PEMBIMBING :
dr. Adi Nugroho, SpB
Testis turun kedalam skrotum pada umur kehamilan 29 minggu. Setiap testis
turun melalui kanalis inguinalis eksterna ke prosesus vaginalis.
EMBRIOLOGI
c
c
c
c
ANATOMI
Segitiga Hasselbach
ANATOMI
Kanalis Femoralis
DEFINISI Batuk
Penyakit paru obstruktif kronik
Hernia merupakan protusi atau Kegemukan
penonjolan isi suatu rongga
Sembelit/konstipasi
melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang Kehamilan
bersangkutan. Berat lahir kurang dari 1500 gram
Riwayat keluarga hernia
Asites
Gangguan jaringan ikat bawaan
Sayatan sebelumnya dibagian
quadran kanan bawah abdomen
Merokok
Mengangkat beban berat
ETIOLOGI
ETIOLOGI HERNIA FEMORALIS
Primer Sekunder
• Peningkatan tekanan
intraabdominal yang
mendorong lemak
Sempitnya perlekatan preperitoneal masuk kedalam
anulus femoralis yang melebar
dinding posterior inguinal secara congenital
pada ligamentum • Dapat terjadi sebagai
iliopectineale komplikasi herniorafi pada
(ligamentum Cooper) hernia inguinalis, terutama
dengan akibat yang memakai teknik Bassini
atau Shouldice yang
melebarnya anulus menyebabkan fasia transversa
femoralis dan ligamentum inguinale
lebih tergeser ke
ventrokranial sehingga kanalis
femoralis lebih luas
EPIDEMIOLOGI
HERNIA
• Hernia Reponibel
• Hernia Kongenital • Hernia Inguinalis
• Hernia Ireponibel
• Hernia aquisita/ • Hernia Femoralis
• Hernia Strangulata
didapat • Hernia Umbilikalis
• Hernia Inkarserata
PATOFISIOLOGI
Faktor kongenital (kegagalan Faktor yang didapat (batuk kronik,
penutupan prosesus vaginalis pada mengejan saat miksi dan defekasi,
waktu kehamilan) pekerjaan yang berhubungan dengan
beban berat)
Mendorong lemak
preperitoneal ke dalam kanalis Peningkatan tekanan intra
femoralis abdomen
• Palpasi
benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
• Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
• Auskultasi
hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia
yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).
PEMERKSAAN FISIK
DIAGNOSA
• Colok Dubur
tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship -
romberg (hernia obtutaratoria).
• Tanda-tanda vital
temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat,
tekanan darah meningkat.
PEMERKSAAN FISIK
DIAGNOSA
• Penderita dalam keadaan berdiri atau jika
kantong hernia terisi, masukan dulu
kedalam kavum abdomen.
• Test ini bisa pada laki-laki atau
perempuan.
• Jari kedua tangan pemeriksa diletakan
diatas annulus inguinalis internus (± 1.5
cm diatas pertengahan SIAS dan
tuberkulum pubikum)
• Jari ketiga diletakan pada annulus
inguinalis eksternus dan jari keempat pada
fossa ovalis.
• Penderita disuruh mengejan maka timbul
dorongan pada salah satu jari tersebut
diatas.
• Bilamana dorongan pada jari kedua berarti
hernia ingunalis lateralis, bila pada jari
ketiga berarti hernia inguinalis medialis
dan bila pada jari keempat berarti hernia
femoralis. ZIEMAN’S TEST
DIAGNOSA
Interpretasi
Jari ke 2 : Hernia Inguinalis
Lateralis.
Jari ke 3 : Hernia Inguinalis
Medialis.
Jari ke 4 : Hernia Femoralis
ZIEMAN’S TEST
DIAGNOSA
Posisi Telentang
Inspeksi
Pasien mengedan tampak benjolan dengan ukuran 4 x 3 cm dibawah
ligamentum inguinal, bewarna kemerahan. Tampak tanda radang (+), bentuk
oval.
Palpasi
Teraba benjolan dengan konsistensi padat, immobile, berbatas tegas, teraba
hangat, nyeri tekan(+). Finger test (-), thumb test (-), zieman test (-) karena
hernia ireponibel, tes tidak dapat dilakukan.
Hernia femoralis inkaserata
Hernia inguinalis lateralis
Hernia inguinalis medialis
Medikamentosa Non medikamentosa
Minggu , 25 februari 2018
H3 POST OP
Pasien merasa sesak
KU : lemah
Kes : allert
TD : 130/74
N : 108x/m
RR : 23x/m
Tax: 36,9
K/L : a/i/c/d : -/-/-/-
Thorax:
Cor : S1S2 tunggal, e/g/m : -/-/-
Pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abd :
I : distended (-)
A : BU (+) turun
P : timpani, pekak hepar (-)
P :defans muscular (-) nyeri bekas operasi(+)
Ext : AH (+) & edema (-) di keempat ekstremitas
Hernia inkaserata dekstra post herniorapi herniotomi + hipoalbumin +sepsis
O2 mask 6lpm
puasa
Inf RL 1000 cc/24 jam
Inf aminofluid 500 cc/24 jam
Inj. Ceftriaxone 2x1 g
Inj. Metoklopramid 2x10 mg
Inj antrain 3x1 a
Inj. Ranitidine 2x50 mg
Senin , 26 februari 2018
H4 POST OP
Pasien penurunan kesadaran
KU : lemah
Kes : pain
TD : 120/70
N : 120x/m
RR : 28x/m
Tax: 37,5
K/L : a/i/c/d : -/-/-/-
Thorax:
Cor : S1S2 tunggal, e/g/m : -/-/-
Hernia inkaserata dekstra post herniorapi herniotomi
Pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abd : + trombositopenia + sepsis
I : distended (-)
O2 mask 6lpm
A : BU (+) turun
P : timpani, pekak hepar (-) puasa
P :defans muscular (-) nyeri bekas
Inf RL 1000 cc/24 jam
operasi(+)
Ext : AH (+) & edema (-) di keempat ekstremitas Inf aminofluid 500 cc/24 jam
Lab 22/2/2018
Inj. Ceftriaxone 2x1 g
Hematologi
Hemoglobin 12,6 Inj. Metoklopramid 2x10 mg
Lekosit 23,3
Inj antrain 3x1 a
Hematokrit 35,4
Trombosit 32 Inj. Ranitidine 2x50 mg
Elektrolit
Natrium 139,8
Kalium 3,24
Chlorida 105,4
Kalsium 2,47
Faal hati
Albumin 3,4
Selasa , 27 febuari 2018
H5 POST OP
05.10Pasien Apnea, GCS 1-1-1,PBI 6mm/6mm RC -/-
TD 63/40, N45x/menit RR 0 SP02 0 bagging (+) KIE
keluarga (+)
05.20Pasien Apnea, GCS 1-1-1 PBI 6mm/6mm RC -/-
TD 54/32 RR 0 SP02 0 N 0x/menit RJP + bangging
nafas
05.30Pasien Apnea, GCS 1-1-1 PBI 6mm/6mm RC -/-
TD 45/30 RR 0 SP02 0 N 0x/menit RJP + bangging
nafas
05.45 pasien meninggal dihadapan keluarga dan
petugas kesehatan
KESIMPULAN