Pembimbing:
Dr.med Dr Sc. dr. Yanto Sandy Tjang Sp. BTKV (K), MPH, M.Sc, Ph.D, FACS,
FICS, FETCS.
Disusun Oleh:
Adhila Khairinisa 1920221112
Afrizaldi Pramadana Handoko 1920221135
Ega Mardiyana 1910221006
Radya Agna Nugraha 1920221142
Disusun Oleh:
Adhila Khairinisa 1920221112
Afrizaldi Pramdana Handoko 1920221135
Ega Mardiyana 1910221006
Radya Agna Nugraha 1920221142
(Dr.med Dr Sc. dr. Yanto Sandy Tjang Sp. BTKV (K), MPH, M.Sc, Ph.D,
FACS, FICS, FETCS)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tugas mandiri ini berhasil diselesaikan tepat pada
waktunya. Laporan tugas kedokteran keluarga ini berjudul “GAMBARAN
KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI HIPERTENSI PADA LANSIA DI RW
3 KELURAHAN MERUYUNG KECAMATAN LIMO KOTA DEPOK ”.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Melalui kesempatan ini pula,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam penyelesaian tugas
kedokteran keluarga ini kepada pihak puskesmas limo, pembimbing Dr.med Dr
Sc. dr. Yanto Sandy Tjang Sp. BTKV (K), MPH, M.Sc, Ph.D, FACS, FICS,
FETCS yang telah meluangkan waktu dalam mebimbing kami dan teman-teman
semuanya yang mendukung.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan tugas laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................................4
BAB I.................................................................................................................................6
LATAR BELAKANG......................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................31
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................31
2.2 Hipertensi..............................................................................................................31
2.2.1 Definisi............................................................................................................31
2.2.2 Etiologi...........................................................................................................31
2.2.3 Epiemiologi....................................................................................................32
2.2.4 Klasifikasi.......................................................................................................32
2.2.6 Patofisiologi....................................................................................................34
2.2.7 Diagnosis........................................................................................................34
2.2.8 Tatalaksana....................................................................................................35
2.2.9 Komplikasi.....................................................................................................43
2.2.10 Prognosis......................................................................................................43
2.3 Kepatuhan.............................................................................................................43
BAB III...........................................................................................................................47
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................47
BAB IV............................................................................................................................51
HASIL ANALISIS.........................................................................................................51
BAB V.............................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................69
BAB I
LATAR BELAKANG
a. Batas-Batas Wilayah
Grogol 3,64 76 13
Krukut 1,91 36 8
Meruyung 2,16 53 12
Limo 4,13 97 16
Laki-laki Perempuan
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas tanah dan banguan 160 m2 dengan lantai
keramik dan beratapkan genteng
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 4
m x 3 m, dua kamar tidur masing–masing
berukuran 3 m x 3 m, ruang dapur ukuran 4 m x
3 m dan kamar mandi 2 m x 2 m
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas tanah dan banguan 70 m 2 dengan lantai
keramik dan beratapkan genteng
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah satu ruang tamu berukuran 3 m x
3 m, dua kamar tidur masing–masing berukuran
3 m x 3 m, ruang dapur ukuran 3 m x 2 m dan
kamar mandi 2 m x 1 m.
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas tanah dan banguan 70 m 2 dengan lantai
keramik dan beratapkan genteng
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah satu ruang tamu berukuran 3 m x
3 m, dua kamar tidur masing–masing berukuran
3 m x 3 m, ruang dapur ukuran 3 m x 2 m dan
kamar mandi 2 m x 1 m.
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas tanah dan banguan 150 m2 dengan lantai
keramik dan beratapkan genteng
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah ruang tamu berukuran 4 m x 3 m,
tiga kamar tidur masing–masing berukuran 3 m
x 3 m, ruang dapur ukuran 3 m x 2 m dan kamar
mandi 2 m x 2 m.
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas tanah dan banguan 150 m2 dengan lantai
keramik dan beratapkan genteng
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah ruang tamu berukuran 4 m x 3 m,
tiga kamar tidur masing–masing berukuran 3 m
x 3 m, ruang dapur ukuran 3 m x 2 m dan kamar
mandi 2 m x 2 m.
Masalah Medis
Masalah Medis
Masalah Medis
Masalah Medis
Masalah Medis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Etiologi
Hipertensi yang tidak diketahui penyebab pastinya atau disebut dengan
hipertensi primer diderita oleh sebanyak 90-95 % dari total seluruh prevalensi
hipertensi dan 5-10% sisanya dikarenakan penyakit penyerta atau disebut dengan
hipertensi sekunder3. Riwayat kesehatan dapat dihubungan dengan kejadian
hipertensi. Pada pasien diabetes dan sindrom metabolik terjadi peningkatan kadar
glukosa darah yang dapat menstimulasikan pankreas untuk menyekresikan
insulin. Kadar insulin yang meningkat dapat menyebabkan aktivasi dari saraf
simpatis yang akan menstimulasi terjadinya hipertrofi dari otot polos pembuluh
darah sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi pembuluh darah4.
