Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

DIAGNOSA DAN TATALAKSANA OSTEOARTRITIS


Disusun untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik Madya
KSM Bedah Umum RSD dr. Soebandi Jember

Disusun oleh:
Fridolino Jimmy Desanto
NIM 16710238

Dokter Pembimbing:
dr. Suparimbo Soepadi, SP. OT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


KSM BEDAH UMUM
RSD DR. SOEBANDI JEMBER
2018
PENDAHULUAN

Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai


artritis degeneratif atau penyakit sendi
degeneratif, adalah sekelompok kelainan
mekanik degradasi yang melibatkan sendi,
termasuk tulang rawan artikular dan tulang
subchondral.

Rekomendasi IRA Diagnosis dan Penatalaksaan Osteoartritis. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2014.
De jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Ed 3.
Rasjad, C. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta: Yarsif Watampone
Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak
secara radiologis mencapai 15,5% pada pria
dan 12,7% pada wanita (40-60 thn).
Penelitian di Bandung (klinik reumatologi
RSHS, tahun 2007 dan 2010) : OA merupakan
74,48% dari keseluruhan kasus (1297)
reumatik pada tahun 2007. 69 %wanita dan
kebanyakan merupakan OA lutut (87%). Dan
dari 2760 kasus reumatik pada tahun 2010,
73%

Rekomendasi IRA Diagnosis dan Penatalaksaan Osteoartritis. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2014.
De jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Ed 3.
Rasjad, C. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta: Yarsif Watampone
Klasifikasi Berdasarkan Etiologi
• Osteoartritis Primer
• Osteoartritis sekunder
Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Sendi
Yang Terkena
Etiopatogenesis
Patogenesis osteoartritis tidak hanya melibatkan
proses degeneratif saja, namun melibatkan hasil
kombinasi antara degradasi rawan sendi,
remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi.
Osteoartritis diperkirakan dapat diakibatkan
oleh proses biokimiawi dan biomekanis
Etiopatogenesis
kartilago dilumasi cairan sendi gesekan
antar tulang (sinovial).
Protein(lubricin) pelumas. Protein ini akan
berhenti disekresikan apabila terjadi cedera
dan peradangan pada sendi.
• Stres mekanik yang terjadi akan
mempengaruhi metabolisme kondrosit,
pelepasan enzim MPP gangguan biokimia sifat
matrik sehingga terdapat penurunan kadar
proteoglikan
• enzim metaloproteinase (MPP) yang akan
memecahkan proteoglikan dan kolagen
• Enzim MPP dalam keadaan normal dihambat
oleh Tissue Inhibitor of Metaloprotein (TIMP).
Secara teoritis ketidakseimbangan antara
produksi MPP dan TIMP akan menyebabkan
peningkatan proteolisis matrik sehingga
terjadi degenerasi rawan sendi (Osteoartritis).
Faktor Resiko Osteoartritis
Rekomendasi IRA Diagnosis dan
Penatalaksaan Osteoartritis.
Perhimpunan Reumatologi
Indonesia. 2014
Kriteria Diagnosis Osteoartritis
Klasifikasi diagnosis OA lutut
• Berdasarkan kriteria klinis : • Berdasarkan kriteria
- Nyeri sendi lutut dan paling klinis dan radiologis :
sedikit 3 dari 6 kriteria di bawah
ini : Nyeri sendi lutut dan
1. krepitus saat gerakan aktif adanya osteofit dan paling
2. kaku sendi < 30 menit sedikit 1 dari 3 kriteria di
3. umur > 50 tahun bawah ini :
4. pembesaran tulang sendi 1. kaku sendi <30 menit
lutut
5. nyeri tekan tepi tulang
2. umur > 50 tahun
6. tidak teraba hangat pada 3. krepitus pada
sinovium sendi lutut. gerakan sendi aktif

Sensitivitas 95% dan spesifisitas Sensitivitas 91% dan


69%.
spesifisitas 86%.
Klasifikasi diagnosis OA lutut
• Berdasarkan kriteria klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi lutut dan paling sedikit 5 dari 9 kriteria
berikut ini :
1. Usia >50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. Krepitus pada gerakan aktif
4. Nyeri tekan tepi tulang
5. Pembesaran tulang
6. Tidak teraba hangat pada sinovium sendi terkena
7. LED <40 mm/jam
8. RF <1:40
9. Analisis cairan sinovium sesuai OA

Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%


KRITERIA DIAGNOSIS OA TANGAN
• Berdasarkan Klinis :
Nyeri, ngilu atau kaku pada tangan dan paling sedikit 3 dari 4 kriteria di
bawah ini:
1. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi-sendi tangan
: - Sendi distal interfalang ke-2 dan ke-3
- Sendi proksimal interfalang ke-2 dan ke-3
- dan sendi pertama karpometakarpofalang kedua tangan
2. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi distal
interfalang
3. Kurang dari 3 pembengkakan sendi metakarpofalang
4. Deformitas sedikitnya pada 1 dari 10 sendi-sendi tangan pada
kriteria 2 diatas.

