pengawasan dan petunjuk
yang tepat penderita mungkin dapat sedikit ikut
melakukan tugas praktis dan rumah tangga.
• Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian
besar kasus.
• Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang
berat yang mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsi dan
hendaya daya lihat dan daya dengar. Sering ada
gangguan perkembangan pervasif dalam bentuk sangat
berat khususnya autisme yang tidak khas (atypical
autism), terutama pada penderita yang dapat bergerak.
F78 RETARDASI MENTAL LAINNYA