berlangsung untuk waktu lama pada kedaan normal sesusai dengan keadaan lngkungan ,jadi kalau
gangguan tidak ssuai dengan keadaan lingkungan
STEP2 :
STEP3 :
DSM- V
Bipolar and related disorders
Bipolar I disorder
o Manic episode
o Major depressive episode
Bipolar II disorder
o Hypomanic episode
o Major depressive episode
Cyclothymic disorder
Substance/medication induced bipolar and related disorder
Depressive disorder
Disruptive mood dysregulation disorder
Major depressive disorder
Persistent depressive disorder (dysthimia)
Premenstrual dysphoric disorder
Substance/medication induced depressive disorder
Depressive disorder due to another medical condition
Buku PPDGJ-III
PPDGJ ;
f30 : episode manik : afek meningkat dan aktivitas fsik mental
F30.0 :hipomania
F30.1 : mania tanpa gejala psikotik
F30.2 : mania dengan gejala psikotik
F30.8 : episode manik lainya
F30.9 : epsode manik tdk tergolong
F31 : gangguan afektif bipolar : penderita pada watu tertentu terjadi peningkata afek
,diwaktu yg lain juga bisa terjadi penurunan afek
F32 : episode depresi : terjadi penurunan afek dan terjadi penurunan aktivitas fisik adn
mental
Depresi ringan ,sedang dan berat
DSM4
Gangguan mood utama : terdiri dari gangguan fdepresi berat / unipolar (hanya epiosde
depresi) ,gangguan bipolar 1 (episode manik + depresi, atau depresi saja )satu apa beberapa
epoisode manik diikuti dengan depresi mayor ,bipolar2 (satu atau beberapa episode depresi
yg diikuti leh hipomanik)
Bipolar : ggn bipolar1 (ada episode maniak atau campuran ),jarang muncul ,onset lebih dari
20thn ,pria = wanita
Faktor Genetika
Penelitian keluarga.
• saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara
derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10
kali lebih menderita ggn depresif berat.
• saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali >
saudara derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I
dan 2-3 kali lebih mungkin menderita gangguan depresif berat.
Penelitian adopsi.
Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn
mood, bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita
gangguan.
Penelitian kembar.
• Sebaliknya, angka ke-sesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn
bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat.
Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
- peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH),
menstimulasi pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH
=> pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan umpan batik (feed back)
pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua mekanisme:
- mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol,
beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan ↓ pelepasan ACTH;
- mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap konsen-trasi kortisol, bekerja melalui
reseptor hipofisis dan adrenal.
Dexamethasone-suppression test.
Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasien depresi
gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tung-gal deksametason
yang menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood
daripada episode selanjutnya.
stres episode pertama => perubahan biologi otak => perubahan neurotransmiter dan
sistem pemberi signal intra-neuronal
Faktor kepribadian pramorbid
Tipe kepribadian: dependen, obsesif-kompulsif, histeriakal risiko > ggn depresi
daripada tipe kepribadian antisocial, paranoid, dan lainnya yang menggunakan proyeksi
dan mekanisme pertahanan mengeksternalisasikan lainnya.
Penyebabnya merupakan Interaksi antara factor biologis,faktor genetik,faktro
psikososial.Kelainan metabolik amin biogenik seperti 5-hydroxyindoleacetic acid
(5HIAA),homovanilic acid (HVA), 3 metoksi-4-hidrosifenilgliokol (MHPG) dalam
darah, urin, dancairan serebrospinal dilaporkan ditemukan pada pasien.Pola
penurunan genetikl terjadi melalui mekanisme yang kompleks.
KAPLAN
Gejala utama : drajat ringan sedang dan berat ,afek depresi ,kehilangan minat dan
kegembiraan ,berkurangnya energi yg menuju ke mngkatnya keadaan ,mudah lelah,
menurunnya aktivitas
Gejala lain : konsentrasi berkurang, kepercayaan diri berkurang ,gagasan rasa bersalah dan
tidak berguna ,masadepan suram ,kemauan membahayakan diri (bunuhdiri),tidur
terganggu,nafsu makan menurun
Diagnosis sekurang kurangnya 2 minggu
8. Mengapa pasien bersemngat tidak merasa lelah meskipun bekerja hingga larut malam?
Dulu pasien menderita hipomanik : biasanya neurotransmiter(dopamin) meningkat sehingga
aktifitas meningkat dan emosi juga seneng
9. Mengapa pasien merasa sedih kehlangan minat dan kegembiraan ,kurang semnagat dan
tidurnya terganggu?
