Anda di halaman 1dari 15

1. Mekanisme otak menerima rangsang ketika otak suka dan bgmn mekanisme otak ketika otak tidak suka?

Factor biologis

 Amin Biogenik

 NE dan Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan dalam patofisiologi gangguan


mood

 Norepinefrin

 Melibatkan reseptor adrenergic-alfa2, karena aktivasi reseptor tersebut menyebabkan


penurunan jumlah NE yang dilepaskan

 Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan yang efektif secara klinis, sebagai
contohnya Desipramine (Norpramine), mendukung lebih lanjut peranan NE di dalam patofisiologi
sekurangnya gejala depresi

 Serotonin

 Penurunan serotonin mencetuskan depresi

 Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin di dalam cairan
serebrospinal yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit

 Dopamine

 Aktivitas dopamine menurun pada depresi dan meningkat pada mania

 Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan bahwa reseptor
dopamine tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif pada depresi

 Factor neurokimiawi lain

 Neurotransmitter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan peptide


neuroaktif (khususnya vasopressin dan opiate endogen), juga telah dilibatkan dalam patofisiologi
gangguan mood

 System second-messenger, seperti adenylate cyclase, phosphotidylinositol dan regulasi kalsium,


mungkin juga memiliki relevansi penyebab

 Regulasi neuroendokrin

 Sumbu neuroendokrin utama yang menarik perhatian di dalam gangguan mood adalah sumbu
adrenal, tiroid dan hormone pertumbuhan

 Yang lainnya adalah penurunan sekresi nocturnal melantonin, penurunan pelepasan prolaktin
terhadap pemberian tryptophan, penurunan kadar dasar FSH dan LH dan penurunan kadar
testosterone pada laki-laki

LBM 2 Jiwa Page 1


 Sumbu adrenal à pelepasan kortisol adalah diatur pada orang normal ataupun yang mengalami
depresi.

Neuron di nucleus paraventrikuler (PVN) à corticotrophin-releasing hormone (CRH) à ACTH


(dilepaskan bersama dengan endorphin beta dan lipoprotein-beta) à menstimulasi kortisol dari
korteks adrenal à kortisol memberikan feedback melalui dua mekanisme :

 Mekanisme cepat, yang peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol, beroperasi melalui
reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan penurunan ACTH

 Mekanisme lambat, yang sensitive terhadap konsentrasi kortisol dalam keadaan mantap, diperkirakan
bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal

LBM 2 Jiwa Page 2


2. Bagaimana patofisiologi seseorang mudah suka mudah duka?

3. Mengapa pasien kehilangan minat dan kegembiraan, kurang semangat dan tidur terganggu yg dialami kurang lebih 1 bulan
ini?

 Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasien depresi gagal
ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tunggal deksametason yang
menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada
episode selanjutnya.

LBM 2 Jiwa Page 3


 Stres episode pertama  perubahan biologi otak  perubahan neurotransmiter dan sistem
pemberi signal intraneuronal


Stressor yang menetap dapat menurunkan kadar norepinefrin di forbrain medial. pada depresi.

Pasien kemungkinan menderita depresi sesuai dengan gejala dari depresi yaitu

F32.Episode Depresi

Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :

 afek depresif

 kehilngan minat dan kegembiraan, dan

 berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja

sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala Lainnya :

 Konsentrasi dan perhatian berkurang

 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

 Gagasan tentaang rasa bersalah dan tidak berguna

 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

 Tidur terganggu

 Nafsu makan berkurang

LBM 2 Jiwa Page 4


Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya dua minggu

untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya

dan berlangsung cepat.

4. Macam2 gangguan suasana perasaan/mood

UNIPOLAR  atau gangguan depresi (gangguan depresi mayor) terjadi pada salah satu atau lebih dari episode depresi
tanpa adanya latar belakang dari kejadian manik atau hipomanik.
seseorang dapat mengalami satu episode depresif mayor yang diikuti oleh kembalinya pada keadaan awal fungsionalnya.

