1 Depresi
2 3.1 Pengertian
penyakit yang bagian-bagiannya terdiri dari sindroma klinik. Sindroma klinik berkaitan
dengan gangguan alam perasaan, alam pikir, dan tingkah laku motoriknya yang
Ketiga hal ini disebut “ Trias Depresi “. Secara khas di dalam tiga alam tersebut
terlihat tanda-tanda penurunan. Paling sedikit terjadi pengurangan. Yang menonjol adalah
pengurangan atau penurunan tersebut dalam bentuk perasaan yang sedih. Kesedihan ini
Kesedihan yang bersumber dari duka cita berakhir tidak berkepanjangan. Ataupun
kalau hal ini menjadi berkepanjangan, maka perpanjangan waktu kesedihan, tetap
didalam dimesi alam perasaan. Istilahnya untuk hal yang serupa ini disebut denga “ Grief
Pada keadaan depresi, seseorang merasa bahwa dirinya tidak hanya sedih,
perasaannya menjadi tak senang dan murung. Merasa kasihan pada dirinya sendiri. Jika
dikaji secara seksama, tampil dengan ekspresi emosi dan wajah kesedihan yang luar biasa
sedihnya .
Depresi merupakan bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood)
yang biasa ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesua, kehilangan gairah hidup,
tidak ada semangat, merasa tidak berdaya, perasaan bersalah, tidak berguna, dan putus
dari :
a. Tertekannya perasaan. Hal ini dapat terlihat dari air muka yang sedih. Tidak peduli
terhadap dirinya. Mudah menangis, sulit tidur dan hilangnya nafsu makan.
b. Sulit berfikir. Diperlihatkan dalam sikap acuh tak acuh dan dinyatakan serba susah
Gambaran atau gejala yang muncul ke permukaan tidak tampil secara tegas, lebih
banyak tersamarnya ketimbang muncul dalam bentuk aslinya. Umumnya gejala yang
telah disebutkan muncul dalam bentuk gejala agitatif. Pada bentuk atau tipe depresi
terlihat tingkah laku melonjak, bertentangan dengan trias yang tadinya disebut-sebut.
Depresi pun dapat di artikan sebagai suatu perasaan yang bercampur baur antara jengkel,
sedih, murung, putus asa, patah semangat dan hilangnya segala minat (Ibrahim A, 2007).
Sebagian di antaranya walaupun kebanyakan tidak seperti itu, ada yang mirip
dengan kondisi kegilaan (psikotik) terutama pada bentuk depresi yang psikotik.
gangguan afektif berat. Dikenal dengan istilah dan nama gangguan yaitu gangguan
Gejala dasar sindroma depresi menurut Ayus S.I (2007) adalah sebagai berikut :
Kesedihan yang dalam, hilang rasa, kekosongan batin, resah dan cemas
3. Cacat psikomotor
1. Mild depression/ minor depression dan distimia. Depresi ringan merupakan mood yang
rendah datang dan pergi, yang mana penyakit datang setelah kejadian stressful yang
spesifik. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhan untuk mengurangi depresi jenis ini.
Bentuk depresi yang kurang parah disebut distimia. Depresi jenis ini menimbulkan
gangguan mood yang ringan dalam jangka waktu yang lama sehingga seseorang tidak
2. Moderate depression. Depresi sedang merupakan mood yang rendah berlangsung terus
dan individu mengalami gejala fisik walaupun berbeda-beda tiap individu. Perubahan
gaya hidup saja tidak cukup dan bantuan diperlukan untuk mengatasinya.
dalam bekerja, tidur, makan dan menikmati hal yang menyenangkan. Penting untuk
garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monozigote
2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh
perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri.Freud mengatakan bahwa kehilangan
objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik perasaan yang
orangtua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat
dipengaruhi oleh penilaian negatif terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi maslah. Kemudian individu
8. Faktor biologis, Model biologi mengeksplorasi perubahan kimia dalam tubuh selama
dalam kondisi tertekan. Tidak ada model kimia tunggal yang adekuat menjelaskan
penyebab gangguan suasana hati. Kelaianan yang ditemukan pada system tubuh selama
b. Perubahan neurofisiologis
bertindak sebagai system saraf pusat dan neurotransmitter perifer, amina biogenic
mungkin adalah salah satu potongan data yang paling menakjubkan yang
regulasi presinaps dan pascasinaps pada fungi dopamine lebih lanjut telah
memperkaya riset mengenai hubungan antara dopamine dan gangguan mood
(Sadock, 2010).
