Anda di halaman 1dari 21

LBM 2 JIWA SGD 7

Judul : Mudah Suka Mudah Duka

STEP 1

1. Gangguan Mood atau Afektif:


Hilangnya kendali perasaan dan pengalaman subjektif dan disertai penderitaan berat.
Ada 2,ytu depresi berat dan gangguan bipolar satu.
Sama2 gangguan emosi, mood ganngguan internal, afektif tampak dari eksternalnya.
2. Sindroma Depresi:
3 gejala utama :
o Afek depresi
o Kehilangan minat dan kegembiraan
o Berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan aktifitas menurun.

Kumpulan gejala yang mengarah ke depresi

3.

STEP 2

1. Mengapa pasien mengalami sindroma depresi (etiologi)?


2. Sebutkan dan jelaskan Klasifikasi depresi!
3. Mengapa sebelumnya ia merasa bahwa keadaannya berbeda, senang, selalu bersemangat,
tidak pernah merasa lelah?
4. Bagaimana pasien depresi tsb bisa mengalami gangguan tidur?
5. Apa kaitannya riwayat pemakaian zat?
6. Sebutkan Macam2 gangguan mood!
7. Bagaimana alur penegakan diagnosis depresi?
8. Apa pemeriksaan penunjang dari pasien tsb?
9. Apa terapi yang diberikan dokter kepada pasien?

STEP 3

1. Mengapa pasien mengalami sindroma depresi (etiologi)?

Etio:

1. Faktor biologis: dari diri sendri (penurunan neurotransmiter), jika meningkat maka
cenderung terjadi maniak.
Serotonin mood, tidur jg mengatur serotonin
Dopamin motorik
Epineprin konsentrasi

Skenario merupakan gabungan dari ketiganya.


Contoh pada pasien yg bunuh diri, ditemukan penurunan neurotransmiter di LCS.
2. Faktor genetik
Anak kembar?
Kembar Monozigot, gangguan depersinya bisa terjadi sama2. Ex: jika diberikan stressor
yg sama, maka tingkat stressnya sama.
Kembar dizigot, terdapat perbedaan gangguan depresi.

3. Faktor psikososial: stress  pelepasan CTH yang menstimulasi pelepasan ACH 


pelepasan kortisol pengaruhi moodnya

4. Faktor Pramorbid

Salah satunya tipe kepribadian

Penyebab gagguan mood adalah


• Faktor biologis,
• Faktor genetika, dan
• Faktor psikososial.
• Kemungkinan ketiga faktor juga dapat berinteraksi. Contohnya adalah:
 Faktor psikososial dan genetika dapat mempengaruhi faktor biologi
(konsentrasi neurotransmiter tertentu) dalam menimbulkan gangguan mood.
 Faktor biologis dan psikososial juga dapat mempengaruhi ekspresi
gen.
 Faktor biologis dan genetika juga dapat mempengaruhi respon
seseorang terhadap stresor psikososial
 Faktor Biologi
Amin biogenik. neurotransmiter amin biogenik adalah: norepinefrin, serotonin,
dopamin, GABA dan neuroendokrin.
 NOREPINEFRIN.
Reseptor adrenergik-alfa2, karena aktivasi reseptor tersebut => ↓
jumlah norepinefrin yang di lepaskan.
Reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan
mengatur jumlan serotonin yang dilepaskan.
 SEROTONIN.
serotonin => depresi, dan beberapa pasien yang bunuh diri memiliki
konsentrasi metabolit serotonin di dalam cairan serebrospinalis yang
rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di
trombosit, seperti yang diukur oleh imipramin (Tofranil) yang berikatan
dengan trombosit..
 DOPAMIN.
Aktivitas dopamin pada depresi dan pada mania. penelitian
tentang hubungan antara dopamin dan gangguan mood.
bahwa jalur dopamin mesolimbik mengalami disfungsi pada depresi
dan bahwa reseptor dopamin tipe 1 (DI) hipoaktif pada depresi.
 FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN.
Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid
(GABA) dan peptida neuroaktif (khususnya vasopresin dan opiat endogen)
=> patofisiologi gangguan mood.
Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua
(second-messenger), seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan
regulasi kalsium—juga memiliki relevansi penyebab.
 REGULASI NEUROENDOKRIN.
 Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan
hipotalamus menerima banyak masukan (input) neuronal yang
menggunakan neurotransmiter amin biogenik.
 Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid,
dan hormon pertumbuhan.
 Kelainan neuroendokrin lainnya adalah:
 ↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap
pemberian tryptophan, ↓ kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan
luteinzing hormone (LH), dan ↓ testosteron pada laki-laki.

 Faktor Genetika
 Penelitian keluarga.
• saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara
derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-
10 kali lebih menderita ggn depresif berat.
• saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali >
saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan
bipolar I dan 2-3 kali lebih mungkin menderita gangguan depresif berat.
 Penelitian adopsi.
Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita
ggn mood, bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita
gangguan.
 Penelitian kembar.
• Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan
bipolar I pada kembar monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn depresif
berat angka adalah 50 %.
• Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 %
untuk ggn bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat.
 Faktor Psikososial
 Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
- peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH),
menstimulasi pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis
anterior. ACTH => pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan
umpan batik (feed back) pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua mekanisme:
- mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi
kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan ↓
pelepasan ACTH;
- mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja
melalui reseptor hipofisis dan adrenal.
 Dexamethasone-suppression test.
Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasien
depresi gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tunggal
deksametason yang menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama
gangguan mood daripada episode selanjutnya.
stres episode pertama => perubahan biologi otak => perubahan neurotransmiter
dan sistem pemberi signal intraneuronal
 Faktor kepribadian pramorbid
Tipe kepribadian: dependen, obsesif-kompulsif, histeriakal risiko > ggn depresi
daripada tipe kepribadian antisocial, paranoid, dan lainnya yang menggunakan proyeksi dan
mekanisme pertahanan mengeksternalisasikan lainnya.
Penyebabnya merupakan Interaksi antara factor biologis,faktor genetik,faktro
psikososial.Kelainan metabolik amin biogenik seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5
HIAA),homovanilic acid (HVA), 3 metoksi-4-hidrosifenilgliokol (MHPG) dalam darah, urin,
dancairan serebrospinal dilaporkan ditemukan pada pasien.Pola penurunan genetikl terjadi
melalui mekanisme yang kompleks.

Sumber: KAPLAN

2. Sebutkan dan jelaskan Klasifikasi depresi!


3 gejala utama :
o Afek depresi
o Kehilangan minat dan kegembiraan
o Berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan aktifitas menurun.

Gejala tambahan

 Konsentrasi dan perhatian berkurang


 Merasa harga diri berkurang
 Rasa bersalah yang sangat mendalam
 Pesimistis
 Keinginan bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang

Klasifikasi

 Ringan
o 2 dari 3 gejala utama + 2 gejala tambahan, sekurang2nya selama 2 minggu.
o Ada sedikit pengurangan aktivitas sosial.
 Sedang
o 2 dari 3 gejala utama + 3-4 gejala tambahan (sebaiknya 4), sekurang2nya selama 2
minggu.
o Ada gangguan pengurangan aktivitas sosial yang signifikan.
 Berat
o Berat Dengan Psikotik
3 gejala utama + 4 gejala tambahan. Ada waham, halusinasi, atau stupor depresif.
o Berat tanpa psikotik
3 gejala utama + 4 gejala tambahan tanpa ada waham dll.

#Jika Cuma ada 2 gejala utama/tambahan, apakah termasuk depresi??


Macam2 depresi menurut Simptomatologi:
1. Melankolik
Mirip dengan depresi yang sedang
2. Vegetatif
Banyak muncul di fiungdi vegetatif, seperti keringatan, jantung berdebar
3. Psikogenik
Biasanya karena trauma di psikis, jika trauma hilang maka depresi hilang.
4. Involusi
Hanya keluar di tiga gejala depresinya

5. Mengapa sebelumnya ia merasa bahwa keadaannya berbeda, senang, selalu bersemangat,


tidak pernah merasa lelah?

Terjadi gangguan afektif

Hipertimia, ada 4:

o Euforia senang berlebihan


o Eksaltasi memiliki keyakinan dan berlebihan terhadap keyakinan tsb
o Eksatase seperti melambung
o Maniaserba berlebihan, dari berpikir,kelakuan,dll

Penderita merasa enteng dan mencoba menyakinkan orang sekitar bahwa keadaannya
baik2 saja.

#Apakah orang yang mengalami depresi sebelumnya mengalami hal2 seperti ini?

#Apakah pasien ini termasuk mengalami Bipolar? Atau hanya depresi murni?

#Apakah alay(kalo sedih,sedih bgt dan kalo senang,senang bgt) termasuk gangguan
bipolar?

Pathogenesis
 Teori neurotransmiter
Gangguan mood disebabkan karena ketidakseimbangan neurotransmiter di SSP.
Kelebihan senyawa amin (NE dan dopamin)  mania; kekurangan NE, Dopamin, 5-
HT depresi. ketidakseimbangan antara aktivitas/rasio DA dan NE perubahan mood
dari depresi ke mania. Jika NE turun dopamin mendominasi  switch ke hipomania
atau mania
 Teori Kation dan Membran
perubahan keseimbangan elektrolit, terutama Ca dan Na, diduga terkait dgn fluktuasi
mood pada bipolar. perubahan [Ca] ekstrasel dan intrasel dpt mempengaruhi pelepasan
dopamin, NE dan 5-HT. eksitabilitas saraf mempengaruhi variasi perasaan dan switch
dari depresi ke mania atau sebaliknya. Pasien bipolar yang tidak diobati memiliki
konsentrasi Ca intrasel yang lebih tinggi pada limfosit dan plateletnya dibanding orang
normal, aplikasi farmako :
 Obat-obat Ca bloker: memblok kanal Ca (L-type) menurunkan Ca intraseluler memblok
aktivitas 5-HT, dopamin, dan endorphin mengurangi mania
 Lamotrigin : memblok kanal Na menghambat pelepasan glutamate dan aspartat,
danmenurunkanaktivitas Ca

Manifestasi Klinis

6. Bagaimana pasien depresi tsb bisa mengalami gangguan tidur?

Ada penurunan serotonin, yang mana berfungsi mengatur tidur.

7. Apa kaitannya riwayat pemakaian zat?


Zat psikoaktif mengandung neurotransmiter tambahan. Maka produksi dari dalam
berkurang. Pada saat di sinaps re uptake oleh enzim. Jika sudah berlebihan ,maka tubuh
menganggap terjadi kekurangan, re uptake tetap berlangsung, sehingga yg masuk ke post
sinapsnya sedikit. Jika yg diteruskan banyak maka akan tenang, dan sebaliknya (kalau
sedikit akan depresi).

8. Sebutkan simptom gangguan mood!


9. Sebutkan Macam2 gangguan mood!
Gangguan afektif=
Depresi dan elasi.
Dibedakan berdasarkan episodenya dan tingat keparahan gejalanya, dengan dan
tanpa gejala somatik.

Episode manik F30: jika hanya episode tunggal.


F30.0 Hipomania (gejalanya lebih ringan dari mania itu sendiri, tidak terdapat
waham dan halusinasi
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik (iritabilitas, grand of ideas, flight of idea
F30.2 Mania dengan gejala psikotik (halusinasi
F31 Gangguan afektif Bipolar (multiepisode, setidaknya terjadi 2X)
F31.0
F32 3 gejala utama :
o Afek depresi
o Kehilangan minat dan kegembiraan
o Berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan aktifitas menurun.

Gejala tambahan

 Konsentrasi dan perhatian berkurang


 Merasa harga diri berkurang
 Rasa bersalah yang sangat mendalam
 Pesimistis
 Keinginan bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang

Klasifikasi

 Ringan
o 2 dari 3 gejala utama + 2 gejala tambahan, sekurang2nya selama 2 minggu.
o Ada sedikit pengurangan aktivitas sosial.
 Sedang
o 2 dari 3 gejala utama + 3-4 gejala tambahan (sebaiknya 4), sekurang2nya selama 2
minggu.
o Ada gangguan pengurangan aktivitas sosial yang signifikan.
 Berat
o Berat Dengan Psikotik
3 gejala utama + 4 gejala tambahan. Ada waham, halusinasi, atau stupor depresif.
o Berat tanpa psikotik
3 gejala utama + 4 gejala tambahan tanpa ada waham dll.

F33. Depresif berulang


F34 Gangguan afektif menetap
Siklotimia ketidakstabilan menetap, banyak periode depresi dan hipomania
Distimia afek depresi sangat lama
#Bedanya hipomania dengan mania tanpa gejala psikotik?
#Bagaimana cara membedakan antara ide atau waham kebesaran?
#Bagaimana cara membedakan mania dengan gejala psikotik dengan skizofrenia?

