Anda di halaman 1dari 45

GGN MOOD/AFEKTIF

Oleh:
Dr. H. Ahmadi NH., SpKJ
KaBag Psikatri FK Unissula
Semarang
Capaian Pembelajaran (CP)
dan Literatur Minimal (LM)
CP.:
Memahami pengertian Mood/Afek.
Memahami ggn Mood/Afek dan etiologinya.
Memahami tanda gejala dan klasifikasi ggn
Mood/Afek.
Memahami diagnosis dan penatalaksanaan ggn
Mood/Afek.
LM.:
PPDGJ-III Depkes RI./ ICD X WHO.
DSM IV-V APA / Kaplan (2007, 2012)
Pengertian MOOD/AFEK

Mood: keadaan emosional internal yg menetap

Afek : ekspresi eksternal emosi saat itu

Mood/afek dapat normal atau terganggu

Mood/afek normal: dpt mengalami bbg mcm


mood dg ekspresi afektif yg sama luasnya dan
mampu mengendalikannya perasaannya.
Mood terganggu: kondisi klinis ditandai oleh
hilangnya kendali perasaan dan pengalaman
subyektif serta adanya rasa penderitaan.

Mania: mood meluap-luap, peningkatan


harga diri, gagasan meloncat-loncat (flight of
ideas), gagasan kebesaran, hiperaktif,
kurang tidur.

Depresi: kurang/hilang energi dan minat,


nafsu makan, perasaan bersalah, sulit
konsentrasi, pikiran kematian/bunuh diri.
Pd ggn mood dpt tjd perubahan:

- aktivitas, kognisi dan pembicaraan.

- fungsi vegetatif (nafsu makan, tidur,


aktivitas seksual & irama biologis lainnya)

- fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan


ETIOLOGI
Penyebab gagguan mood adalah
Faktor biologis,
Faktor genetika,
Faktor psikososial., dan
interaksi ketiga faktor Contoh:
- Faktor psikososial dan genetika dapat mempengaruhi
faktor biologi (konsentrasi neurotransmiter tertentu) dalam
menimbulkan gangguan mood.
- Faktor biologis&psikososial dpt pengaruhi ekspresi gen.
- Faktor biologis dan genetika juga dapat mempengaruhi
respon seseorang terhadap stresor psikososial
Faktor Biologis
Amin biogenik. neurouansmiter amin biogenik adalah:
norepinefrin, serotonin, dopamin, GABA dan neuroendokren.

NOREPINEFRIN.
aktivasi reseptor adrenergik-alfa2 => jumlah norepinefrin yg di lepaskan.
reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan
mengatur jumlan serotonin yang dilepaskan.

SEROTONIN.
penurunan serotonin => depresi, pasien bunuh diri konsentrasi metabolit
serotonin (5HIAA) dlm cairan serebrospinalis rendah dan konsentrasi
tempat ambilan serotonin rendah di trombosit, seperti yang diukur oleh
imipramin (Tofranil) yang berikatan dengan trombosit..
DOPAMIN.
Aktivitas dopamin pada depresi dan pada mania.
jalur dopamin mesolimbik mengalami disfungsi pada
depresi, reseptor dopamin tipe 1 (D1) hipoaktif pada
depresi.

FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN.


Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-
aminobutyric acid (GABA)dan peptida neuroaktif
(khususnya vasopresin dan opiat endogen) =>
patofisiologi gangguan mood.
Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem
pembawa kedua (second-messenger), seperti:
adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi
kalsium juga memiliki relevansi penyebab.
REGULASI NEUROENDOKRIN.
Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu
neurohormonal dan hipotalamus menerima
banyak masukan (input) neuronal yang
menggunakan neurotransmiter amin biogenik.
Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah:
sumbu adrenal, tiroid, dan hormon pertumbuhan.
Kelainan neuroendakrin lainnya adalah:
sekresi nokturnal melantonin, pelepasan
prolaktin terhadap pemberian tryptophan, kadar
follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinzing
hormone (LH), dan testosteron pada laki-laki.
Faktor Genetika

Penelitian keluarga.
saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I =>
8 - 18 kali > saudara derajat pertatma subjek
kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10
kali lebih menderita ggn depresif berat.
saudara derajat pertama penderita ggn depresif
berat => 1,5-2,5 kali > saudara derajat pertama
subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I
dan 2-3 kali lebih mungkin menderita gangguan
depresif berat.
Penelitian adopsi.
Anak biologis dari orang tua yg menderita,
berada dlm risiko menderita ggn mood, bahkan
jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak
menderita gangguan mood.

Penelitian kembar.
Anak kembar menunjukkan bahwa angka
kesesuaian untuk gangguan bipolar I pada
kembar monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn
depresif berat angka adalah 50 %.
Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar
dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn bipolar I dan
10-25 % untuk ggn depresif berat.
Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-
releasing hormone (CRH), menstimulasi pelepasan
hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis
anterior. ACTH => pelepasan kortisol dari korteks
adrenal. Kortisol memberikan umpan batik (feed back)
pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua
mekanisme:
- mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap ke
cepatan peningkatan konsentrasi kortisol, melalui
reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan
pelepasan ACTH;
- mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap
konsentrasi kortisol, melalui reseptor hipofisis dan
adrenal.
Dexamethasone-suppression test.
Deksametason adalah suatu analog sintetik
dari kortisol. 50 % pasien depresi gagal ber-
respon supresi kortisol yang normal terhadap
dosis tunggal deksametason yang
menyebabkan stres lebih sering mendahului
episode pertama gangguan mood daripada
episode selanjutnya.
stres episode pertama => perubahan biologi
otak => perubahan neurotransmiter dan
sistem pemberi signal intraneuronal
Faktor kepribadian pramorbid

Tipe kepribadian: dependen, obsesif-


kompulsif, histeriakal risiko > ggn depresi
daripada tipe kepribadian antisocial,
paranoid, dan lainnya yang menggunakan
proyeksi dan mekanisme pertahanan
meng-eksternalisasi- kan lainnya.
MACAM GANGGUAN MOOD/AFEK
DSM-IV dari APA
A. Ggn mood utama:
1. Depresi berat ( depresi unipolar)
2. Ggn bipolar:
- ggn Bipolar-1:
a. Episode mani-depresi atau
b. episode mani-mani (mani unipolar
atau mani murni).
- ggn Bipolar-2:
Episode hipomani-depresi
B.. Ggn mood tambahan:
1. Ggn siklotimik ( siklotimia )
2. Ggn distimik ( distimia )
3. Ggn berhubungan dg sindrom depresi:
- ggn depresi ringan sedang
- ggn depresi singkat rekuren ( berat-ringan)
- ggn disforik pra menstrual
4. Ggn mood krn kondisi medis umum
5. Ggn mood akibat zat
6. Ggn mood yg tdk ditentukan.
PPDGJ-III/ICD-X
F30-F39 Ggn Suasana Perasaan
(Mood{Afektif})
Perubahan suasana perasaan (mood)/afek
- Depresi dg atau tanpa ansietas
- Elasi-mania: suasana perasaan yg
meningkat
perubahan tingkat aktivitas, kemampuan
kognitif dan pembicaraan serta fungsi vegetatif
(tidur,makan, seksual dan irama biologis lain)
Dpt ggn fs interpersonal, sosial dan
pekerjaan
Kelainan Fundamental:
Ggn mood/afektif dibedakan:
- Episode tunggal atau multipel
- Elasi: hipomania, mania tanpa gejala psikotik
atau dg gejala psikotik
- Depresi ringan- sedang tanpa atau dg gejala
somatik. Depresi berat tanpa gejala
psikotik atau dg gejala psikotik
F30 Episode Manik:
Peningkatan mood/afek, aktivitas fisik dan mental
Utk episode manik tunggal/pertama

F30.0 Hipomania:
- peningkatan afek, aktivitas bbrp hari berturut-turut

F30.1 Mania tanpa gejala psikotik:


- Episode cukup berat minimal 1 minggu,
mengacaukan aktivitas sosial pekerjaan
- peningkatan energi, aktivitas, bicara, ide-ide
kebesaran (grandiose ideas) dan optimistik serta
kebutuhan tidur berkurang.
F30.2 Mania dg Gejala Psikotik
- klinis > berat dari mania tanpa psikotik F30.1 (gejala
minamal 1 mgg cukup berat hendaya pekerjaan/
sosial, peningkatan energi, hiperaktivitas motorik-
pembicaraan, ide kebesaran (grandiose ideas),
penuh optimistik, kebutuhan tidur kurang).

