STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Episode depresif
Pembaagian mood:
- Gangguan mood utama ( depresi bert dan gangguan bipolar)
Trias depresi:
- Cara berpikir lamabat
- Tingkah laku lamban
- Perasaan hati yg sedih
7. Apa penyebab dari sindroma depresi?
- Hampir sama dengan gangguan mood
Karena faktor biologi, genetik,psikososial, spritual (rendahnya kadar
keagamaan seseorangmudah menderita depresi karena kuranganya
pegangan hidup)
Tetrasiklik:makrotilin, mianserin
Mekanismenya: menginhibisi norepinefrin, serotonin, dan MAO(mono
amin oxidase, paling selektif terhadap serotonin
MAOI reversibel:moklodemit
Menginhibisa mereuptake serotonin, bisa untuk terapi parkinson
SSRI: seretralin, paroksetin, fluvosamin, fluosantin,citalopra
Mekanismenya: serotonin selektif reuptake inhibitor, efek samping yg
ditimbulkan paling rendah,
Atypical: trazodon, mirtazepin
13. DD
Gangguan mood:
- Depresi
STEP 4
Stresor
Perubahan
Depresi
terapi
STEP 5
STEP 6
Belajar mandiri
STEP 7
1. Apa saja yang menyebabkan gangguan mood?
Suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan
pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
Dua gangguan mood utama adalah gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu
Factor biologis
o Amin Biogenik
NE dan Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan
dalam patofisiologi gangguan mood
o Norepinefrin
Melibatkan reseptor adrenergic-alfa2, karena aktivasi reseptor
tersebut menyebabkan penurunan jumlah NE yang dilepaskan
Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan
yang efektif secara klinis, sebagai contohnya Desipramine
(Norpramine), mendukung lebih lanjut peranan NE di dalam
patofisiologi sekurangnya gejala depresi
o Serotonin
Penurunan serotonin mencetuskan depresi
Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi
metabolit serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah
dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di
trombosit
o Dopamine
Aktivitas dopamine menurun pada depresi dan meningkat pada
mania
Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi
pada depresi dan bahwa reseptor dopamine tipe 1 (D1)
mungkin hipoaktif pada depresi
o Factor neurokimiawi lain
Neurotransmitter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric
acid (GABA) dan peptide neuroaktif (khususnya vasopressin
dan opiate endogen), juga telah dilibatkan dalam patofisiologi
gangguan mood
System second-messenger, seperti adenylate cyclase,
phosphotidylinositol dan regulasi kalsium, mungkin juga
memiliki relevansi penyebab
o Regulasi neuroendokrin
Sumbu neuroendokrin utama yang menarik perhatian di dalam
gangguan mood adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormone
pertumbuhan
Yang lainnya adalah penurunan sekresi nocturnal melantonin,
penurunan pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan,
penurunan kadar dasar FSH dan LH dan penurunan kadar
testosterone pada laki-laki
Sumbu adrenal pelepasan kortisol adalah diatur pada orang
normal ataupun yang mengalami depresi.
Neuron di nucleus paraventrikuler (PVN) corticotrophin-releasing hormone (CRH)
ACTH (dilepaskan bersama dengan endorphin beta dan lipoprotein-beta)
menstimulasi kortisol dari korteks adrenal kortisol memberikan feedback melalui
dua mekanisme :
Mekanisme cepat, yang peka terhadap kecepatan peningkatan
konsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di
hipokampus dan menyebabkan penurunan ACTH
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
AFEK
Respon emosional pasien yang
tampak. Afek disimpulkan dari
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak
serasi dengan afek moodcongruent).
Faktor hormonal
Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin, menerima
indput yang mengandung neurotransmitter amin biogenic. Pada pasien depresi
ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan
fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang
mengaktivasi aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan
perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering
terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA
merupakan aksis yang paling banyak diteliti (Landefeld et al, 2004). Hipersekresi
CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi.
Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik
kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan
neuromodulator yang mengatur CRH (Kaplan, 2004). Sekresi CRH dipengaruhi oleh
emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer
nucleus (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya
diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan
peningkatan sekresi CRH (Landefeld, 2004). Pada orang lanjut usia terjadi penurunan
produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem dopaminergik
negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin.
Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase (Unutzer
dkk, 2002).