10. Bagaimana alur penegakan diagnosis gangguan mood afektif?


11. Apa pemeriksaan penunjang dari pasien tsb?
Px LCS  melihat kenaikan/penurunan neurotransmitter.
Px CT Scan mengetahui adakah lesi di otak.
Test Fungsi tiroid jika penurunan bisa depresi atau waham halusinasi. Bisa dicek yang GH
dan GnRH.
12. Apa terapi yang diberikan dokter kepada pasien?

Antidepresan:

 TCA
 SNRI
 SSRI
 MAOI penghancuran enzim melalui mono amin oksidasi

#Obat Mania:

STEP 4
Gangguan Mood/Afektif

Episode Manik Gangguan Afektif Gangguan Gangguan Depresi


Bipolar Depresi berulang

STEP 5
STEP 6

STEP 7

DEPRESI
Definisi
Gangguan depresif adalah gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai masalahnya,
dengan berbagai gambaran klinis yakni gangguan episode depresif, gangguan distimik,
gangguan depresif mayor dan gangguan depresif unipolar serta bipolar.

Sumber:PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN


DEPRESIF,DepKes

Tanda dan Gejala


Gejala utama:
 afek depresi
 kehilangan minat dan kegembiraan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas
Gejala lainnya :
 konsentrasi dan perhatian berkurang,
 harga diri dan kepercayaan diri berkurang,
 pikiran rasa bersalah dan tidak berguna,
 pandangan masa depan yang suram dan pesimistik,
 pikiran atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri,
 tidur terganggu dan
 nafsu makan terganggu.

Klasifikasi &Diagnosis
F.32.0 Episode depresi ringan
 Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti
tersebut di atas
 Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
 Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang dilakukannya
F 32.1 Episode depresi sedang

 Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif seperti


tersebut diatas
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya
 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
 Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
 Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial,

F32.2 EPISODE DEPRESI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK

F32.3 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik


Pedoman Diagnostik
 Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada
 Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat
 Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikometer) yang mencolok,
maka penderita mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci.
 Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode gangguan depresif
berat masih dapat dibenarkan
 Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan
untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
• Sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
rumah tangga kecuali pada tarif yang sangat terbatas

F32.3 EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK


Pedoman Diagnostik
 Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas

 Disertai waham, halusinasi atau stupor. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan penderita merasa bertanggung jawab atas
hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau
menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor
Jika diperlukan, waham atau halusisnasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan
afek (mood congruent).

F32.8 Episode Depresif Lainnya


F 32.9 Episode Depresif YTT

F.33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG


Pedoman Diagnostik
• Gangguan ini bersifat dengan episode berulang dari :
o Episode depresif ringan (F32.0)
o Episode depresif sedang (F32.1
o Episode depresif berat(F32.2 dan F32.3)
Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya lebih jarang
dibandingkan dengan gangguan bipolar
• Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas yang
memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2)
Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari peninggian afek
dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania (F30.0) segera sesudah suatu
episode depresi (kadang-kadang tampaknya dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi)
• Pemulihan keadaan biasanya sempurna di antara episode, namun sebagian kecil penderita
mungkin mendapat depresi yang akhirnya
menetap, terutama pada lanjut usia (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan)
• Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan oleh
peristiwa kehidupan yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial untuk
penegakkan diagnosis)
F33.0 GANGGUAN GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI RINGAN

Untuk Diagnosis pasti :


 Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang
harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0), dan
 sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

Karakter Kelima F.33.00 = Tanpa gejala somatik


F.33.01 = Dengan gejala somatik

F33.1 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI SEDANG


Pedoman Diagnostik
• Untuk Diagnosis pasti :
a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresi sedang (F32.1) , dan
b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna

F33.2 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT TANPA GEJALA


PSIKOTIK
Pedoman Diagnostik
• Untuk Diagnosis pasti :
a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik (F32.2 ) dan
b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.3 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT DENGAN GEJALA


PSIKOTIK
Pedoman Diagnostik
• Untuk Diagnosis pasti :
a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3) dan
b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

F33.4 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, KINI DALAM REMISI


Pedoman Diagnostik
• Untuk Diagnosis pasti :
a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33,-) harus dipenuhi dan episode sekarang
seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresi dengan derajat keparahan apapun
atau gangguan lain apapun dalam F30 – F39. dan
b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya
F33.9 Gangguan depresif berulang YTT
Sumber:Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa(PPDGJ-III),Dr.Rusdi Maslim

EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOK


RINGAN  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala
utama depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 2 gjala
lainnya
tdk ada yg berat diantaranya
minimal berlangsung 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan
kegiatan social yang biasa
dilakukan
SEDANG  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3
gjala utama depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (&
sebaiknya 4)dari gejala lainnya
minimal berlangsung 2 minggu
 Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan keg.sosial,pekerjaan
dan urusan rumah tangga
BERAT tanpa Gjala Psikotik  Semua 3 gjala utama depresi harus
ada
 Ditambah sekurang-kurangnya 4
dari gjala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas
berat
berlangsung minimal 2 minggu
atau < bila gjala amat berat dan
beronset sangat ceoat
 Sangat tdk mungkin pasient
mampu meneruskan
kegiatan
social,pekerjaan/urusan
rumah tangga kcuali pd taraf
yg sangat terbatas
BERAT dengan gjala Psikotik  Sama sperti pd episode
depresif berat tanpa gjala
psikotik tapi disertai
waham, halusinasi atau
stupor depresif
waham
biasnyamelibatkan ide ttg
dosa,kemiskinan/malapetaka
yg mengancam dan pasien
merasa bertanggung jwb
atas itu smua.
halusinasi
auditorik/olfactorik berupa
suara yg
menghina/menuduh/bau
kotoran/daging membusuk

TERAPI
PENATALAKSANAAN DEPRESI
Perlu pemeriksaan medis dan psikiatris untuk menyisihkan depresi sekunder dan berusaha
untuk mengidentifikasi sindrom afektif. Selalu tanyakan tentang gambaran-gambaran
vegetatif dan evaluasi potensi untuk bunuh diri.
Rawatlah pasien-pasien yang :
 mengalami ketidakmampuan akibat gangguan ini
 mempunyai lingkungan rumah yag destruktif atau dukungan lingkungan yang terbatas
 berisiko bunuh diri
 mempunyai penyakit medik terkait yang memerlukan penatalaksanaan
Semua pasien deprsei harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa memerlukan
tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit,
umur pasien, dan respon terhadap terapi sebelumnya.
1. Terapi Psikologik
 Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.
 Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.
 Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya
prihatin dan melontarkannya.
 Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)-
arahkan pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak.
 Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang
 Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara
teratur tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya.
 Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda
(melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll)
 Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien depresi
minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami
remisi tetapi mempunyai konflik.
 Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan
ringan
 Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan pengelaman
-pengalaman sukses.
 Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian
-pikiran negatif dan harapan – harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.
 Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga
sampai malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala – gejala depresi
mayor buat sementara.
 Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme
bilologik yang belum dimengerti dengan baik.

2. Terapi Fisik
 Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin
bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi
unipolar.
 Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut,
meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat
dimulai bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi.
 Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang
sangat agitasi, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan,
litium, atau ECT-anti depresan yang baru juga terlihat efektif.
ECT mungkin merupakan terapi terpilih :
 bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,
 bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)
 pada beberapa depresi psikotik
 pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang berpenyakit
jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.
Sumber: Buku Saku Psikiatri, David A tomb

MANIA
Definisi
Mood yang meluap-luap, peningkatan harga diri, gagasan meloncat-loncat / flight of ideas,
gagasan kebesaran, hiperaktif dan kurang tidur
Suatu keadaan afektif yang serba berlebihan, biasanya disertai peningkatan kecepatan
aktivitas fisik, mental dalam berbagai derajat keparahan
Epidemiologi
o
2% angka kejadian seumur hidup
o
L=P
o
Terjadi usia 5-6 th sampai 50 th, kejadian rata-rata usia 30th

Klasifikasi
 F 30.0 Hipomania
 F 30.1 mania tanpa gejala psikotik
 F 30.2 Mania dengan gejala psikotik
 F 30.8 Episode Manik lainnya
 F30.9 Episode Manik YTT
Tanda dan Gejala
Tanda
 Penampilan Umum dan perilaku: agitasi psikomotor, menarik perhatian, pakaian
berwarna emarak,dadndanan berlebihan, kombinasi pakaian aneh, intrusive,
menghibur,mengancam,hipereksitasi.
 Afek:labil, kuat
 Mood: euforik, ekspansif, iritabel, menuntut,bercanda
 Bicara;menekan, keras,dramatic, berlebihan dapat menjadi inkoheren
 Isi pikiran: harga diri sangat tinggi,grandiositas, egosentrik tinggi,waham dan lebih
jarang halusinasi
 Proses fikiran; flight of ideas(jika berat dpt menjadi inkoheren), pikiran berpacu,
neologisme,asosiasi bunyi(clang), sirkumstansial, tangensial(mendadak berubah
topic).
 Sensorium: sangat mudah dialihkan, sulit konsentrasi.
 Tilikan: sering terganggu.
Gejala
 Perilaku keliru dan disinhibisi(semena-mena)
 Membuang uang berlebihan
 Berjudi berlebihan
 Hiperseksualitas, promiskusitas
 Terlampau kepanjangan dalam aktivitas dan tanggung jawab
 Toleransi frustasi rendah
 Tanda vegetative
 Naiknya libido
 penurunanBB dan anoreksia
 Insomnia( diungkapkan sebagai tak perlu tidur)
 Energi berlebihan
TRIAS MANIC:
1. Flight of ideas
2. Euforia dan reaksi emosional yang labil, eksaltasi (perasaan senang dan
semangat yang ekstrim)
3. Sikap yang berubah-ubah dan tingkah laku yang hiperaktif
Diagnosis
 F30.0 Hipomania:
- Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1),afek yang meninggi
atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-
kurangnya beberapa hari berturut-turut ,pada suatu derajat intensitas dan
bertahan melebihi sikotimia (F34.00 ,serta tidak ada halusinasi atau waham.
- Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang sesuai
dengan diagnosis hipomania,akan tetapi bila kekacauan itu berat atau
menyeluruh ,maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.
 F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat
sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
social yang biasa dilakukan.
- Perubahan afek harus disertai energy yang bertambah , sehingga terjadi
aktivitas berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan tidur
berkurang, ide-ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik.
 F30.2 Mania dengan gejala psikotik
- Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa
gejala psikotik
- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of persecution),iritabilitas dan kecurigaan
menjadi waham kejar (delusion of persecution) .Waham dan halusinasi sesuai
dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent).
Sumber: PPDGJ III
EPISODE MANIK GEJALA KHAS/MENONJOL
Hipomania  Afek yang meninggi/berubah disertai
peningkatan aktifitas , menetap selama
sekurang-kurangnya beberapa hari
berturut-turut
Mania tanpa gejala psikotik  Episode berlangsung sekurang-
kurangnya 1 minggu
 Cukup berat sampai mengacaukan
seluruh pekerjaan atau hampir seluruh
aktifitas social yang biasa dilakukan
 Aktifitas yang berlebihan,percepatan &
kbanyakan bicara,keb tdr yang
berkurang, Ide-ide perihal
kebesaran/grandiose ideas dan terlalu
optimistik
Mania dengan Gejala  Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala
psikotik psikotik
 Harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaranwaham kebesaran
 Iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion
of persecution)
 Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek
tersebut (mood-congruent)

Terapi
TERAPI MANIA
 Evaluasi dengan baik dan terapi segera.
 Apakah pasien menderita penyakit medis atau menggunakan obat – obatan ?
 Apakah ia sebelumnya pernah menderita manik ?
 Apakah ia meminum litium ?
 Berapa kadar litium darahnya ?
 Bila hipomanik
 gunakan terapi obat jalan dan bekerja sama dengan keluarga
 pertimbangkan antipesikotik dosis rendah, jangka pendek (misal, haloperidol 2-5
mg/hari) tetapi andalkan litium atau antikonvulsan jangka panjang.
 Bila manik
 hendaklah dirawat
■ apakah pasien lemah ?
■ Apakah pasien mengalami kurang tidur secara serius ?
 Obati segera dengan antipsikotik (dosis besar mungkin dibutuhkan, misal
haloperidol 10-40 mg selama 24 jam pertama).
 Pertimbangkan penggunaan benzodiazepin pada tahap awal.
 Bila dengan obat tidak berhasil, ECT merupakan terapi yang efektif untuk mania.
 Bersikaplah santai, masuk akal, dan terkontrol
 obati dengen lingkungan yang tenang dan stimulus minimal.
 Mulailah dengan litium karbonat ; sebanyak 30% pasien manik, tetap mengalami
simtomatik parsial meskipun dengan litium.
 Bila litium gagal, pertibangkan karbamazepin, asam valproat atau salah satu
antikonvulsan lain.
 Meskipun dengan terapi yang baik, hasil terapi jangka panjang masih sering
buruk.

Anda mungkin juga menyukai