Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Teori Sistem Limbik pada Kelainan Psikologis Gangguan

Afektif
Untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Biopsikologi

Dosen Pengampu: Dr. dr. Hj. Ambar Sulianti, M.kes.

Disusun Oleh:

Alfi Nurlaelatul Qodriyah (1236000122)

Nayla Iqlima Alkanza (1236000110)

Sultan Muhammad Al-Fatih (1236000188)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2024
1. Sistem Limbik

Sistem limbik adalah bagian dari otak yang terdiri dari beberapa struktur yang
berperan dalam pengaturan emosi, motivasi, memori, dan perilaku. Sistem limbik
berperan penting dalam pembelajaran, pengolahan emosi, dan mengendalikan respons
naluri.Ini adalah komponen penting dari otak manusia yang memainkan peran dalam
banyak aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari merespons ancaman hingga
merasakan kebahagiaan.

Fungsi sistem limbik meliputi pengaturan emosi, motivasi, memori, dan


perilaku. Sistem ini juga terlibat dalam pengolahan informasi sensorik, pembelajaran,
pengendalian naluri, dan respons terhadap stimulus lingkungan. Selain itu, sistem
limbik juga membantu dalam pembentukan dan pengalaman emosi, serta memediasi
interaksi antara otak dan tubuh dalam konteks respons emosional.

Bagian utama sistem limbik terletak pada lobus temporal medial otak yang
berada dekat dengan pusat otak. Sistem limbik terdiri dari beberapa struktur yang
masing-masing mempunyai peran terhadap pengaturan perilaku, seperti hipotalamus,
hippocampus, amygdala, dan korteks limbik.
1. Hipotalamus: Berperan sebagai jembatan yang menghubungkan sistem dalam
hipotalamus dengan korteks serebral.
2. Hippocampus: Berperan dalam pengaturan rasa takut, kemarahan, kebahagiaan,
dan perasaan cinta.
3. Amygdala: Berperan dalam mengontrol rasa takut dan mengatur emosi.
4. Korteks limbik: Berperan dalam mengendalikan emosi, rasa sakit, dan perilaku.
Sistem limbik juga terdiri dari cingulate gyrus, yang berperan dalam mengatur emosi,
rasa sakit, dan perilaku.

2. Gangguan Afektif
Gangguan afektif disebut juga sebagai gangguan mood, yaitu gangguan yang
ditandai dengan fluktuasi suasana hati, baik meningkat maupun menurun, terjadi
secara berkala dan berulang, serta memberikan dampak negatif terhadap kehidupan
penderitanya. Jenis utama dari gangguan ini adalah sebagai berikut:
a. Depresi (mood terlalu rendah)
Depresi adalah istilah medis yang menjelaskan perasaan sedih dan putus
asa yang ekstrem. Kondisi ini lebih dari sekedar perasaan sedih sementara
selama satu atau dua hari. Seseorang yang mengalami depresi dapat
mengalami masa dimana gejala tersebut berlangsung selama berhari-hari
bahkan berminggu-minggu. Jenis depresi yang paling umum meliputi:
- Gangguan Depresi Mayor (MDD), yang sebelumnya disebut sebagai
depresi klinis. MDD ditandai dengan suasana hati yang buruk, putus
asa, kelelahan, dan gejala lain yang berlangsung dalam jangka yang
lama dan terus-menerus.
- Gangguan depresi yang persisten (Distimia). Jenis ini ditandai dengan
gejala depresi yang tidak terlalu parah dan terjadi setidaknya dalam
jangka waktu tertentu lebih dari dua tahun
- Gangguan depresi mayor dengan pola musiman atau dikenal juga
dengan gangguan afektif musiman (SAD), jenis ini sering berlangsung
selama bulan-bulan musim dingin.
b. Bipolar (Gabungan dari depresi dan manik)
Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan
perubahan suasana hati yang sangat ekstrem. Perubahan suasana hati ini
dapat berupa episode depresi yang disertai dengan periode mania atau
hipomania. Terdapat beberapa jenis gangguan bipolar:

- Bipolar I, ditandai dengan periode manik yang berlangsung minimal 7


hari. Dapat juga disertai depresi selama 2 minggu atau lebih, meskipun
tidak selalu demikian.
- Bipolar II, meliputi periode depresi minimal 2 minggu yang muncul
bersamaan dengan manik ringan atau hipomanik.
- Siklotimia, merupakan bentuk gangguan bipolar ringan yang masih
mencakup periode depresi dan hipomanik, namun tidak ada batasan waktu
yang jelas untuk setiap periodenya. Kondisi ini dapat didiagnosis jika
seseorang mengalami hipomanic bergantian dengan depresi selama 2 tahun
atau lebih.