Kemingkinan dari gangguan neurotranmiter (norepinefrin dan serotonin) menurun
Gangguan tidur dipengaruhi serotonin dan melatonin
Pemeriksaan status mental ,untuk membedakan episode depresi(1. tinjau dari mood afek
dan persaan 2.dari cara bicara ,biasanya cepat dan volumenya menurun ,dan respon dari
pertanyaan juga menurun 3. Dari pikiran : biasanya pandangan negativ ttg dunia dan dirinya
sndiri ) dan manik ( kebalikan dari depresi )
TERAPI MANIA
Evaluasi dengan baik dan terapi segera.
Apakah pasien menderita penyakit medis atau menggunakan obat – obatan ?
Apakah ia sebelumnya pernah menderita manik ?
Apakah ia meminum litium ?
Berapa kadar litium darahnya ?
Bila hipomanik
gunakan terapi obat jalan dan bekerja sama dengan keluarga
pertimbangkan antipesikotik dosis rendah, jangka pendek (misal, haloperidol 2-5
mg/hari) tetapi andalkan litium atau antikonvulsan jangka panjang.
Bila manik
hendaklah dirawat
■ apakah pasien lemah ?
■ Apakah pasien mengalami kurang tidur secara serius ?
Obati segera dengan antipsikotik (dosis besar mungkin dibutuhkan, misal
haloperidol 10-40 mg selama 24 jam pertama).
Pertimbangkan penggunaan benzodiazepin pada tahap awal.
Bila dengan obat tidak berhasil, ECT merupakan terapi yang efektif untuk mania.
Bersikaplah santai, masuk akal, dan terkontrol
obati dengen lingkungan yang tenang dan stimulus minimal.
Mulailah dengan litium karbonat ; sebanyak 30% pasien manik, tetap mengalami
simtomatik parsial meskipun dengan litium.
Bila litium gagal, pertibangkan karbamazepin, asam valproat atau salah satu
antikonvulsan lain.
Meskipun dengan terapi yang baik, hasil terapi jangka panjang masih sering
buruk.
ANTI MANIA
Haloperidol
Carbamazepine
Valproic acid
MANIA AKUT Litium carbonat
1. Terapi Psikologik
Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.
Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.
Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya
prihatin dan melontarkannya.
Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)-
arahkan pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak.
Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang
Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara
teratur tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya.
Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda
(melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll)
Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien depresi
minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami
remisi tetapi mempunyai konflik.
Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan
ringan
Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan pengelaman
-pengalaman sukses.
Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian
-pikiran negatif dan harapan – harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.
Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga
sampai malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala – gejala depresi
mayor buat sementara.
Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme
bilologik yang belum dimengerti dengan baik.
2. Terapi Fisik
Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin
bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi
unipolar.
Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut,
meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat
dimulai bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi.
Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang
sangat agitasi, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan,
litium, atau ECT-anti depresan yang baru juga terlihat efektif.
ECT mungkin merupakan terapi terpilih :
bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,
bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)
pada beberapa depresi psikotik
pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang berpenyakit
jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.
Sumber: Buku Saku Psikiatri, David A tomb
Indikasi utama untuk antidepresan adalah episode depresif berat
ANTIDEPESAN
MEKANISME KERJA:
Kaplan
Medscape
16. DD?
Pasien episode depresi
EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOK
RINGAN Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama
depresi
Ditambah sekurang-kurangnya 2 gjala
lainnya
tdk ada yg berat diantaranya
minimal berlangsung 2 minggu
Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan
kegiatan social yang biasa dilakukan
SEDANG Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3
gjala utama depresi
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (&
sebaiknya 4)dari gejala lainnya
minimal berlangsung 2 minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan keg.sosial,pekerjaan
dan urusan rumah tangga
BERAT tanpa Gjala Psikotik Semua 3 gjala utama depresi harus
ada
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari
gjala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas
berat
berlangsung minimal 2 minggu
atau < bila gjala amat berat dan
beronset sangat ceoat
Sangat tdk mungkin pasient
mampu meneruskan
kegiatan
social,pekerjaan/urusan
rumah tangga kcuali pd taraf
yg sangat terbatas
BERAT dengan gjala Psikotik Sama sperti pd episode
depresif berat tanpa gjala
psikotik tapi disertai waham,
halusinasi atau stupor
depresif
waham biasnyamelibatkan
ide ttg
dosa,kemiskinan/malapetaka
yg mengancam dan pasien
merasa bertanggung jwb
atas itu smua.
halusinasi
auditorik/olfactorik berupa
suara yg
menghina/menuduh/bau
kotoran/daging membusuk