Sensitivitas 92% dan spesifisitas 98%.


KRITERIA DIAGNOSIS OA PANGGUL
• Berdasarkan kriteria klinis dan laboratoris :
Nyeri pada sendi panggul/koksa dan paling sedikit salah 1 dari 2 kelompok kriteria di
bawah ini :
1. Rotasi internal sendi panggul < 15º disertai LED ≤ 45 mm/jam atau fleksi sendi
panggul ≤ 115º (jika LED sulit dilakukan)
2. Rotasi internal sendi panggul ≥ 15º disertai nyeri yang terkait pergerakan rotasi
internal sendi panggul, kekakuan sendi panggul pagi hari ≤ 60 menit, dan usia > 50
tahun.
Sensitivitas 89% dan spesifisitas 91%

• Berdasarkan kriteria klinis, laboratoris dan radiologis:


Nyeri pada sendi panggul/koksa dan paling sedikit 2 dari 3 kriteria di bawah ini:
1. LED < 20 mm pada jam pertama
2. Osteofit pada femoral dan atau asetabular pada gambaran radiologis
3. Penyempitan celah sendi secara radiologis (superior, axial dan atau medial)

Sensitivitas 89% dan spesifisitas 91%.


Berdasarkan perubahan-perubahan radiografi diatas
secara radiografi OA dapat digradasi menjadi ringan
sampai berat. Kriteria Kellgren dan Lawrence (Albar,
2004) : 1,3,5,6
Grade 1 : ragu-ragu (tanpa osteofit, permukaan
sendi normal)
Grade 2 : minimal (osteofit sedikit pada tibia dan
patella, permukaan sendi menyempit asimetris)
Grade 3 : moderat (adanya osteofit moderat pada
beberapa tempat, permukaan sendi menyempit
dan t ampak sklerosis subkondral)
Grade 4 : berat (ada osteofit yang besar, permukaan
sendi menyempit secara komplit, sklerosis
subkondral berat dan kerusakan permukaan sendi.
Derajat Beratnya penyakit
Osteoartritis Lutut dan Hip
Berdasarkan Indeks Lequesne
Keluhan nyeri atau ketidaknyamanan (pain or discomfort)

Parameter Temuan Klinis Besar Nilai


Nyeri atau ketidaknyamanan saat Tidak ada 0
tidur dimalam hari
Ada, hanya pada saat bergerak satau 1
pada posisi tertentu

Ada, meski tanpa gerakan


2
Lamanya kekakuan pada pagi hari Tidak ada 0
atau nyeri saat bangun tidur
<15 menit 1

>15 menit 2
Nyeri bertambah bila berdiri Tidak ada 0
selama 30 menit
Nyeri saat berjalan Ada 1

Tidak ada 0

Ada, hanya setelah berjalan beberapa 1


langkah

Ada, segera saat pertama melangkah


2
Nyeri atau ketidaknyamanan Tidak ada 0

saat bangun dari duduk, tanpa Ada 1

bantuan kedua tangan


Jarak tempuh maksimal dalam
berjalan (maximum distance walked)
Parameter Temuan Klinis Besar Nilai
Jarak tempuh maksimal dengan Tidak terbatas 0
berjalan
Perlu alat bantu berjalan > 1 km, tapi terbatas 1

1 km, dalam 15 menit 2

500-900 m dalam 8-15 menit 3

300-500 m 4

100-300 m 5

< 100 m 6

Tidak 0

Perlu 1 tongkat 1

Perlu 2 tongkat 2
Kemampuan beraktivitas fisik sehari-
hari (activities of daily living)
Besarnya Nilai dari Indeks Derajat Beratnya Osteoartritis

Lequesne

0 Normal

1-4 Ringan

5-7 Sedang

8 - 10 Berat

11 - 13 Sangat Berat

≥ 14 Berat Sekali (Extremely Severe)


TERAPI
• Terapi non-farmakologis :
– Edukasi
– Terapi fisik dan rehabilitasi
– Penurunan berat badan
• Terapi farmakologis :
– Analgesik oral non-opiat
– Analgesik topikal
– OAINS (Obat Abti Inflamasi Non Steroid)
– Chondroprotective( tetrasiklin, asam hialuronat, kondrotin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin-C, superoxide desmutase )
:

– Steroid intra-artekuler
• Terapi bedah :
– Osteotomi
– Artroplasti sendi total
– Malaligment, deformitas lutt Valgus-Varus dsb
– Arthroscopic debridment dan joint lavage
Artroplasti sendi total
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai