Anda di halaman 1dari 31

RETARDASI MENTAL

ULFA FADHILAH LUBIS


123307119

Pembimbing:
Mayor CKM dr. Machnizar S. Sp.KJ

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri)


RS PUTRI HIJAU TK.II MEDAN
2017
RETARDASI MENTAL
Suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap, yang terutama ditandai oleh adanya hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh
pada semua tingkat inteligensia, yaitu kemampuan kognitif,
bahasa, motorik dan sosial.

Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa


atau gangguan fisik lainnya.
Penyebab

RM terjadi oleh karena otak tidak berkembang secara optimal dengan


latar belakang;
Adanya masalah dalam kandungan, berupa masalah pada ibu seperti
Kekurangan gizi
Ketergantungan alkohol
Penyakit infeksi tertentu
masalah pada saat anak dilahirkan, seperti adanya kesulitan dalam
proses persalinan, lilitan tali pusat sehingga mengganggu dalam
proses persalinan, dsb
Penyebab (2)

Masalah pada tahun-tahun pertama kehidupan anak, seperti infeksi


pada otak, kejang yang tidak terkontrol, kecelakaan, serta adanya
malnutrisi
Masalah dalam pola asuh seperti kurangnya stimulasi, kekerasan
pada anak, penelantaran, dsb
Faktor genetik, seperti downs syndrome

Pada umumnya anak dengan RM sulit dicari satu penyebab yang pasti
RM akan mempengaruhi perkembangan anak
dalam berbagai bentuk

Aspek fisik, misalnya dalam kemampuan anak untuk duduk, berjalan, dan
menulis
Aspek perawatan diri sendiri, misalnya kemampuan untuk makan sendiri,
mandi sendiri dan menggunakan alat-alat yang umum digunakan dalam
rumah
Aspek komunikasi, seperti berbicara, berbahasa dan memahami instruksi
Aspek sosial, seperti bersosialisasi dan bermain dengan anak lain
Aspek mental emosional, seperti hiperaktivitas, depresi dan kecemasan
Gejala

Adanya keterlambatan dalam tahapan perkembangan


Adanya kesulitan dalam belajar dan kesulitan dalam bersosialisasi
Tidak mampu memahami/melaksanakan instruksi
Adanya kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (orang
dewasa)
Adanya kesulitan dalam adaptasi sosial (orang dewasa)
RM sedang dan berat pada umumnya dapat dideteksi pada anak
yang berusia di bawah 2 tahun
RETARDASI MENTAL

F70 Retardasi Mental Ringan


F71 Retardasi Mental Sedang
F72 Retardasi Mental Berat
F73 Retardasi Mental Sangat Berat
F78 Retardasi Mental Lainnya
F79 Retardasi Mental YTT
Karakter keempat dapat digunakan untuk menentukan luasnya hendaya
perilaku yang menyertainya, bila ini bukan disebabkan oleh suatu
gangguan lain yang menyertai:

F7x.0 Tidak ada atau terdapat hendaya perilaku minimal


F7x.1 Terdapat hendaya perilaku yang bermakna dan memerlukan
perhatian/terapi
F7x.8 Hendaya perilaku lainnya
F7x.9 Tanpa penyebutan dari hendaya perilaku
Bila penyebab suatu retardasi mental diketahui, maka suatu kode
tambahan dari ICD-10 harus digunakan (misalnya F72 Retardasi
Mental Berat ditambah E00 Sindrom Defisiensi Yodium
Kongenital)
PEDOMAN DIAGNOSTIK

Tingkat kecerdasan atau intelegensia bukan satu-satunya


karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah
keterampilan spesifik yang berbeda
Meskipun ada kecenderungan umum bahwa semua keterampilan ini
akan berkembang ke tingkat yang sama pada setiap individu, namun
dapat terjadi suatu ketimpangan yang besar, khususnya pada
penyandang retardasi mental.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Orang tersebut mungkin memperlihatkan hendaya berat dalam
satu bidang tertentu (misalnya bahasa), atau mungkin mempunyai
suatu area keterampilan tertentu yang lebih tinggi (misalnya
tugas visuo-spasial sederhana) yang berlawanan dengan latar
belakang adanya retardasi mental berat. Keadaan ini
menimbulkan kesulitan pada saat menentukan kategori diagnosis.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi
yang tersedia, termasuk temuan klinis, perilaku adaptif (yang
dinilai dalam kaitan dengan latar belakang budayanya) dan hasil
test psikometrik.

Untuk diagnosis yang pasti, harus ada penurunan tingkat


kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan
adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-
hari.
PEDOMAN DIAGNOSTIK

Gangguan jiwa dan fisik yang menyertai retardasi mental,


mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan
penggunaan dari semua keterampilannya.

Penilaian diagnostik adalah terhadap kemampuan umum (global


ability) bukan terhadap suatu area tertentu yang spesifik dari
hendaya atau keterampilan.
F70 : Retardasi Mental Ringan

IQ berkisar antara 50 69.

Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat pada


berbagai tingkat tetapi sebagian besar dapat mencapai kemampuan
berbicara untuk keperluan sehari-hari.

Dapat mandiri penuh dalam merawat diri sendiri dan mencapai


keterampilan praktis dan keterampilan rumah tangga walaupun
tingkat perkembangannya agak lambat daripada normal.
F70 : Retardasi Mental Ringan

Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang


bersifat akademik dan banyak masalah khusus dalam membaca dan
menulis.

Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian kecil


penderita.

Keadaan lain yang menyertai seperti autisme, gangguan


perkembangan lain, epilepsi, gangguan tingkah laku, ataupun
disabilitas fisik dapat ditemukan dalam berbagai proporsi. Bila
terdapat gangguan demikian, maka harus diberi kode diagnosis
sendiri.
F71 : Retardasi Mental Sedang

IQ biasanya dalam rentang 35 49


Umumnya ada profil kesenjangan (disparency) dan kemampuan,
beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam
keterampilan visuo-spasial daripada tugas-tugas yang tergantung
pada bahasa, sedangkan yang lainnya sangat canggung namun
dapat mengadakan interaksi sosial dan percakapan sederhana.
F71 : Retardasi Mental Sedang

Tingkat perkembangan bahasa bervariasi: ada yang dapat mengikuti


percakapan sederhana, sedangkan yang lain hanya dapat
berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar mereka.

Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada kebanyakan


penyandang retardasi mental sedang.

Autisme masa kanak atau gangguan perkembangan pervasif lainnya


terdapat pada sebagian kecil kasus, dan mempunyai pengaruh besar
pada gambaran klinis dan tipe penatalaksanaan yang dibutuhkan.
F71 : Retardasi Mental Sedang

Epilepsi, disabilitas neurologik dan fisik juga lazim ditemukan


meskipun kebanyakan penyandang retardasi mental sedang
mampu berjalan tanpa bantuan.

Kadang didapatkan gangguan jiwa lain, tetapi karena tingkat


perkembangan bahasanya yang terbatas sehingga sulit
menegakkan diagnosis dan harus tergantung dari informasi yang
diperoleh dari orang lain yang mengenalnya. Setiap gangguan
penyerta harus diberi kode diagnosis tersendiri
F72 : Retardasi Mental Berat

IQ biasanya berada dalam rentang 20 34


Pada umumnya mirip dengan retardasi mental sedang dalam hal:
Gambaran klinis,
Terdapatnya etiologi organik, dan
Kondisi yang menyertainya
Tingkat prestasi yang rendah,
F72 : Retardasi Mental Berat

Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita gangguan


motorik yang mencolok atau defisit lain yang menyertainya,
menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan
yang bermakna secara klinis dari susunan saraf pusat
F73 : Retardasi Mental Sangat Berat

IQ biasanya di bawah 20

Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, hanya mengerti


perintah dasar dan mengajukan permohonan sederhana.

Keterampilan visuo-spasial yang paling dasar dan sederhana tentang


memilih dan mencocokan mungkin dapat dicapainya, dan dengan
pengawasan dan petunjuk yang tepat penderita mungkin dapat sedikit
ikut melakukan tugas praktis dan rumah tangga.
F73 : Retardasi Mental Sangat Berat

Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar


kasus.

Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat yang
mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsi dan hendaya daya lihat
dan daya dengar.

Sering ada gangguan perkembangan pervasif dalam bentuk sangat


berat khususnya autisme yang tidak khas (atypical autism), terutama
pada penderita yang dapat bergerak.
F78 : Retardasi Mental Lainnya

Kategori ini hanya digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi


mental dengan memakai prosedur biasa sangat sulit atau tidak
mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik,
misalnya buta, bisu tuli, dan penderita yang perilakunya
terganggu berat atau fisiknya tidak mampu.
Retardasi Mental YTT

Jelas terdapat retardasi mental, tetapi tidak ada informasi yang


cukup untuk menggolongkannya dalam salah satu ketegori di
atas.
Tatalaksana

Terapi perilaku, kognitif, dan psikodinamika


1. Terapi perilaku untuk membentuk dan meningkatkan
perilaku sosial dan untuk mengendalikan dan menekan
perilaku agresif dan destruksi pasien. Dorongan positif
untuk perilaku yang diharapkan dan memulai hukuman
(seperti mencabut hak istimewa) untuk perilaku yang tidak
diinginkan telah banyak menolong.
2. Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan
latihan relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga
telah dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu
mengikuti instruksi pasien
3. Terapi psikodinamika digunakan pada pasien retardasi
mental dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang
harapan yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan
depresi yang menetap.
Pendidikan keluarga
Satu bidang yang penting dalam pendidikan keluarga dari pasien
dengan retardasi mental adalah tentang cara meningkatkan
kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan
yang realistic untuk pasien. Keluarga seringkali merasa sulit
untuk menyeimbangkan antara mendorong kemandirian dan
memberikan lingkungan yang mengasuh dan suportif bagi anak
retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat
penolakan dan kegagalan di luar konteks keluarga.
Intervensi Farmakologi
1. Agresi dan perilaku melukai diri sendiri
Beberapa bukti dari penelitian telah menyatakan bahwa
lithium (Eskalith), anntagonis narkotik seperti naltrexone
(Trexan), Carbamazepine (Tegretol) dan valproic acid
(Depakene) adalah medikasi yang juga bermanfaat pada
beberapa kasus perilaku melukai diri sendiri.
2. Gerakan motorik stereotipik
Medikasi antipsikotik, seperti haloperidol (Haldol) dan
chlorpromazine (Thorazine), menurunkan perilaku stimulasi
diri yang berulang pada pasien retardasi mental, terapi
medikasi tersebut tidak meningkatkan perilaku adaptif.
3. Perilaku kemarahan eksplosif
Penhambat-, seperti propranolol dan buspirone
(BuSpar), telah dilaporkan menyebabkan penurunan
kemarahan ekspolasif di antara pasien dengan retardasi
mental dan gangguan autistik.
4. Gangguan defisit atensi/hiperaktivitas
Penelitian terapi methylphenidate pada pasien
retardasi mental ringan dengan gangguan defisit
atensi/hiperaktivitas telah menunjukkan perbaikan
bermakna dalam kemampuan mempertahankan
perhatian dan menyelesaikan tugas.
PROGNOSIS
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya
prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk
menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental
ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi,
pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang
normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan
masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda

Anda mungkin juga menyukai