- waham kebesaran (delusion of grandeur), iritabilitas,


kecurigaan waham kejar (delusion of persecution).
Waham&halusinasi sesuai dg afek (mood congruent)
Diagnosis banding:
- Skizofrenia (F20.-),
- Skizoafektif tipe manik (F25.0)
- ketidak sesuaian afek dg waham/halusinasi
menonjol (mood incongruent)

F30.8 Episode manik lainnya

F30.9 Episode manik YTT


F31 Gangguan Afektif Bipolar
Ggn episode berulang sekurang-kurangnya
dua episode: peningkatan (hipomania, mania)
dan penurunan (depresi)
Antara episode ggn tdpt periode fungsi normal
Episode manik onset tiba-tiba: 2 mgg - 5 bln.
Episode depresi onset > lama, rata-rata: 6 bln
Sering tjd setelah stres / trauma mental
Termasuk : psikosis manik-depresif
Macamnya:
F31.0 Ggn Afektif Bipolar (GAB) episode hipomanik,
F31.1 GAB episode manik tanpa gejala psikotik,
F31.2 GAB episode manik dg gejala psikotik,
F31.3 GAB episode depresi ringan atau sedang,
F31.4 GAB episode depresi berat tanpa gejala
psikotik,
F31.5 GAB episode depresi berat dg gejala psikotik,
F31.6 GAB episode campuran,
F31.7 GAB dalam remisi,
F31.8 GAB lainnya,
F31.9 GAB YTT
F32 Episode Depresif (PPDGJ-3
Gejala utama:
- Afek depresif,
- Kehilangan minat dan kegembiraan,
- Energi , mudah lelah dan aktivitas .
Gejala lainnya:
- Perhatian dan konsentrasi berkurang
- Harga dan kepercayaan diri kurang
- Perasaan bersalah-tidak berguna
- Psimistik, masadepan suram
- Gagasan-tindakan bunuh diri
- Nafsu makan berkurang dan
- Tidur terganggu
F32.0 Episode Depresi Ringan:
- minimal 2 gejala utama, 2 gejala lainnya
- Berlangsung sekurangnya 2 minggu
- Sedikit kesulitan dlm aktivitas sosial dan pekerjaan
- F32.00 tanpa gejala somatik
- F32.01 dengan gejala somatik

F32.1 Episode Depresi sedang:


- minimal 2 gejala utama, 3 gejala lainnya
- Episode berlangsung 2 minggu
- Kesulitan nyata kegiatan sosial, pekerjaan dan rumah
tangga
- F32.10 tanpa gejala somatik,
- F32.11 dg gejala somatik
F32.2 Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik:
- 3 gejala utama, 4 gejala lainnya
- Berlangsung sekurangnya 2 minggu. Bila gejala saangat
berat onset bisa > cepat/< 2 minggu
- Tdk mampu aktivitas sosial, pekerjaan dan rumah tangga

F32.3 Episode Depresif Berat dg Gejala Psikotik:


- memenuhi kriteria F32.2
- waham, halusinasi, retardasi psikomotor-stupor
- Waham, halusinasi serasi/ tdk serasi dg afek (mood
congruent)

F32.8 Episode Depresif Lainnya

F32.9 Episode Depresif YTT.


F33 Gangguan Depresif
Berulang
Episode masing-masing sekitar 6 bulan,
frekuensi < ggn Bipolar
Tdk ada riwayat peningkatan afek
Pemulihan antara episode biasanya
sempurna, bisa menetap pd usia lanjut
Sering krn stres atau trauma mental lain
F33.0 GDB Episode Ringan:
- memenuhi F33 & F32.0 (episode depresi ringan)
- Sekurangnya 2 minggu dg sela waktu bbrp
bulan tanpa ggn afektif
- F33.00 tanpa gejala somatik
- F33.01 dengan gejala somatik
F33.1GDB Episode sedang:
- memenuhi F33 & F32.1 (episode depresi
sedang)
- Sekurangnya berlangsung 2 minggu, dg bbrp
bln tanpa ggn afektif
- F33.10 tanpa gejala somatik
- F33.11 dengan gejala somatik
F33.2 GDB Episode Berat tanpa Gejala Psikotik:
- memenuhi F33 dan F32.2 (depresi berat
tanpa gejala psikotik)
- Sekurangnya 2 minggu, dg sela waktu bbrp
bulan tanpa ggn afektif