3. Gejala Gangguan Afektif


a. Depresi
Berikut ini beberapa gejala umum untuk depresi:
• kesedihan yang berkepanjangan
• mudah tersinggung atau cemas
• kelesuan dan kekurangan energi
• kurangnya minat dalam aktivitas normal
• perubahan besar dalam kebiasaan makan dan tidur
• kesulitan berkonsentrasi
• perasaan bersalah
• rasa sakit dan nyeri yang tidak memiliki penjelasan fisik
• pikiran untuk bunuh diri
• perubahan suasana hati yang tidak biasa dan kronis

b. Bipolar
Karena bipolar merupakan gabungan dari manik dan depresi, maka selama
episode depresi gejalanya mirip dengan gangguan depresi mayor, sedangkan
selama episode manik, gejalanya adalah sebagai berikut:
• Distractbility, kesulitan untuk fokus
• Indiscretion, tidak bijaksana dalam menentukan keputusan hidup
• Grandiosity, meningkatnya harga diri
• Flight of ideas, berbicara tidak to the point / berbelit belit
• Activity Increase, peningkatan aktivitas
• Sleep Deficit, membutuhkan lebih sedikit tidur
• Talkativeness, banyak bicara

4. Penyebab Gangguan afektif


Penyebab pasti dari gangguan afektif masih belum sepenuhnya dipahami.
Namun, kondisi ini diduga terkait dengan ketidakseimbangan neurotransmiter atau
bahan kimia di otak yang mempengaruhi suasana hati. Penyebab ketidakseimbangan
tersebut belum diketahui secara pasti. Faktor pemicu gangguan afektif dapat berupa
peristiwa kehidupan yang traumatis atau kehilangan pribadi yang bisa memicu depresi
atau gangguan afektif lainnya. Penggunaan alkohol dan obat-obatan juga
meningkatkan risiko terkena kondisi ini.

Selain itu, faktor genetik juga berperan. Jika ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan afektif, maka risiko untuk mengalaminya juga akan lebih tinggi.
Hal ini menunjukkan adanya faktor keturunan. Meski demikian, keberadaan riwayat
keluarga tidak serta merta menyebabkan seseorang pasti terkena gangguan afektif.

5. Perawatan Gangguan Afektif


Ada dua pengobatan utama untuk mengatasi gangguan afektif yaitu melalui
obat-obatan dan terapi. Pada umumnya, perawatan dilakukan dengan
mengombinasikan keduanya. Tersedia banyak jenis obat antidepresan. Selain obat-
obatan, psikoterapi atau terapi psikologis juga penting dalam pengobatan. Terapi ini
dapat membantu mempelajari cara mengatasi gangguan dan mengubah perilaku yang
memperburuk kondisi.

6. Hubungan Gangguan Afektif dengan Sistem Limbik


Suatu Hipotesis mengungkapkan bahwa patofisiologi gangguan mood
berhubungan dengan perubahan anatomi terutama yang berkaitan dengan sirkuit
limbik - kortikal - striatopallido - thalamus. Sirkuit ini memiliki peran penting dalam
respons seseorang terhadap stressor yang ada. Disfungsi yang dialami salah satu
komponen dari sirkuit ini akan mengakibatkan respons yang tidak adaptif dan dapat
bermanifestasi berupa gangguan mood.
Gangguan afektif, seperti bipolaritas dan depresi, adalah karakteristik penyakit
yang terkait dengan kerusakan dalam sistem limbik. Berikut te bagaimana gangguan
afektif memengaruhi komponen-komponen utama dalam sistem limbik:
1. Hippocampus:
o Fungsi: Hippocampus berperan sebagai pusat memori di otak. Ini
membentuk ingatan jangka pendek dan menyimpannya menjadi
ingatan jangka panjang di korteks serebral. Selain itu, hippocampus
terlibat dalam emosi dan pembelajaran.
o Dampak Gangguan Afektif: Kerusakan pada hippocampus dapat
mempengaruhi kemampuan memori, pembelajaran, dan pengaturan
emosi. Orang dengan depresi atau bipolaritas sering mengalami atrofi
hippocampus.

2. Amigdala:
o Fungsi: Amigdala mengatur respons emosional seperti perasaan
bahagia, takut, marah, dan cemas. Selain itu, amigdala mengaitkan
emosi dengan ingatan.
o Dampak Gangguan Afektif: Gangguan afektif dapat memengaruhi
amigdala, mempengaruhi intensitas dan penyimpanan ingatan
emosional. Ini juga terkait dengan respons “fight or flight” (melawan
atau lari).

3. Hipotalamus:
o Fungsi: Hipotalamus melepaskan hormon yang mempengaruhi
berbagai emosi, termasuk rasa sakit, lapar, haus, kesenangan, perasaan
seksual, marah, dan agresi.
o Dampak Gangguan Afektif: Gangguan afektif dapat mempengaruhi
fungsi hipotalamus, mengganggu regulasi hormon dan respons
emosional.

Hubungan antara gangguan afektif dan sistem limbik adalah kompleks, sebab
dengan adanya gangguan afektif aktivitas dan fungsi sistem limbik akan mengalami
disfungsi, sementara sistem limbik juga berperan dalam pengaturan respons
emosional yang terkait dengan gangguan afektif. Kerusakan pada sistem limbik dapat
menyebabkan masalah integrasi emosional, pembelajaran, dan pengendalian emosi.
Oleh karena itu, pemahaman tentang peran sistem limbik dalam kesehatan mental
sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA

Arini, S. D. (2023, Juni 26). Sistem Limbik Otak, Bagian Utama Pengatur Fungsi Otak.
Retrieved April 2, 2024, from harapanrakyat.com:
https://www.harapanrakyat.com/2023/06/sistem-limbik-otak-manusia/

Aura Nirwana (2021, 7 Januari). Psikiatri Gangguan Mood/Perasaan Depresi, Manik,


Bipolar [Video]. Youtube. https://youtu.be/wb4v9RtdA1w

Ellis, E. (2020, April 2). Gangguan Afektif. Retrieved Maret 31, 2024, from healthline:
https://www-healthline-com.translate.goog/health/affective-
disorders?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wa

Fadila, I. (2021, 11 24). Mengenal Sistem Limbik yang Berperan Penting dalam Fungsi Otak.
Retrieved Maret 31, 2024, from hellosehat.com: https://hellosehat.com/saraf/sistem-
limbik/

Firmansyah, G. (2019, Juni 28). Mengenal Sistem Limbik, Bagian Otak yang Mengontrol
Emosi & Perilaku. Retrieved April 2, 2024, from idntimes.com:
https://www.idntimes.com/science/discovery/ganjar-firmansyah/sistem-limbik-
manusia-exp-c1c2

Gangguan Afektif: Jenis, Gejala, dan Pengobatan. (2018, April 23). Retrieved April 1, 2024,
from allhealth.pro: https://allhealth.pro/id/kesehatan/affective-disorders/

Lestari, T. Y. (2022, Februari 13). Gejala Manik dan Tips Mengatasinya. Retrieved Maret 31,
2024, from klikdokter.com: https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-
mental/gejala-manik-dan-tips-mengatasinya

Mengenal Bagian-Bagian Otak Manusia dan Fungsi. (2023, Maret 29). Retrieved April 2,
2024, from cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230328085646-569-930130/mengenal-
bagian-bagian-otak-manusia-dan-fungsinya

Sridianti, T. (2024, Maret 31). Sistem limbik: Pengertian, bagian, fungsi, letak. Retrieved
April 1, 2024, from apayangdimaksud.com: https://apayangdimaksud.com/sistem-
limbik.html

Supriyanto, D. I. (2019). Gangguan Mood. Retrieved Maret 31, 2024, from alomedika.com:
https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-mood

Supriyanto, I. (2022). Gangguan Mood. Retrieved April 1, 2024, from alomedika.com:


https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-mood/patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai