Factor biologis
Amin Biogenik
Norepinefrin
Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan yang efektif secara klinis, sebagai
contohnya Desipramine (Norpramine), mendukung lebih lanjut peranan NE di dalam patofisiologi
sekurangnya gejala depresi
Serotonin
Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin di dalam cairan
serebrospinal yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit
Dopamine
Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan bahwa reseptor
dopamine tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif pada depresi
Regulasi neuroendokrin
Sumbu neuroendokrin utama yang menarik perhatian di dalam gangguan mood adalah sumbu
adrenal, tiroid dan hormone pertumbuhan
Yang lainnya adalah penurunan sekresi nocturnal melantonin, penurunan pelepasan prolaktin
terhadap pemberian tryptophan, penurunan kadar dasar FSH dan LH dan penurunan kadar
testosterone pada laki-laki
Mekanisme cepat, yang peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol, beroperasi melalui
reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan penurunan ACTH
Mekanisme lambat, yang sensitive terhadap konsentrasi kortisol dalam keadaan mantap, diperkirakan
bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal
3. Mengapa pasien kehilangan minat dan kegembiraan, kurang semangat dan tidur terganggu yg dialami kurang lebih 1 bulan
ini?
Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasien depresi gagal
ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tunggal deksametason yang
menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada
episode selanjutnya.
Stressor yang menetap dapat menurunkan kadar norepinefrin di forbrain medial. pada depresi.
Pasien kemungkinan menderita depresi sesuai dengan gejala dari depresi yaitu
F32.Episode Depresi
afek depresif
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja
Gejala Lainnya :
Tidur terganggu
untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya
UNIPOLAR atau gangguan depresi (gangguan depresi mayor) terjadi pada salah satu atau lebih dari episode depresi
tanpa adanya latar belakang dari kejadian manik atau hipomanik.
seseorang dapat mengalami satu episode depresif mayor yang diikuti oleh kembalinya pada keadaan awal fungsionalnya.
BIPOLAR gangguan dengan satu atau lebih episode manik/ hipomanik serta hiperaktifitas dimana penilaian dan perilaku
penderita pada keadaan ini seringkali terganggu.
episode manik atau hipomanik sering bergantian dengan episode depresif mayor dengan periode gangguan dari suasana
hati yang normal
BIPOLAR memiliki dua kutub, manik dan depresi. menurut PDGJ JILID III gangguan ini bersifat episode berulang yang
menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu
terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu
yang lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi).
episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan
episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (sekitar 6 bulan)
menurut DSM IV gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II.
gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya episode yaitu manik dan depresi
gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi
F31 Gangguan Afektif Bipolar
• Ggn episode berulang sekurang-kurangnya dua episode: peningkatan (hipomania, mania) dan penurunan (depresi)
• Antara episode ggn tdpt periode fungsi normal
• Episode manik onset tiba-tiba: 2 mgg - 5 bln.
• Episode depresi onset > lama, rata-rata: 6 bln
• Sering tjd setelah stres / trauma mental
Biasanya paling sedikit belangsung selama satu minggu, afeknya meningkat, lebih gembira,
mudah tersinggung atau membumbung tinggi. Ditambah dengan :
Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian
yang berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang
Mood yang iritabel (irritable mood): mudah diganggu atau dibuat marah
Pergeseran mood (mood yang labil): osilasi antara euphoria dan depresi atau kecemasan
Elevated mood: suasana mood yang meninggi
Euphoria: elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran
Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy): perasaan kegairahan yang kuat
Depresi: perasaan kesedihan yang psikopatologis
Anhedonia: hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan menyenangkan, sering kali disertai
dengan depresi
Dukacita atau berkabung: kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata
Aleksitimia: ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi atau mood seseorang
Kaplan & Saddock
MOOD
• Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas
dan serasi dengan irama hidupnya
• Mood hipotimia: adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Individu
secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari sikap murung dan
perilakunya yang lamban
• Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan. Seringkali diungkapkan sebagai perasaan
jenuh, jengkel, atau bosan.
• Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan
terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak enerjik secara berlebihan.
• Mood eforia: suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.
AFEK
• Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi yang tampak dari tatapan mata kosong,
irama suara monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang.
• Afek mendatar: adalah suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan
individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang kaku,
gerakan gerakan sangat minimal, dan irama suara datar seperti ’robot’.
• Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan
suasana yang dihayatinya
• Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati. Misalnya
seseorang yang menceritakan suasana duka cita tapi dengan wajah riang dan tertawa tawa.
• Afek labil:
Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus
eksternal.
5. DD
Penatalaksanaan
rencana terapi tidak hanya menghilangkan gejala, juga memperhatikan aspek pemulihan kedepan
Perawatan di rumah sakit : indikasi rawat adalah untuk penegakkan diagnosis, menghindarkan resiko
bunuh diri atau bunuh orang dan untuk mengatasi perawatan diri yang terabaikan
Terapi psikososial:
Terapi kognitif
Terapi interpersonal
PsikoTerapi
Terapi obat:
Lithium carbonate
ECT:
Alasan:
Terapi depresi terdiri dari 2 cara yaitu terapi konseling dan psikoterapi. Terkadang para penderita depresi
memerlukan rawat inap di rumah sakit. Rawat inap dilakukan pada pasien yang kurang mendapat dukungan
dari lingkungan, sekalipun depresi yang dialaminya tergolong ringan. Salah satu contoh dari terapi yaitu
Terapi Kejang Listrik. Terapi ini diindikasikan pada depresi berat yang tidak berespons dengan obat
antidepresan. Mereka yang beresiko tinggi bunuh diri, atau mereka dengan retardasi psikomotor yang
menimbulkan masalah serius dalam hal pemberian makan dan lain-lain. Terapi kejang listrik agaknya dirasa
lebih efektif daripada obat-obatan. Angka rekurensi setelah terapi kejang listrik hampir mencapai 50 %
dalam 6 bulan. Efek-efek yang tidak diinginkan dari terapi kejang listrik antara lain amnesia sementara dan
Obat-obatan antidepresan
Antidepresan Pilihan
Harian
Antikolinergik
Karbamazepin.
4. Gejala psikotik Delusi tak berharga dan Delusi grandiose akan bakat
berdosa istimewa
Delusi rujukan dan Delusi bantuan,delusi
persekusi rujukan dan persekusi
Delusi diri sakit Delusi kebugaran mental
(nihilistic,somatic,atau dan fisik istimewa
hipokondriak) Delusi kaya,keturunan
Delusi kemiskinan bangsawan atau identitas
Halusinasi depresif gradios lain
dibidang Halusinasi visual atau
auditorik,visual, dan auditorik sekilas
(sangat jarang)
olfaktorius
Sumber: Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I Kaplan & Benajmin J Sadock
Efek Samping
Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun, dll )
Efek Antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus tekikardia, dll )
Cara mengatasinya :
Gastric lavage ( hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik bersifat “protein binding” forced
diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena “renal excretion of free drug” rendah )
Prostigmine 0,5 – 1,0 mg ( im ) untuk mengatasi efek anti – kolinergik ( dp diulangi setiap 30’ – 45’ sampai
gejala mereda )
Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi ke-3
Klasifikasi
Menurut American Psychiatric Association, bipolar dibagi menjadi 4 katagori:
bipolar I : ditandai dengan terjadinya satu atau lebih episode manik atau episode campuran, dan biasanya diikuti dengan
episode depresi mayor umumnya cukup parah dan perlu perawatan di rumah sakit
Diet
Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet khusus yang dianjurkan. Penderita
dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun
dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan
menyebabkan toksisitas.