3) Serotonin. Salah satu teori yang dominan dalam neurobiology dari gangguan
Serotonin (5-HT) memiliki peran penting pada fungsi otak seperti agresi,
fungsi neuroendokrin, suhu tubuh, fungsi kognitif, dan persepsi nyeri sebagai
5-Ht pada klien dengan depresi. Terlalu sedikit 5-HT, prekirsor (triproan),
darah klien dengan depresidan otak postmortem klien depresi yang meninggal
karenan penyebab lain atau bunuh diri. Serotonin sebagai neuroendokrin juga
kortisol, yang kesemuanya ditemukan tidak normal pada klien depresi (Stuart
G, 2016).
suasana hati menekan hambatan aksis adrenal (HPA) dan aksis hipotalamus (
Para peneliti telah lama mengenali bahwa elektroensofalogram tidur (EEG) pada
banyak orang dengan depresi menunjukan kelainan. Kelainan yang lazim adalah
1. Kehilangan kasih Sayang. Kehilangan kasih sayang dapat memicu depresi. Kehilangan
mungkin nyata atau tidak nyata dan mungkin termasuk hilangnya cinta terhadap
interpersonal, kejadian yang tidak diinginkan secara social, dan masalah besar tentang
kehidupan.
3. Ketegangan peran. Dalam menganalisis stressor peran social banyak difokuskan pada
perempuan. Hal ini karena depresi lebih sering terjadi di kalangan perempuan.
Ketegangan peran dalam pernikahan adalah stressor utama yang berhubungan dengan
4. Perubahan fisiologis. Depresi akibat obat dapat diikuti dengan pengobatan obat
antihipertensi, khususnya reserpine dan penyalahgunaan zat adiktif. Depresi dapat terjadi
5. Penilaian terhadap stressor (koping dan mekanime koping). Perilaku dan mekanisme
koping. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat
terjadi agitasi. Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.
Depresi yaitu perasaan berduka yang belum digunalan adalah represi, supresi, denial dan
disosiasi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang
Stressor precipitasi
( Kehilangan, Peristiwa hidup, Peran, Fisiologis)
Penilaian Stressor
Sumber Koping
(Dukungan Sosial, Ekonomi, Penguasaan Diri)
Mekanisme Koping
Konstruktif Destruuktif
(Stuart G, 2016)
1. Reponsive adalah renspons emosional individu yang terbuka dan sadar akan
perasaannya. Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal
dan internal.
2. Reaksi kehilangan yang wajar, merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh
individu yang mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu yang mengahadapi
realita dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya bersedih, berhenti
menekan atau mengtemalisasi semua aspek perasaan terhadap lingkungan. Bila anda
merasa sangat marah/ kesal dengan mengendarai sepeda, biasanya reaksi berduka
yang menetap dan memanjang, tetapi tidak tampak reaksi emosional terhadap
kehilangan. Reaksi berduka yang memanjang ini dapat terjadi beberapa tahun.
4. Mania/depresi merupakan respons emosional yang berat dan dapat dikenal melalui
tercantum nilai antara 0-3 dengan maksud 0 berarti tidak ada gejala, 1 berarti gejala
Kuisioner Beck Depression Inventory (BDI) dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Ibrahim, Ayub S. 2007. Depresi Aku Ingin mati ( Sendiri di Tempat yang ramai). Jakarta : CV.
REF GRAPHIKA.
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan jiwa. Bandung : Refika Aditama
Stuart, Gail W. 2013.Prinsip Dan Praktik Keperawayan Kesehatan Jiwa Stuart Edisi Indonesia.
Jakarta : Elselvier.
Puwaningsih, Wahyu. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sadock, Benjamin J. 2010. Kaplan & Sandock Buk Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : EGC.