Anda di halaman 1dari 26

LBM 2

SEDIH DAN INGIN BUNUH DIRI


STEP 1

Sindrom depresi : kumpulan gejala-gejala yang menandakan bahwa perasaannya


sedang depresi (hilangnya minat, energi, nafsu makan, perasaan bersalah, sulit
konsentrasi,dan pikiran untuk bunuh diri)sindrom jika semuanya, jika salah satu
saja berarti depresi.
Amitriptilin : termasuk anti depresan golongan trisiklik, yang merupakan jenis obat yg
bekerja pada sel-sel saraf di otak dimana menghambat reuptake neurotransmitter yg
biasanya digunakan fase depresi dan anxietas. Lebih responsif untuk depresi akibat
kekurangan serotonin karena memiliki 2 gugus metil termasuk amien tersier.efek
samping berupa gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak pada wajah, bibir.
Mood afektif : mood(suatu emosi yg meresap dan diperthankan serta dialami secara
subjektif dinyatakan oleh pasien serta terlihat oleh orang lain, afek (ekspresi emosi yg
bisa dilihat dari luar)
Gangguan suasana perasaan : kondisi klinis yg ditandai oleh hilangnya kendali
perasaan dan pengalaman subjektif serta adanya penderitaan.

STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Apa saja yang menyebabkan gangguan mood?


Sebutkan gejala-gejala atau manifestasi klinis dalam gangguan mood?
Apa saja macam-macam gangguan mood?
Kapan seseorang dikatan mengalami gangguan mood afektif?
Sebutkan perbedaan mood dan afek serta berikan contohnya?
Sebutkan gejala dari sindroma depresi?
Apa penyebab dari sindroma depresi?
Sebutkan macam-macam sindroma depresi?
Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang yang terkena sindroma
depresi?
10. Bagaimana mekanisme kerja obat amitriptilin?diberikan berapa lama?
11. Apa efek samping dari amitriptilin?
12. Macam-macam obat anti depresan dan mekanismenya?
STEP 3
1. Apa saja yang menyebabkan gangguan mood?
- Faktor biologis
Bersumber dari dirinya sendiri, ex: adanya neurotransmitter(dopamin, serotonin
mengalami penurunan menyebabkan depresi dan kecendrungan bunuh diri. Jika
meningkatmania (peningkatan mood, harga diri, gagasan kebesaran,
hiperaktivitas)
Neuro endokrin (wanitasiklus menstruasi terjadi penurunan hormon-hormon
tertentu menyebabkan gangguan mood)
- Faktor psikososial

Bersumber dari strees lingkungan dan peristiwa kehidupan


- Faktor genetik
Turun temurun, bawaaan
Saling mempengaruhi (gentik: ada bawaan dan dari lingkungan
mempengaruhi pada faktor biologis(fisiknya))
Sering pada orang ingin bunuh diripenurunan HVA, MHPG, 5HT(hasil
metabolit dari 5 hidroksid triptamin biasanya ditemukan pada darah, urin,
cairan cerebrospinal)
2. Sebutkan gejala-gejala atau manifestasi klinis dalam gangguan mood?
Penurunan (mood terdepresi):
- Afek depresif
- Kehilangan minat
- Kekurangan energikeadaan mudah lelah
- Konsentrasi menurun
- Kepercayaan diri yg berkurang
- Tidur terganggu
- Makan terganggu
Peningkatan ( mania):
- Sikap yang meluap-luap
- Peningkatan harga diri
- Penurunan kebutuhan tidur
- Gagasan kebesaran
3. Apa saja macam-macam gangguan mood?
- Mood dismorfik: tidak menyenangkan
- Mood irritable: sangat mudah marah (sensitif)
- Pergesern mood (euforia akibat dari depresi)
- Euforia mood: elasi yg kuat dengan perasaan kebesaran ( tandanya: mengeluarkan
waham kebesaran)
- Depresi mood: perasaan kesedihan yang tidak normal

Episode manik (peningkatan)

Gangguan afektif bipolar (naik-turun)

Episode depresif

Gangguan depresif berulang

Gangguan suasana perasaan menetap

Gangguan susana perasaan lainnya


Gangguan suasana perasan yang tidak tergolongkan

Pembaagian mood:
- Gangguan mood utama ( depresi bert dan gangguan bipolar)

Gangguan mood tambahan (gangguan depresi ringan-sedang, gangguan mood krn


kondisi medis umum, gangguan mood akbat zat, gangguan mood yang tidak
ditentukan)
4. Kapan seseorang dikatan mengalami gangguan mood afektif?
- perubahn fisik:penurunan nafsu makan, gangguan tidur, kelelahan dan kurangb
energi, gelisah, nyeri dan sakit kepala
- perubahan pikiran:kurang PD, sulit membuat keputusan, dan sring menghindar,
ada pikiran ingin bunuh diri
- perubahan perasaan: sering menangis tanpa ada alasan yg jelas, agresif, mersa
bersalah
5. Sebutkan perbedaan mood dan afek serta berikan contohnya?
- Mood : perasaan seseorang, keadaan emosional yg internal
Contohnya: tipe perasaanya (senang, sedih)
- Afek : raut mukanya yg terlihat orang lain.
6. Sebutkan gejala dari sindroma depresi?
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Kurangnya energi
- Meningkatnya keadaan yg mudah lelah
- Menurunya aktivitas
- Konsentrasi dan pikiran berkurang
- Harga diri berkurang
- Gagasan ttg rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yg kurang
- Gagasan yg membahayakan diri
- Nafu makan berkurang
- Tidur terganggu
Masa timbulnya sekurang-kurangnya 2 mingguuntuk menegakkan
diagnosis
Gambaran khas:
o Fisik (nafsu makan turun, bb naik turun drastis, rasa putus asa,
imsomnia bs berhari-berminggu)
o Sosial
o Psikisnya

Trias depresi:
- Cara berpikir lamabat
- Tingkah laku lamban
- Perasaan hati yg sedih
7. Apa penyebab dari sindroma depresi?
- Hampir sama dengan gangguan mood
Karena faktor biologi, genetik,psikososial, spritual (rendahnya kadar
keagamaan seseorangmudah menderita depresi karena kuranganya
pegangan hidup)

Farmakologi : kortikostreoid, insektisid


Infeksius: paresis umum (sifilis tersier, influenza,AIDS)
Endokrin: hipo atau hipertyroid, hiperparatyroid, hiperadrenalisme,
insufusiensi adrenal
- Nutrisional : dfisiensi vit B12,C, Folat, miasintiamin
- Neoplastik: kanker caput pancreas, karsinomatosis disaminata
8. Sebutkan macam-macam sindroma depresi?
- Sindroma depresi psikik : gangguan afektif bipolar dan unipolar, gangguan
distimik,
- Sindroma depresi organik: hypothroid yg diinduksi oleh induced
depression, obat reserpine
- Sindroma depresi situasional: gangguan penyesuaian+ depresi, grief
reaction
- Sindroma depresi penyerta: gangguan jiwa+depresi
Dibagi 6:
- Episode depresi ringan
- Episode depresi Sedang
- Berat tanpa gejala psikotik
- Berat dengan gejala psikotik
- Episode lainnya
- Episode yang tidak tergolongkan
9. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang yang terkena sindroma
depresi?
Dibagi 3:
- Fisik: terlihat tidak terawat,
- Kognitif: brpikir lambat
- Perasaan : penurunan mood dan perasaan (persaan ber slh)
-

Perubahn fungsi vegetatif (nafsu makan, tidur, seksual,irama biologi yang


lain
Fungsi interpersonal( berhubungan dengan lingkungan sosial)

10. Bagaimana mekanisme kerja obat amitriptilin?diberikan berapa lama?


Anti depresisalah satu neurotransmitter yg menurunmekanisme kerjanya:
- Menghambat reuptake dari neurotransmitter itu sendiri
- Menghambat penghancuran oleh enzim monoami oksidase
Sehingga terjadi peningkatan neurotransmitter.
Obat antidepresan jia diberikan dalam jangka lama tidak apa-apa karena efeknya sangat
minimal.
11. Apa efek samping dari amitriptilin?
efek samping berupa gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak pada wajah, bibir.
Kejang, sedasi, gngguan konduksi pada sarafny
12. Macam-macam obat anti depresan dan mekanismenya?
Ada 5:
- trisiklik: amitriptilin,imitramin, klonipramin, tiametin, okipramol

Tetrasiklik:makrotilin, mianserin
Mekanismenya: menginhibisi norepinefrin, serotonin, dan MAO(mono
amin oxidase, paling selektif terhadap serotonin
MAOI reversibel:moklodemit
Menginhibisa mereuptake serotonin, bisa untuk terapi parkinson
SSRI: seretralin, paroksetin, fluvosamin, fluosantin,citalopra
Mekanismenya: serotonin selektif reuptake inhibitor, efek samping yg
ditimbulkan paling rendah,
Atypical: trazodon, mirtazepin

13. DD
Gangguan mood:
- Depresi
STEP 4

Stresor

Genetik, hormonal, biologi

Gangguan mood dan afek

Perubahan

Depresi

terapi

STEP 5
STEP 6
Belajar mandiri
STEP 7
1. Apa saja yang menyebabkan gangguan mood?
Suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan
pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
Dua gangguan mood utama adalah gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

Factor biologis
o Amin Biogenik
NE dan Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan
dalam patofisiologi gangguan mood

o Norepinefrin
Melibatkan reseptor adrenergic-alfa2, karena aktivasi reseptor
tersebut menyebabkan penurunan jumlah NE yang dilepaskan
Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan
yang efektif secara klinis, sebagai contohnya Desipramine
(Norpramine), mendukung lebih lanjut peranan NE di dalam
patofisiologi sekurangnya gejala depresi
o Serotonin
Penurunan serotonin mencetuskan depresi
Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi
metabolit serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah
dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di
trombosit
o Dopamine
Aktivitas dopamine menurun pada depresi dan meningkat pada
mania
Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi
pada depresi dan bahwa reseptor dopamine tipe 1 (D1)
mungkin hipoaktif pada depresi
o Factor neurokimiawi lain
Neurotransmitter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric
acid (GABA) dan peptide neuroaktif (khususnya vasopressin
dan opiate endogen), juga telah dilibatkan dalam patofisiologi
gangguan mood
System second-messenger, seperti adenylate cyclase,
phosphotidylinositol dan regulasi kalsium, mungkin juga
memiliki relevansi penyebab
o Regulasi neuroendokrin
Sumbu neuroendokrin utama yang menarik perhatian di dalam
gangguan mood adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormone
pertumbuhan
Yang lainnya adalah penurunan sekresi nocturnal melantonin,
penurunan pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan,
penurunan kadar dasar FSH dan LH dan penurunan kadar
testosterone pada laki-laki
Sumbu adrenal pelepasan kortisol adalah diatur pada orang
normal ataupun yang mengalami depresi.
Neuron di nucleus paraventrikuler (PVN) corticotrophin-releasing hormone (CRH)
ACTH (dilepaskan bersama dengan endorphin beta dan lipoprotein-beta)
menstimulasi kortisol dari korteks adrenal kortisol memberikan feedback melalui
dua mekanisme :
Mekanisme cepat, yang peka terhadap kecepatan peningkatan
konsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di
hipokampus dan menyebabkan penurunan ACTH

Mekanisme lambat, yang sensitive terhadap konsentrasi kortisol


dalam keadaan mantap, diperkirakan bekerja melalui reseptor
hipofisis dan adrenal
o Dexamethasone-suppression test (DST)
Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 %
pasien depresi gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap
dosis tunggal deksametason yang menyebabkan stres lebih sering
mendahului episode pertama gangguan mood daripada episode
selanjutnya.
Stres episode pertama perubahan biologi otak perubahan
neurotransmiter dan sistem pemberi signal intraneuronal
Factor genetika
o Penelitian keluarga
Saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali >
saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih menderita ggn depresif
berat.
Saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5
kali > saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan bipolar I dan 2-3 kali lebih mungkin menderita
gangguan depresif berat.
o Penelitian adopsi
Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood,
bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan
o Penelitian kembar
Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk
gangguan bipolar I pada kembar monozigotik adalah 33-90 %,
untuk ggn depresif berat angka adalah 50 %.
Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 525 % untuk ggn bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat
o Penelitian yang berhubungan
Factor psikososial
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
o Peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropinreleasing hormone (CRH), menstimulasi pelepasan hormon
adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH
=> pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol
memberikan umpan batik (feed back) pada jaringan kerja
melalui sekurangnya dua mekanisme:
mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan
konsentrasi kortisol, beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus
dan menyebabkan pelepasan ACTH;
mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol,
bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal.
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

2. Sebutkan gejala-gejala atau manifestasi klinis dalam gangguan mood?


Manifestasi klinis gangguan mood
Mania: mood meluap-luap, peningkatan harga diri, gagasan meloncat-loncat
(flight of ideas), gagasan kebesaran, hiperaktif, kurang tidur
Depresi: kurang/hilang energi dan minat, nafsu makan, perasaan bersalah, sulit
konsentrasi, pikiran kematian/bunuh diri
Pd ggn mood dpt tjd perubahan :
aktivitas, kognisi dan pembicaraan.
fungsi vegetatif (nafsu makan, tidur)
aktivitas seksual & irama biologis lainnya)
fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu
3. Apa saja macam-macam gangguan mood?
a. GANGGUAN MOOD
Menurut DSM-IV
i. Depresi berat (depresi unipolar)
ii. Gangguan bipolar :
Episode mani-depresi atau mani-mani (mani unipolar atau mani murni)
Episode hipomani-depresi
i. Gangguan mood tambahan:
Gangguan siklotimik ( siklotimia )
Gangguan distimik ( distimia )
Gangguan berhubungan dg sindrom depresi:
Gangguan depresi ringan sedang
Gangguan depresi singkat rekuren ( berat-ringan)
Gangguan disforik pra menstrual
Gangguan mood krn kondisi medis umum
Gangguan mood akibat zat
Gangguan mood yg tdk ditentukan
SINOPSIS PSIKIATRI, KAPLAN & SADOCK ED. 7
b. GANGGUAN AFEKTIF
i.
Hyperthimia
Keadaan afektif yang meninggi.
Euphoria
Keadaan kegembiraan, kesejahteraan, kebahagiaan yang abnormal.
Eksaltasi
Keadaan di mana penderita memiliki suatu keyakinan diri yang amat berlebihan dan
seringkali dinyatakannya atau terpusat pada pikiran-pikiran kebesaran tertentu tentang
dirinya.
Ekstase
Keadaan di mana penderita memperlihatkan seolah-olah dia sedang mengalami
kenikmatan yang mendalam sekali.
Maniak
Suatu keadaan afektif yang serba berlebihan.
ii.
Hypothymia : keadaan afektif yang merendah
iii.
Poikilothymia : keadaan afektif yang berubah-ubah

iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.

Parathymia : keadaan afektif yang tidak sesuai dengan lingkungan


sekitarnya
Tension
: ada perasaan tertekan
Anxiety
: perasaan takut terus menerus terhadap bahaya, seolaholah terus mengancam
Panik
: keadaan cemas luar biasa dan menimbulkan disorganisasi dari
fungsi ego
Ambivalensi : dua perasaan yang bertentangan yang berada pasa satu saat
dalam satu individu
Depersonalisasi
: afek dengan gejala utama perasaan berada di luar
realita dan kehilangan keyakinan identitas akan diri sendiri

c. GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF])


Menurut PPDGJ III
F30 EPISODE MANIK
F30.0 Hipomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
F30.8 Episode manik lainnya
F30.9 Episode manik YTT
F31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
.30 tanpa gejala somatik
.31 dengan gejala somatik
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan afektif bipolar YTT
F32 EPISODE DEPRESIF
F32.0 Episode depresif ringan
.00 tanpa gejala somatik
.01 dengan gejala somatik
F32.1 Episode depresif sedang
.00 tanpa gejala somatik
.01 dengan gejala somatik
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresif lainnya
F32.9 Episode depresif YTT
F33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG
F33.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan
.00 tanpa gejala somatik
.01 dengan gejala somatik
F33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang

.00 tanpa gejala somatik


.01 dengan gejala somatik
F33.2 Gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala psikotik
F33.3 Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala psikotik
F33.4 Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi
F33.8 Gangguan depresif berulang berulang lainnya
F33.9 Gangguan depresif berulang YTT
F34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) MENETAP
F34.0 Siklotimia
F34.1 Distimia
F34.8 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap lainnya
F34.9 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) menetap YTT
F38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) LAINNYA
F38.0 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) tunggal lainnya
.00 Episode afektif campuran
F38.1 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) berulang lainnya
.10 Gangguan depresif singkat berulang
F38.8 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) lainnya YDT
F39 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) YTT
4. Kapan seseorang dikatan mengalami gangguan mood afektif?
Salah satu ggn bila ada 5 atau lebih gejala selama 2 minggu :
- Emosi depresi
- Kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu
- Hilang atau bertambahnya BB secara signifikan >5% dalam 1 bulan
- Insomnia atau hipersomnia hamper setiap hari
- Kegelisahan atau keterlambatan psikomotor hamper setiap hari
- Lelah
- Perasaan tidak berharga atau berlebihan
- Berkurangnya kemampuan berfikir atau kosnentrasi
- Muncul pikiran akan kematian atau usaha bunuh diri
//
Terjadi perubahan perilaku depresi atau elasi
Depresi : pendiam, elasi : peningkatan mood berlebihan
Depresi merupakan salah satu gangguan Mood
Mood berasal dari ekspresi internal, sedangkan afek berasal dariekspresi eksternal

Gangguan mood ditandai oleh perasaan abnormal yaitu euforia(elasi)/depresi dengan


gambaran psikotik yang terkait denganbeberapa kasus berat
Pada wanita tersebut terdapat sindroma depresi
gangguan fisik,fungsional, psikis Jika sudah berjalan minimal 2 minggu dan
ditemukan perubahan fungsisebelumnya termasuk sindroma depresi berat
5. Sebutkan perbedaan mood dan afek serta berikan contohnya?
MOOD
Emosi yang meresap dan terus
menerus yang mewarnai persepsi

AFEK
Respon emosional pasien yang
tampak. Afek disimpulkan dari

seseorang akan dunia


Depresi, kecewa, mudah marah,
cemas, marah meluap2, euforik,
kosong, bersalah, terpesona, siasia, merendahkan diri sndiri,
ketakutan dan membingungkan.

ekspresi wajah pasien


Rentang normal : variasi dlm
ekspresi wajah, irama suara,
penggunaan tangan, dan peragaan
tubuh.
Terbatas : penurunan jls dlm
rentang dan intensitas ekspresi.
Tumpul : ekspresi emosional
menurun lebih jauh.
Datar : tdk terdpt ekspresi afektif
(pasien monoton, wjah imobil)
Tumpul datar dan terbaas yg
digunakan untuk menggambarkan
kedalaman emosi.
Petunjuk ketrampilan klinis modul perilaku dan jiwa

a.

b.
c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.

Bentuk-bentuk gangguan emosi dan afek:


Euforia; Emosi yang menyenangkan, masa riang, senang gembira, bahagia yang berlebihan
dan bila tidak sesuai keadaan, hal ini menunjukan adanya gangguan jiwa. Orang yang eforia
biasanya optimis, percaya diri, dan tegas pada sikapnya.
Elasi; Eforia yang berlebihan disertai motorik sering merupakan emosi yang labil dan sering
berubah menjadi mudah tersinggung.
Eksaltasi; Elasi yang berlebihan dan biasanya disertai dengan sikap kebesaran (waham
kebesaran)
Eklasi (kegaiarahan); gairah yang berlebihan disertai rasa aman, damai, dan tenang biasanya
berhubungan dengan perasaan keagamaan yang kuat.
Inappropiate afek (afek yang tidak sesuai), adalah suatu gejala gangguan emosi, dimana
dijumpai perbedaan yang jelas antara emosi yang tampak dengan situasi yang
menyebabkannya, missal tertawa ketika ada musibah.
Afek yang kaku(rigid) adalah suatu keadaan dimana rasa hati tetap dipertahankan, walau
terdapat rangsang yang biasanya menyebabkan reaksi emosiaonal yang berlebihan.
Emosi labil adalah suatu gejala dimana terdapat ketidakstabialan yang berlebihan dan
bermacam emosional, cepat berubah emosi yang satu dengan yang lain.
Cemas dan Depresi merupakan gejala yang terllihat dari ekspresi muka atau tingkah laku.
Ambivalensi adalah emosi dan afek yang berlawanan yang timbul bersama-sama pada
seseorang, suatu objek atau keadaan, benci tapi rindu.
Apatis yang tumpul dan datar, pengurangan atau tidak ada sama sekali tanda-tanda perasaan
afektif.
6. Sebutkan gejala dari sindroma depresi?
Episode depresi :
Gejala Utama :
Afek depresi
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yg mudah lelah
( rasa lelah yg nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas
Gejala Tambahan :