2.1.2.2. Faktor Genetik
Adanya episode prioritas atau pada riwayat penyakit keluarga yang
menderita depresi, kekurangan dukungan sosial, riwayat mengkonsumsi alcohol dan
lainnya, dan juga orang yang telah kehilangan dari pasangan hidupnya atau orang
yang di cintainya. (Norman et al. 2004)
Gangguan ini di turunkan dalam keluarga. Jika salah seorang dari
orang tua mempunyai riwayat depresi, maka 27% anaknya akan menderita gangguan
tersebut. Sedangkan bila kedua orang tuanya menderita depresi maka
kemungkinannya meningkat menjadi 50-75%. Di duga gen dominan yang berperan
pada depresi ini terikat pada kromosom 11.(idrus, 2007)
2.1.2.3 Polifarmasi
Terdapat beberapa golongan obat yang dapat menimbulkan depresi,
antara lain: analgetika, obat antiinflamasi nonsteroid, antihipertensi, antipsikotik,
antikanker, ansiolitika, dan lain-lain.(Husada, 2009)
2.1.2.4 Kondisi medis Umum
Beberapa kondisi medis umum yang berhubungan dengan depresi
adalah gangguan endokrin, neoplasma, gangguan neurologis, dan lain-lain.(Husada,
2009)
2.1.2.5 Teori Psikodinamik
Elaborasi Freud pada teori Karl Abraham tentang proses berkabung
menghasilkan pendapat bahwa hilangnya objek cinta diintrojeksikan ke dalam
individu tersebut sehingga menyatu atau merupakan bagian dari individu itu.
Kemarahan terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan kepada diri sendiri.
Akibatnya terjadi perasaan bersalah atau menyalahkan diri sendiri, merasa diri tidak
berguna, dan sebagainya.(Husada, 2009)
2.1.2.6 Teori Kognitif dan Perilaku
Konsep Seligman tentang learned helplessness menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara kehilangan yang tidak dapat dihindari akibat proses penuaan
seperti keadaan tubuh, fungsi seksual, dan sebagainya dengan sensasi passive
helplessness pada pasien usia lanjut.(Husada, 2009)
2.1.2.7 Teori Psikoedukatif
Hal-hal yang dipelajari atau diamati individu pada orang tua usia lanjut
misalnya ketidakberdayaan mereka, pengisolasian oleh keluarga, tiadanya sanak
saudara ataupun perubahan-perubahan fisik yang diakibatkan oleh proses penuaan
dapat memicu terjadinya depresi pada usia lanjut(Husada, 2009).
Berdasarkan PPDGJ III diagnosis depresi di tegakkan atas adanya tiga gejala
tambahan (Maslim, 2002)
7. Kanker
- Kanker perut (indung telur, usus besar)
- Kanker yang menyebar ke seluruh tubuh.
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Jakarta Barat - Pelayanan Kesehatan Jiwa
Integratif_files
Factor genetika
o Penelitian keluarga
Saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali >
saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih menderita ggn depresif
berat.
Saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5
kali > saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan bipolar I dan 2-3 kali lebih mungkin menderita
gangguan depresif berat.
o Penelitian adopsi
Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood,
bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan
o Penelitian kembar
Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk
gangguan bipolar I pada kembar monozigotik adalah 33-90 %,
untuk ggn depresif berat angka adalah 50 %.
Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 525 % untuk ggn bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat
o Penelitian yang berhubungan
8. Bagaimana mekanisme kerja obat amitriptilin?diberikan berapa lama? Apa efek
samping dari amitriptilin?
Obat Anti Depresi ( Thymoleptics, Psychic Energizers, Anti Depressants, Anti
Depresan
Penggolongan
Obat Anti Depresi Trisiklik = Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine,
Tianeptine, Opipramol
Obat Anti Depresi Tetrasiklik = Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
Obat Anti Depresi MAOI Reversible (Monoamine Oxydase Inhibitor) =
Moclobemide
Obat Anti Depresi Atypical = Trazodone, Tianeptine, Miertazapine
Obat Anti Depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake inhibitor / =
Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram
Indikasi
Untuk Sindroma Depresi
Kontraindikasi
Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pd usia lanjut
Glaukoma, Retensi Urin, Hipertrofi Prostat, Gg fungsi hati, Epilepsi
Mekanisme Kerja
Menghambat re uptake aminergik neurotransmitter (Noradrenalin,
serotonin, dopamin) dan menghambat penghancuran oleh
enzim MAO ( Monoamine Oxidase ) shg terjadi peningkatan jumlah aminergik
neurotrasmitter pada sinaps neuron di SSP.
Dosis
Yg perlu dipertimbangkan :
Onset efek primer : sekitar 2 4 minggu
Onset efek sekunder : sekitar 12 24 jam
Waktu paruh : 12 48 jam ( pemberian 1 2 x / hari )
Efek Samping
Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif menurun, dll )
Efek Antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi,
sinus tekikardia, dll )
Efek Anti adrenergik alfa ( perubahan EKG, hipotensi )
Efek Neurotoksis ( tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia )
Cara mengatasinya :
Gastric lavage ( hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik
bersifat protein binding forced diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena
renal excretion of free drug rendah )
Diazepam 10 mg ( im ) untuk mengatasi konvulsi
Prostigmine 0,5 1,0 mg ( im ) untuk mengatasi efek anti kolinergik ( dp
diulangi setiap 30 45 sampai gejala mereda )
Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung
Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi
ke-3
ANTIDEPR
ESAN
TRISIKLIK
INDIKASI
Depresi
Enuresis
Neuropati
Profilkasis
migrain
KONTRAINDIKA
SI
Infark
miocard
akut
Gangguan
hati yang
parah
PERHATIAN
Aritmia
Epilepsi
Kehamilan
Ibu meyusui
Lansia
Gangguan hati
parah
Penyakit tiroid
Riwayat
maniak
Psikosis
Retensi urin
EFEK SAMPING
Mulut kering
Sedasi
Penglihatan
kabur
Konstipasi
Mual
Retensi urin
Kardiovaskule
perubahan
EKG,
aritmi
hipotensi
postural,
ECT
SSRI
Depresi
Ganggua
n
kecemas
an
Penderit
a dalam
tahap
maniak
Pengguna
epilepsi
Penyakit
jantung
Diabetes
melitus
Glaukoma
sudut sempit
Riwayat
maniak
ECT
takikardi,
pingsan
Berkeringat,
tremor,
rua
kulit,
rea
hipersensitivit
s, hipomani
atau
mania
delirium, sak
kepala,
perubahan
kadar
gu
darah
Meningkatkan
nafsu makan
Pembesaran
testikular,
ginekomastia,
galaktorea
Kejang,
gangguan
gerak
da
diskinesia,
disartria,
parestesia,
tinitus, demam
Mual,
muntah,
dispepsia,
diare,
konstipasi
Anoreksia
Ruam kul
urtikaria,
angiodem
atralgia,
mialgia,
fotosensit
Mulut
kering,
gelisah,
cemas,
sakit
MAOIREVERSIBL
E
Depresi
Tes
fungsi
hati
yang
abnorma
l
Ganggua
n
cerebrov
ascular
Diabetes
melitus,
penyakit
kardiovasklar
,
epilepsi,
kelainan
darah, ECT,
lansia
Hipersensitifi
tas
Agitasi
Ibu
hamil
dan
menyusui,
operasi
kepala,
insomnia,
tremor,
astenia,
halusinasi
kejang,
mengantu
Ekimosis
dan
purpura
Hipotensi
postural
Sedasi,
insomnia,
sakit
kepala,
kelamaha
dan
kelelahan
mulut
kering,
konstripas
gangguan
GIT
Agitasi,
tremor,
gelisah,
euforia,
aritmia,
nistagmus
Tujuan :
a. keamanan pasien.
b. pemeriksaan diagnostik.
c. rencana pengobatan dan juga kesehatan pasien
Perawatan Rumah Sakit
Indikasi :
prosedur diagnostik,
risiko bunuh diri atau membunuh,
penurunan jelas kemampuan makanan atau berlindung.
gejala berkembang cepat dan hancurnya sistem pendukung
Pasien seringkali tidak mau memasuki rumah sakit secara sukarela perlu dibawa
secara involunter.
Pasien depresif berat seringkali tidak mampu mengambil keputusan karena pikiran
mereka yang melambat, negatif, dan putus asa.
Pasien manik seringkali tidak memiliki tilikan lengkap tentang gangguan mereka
sehingga perawatan di rumah sakit tampaknya sangat menggelikan bagi mereka
Terapi Psikososial
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek :
terapi kognitif
terapi interpersonal
terapi perilaku.
bermanfaat: gangguan depresif berat.
Psikoterapi berorientasi psikoanalitik
Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat.
10. DD
Gangguan mood/afek