BIPOLAR  gangguan dengan satu atau lebih episode manik/ hipomanik serta hiperaktifitas dimana penilaian dan perilaku
penderita pada keadaan ini seringkali terganggu.
episode manik atau hipomanik sering bergantian dengan episode depresif mayor dengan periode gangguan dari suasana
hati yang normal

BIPOLAR memiliki dua kutub, manik dan depresi. menurut PDGJ JILID III gangguan ini bersifat episode berulang yang
menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu
terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu
yang lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi).

episode manik  biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan
episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (sekitar 6 bulan)

menurut DSM IV gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II.
gangguan bipolar I atau tipe klasik  ditandai dengan adanya episode yaitu manik dan depresi
gangguan bipolar II  ditandai dengan hipomanik dan depresi
F31 Gangguan Afektif Bipolar
• Ggn episode berulang sekurang-kurangnya dua episode: peningkatan (hipomania, mania) dan penurunan (depresi)
• Antara episode ggn tdpt periode fungsi normal
• Episode manik onset tiba-tiba: 2 mgg - 5 bln.
• Episode depresi onset > lama, rata-rata: 6 bln
• Sering tjd setelah stres / trauma mental

LBM 2 Jiwa Page 5


• Termasuk : psikosis manik-depresif
Episode manic :

Biasanya paling sedikit belangsung selama satu minggu, afeknya meningkat, lebih gembira,
mudah tersinggung atau membumbung tinggi. Ditambah dengan :

 rasa percaya harga diri yang meningkat (merasa hebat/megalomania)

 kebutuhan akan tidur berkurang

 lebih banyak bicara

 flight of ideas (loncat gagasan)

 agitasi psikomotor, ingin segera memenuhi keinginannya

 boros, banyak belanja, banyak telepon

 perhatian mudah beralih

 banyak melakukan hal-hal yang menghibur (menari, menyanyi dll)

 banyak melakukan transaksi tanpa perhitungan masak yang merugikan

 Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian
yang berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang
 Mood yang iritabel (irritable mood): mudah diganggu atau dibuat marah
 Pergeseran mood (mood yang labil): osilasi antara euphoria dan depresi atau kecemasan
 Elevated mood: suasana mood yang meninggi
 Euphoria: elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran
 Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy): perasaan kegairahan yang kuat
 Depresi: perasaan kesedihan yang psikopatologis
 Anhedonia: hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan menyenangkan, sering kali disertai
dengan depresi
 Dukacita atau berkabung: kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata
 Aleksitimia: ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi atau mood seseorang
Kaplan & Saddock

MOOD
• Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas
dan serasi dengan irama hidupnya
• Mood hipotimia: adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Individu
secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari sikap murung dan
perilakunya yang lamban
• Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan. Seringkali diungkapkan sebagai perasaan
jenuh, jengkel, atau bosan.
• Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan
terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak enerjik secara berlebihan.
• Mood eforia: suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.

LBM 2 Jiwa Page 6


• Mood ekstasia: suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang meluap luap. Sering terjadi pada orang yang
menggunakan zat psikostimulansia
Aleksitimia: adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya. Seringkali
diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupan emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit untuk mengungkapkan
perasaannya.
• Anhedonia: adalah suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai
aktivitas kehidupan.
• Mood kosong: adalah kehidupan emosi yang sangat dangkal,tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan suasana
perasaan. Individu dengan mood kosong nyaris kehilangan keterlibatan emosinya dengan kehidupan disekitarnya. Keadaan
ini dapat dijumpai pada pasien skizofrenia kronis.
• Mood labil:
suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu ke waktu. Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia,
muncul bergantian dan tak terduga. Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut
• Mood iritabel:
suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi
yang tidak disenanginya

AFEK
• Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi yang tampak dari tatapan mata kosong,
irama suara monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang.
• Afek mendatar: adalah suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan
individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang kaku,
gerakan gerakan sangat minimal, dan irama suara datar seperti ’robot’.
• Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan
suasana yang dihayatinya
• Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati. Misalnya
seseorang yang menceritakan suasana duka cita tapi dengan wajah riang dan tertawa tawa.
• Afek labil:
Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus
eksternal.
5. DD

 Penatalaksanaan

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan

 keselamatan pasien harus didahulukan

 diagnosis harus ditegakkan dengan benar

 rencana terapi tidak hanya menghilangkan gejala, juga memperhatikan aspek pemulihan kedepan
Perawatan di rumah sakit : indikasi rawat adalah untuk penegakkan diagnosis, menghindarkan resiko

bunuh diri atau bunuh orang dan untuk mengatasi perawatan diri yang terabaikan

 Terapi psikososial:

 Terapi kognitif

 Terapi interpersonal

 Terapi tingkah laku

 PsikoTerapi

LBM 2 Jiwa Page 7


 Terapi keluarga

 Terapi obat:

 Antidepresi (trisiklik, tetnasiklik, MAO-A inhibitor, SSRI dll)

 Lithium carbonate

 Boleh ditambahkan obat anticemas apabila diperlukan

 Boleh diberikan obat antipsikosis apabila ada gejala psikotik

 ECT:

Alasan:

 obat-obatan kurang efektif

 pasien tidak bisa menenima obat-obatan

 kesembuhan segena dengan alasan klinis


Secara umum depresi dapat diatasi dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan terapi.

 Terapi depresi terdiri dari 2 cara yaitu terapi konseling dan psikoterapi. Terkadang para penderita depresi

memerlukan rawat inap di rumah sakit. Rawat inap dilakukan pada pasien yang kurang mendapat dukungan

dari lingkungan, sekalipun depresi yang dialaminya tergolong ringan. Salah satu contoh dari terapi yaitu

Terapi Kejang Listrik. Terapi ini diindikasikan pada depresi berat yang tidak berespons dengan obat

antidepresan. Mereka yang beresiko tinggi bunuh diri, atau mereka dengan retardasi psikomotor yang

menimbulkan masalah serius dalam hal pemberian makan dan lain-lain. Terapi kejang listrik agaknya dirasa

lebih efektif daripada obat-obatan. Angka rekurensi setelah terapi kejang listrik hampir mencapai 50 %

dalam 6 bulan. Efek-efek yang tidak diinginkan dari terapi kejang listrik antara lain amnesia sementara dan

perasaan kacau, dan kemungkinan perubahan kognitif jangka panjang.

 Obat-obatan antidepresan

 Antidepresan Pilihan

Nama Obat Dosis Lazim Potensi Sedatif Potensi

Harian
Antikolinergik

Imipramin 100-200 Rendah Sedang

Desipramin 100-200 Rendah Rendah

Amitriptilin 75-200 Tinggi Tinggi

LBM 2 Jiwa Page 8


Doksepin 75-150 Tinggi Sedang

 Obat-obatan spesifik lainnya seperti :

 Mianserin, 30-90 mg malam hari.

 Flupentiksol, 1,5-4,5mg/hari per oral.

 Litium Karbonat, 600mg per oral tiap 8 jam.

 Fenelzin, 15mg per oral tiap 8 jam.

 Prednison, 15-30mg per hari.

 Karbamazepin.

PERBEDAAN MANIA DAN DEPRESI


Perbedaan Klinis Antara Depresi dan Mania

LBM 2 Jiwa Page 9


No Pembeda Sindroma Depresif Sindroma Manik
1. Mood  Depresi, iritabel, atau  Elasi, iritabel, atau hostil
cemas(tapi pasien  Menangis sejenak (sebagai
mungkin tersenyum atau bagian keadaan campuran)
menolak perubahan
mood subjektif dan
sebaliknya mengeluhkan
nyeri atau keluhan
somatic lain)
 Jeritan tangis (tapi
pasien dapat mengeluh
tak mampu menangis
atau mengalami emosi)
2. Manifestasi psikologis  Tak punya keyakinan  Harga diri
terkait diri,harga diri rendah, berlebihan,membual,grandi
sesal diri, ositas
 Konsentrasi buruk ,  Pikiran brpacu,asosiasi
bimbang clang( pikiran baru
 Reduksi gratifikasi ,tdk dicetuskan oleh bunyi
ada minat dalam ucapan bukan
aktivitas lazimnya,lepas artinya),mudah beralih
kemelekatan, nyepi dari perhatian
pergaulan  Minat meninggi dalam
 Pengharapan negate, aktivitas teman, dan hal
putus asa, tak kreatif baru, naiknya
berdaya,naiknya keterlibatan dengan
ketergantungan orang( yang berselisih
 Rekurensi pikiran akan karena perilaku pasien yang
mati dan bunuh diri intrusive dan ikut campur),
pesta pora, kebebasan
seks,investas bisnis bodoh.
3. Manifestasi Somatik  Retardasi psikomotor,  Akselerasi psikomotor,
fatig,agitasi eutonia(naiknya rasa
 Anoreksia, dan sejahtera fisik)
penurunan BB, atau  Kemungkinan penurunan
penambahan BB BB akibat naiknya aktifitas
 Insomnia, atau dan inatensi pada kebiasaan
hipersomnia diet yang baik
 Ketidakteraturan  Turunnya kebutuhan tidur
haid,amenore  Naiknya nafsu seks
 Anhedonia, hilangnya
kehendak seks

4. Gejala psikotik  Delusi tak berharga dan  Delusi grandiose akan bakat
berdosa istimewa
 Delusi rujukan dan  Delusi bantuan,delusi
persekusi rujukan dan persekusi
 Delusi diri sakit  Delusi kebugaran mental
(nihilistic,somatic,atau dan fisik istimewa
hipokondriak)  Delusi kaya,keturunan
 Delusi kemiskinan bangsawan atau identitas
 Halusinasi depresif gradios lain
dibidang  Halusinasi visual atau
auditorik,visual, dan auditorik sekilas
(sangat jarang)
olfaktorius
Sumber: Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold I Kaplan & Benajmin J Sadock