Konsentrasi dan perhatian berkurang


Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayankan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan menurun
Dr. Rusdi Maslim, PPDGJ III
F32.0 Episode depresif ringan
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama, depresi seperti tersebut diatas;
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya : (a) sampai dengan (g).
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
Lamanya seluruh episode berlangsung sekuran-kurangnya sekitar 2 minggu.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya.
F32.1 Episode depresif sedang
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan (F30.0);
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainya;
Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga.
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya
harus berintensitas berat.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok,
maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak
gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan.
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan
tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan
untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga,kecuali pada taraf yang sangat terbatas

F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik


Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas;
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging
membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika

diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak
serasi dengan afek moodcongruent).

7. Apa penyebab dari sindroma depresi?


2.1.1 Etiologi Depresi
Menurut Mary A. Norman menyatakan bahwa penyebab dari deptesi
merupakan multifactor. Faktor utama penyebab depresi dapat di bagi menjadi factor
biologis, faktor genetic, dan faktor psikososial.(Kaplan et al,.2004)
2.1.1.1 Faktor Biologis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin
biogenik, seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid),
MPGH (5 methoxy-0-hydroksi phenil glikol), di dalam darah, urin dan cairan
serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan
patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat
mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin
yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin berperan
dalam patofisiologi depresi (Sari, 2011). Selain itu aktivitas dopamin pada depresi
adalah menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi
dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti
parkinson, adalah disertai gejala depresi.
2.1.1.1.1

Faktor hormonal
Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin, menerima
indput yang mengandung neurotransmitter amin biogenic. Pada pasien depresi
ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan
fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang
mengaktivasi aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan
perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering
terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA
merupakan aksis yang paling banyak diteliti (Landefeld et al, 2004). Hipersekresi
CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi.
Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik
kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan
neuromodulator yang mengatur CRH (Kaplan, 2004). Sekresi CRH dipengaruhi oleh

emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer
nucleus (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya
diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan
peningkatan sekresi CRH (Landefeld, 2004). Pada orang lanjut usia terjadi penurunan
produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem dopaminergik
negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin.
Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase (Unutzer
dkk, 2002).
2.1.2.2. Faktor Genetik
Adanya episode prioritas atau pada riwayat penyakit keluarga yang
menderita depresi, kekurangan dukungan sosial, riwayat mengkonsumsi alcohol dan
lainnya, dan juga orang yang telah kehilangan dari pasangan hidupnya atau orang
yang di cintainya. (Norman et al. 2004)
Gangguan ini di turunkan dalam keluarga. Jika salah seorang dari
orang tua mempunyai riwayat depresi, maka 27% anaknya akan menderita gangguan
tersebut. Sedangkan bila kedua orang tuanya menderita depresi maka
kemungkinannya meningkat menjadi 50-75%. Di duga gen dominan yang berperan
pada depresi ini terikat pada kromosom 11.(idrus, 2007)
2.1.2.3 Polifarmasi
Terdapat beberapa golongan obat yang dapat menimbulkan depresi,
antara lain: analgetika, obat antiinflamasi nonsteroid, antihipertensi, antipsikotik,
antikanker, ansiolitika, dan lain-lain.(Husada, 2009)
2.1.2.4 Kondisi medis Umum
Beberapa kondisi medis umum yang berhubungan dengan depresi
adalah gangguan endokrin, neoplasma, gangguan neurologis, dan lain-lain.(Husada,
2009)
2.1.2.5 Teori Psikodinamik
Elaborasi Freud pada teori Karl Abraham tentang proses berkabung
menghasilkan pendapat bahwa hilangnya objek cinta diintrojeksikan ke dalam
individu tersebut sehingga menyatu atau merupakan bagian dari individu itu.
Kemarahan terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan kepada diri sendiri.
Akibatnya terjadi perasaan bersalah atau menyalahkan diri sendiri, merasa diri tidak
berguna, dan sebagainya.(Husada, 2009)
2.1.2.6 Teori Kognitif dan Perilaku
Konsep Seligman tentang learned helplessness menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara kehilangan yang tidak dapat dihindari akibat proses penuaan
seperti keadaan tubuh, fungsi seksual, dan sebagainya dengan sensasi passive
helplessness pada pasien usia lanjut.(Husada, 2009)
2.1.2.7 Teori Psikoedukatif
Hal-hal yang dipelajari atau diamati individu pada orang tua usia lanjut
misalnya ketidakberdayaan mereka, pengisolasian oleh keluarga, tiadanya sanak
saudara ataupun perubahan-perubahan fisik yang diakibatkan oleh proses penuaan
dapat memicu terjadinya depresi pada usia lanjut(Husada, 2009).
Berdasarkan PPDGJ III diagnosis depresi di tegakkan atas adanya tiga gejala
tambahan (Maslim, 2002)

1. Efek samping obat-obatan


- Amfetamin
- Obat anti-psikosa
- Beta bloker
- Simetidin
- Pil KB
- Sikloserin
- Indometasin
- Air raksa
- Metildopa
- Reserpin
- Talium
- Vinblastin
- Vinkristin
2. Infeksi
- AIDS
- Influenza
- Mononukleosis
- Sifilis (stadium lanjut)
- Tuberkulosis
- Hepatitis virus
- Pneumonia virus
3. Kelainan hormonal
- Penyakit Addison
- Penyakit Cushing
- Hiperparatiroidisme
- Hipotiroidisme dan hipertiroidisme
- Hipopituitarisme
4. Penyakit jaringan ikat
- Artritis rematoid
- Lupus eritematosus sistemik
5. Kelainan neurologis
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Sklerosis multipel
- Penyakit Parkinson
- Tidur apneu
- Stroke
- Epilepsi lobus temporalis
6. Kelainan gizi
- Pellagra (kekurangan vitamin B6)
- Anemia pernisiosa (kekurangan vitamin B12)

7. Kanker
- Kanker perut (indung telur, usus besar)
- Kanker yang menyebar ke seluruh tubuh.
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Jakarta Barat - Pelayanan Kesehatan Jiwa
Integratif_files
Factor genetika
o Penelitian keluarga
Saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali >
saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih menderita ggn depresif
berat.
Saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5
kali > saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita
gangguan bipolar I dan 2-3 kali lebih mungkin menderita
gangguan depresif berat.
o Penelitian adopsi
Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood,
bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan
o Penelitian kembar
Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk
gangguan bipolar I pada kembar monozigotik adalah 33-90 %,
untuk ggn depresif berat angka adalah 50 %.
Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 525 % untuk ggn bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat
o Penelitian yang berhubungan
8. Bagaimana mekanisme kerja obat amitriptilin?diberikan berapa lama? Apa efek
samping dari amitriptilin?
Obat Anti Depresi ( Thymoleptics, Psychic Energizers, Anti Depressants, Anti
Depresan
Penggolongan
Obat Anti Depresi Trisiklik = Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine,
Tianeptine, Opipramol
Obat Anti Depresi Tetrasiklik = Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
Obat Anti Depresi MAOI Reversible (Monoamine Oxydase Inhibitor) =
Moclobemide
Obat Anti Depresi Atypical = Trazodone, Tianeptine, Miertazapine
Obat Anti Depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake inhibitor / =
Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram
Indikasi
Untuk Sindroma Depresi
Kontraindikasi
Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pd usia lanjut
Glaukoma, Retensi Urin, Hipertrofi Prostat, Gg fungsi hati, Epilepsi

Pd penggunaan obat Lithium, kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar


thyroid
Wanita hamil dan menyusui tdk dianjuran menggunaan TCA, resiko
teratogenik besar ( khususnya trimester 1 ) dan TCA diekskresi mll ASI

Mekanisme Kerja
Menghambat re uptake aminergik neurotransmitter (Noradrenalin,
serotonin, dopamin) dan menghambat penghancuran oleh
enzim MAO ( Monoamine Oxidase ) shg terjadi peningkatan jumlah aminergik
neurotrasmitter pada sinaps neuron di SSP.
Dosis
Yg perlu dipertimbangkan :
Onset efek primer : sekitar 2 4 minggu
Onset efek sekunder : sekitar 12 24 jam
Waktu paruh : 12 48 jam ( pemberian 1 2 x / hari )
Efek Samping
Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif menurun, dll )
Efek Antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi,
sinus tekikardia, dll )
Efek Anti adrenergik alfa ( perubahan EKG, hipotensi )
Efek Neurotoksis ( tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia )
Cara mengatasinya :
Gastric lavage ( hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik
bersifat protein binding forced diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena
renal excretion of free drug rendah )
Diazepam 10 mg ( im ) untuk mengatasi konvulsi
Prostigmine 0,5 1,0 mg ( im ) untuk mengatasi efek anti kolinergik ( dp
diulangi setiap 30 45 sampai gejala mereda )
Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung
Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi
ke-3

Diberikan berapa lama


INDIKASI :
Amitriptilin digunakan pada keadaan ansietas dan depresi.
DOS IS :
Dosis awal 3-4 tablet,kemudian ditingkatkan sampai 6 tablet dalam dosis terbagi.
Dosis dapat ditingkatkan bertahap setiap minggu tergantung dari respon klinik
penderita dan tidak melebihi 12 tablet perhari.
Untuk pasien depresi di rumah sakit, sehari 4 tablet dalam dosis terbagi,
kemudian ditingkatkan sampai 12 tablet dalam dosis terbagi.
Untuk pasien tua dan remaja di atas 16 tahun, sehari 1-2 tablet, kemudian
ditingkatkan sampai 4 tablet sehari dalam dosis terbagi.

PERINGATAN & PERHATIAN :


- Penghentian pengobatan sebaiknya secara bertahap
- Sebaiknya tidak menjalankan kendaraan atau mesin
- Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui, anak remaja di bawah 16
tahun
- Hati-hati bila digunakan pada penderita gangguan fungsi hati, hipertiroid,
penderita glaukaoma sudut sempit

9. Macam-macam obat anti depresan dan mekanismenya?

ANTIDEPR
ESAN
TRISIKLIK

INDIKASI

Depresi
Enuresis
Neuropati
Profilkasis
migrain

KONTRAINDIKA
SI
Infark
miocard
akut
Gangguan
hati yang
parah

PERHATIAN

Aritmia
Epilepsi
Kehamilan
Ibu meyusui
Lansia
Gangguan hati
parah
Penyakit tiroid
Riwayat
maniak
Psikosis
Retensi urin

EFEK SAMPING

Mulut kering
Sedasi
Penglihatan
kabur
Konstipasi
Mual
Retensi urin
Kardiovaskule
perubahan
EKG,
aritmi
hipotensi
postural,

ECT

SSRI

Depresi
Ganggua
n
kecemas
an

Penderit
a dalam
tahap
maniak

Pengguna
epilepsi
Penyakit
jantung
Diabetes
melitus
Glaukoma
sudut sempit
Riwayat
maniak
ECT

takikardi,
pingsan
Berkeringat,
tremor,
rua
kulit,
rea
hipersensitivit
s, hipomani
atau
mania
delirium, sak
kepala,
perubahan
kadar
gu
darah
Meningkatkan
nafsu makan
Pembesaran
testikular,
ginekomastia,
galaktorea
Kejang,
gangguan
gerak
da
diskinesia,
disartria,
parestesia,
tinitus, demam
Mual,
muntah,
dispepsia,
diare,
konstipasi
Anoreksia
Ruam kul
urtikaria,
angiodem
atralgia,
mialgia,
fotosensit
Mulut
kering,
gelisah,
cemas,
sakit

MAOIREVERSIBL
E

Depresi

Tes
fungsi
hati
yang
abnorma
l
Ganggua
n
cerebrov
ascular

Diabetes
melitus,
penyakit
kardiovasklar
,
epilepsi,
kelainan
darah, ECT,
lansia
Hipersensitifi
tas
Agitasi
Ibu
hamil
dan
menyusui,
operasi

ISO FARMAKOTERAPI, PT ISFI PENERBITAN-JAKARTA


Ada 5 proses dlm pengaturan dosis :
dose) untuk mencapai dosis

Initiating Dosage ( test


anjuran selama mgg I

Titrating Dosage ( optimal dose ) mulai dosis anjuran


sampai mencapai dosis efektif dosis optimal

Stabilizing Dosage ( Stabilizing dose ) dosis optimal


dipertahankan selama 2 3 bulan

Maintaining Dosage ( Maintaining dose ) selama 3 6


bulan. Biasanya dosis pemeliharaan = dosis optimal

kepala,
insomnia,
tremor,
astenia,
halusinasi
kejang,
mengantu
Ekimosis
dan
purpura
Hipotensi
postural
Sedasi,
insomnia,
sakit
kepala,
kelamaha
dan
kelelahan
mulut
kering,
konstripas
gangguan
GIT
Agitasi,
tremor,
gelisah,
euforia,
aritmia,
nistagmus

Tapering Dosage ( tapering dose ) selama 1 bulan.


Kebalikan dari proses Initiating Dosage

Obat Anti-Mania ( Mood Modulators, Mood Stabilizers, Antimanics )


Penggolongan
Mania Akut
Haloperidol ( Haldol, Searle, Govotil )
Carbamazepine ( Tegretol, Bagetol )
Valproic Acid ( Depakene )
Divalproex Na ( Depakote )
Profilaksis Mania
Lithium Carbonate
Indikasi
Untuk Sindrom Mania
Kontraindikasi
Sebelum & selama penggunaan Obat Anti-Mania Lithium Carbonate perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium scr periodik :
Kadar serum Na dan K ( Li & Na saling mempengaruhi di tubulus
proximalis renalis). Kadar ini merendah pd pasien diet garam dan
menggunakan diuretika.
Tes fungsi ginjal ( serum creatinine ). Hampir semua kadar Lithium dlm
darah diekskresikan mll ginjal.