2.2.3 Epiemiologi
Penderita hipertensi di Amerika telah mencapai sekitar 60 juta jiwa dan di
4,5
dunia penderita hipertensi telah mencapai satu miliar jiwa . Prevalensi penderita
hipertensi di Indonesia mencapai 25,8% dengan 90% penderita hipertensi
merupakan hipertensi primer dan sisanya hipertensi sekunder menurut Riskesdas
2018. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi tertinggi
dalam rentang usia lansia di Indonesia6. Penderita hipertensi primer lebih banyak
dialami oleh pasien yang berusia 50 tahun. Sedangkan pada hipertensi sekunder
banyak dialami oleh pasien yang berusia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun 4.
Prevalensi penderita hipertensi yang berusia dibawah 50 tahun lebih banyak pada
pria dibandingkan dengan wanita. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari
hormon estrogen pada wanita7. Semakin bertambahnya usia maka tekanan sistolik
semakin meningkat, berbanding terbalik dengan diastolik yang akan mengalami
penurunan setelah melewati usia 50 tahun. Sehingga hipertensi sistolik terisolasi
lebih banyak terjadi pada pasien berusia lebih dari 50 tahun4.
2.2.4 Klasifikasi
Terdapat beberapa klasifikasi pada hipertensi seperti klasifikasi hipertensi
berdasarkan nilai tekanan sistolik dan diastolik dan klasifikasi hipertensi
berdasarkan faktor penyebabnya yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder8.
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah suatu klasifikasi dimana etiologi dari terjadinya
hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Distribusi dari hipertensi primer
masih acak dan belum ada penelitian yang dapat menjelaskan hubungan
antara ras dan kejadian hipertensi primer4.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan kejadian hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit penyerta. Indentifikasi dari penyebab hipertensi sekunder
merupakan hal yang penting berkaitan dengan penatalaksanaan (Lilly, 2011).
Hipertensi sekunder dapat disembuhkan apabila etiologi dapat dihilangkan
atau dikendalikan. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi
sekunder seperti penyakit ginjal kronis, hiperaldosteronisme primer,
feokromositoma, sindrom Cushing, renovascular, koarktasio aorta,
abnormalitas hormon tiroid, dan kelebihan hormon adrenokorteks9.
2.2.6 Patofisiologi
Tekanan darah merupakan hasil dari cardiac output (CO) dikalikan
dengan total resistensi perifer9. Dimana cardiac output merupakan hasil dari stroke
volume dikalikan dengan heart rate. Sehingga setidaknya terdapat beberapa sistem
yang berperan dalam regulasi tekanan darah seperti jantung yang berfungsi
sebagai pompa dan direpresentasikan menjadi cardiac output. Tahanan pembuluh
darah yang direpresentasikan menjadi total resistensi perifer. Ginjal yang
berfungsi untuk mengatur volume intravaskular. Dan yang terakhir adalah hormon
yang berfungsi untuk memodulasi aktivitas dari jantung, pembuluh darah dan
ginjal4. Peningkatan yang terjadi dari faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan
peningkatan tekanan darah3.
2.2.7 Diagnosis
Diagnosis hipertensi dapat ditegakkan apabila hasil dari pengukuran rerata
tekanan darah sistolik ≥140 mmHgdan atau diastolik ≥90 mmHg setidaknya
dalam tiga kali pengukuran 9.
2.2.8 Tatalaksana
Tatalaksana pada pasien hipertensi memiliki prinsip yaitu menurunkan
risiko terjadinya kerusakan pada ginjal dan sistem kardiovaskuler serta kematian.
Tatalaksana pada penderita hipertensi dilakukan dengan tatalaksana
nonfarmakologi dan farmakologi10.
Beberapa intervensi pola hidup yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :8
1. Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasien dengan kombinasi dua obat.
Bila memungkinkan dalam bentuk SPC, untuk meningkatkan kepatuhan
pasien.
2. Kombinasi dua obat yang sering digunakan adalah RAS blocker (Renin-
angiotensin system blocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB atau
diuretik.
3. Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupun obat golongan lain dianjurkan
bila ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA, gagal jantung dan
untuk kontrol denyut jantung.
4. Pertimbangkan monoterapi bagi pasien hipertensi derajat 1 dengan risiko
rendah (TDS <150mmHg), pasien dengan tekanan darah normal-tinggi dan
berisiko sangat tinggi, pasien usia sangat lanjut (≥80 tahun) atau ringkih.
5. Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dari RAS blocker (ACEi atau
ARB), CCB, dan diuretik jika TD tidak terkontrol oleh kombinasi duaobat.
6. Penambahan spironolakton untuk pengobatan hipertensi resisten, kecuali ada
kontraindikasi.
7. Penambahan obat golongan lain pada kasus tertentu bila TD belum terkendali
dengan kombinasi obat golongan di atas.
Kombinasi dua penghambat RAS tidak direkomendasikan.
2.2.9 Komplikasi
Organ sasaran yang menjadi komplikasi dari hipertensi seperti jantung,
ginjal, retina, otak khususnya pembuluh darah serebri, aorta dan pembuluh darah
perifer 9. Beberapa penyakit yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari hipertensi
seperti strok, gagal jantung, gagal ginjal, retinopati dan iskemik miokardium4.
2.2.10 Prognosis
Prognosis pada pasien penderita hipertensi bergantung dengan dua faktor
yatu derajat keparahan hipertensi dan faktor risiko yang mendukung terjadinya
penyakit kardiovaskular. Peningkatan derajat keparahan hipertensi sendiri dapat
terjadi karena beberapa faktor yaitu, ketidakpatuhan pasien dalam menjalani
pengobatan, tidak adekuatnya dosis obat yang diberikan. Dimana melakukan
follow-up secara berkala dan melakukan pengobatan dengan dosis kombinasi
yang efisien dapat meningkatkan potensi terjadinya hipertensi terkontrol hingga
80% 7.
2.3 Kepatuhan
2.3.1 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan diartikan sebagai suatu respon yang dilakukan oleh
individu berkaitan dengan konsep sakit dan sehat, system pelayanan kesehatan,
makanan, dan lingkungan11. Menurut Lawrence Green1 perilaku kesehatan
terbentuk dari 3 faktor, yaitu:
Tidak Diteliti
Diteliti
Kontrol Berat
Badan
Bagan 1.
METODOLOGI PENELITIAN
29%
33%
38%
0 - 20 21 - 40 >40
80%
0 - 20 21 - 40 > 40
10%
19%
5%
14%
29%
24%
SD SMP SMA
Perguruan Tinggi Tidak tamat sekolah Belum Sekolah
30%
25%
5%
5%
PENDIDIKAN DUKUNGAN
KELUARGA
58
seluruh keluarga
binaan.
BAB V
5.1 SIMPULAN
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke
keluarga binaan yang bertempat tinggal di Kelurahan Limo, RW 03, Kota
Depok, maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta
menetapkan area masalah yaitu “Pengetahuan Keluarga Binaan dan
Dukungan Keluarga dalam Upaya kepatuhan minum obat anti
hipertensi di RW 3 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota
Depok”
5.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah
1. Memberikan edukasi akan pentingnya pendidikan dalam keluarga
dan informasi terkait kesempatan jalan bagi keluarga binaan
apabila ingin melanjutkan jenjang pendidikannya.
2. Membantu keluarga dengan memberikan informasi pengetahuan
terkait penyakit hipertensi.
3. Menjelaskan bagaimana pentingnya kepatuhan dalam minum obat
anti hipertensi pada pasien.
4. Membantu keluarga dengan memberikan informasi tentang
lapangan pekerjaan yang bisa di lakukan di dalam rumah dan di
luar rumah.
5. Memberikan pengetahuan terkait pentingnya dukungan keluarga
dalam tercapainya kepatuhan minum obat anti hipertensi.
Lampiran
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Status perkawinan :
I. PENDIDIKAN
1. Apakah pendidikan terakhir anda?
a. Perguruan Tinggi
b. SMA
c. SMP
d. SD
e. Tidak Sekolah
II. PENGETAHUAN
No Pertanyaan Benar Salah
1 Hipertensi merupakan suatu penyakit dimana
tekanan darah mencapai ≥ 140/90 mmHg
(Hasil Tensi)
64
b. Tidak
I. PENDIDIKAN
1. Untuk pertanyaan no.1 apabila menjawab :
a. Mendapatkan poin 2
b. Mendapatkan poin 2
c. Mendapatkan poin 1
d. Mendapatkan poin 0
e. Mendapatkan poin 0
II. ASPEK PENGETAHUAN
4. Pengetahuan Baik (Skor 7-10),
5. Pengetahuan cukup baik (Skor 4-6)
6. Pengetahuan buruk (skor 1-3)
2. Unger T, Borghi C, Charchar F, Khan NA, Poulter NR, Prabhakaran D, et al. 2020
International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines.
Hypertension. 2020;75(6):1334–57.
7. Goldman, L dan Schafer AI. Goldman-Cecil Medicine. 25th ed. Vol. 1, Saunders.
Philadelphia: Elsevier Academic Press; 2016. 2 p.