F33.3 GDB Episode Berat dg Gejala Psikotik:


- memenuhi F33 dan F32.3 (depresi berat dg
ejala Psikotik)
- Sekurangnya berlangsung 2 minggu, dg sela
bbrp bulan tanpa ggn afektif
F33.4 GDB dalam Remisi:
- memenuhi F33 dimasa lampau, tdk
memenuhi F30-39 (episode depresi)
- Sekurangnya berlangsung 2 minggu, dg
sela waktu bbrp bulan tanpa ggn afektif

F33.8 Ggn Depresi Berulang Lainnya

F33.9 Ggn Depresi Berulang YTT.


F34 Gggn Suasana Perasaan
(Mood{Afektif}) Menetap/Menahun

F34.0 Ggn Siklotimia


- Episode Depresi ringan dan hipomania,
ringan, tidak stabil, menetap cukup lama,
- Berlangsung 1thn (anak), > 2 thn (dws)

Diagnosis banding:
- Ggn afektif bipolar (F31.)
- ggn depresif berulang (F33.)
F34.1 Distimia:
- Depresif sangat lama, tidak memenuhi depresif berulang
ringan-sedang (F33.0-F33.1)
- Berlangsung sekurangnya (2 thn)
- tak terbatas pd usia dini dari masa dewasa, jika onset usia
lanjut mrpk kelanjutan depresi tersendiri (F32),
berhubungan dg masa berkabung atau stres lain
Diagnosis banding:
- Ggn campuran ansietas-depresi (F41.2),
- Reaksi depresi berkepanjangan (F43.21),
- Skizofrenia residual (F20.5)

F34.8 Ggn Afektif Menetap Lainnya


- tdk memenuhi F34.0 dan F34.1, namun secara klinis
bermakna.

F34.9 Ggn Afektif Menetap YTT.


F38 GGN SUASANA PERASAAN
(MOOD{AFEKTIF} LAINNYA
F38.0 GGN Afektif Tunggal Lainnya.
- F38.00= Episode afektif campuran
- Episode afektif campuran atau
berganti cepat ( bbrp jam)
sekurangnya 2 mgg antara
hipomanik, manik, dan depresif.
F38.1 GGn Afektif Berulang Lainnya
- F38.10= Ggn depresif singkat berulang
- depresif singkat berulang, sekali sebulan setahun yg
lampau.
- episode depresif < 2 mgg (khas 2-3 hari dg pemulihan
sempurna), memenuhi episode depresif ringan, sedang, atau
berat (F32.0, F32.1, F32.2)
TERAPI

Tujuan:
- 1. keamanan pasien.
- 2. pemeriksaan diagnostik.
- 3. rencana pengobatan dan
- 4. kesehatan pasien
Perawatan di Rumah Sakit
Indikasi:
- prosedur diagnostik,
- risiko bunuh diri (depresi) atau membunuh (mania)
- penurunan berat kemampuan makanan atau berlindung.
- gejala berkembang cepat dan
- hancurnya sistem pendukung

Pasien seringkali tidak mau memasuki rumah sakit secara sukarela


perlu dibawa secara involunter (dipaksa).

Pasien depresif berat seringkali tidak mampu mengambil keputusan karena


pikiran mereka yang melambat, negatif, dan putus asa.

Pasien manik sering tilikan lengkap terganggu, sehingga perawatan di


rumah sakit akan sangat menggelikan baginya.
Terapi Psikososial

Tiga jenis psikoterapi jangka pendek:


terapi kognitif, terapi interpersonal, dan
terapi perilaku.
bermanfaat: gangguan depresif berat.

Psikoterapi berorientasi psikoanalitik


(psikoterapi jangka panjang).
Terapi kognitif, pada pasien distorsi kognitif
pada depresif berat.
Tujuan terapi kognitif: menghilangkan episode
depresif dan mencegah rekurennya dengan
membantu pasien mengidentifikasi dan uji
kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir
altematif, fleksibel, dan positif; dan melatih
kembali respon kognitif dan perilaku yang
baru kearah yg positif & lebih baik.
Terapi interpersonal.
memusatkan pada satu atau dua masalah
interpersonal pasien yang sedang dialami
sekarang,
Pertama, masalah interpersonal sekarang
kemungkinan memiliki hubungan awal
yang disfungsional.
Kedua, masalah interpersonal sekarang
adalah efektif di dalam pengobatan
gangguan depresif berat dan mungkin,
secara spesifik membantu menjawab
masalah.
Terapi berorientasi psikoanalitik.
Pendekatan psikoanalitik pada teori psikoanalitik tentang
depresi dan mania.
Tujuan umum,
- perubahan struktur atau karakter, bukan semata-mata
menghilangkan gejala.
- perbaikan kepercayaan diri, keakraban, mekanisme
mengatasi, kapasitas berdukacita, dan kemampuan untuk
mengalami berbagai macam emosi

Terapi keluarga, indikasi


- jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi
keluarga, keutuhan keluarga.
- jika gangguan mood adalah diperkembangkan atau
dipertahankan oleh situasi keluarga.
Farmakoterapi
Indikasi
Gangguan depresif berat.
- obat trisiklik. masalah pasien tidak respon terhadap
pengobatan pertama;
semua antidepresan memerlukan waktu 3-4 minggu efek
terapetik, semua antidepresan memiliki efek merugikan.

Tetapi,
- bupropion (Wellbutrin)
- serotoninspecific reuptake inhibitors (SSRIs): fluoxetine,
paroxetin, dan setraline (Zoloft), lebih aman dan lebih baik
ditoleransi daripada obat yang sebelunnya, sama efektifnya.
gejala pertama yang membaik adalah pola tidur dan makan
yang terganggu.agitasi, kecemasan, episode depresif.
gejala selanjutnya yang membaik: energi yang rendah,
konsentrasi yang buruk, ketidakberdayaan, dan libido.
PENDIDIKAN/EDUKASI PASIEN.
- tentang penggunaan antidepresan adalah
sama pentingnya bagi keberhasilan
pengobatan.
- bahwa pasien tidak akan mengalami
ketagihan terhadap antidepresan,
- diperlukan waktu 3-4 minggu untuk dapat
dirasakannya efek antidepresan:,
- menjelaskan efek samping secara terinci;
- mempertimbangkan risiko hunuh diri
OBAT YANG TERSEDIA
Obat trisiklik, dan tetrasiklik
monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
serotonin specific reuptake inhibitors
(SSRIs) dan
Antidepresan atipikal lain: bupropion,
trazodone (Desyrel) dan alprazolam
(Xanax).
KERJA FARMAKOLOGIS.
Antidepresan yang tersedia bervariasi di dalam
efek farmakologisnya.
Bahwa pasien individual mungkin berespon
terhadap satu antidepresan tetapi tidak berespon
terhadap antidepresan lainnya.
Bahwa efek samping antidepresan juga berbeda-
beda. Pembedaan yang mendasar adalah
apakah obat memiliki efek farmakodinamika
jangka pendek utamanya pada tempat ambilan
kembali (reuptake sites) atau pada tingkat inNibisi
enzim monoamin oksidase.
Di antara obat yang mempengaruhi ambilan
kembali neurotransmiter, secara bervariasi
mempengaruhi ambilan kembali norepinefrin atau
serotonin atau keduanya.
ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT.
- elektrokonvulsif terapi (ECT) dan fototerapi.

- Elektrokonvulsif terapi (ECT) digunakan jika


(1) pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi,
(2) pasien tidak dapat mentoleransi farmakoterapi,
atau
(3) situasi klinis adalah sangat parah sehingga
diperlukan perbaikan cepat.

- Fototerapi adalah suatu pengobatan baru pada


pasien ggn mood dgn pola musiman, dapat
digunakan sendiri dan kombinasi.

Anda mungkin juga menyukai