LBM 2 Jiwa Page 10


PENATALAKSANAAN

Generic N.dagang Dosis lazim preparat


dewasa
(mg/hr)
Litium carbonate Kapsul (150,300,600 mg)
Tablet (300mg)
Tablet lepas lambat
(300,450 mg)
Sirup (8 mEq/5ml)

Carbamazepine Tegretol, Bamgotil 400’’ Tablet 200 mg


Sirup 100 mg/5ml

Valproic acid Depakene Kapsul 250 mg


Sirup 250mg/5ml
Tablet lepas lambat
125,250,500 mg
Penatalaksanaan
Tabel 2. Panduan Obat-Obatan Bipolar Berdasarkan British Association of Psychopharmacology (Sumber:
Journal of Psychopharmacology 2003)
Obat Dosis Monitoring Efek samping
Lithium · Dosis tunggal 800 mg, malam hari. Kadar lithium dalam Tremor, poliuria, polidipsi,
· Dosis direndahkan pada pasien serum harus dipantau peningkatan berat badan,
diatas 65 tahun dan yang setiap 3-6 bulan, gangguan kognitif,
mempunyai gangguan ginjal. sedangkan tes fungsi gangguan saluran cerna,
ginjal dan tiroid diperiksa rambut rontok,
setiap 12 bulan. leukositosis, jerawat, dan
edema
Valproate · Rawat inap: dosis inisial 20-30 Tes fungsi hati pada 6 Nyeri pada saluran cerna,
(divalproate mg/kg/hari. bulan pertama. peningkatan ringan enzim

LBM 2 Jiwa Page 11


semisodium) · Rawat jalan: dosis inisial 500 hati, tremor, dan sedasi
mg, titrasi 250-500 mg/hari.
Dosis maksimum 60 mg/kg/hari.
Karbamazepin · Dosis inisial 400 mg. Darah rutin, dan tes fungsi Lelah, mual, diplopia,
· Dosis maintenance 200-1600 hati dilakukan pada 2 pandangan kabur, dan
mg/hari. bulan pertama. ataxia
Lamotrigine · Dosis inisial 25 mg/hari pada 2 Rash kulit,
minggu pertama, lalu 50 mg pada hipersensitifitas, sindrom
minggu kedua dan ketiga. Steven Johnson, toksik
· Dosis diturunkan setengahnya bila epidermal nekrolisis
pasien juga mendapat valproate.

 Efek Samping

 Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun, dll )

 Efek Antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus tekikardia, dll )

 Efek Anti – adrenergik alfa ( perubahan EKG, hipotensi )

 Efek Neurotoksis ( tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia )

 Cara mengatasinya :

 Gastric lavage ( hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik bersifat “protein binding” forced
diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena “renal excretion of free drug” rendah )

 Diazepam 10 mg ( im ) untuk mengatasi konvulsi

 Prostigmine 0,5 – 1,0 mg ( im ) untuk mengatasi efek anti – kolinergik ( dp diulangi setiap 30’ – 45’ sampai
gejala mereda )

 Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung

Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi ke-3

Klasifikasi
Menurut American Psychiatric Association, bipolar dibagi menjadi 4 katagori:
 bipolar I : ditandai dengan terjadinya satu atau lebih episode manik atau episode campuran, dan biasanya diikuti dengan
episode depresi mayor umumnya cukup parah dan perlu perawatan di rumah sakit

LBM 2 Jiwa Page 12


 bipolar II : dikarakterisir oleh satu atau lebih episode depresi mayor dan diikuti sedikitnya satu episode hipomanik
 siklotimik (cyclothymic) : ditandai dengan adanya sejumlah episode hipomanik atau gejala depresi, tapi gejala itu belum
termasuk dlm criteria manik atau depresi mayor masih ringan tapi mungkin bisa berkembang menjadi bipolar I atau II pada
15-50% pasien
 Bipolar non-spesifik : ditandai dengan tanda-tanda bipolar tapi tidak memenuhi kriteria gangguan bipolar spesifik

 Diet

 Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet khusus yang dianjurkan. Penderita
dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun
dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan
menyebabkan toksisitas.

LBM 2 Jiwa Page 13


LBM 2 Jiwa Page 14
LBM 2 Jiwa Page 15

Anda mungkin juga menyukai