Tes fungsi kelenjar tiroid ( serum T3 & T4 ). Lithium merendahkan kadar


serum yodium.
Pemeriksaan EKG ( Lithium mempengaruhi cardiac repolarization.
Wanita hamil adl kontraindikasi penggunaan Lithium ( bersifat teratogenik ). Lithium
bisa melalui placenta dan masuk keperedaran darah janin, khususnya mempengaruhi
kelenjar tiroid.
Mekanisme kerja
Lithium Carbonate merupakan obat pilihan utama untuk meredakan Sindrom Mania
Akut atau Profilaksis terhadap serangan Sindrom Mania yang kambuhan pada
Gangguan Afektif Bipolar.
efek anti mania dari Lithium disebabkan kemampuannya mengurangi dopamine
receptor supersensitivity meningkatkan cholinergik-muscarinic activity, dan
mengahambat cyclic AMP (adenosine monophosphate) & phosphoinositides.
Dosis
Dalam pengaturan dosis harus mempertimbangkan :
Onset efek primr ( efek klinis ) : 7 10 hari ( 1-2 minggu )
Rentan kadar serum terapeutik = 0,8 1,2 mEq/L ( dicapai dg dosis sekitar
2 / 3 x 500 mg / hari )
Kadar serum toksik = diatas 1,5 mEq/L
Efek Samping
Efek samping Lithium berhub erat dg dosis dan kondisi fisik pasien.
Gejala efeksamping dini pada pengobatan jangka panjang :
- mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare,
feses lunak), kelemahan otot, poli-uri, tremor halus (fine tremor,
lebih nyata pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersama dg
neuroleptika dan antidepresan)
- tdk ada efek sedasi dan gg ekstrapiramidal
Efek samping lain : hypothyroidism, peningkatan BB, perubahan fungsi
thyroid ( penurunan kadar thyroxine dan peningkatan kadar TSH ),
oedema pada tungkai, metalic taste, lekositosis, gg daya ingat dan
konsentrasi pikiran.

Tujuan :
a. keamanan pasien.
b. pemeriksaan diagnostik.
c. rencana pengobatan dan juga kesehatan pasien
Perawatan Rumah Sakit
Indikasi :
prosedur diagnostik,
risiko bunuh diri atau membunuh,
penurunan jelas kemampuan makanan atau berlindung.
gejala berkembang cepat dan hancurnya sistem pendukung
Pasien seringkali tidak mau memasuki rumah sakit secara sukarela perlu dibawa
secara involunter.
Pasien depresif berat seringkali tidak mampu mengambil keputusan karena pikiran
mereka yang melambat, negatif, dan putus asa.
Pasien manik seringkali tidak memiliki tilikan lengkap tentang gangguan mereka
sehingga perawatan di rumah sakit tampaknya sangat menggelikan bagi mereka
Terapi Psikososial
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek :
terapi kognitif
terapi interpersonal
terapi perilaku.
bermanfaat: gangguan depresif berat.
Psikoterapi berorientasi psikoanalitik
Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat.

Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah


rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikas dan uji kognitif negatif;
mengembangkan cara berpikir altematif, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali
respon kognitif dan perilaku yang baru
Terapi interpersonal.
Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami
sekarang,
Pertama, masalah interpersonal sekarang kemungkinan memiliki hubungan awal yang
disfungsional.
Kedua, masalah interpersonal sekarang adalah efektif di dalam pengobatan gangguan
depresif berat dan mungkin, secara spesifik membantu menjawab masalah.
Terapi berorientasi psikoanalitik.
Pendekatan psikoanalitik pada teori psikoanalitik tentang depresi dan mania.
Tujuan umum
perubahan struktur atau karakter, bukan semata-mata menghilangkan gejala.
perbaikan kepercayaan diri, keakraban, mekanisme mengatasi, kapasitas
berdukacita, dan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi
Terapi keluarga, indikasi
jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga
jika gangguan mood adalah diperkembangkan atau dipertahankan oleh situasi
keluarga
Farmakoterapi
Indikasi
Gangguan depresif berat.
obat trisiklik. masalah pasien tidak respon terhadap pengobatan pertama;
semua antidepresan memerlukan waktu 3-4 minggu efek terapetik, semua
antidepresan memiliki efek merugikan.
Tetapi,
bupropion (Wellbutrin)
serotoninspecific reuptake inhibitors (SSRIs): fluoxetine, paroxetin, dan
setraline (Zoloft)klinis lebih aman dan lebih baik ditoleransi daripada
obat yang sebelunnya, sama efektifnya.
gejala pertama yang membaik adalah pola tidur dan makan yang
terganggu.agitasi, kecemasan, episode depresif.
gejala selanjutnya yang membaik: energi yang rendah, konsentrasi yang
buruk, ketidakberdayaan, dan penurunan libido
PENDIDIKAN PASIEN.
tentang penggunaan antidepresan adalah sama pentingnya bagi keberhasilan
pengobatan.
bahwa pasien tidak akan mengalami ketagihan terhadap antidepresan,
diperlukan waktu 3-4 minggu untuk dapat dirasakannya efek antidepresan
dar:,
menjelaskan efek samping secara terinci;
mempertimbangkan risiko hunuh diri
ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT.
elektrokonvulsif terapi dan fototerapi.

elektrokonvulsif terapi (ECT) digunakan jika


(1) pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi,
(2) pasien tidak dapat mentoleransi farmakoterapi, atau
(3) situasi klinis adalah sangat parah sehingga diperlukan perbaikan cepat.
Fototerapi adalah suatu pengobatan baru pada pasien ggn mood dgn pola musiman,
dapat digunakan sendiri dan kombinasi
Obat trisiklik, dan tetrasiklik
monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
serotonin specific reuptake inhibitors (SSRIs) dan
Antidepresan atipikal lain: bupropion, trazodone (Desyrel) dan alprazolam
(Xanax)
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

10. DD
Gangguan mood/afek

Anda mungkin juga menyukai