Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

OSTEOMYELITIS

Disusun Oleh: Pembimbing:


I Gusti Ayu Putu Kendran 2010221055 dr. Kesuma Mulya, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN RADIOLOGI


RSUD KOTA CILEGON, BANTEN
PERIODE 14 JUNI 2021 – 3 JULI 2021
PENDAHULUAN
● Osteomyelitis adalah peradangan tulang yang biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri. Dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan yakni tahap akut dan kronik.
Osteomyelitis akut paling sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus sebagai
agen infeksinya.
● Osteomyelitis hematogenik banyak ditemukan pada anak-anak terutama tulang
panjang yang kaya pembuluh darah, terutama ekstremitas bawah. Pada orang
dewasa, penyebaran hematogenik lebih sering mengenai corpus vertebrae lumbal
daripada di tempat lain.
● Prevalensinya pada anak-anak berusia kurang dari 1 tahun adalah 1 kasus per
1000 populasi sedangkan pada anak-anak yang lebih tua adalah 1 kasus dari 5000
populasi. Sedangkan dari populasi orang dewasa sekitar 0,1–1,8%. Prevalensi
osteomyelitis kronik berkisar antara 5-25% dari kasus osteomyelitis akut.
ANATOMI
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
OSTEOMYELITIS
DEFINISI
Osteomyelitis berasal dari kata osteon (tulang) dan
muelinos (sumsum) yang berarti infeksi sumsum
tulang. Osteomyelitis: proses inflamasi pada
sumsum tulang (kavitas medullaris) yang kemudian
dapat menyebar sampai ke korteks dan periosteum.
Pus dan edema yang terbentuk di kavitas medullaris
inilah yang kemudian akan menekan periosteum
sehingga menimbulkan obstruksi pembuluh darah,
iskemi maupun nekrosis sebagai dasar
patomekanisme osteomyelitis.
EPIDEMIOLOGI

● Hampir terjadi dibawah usia 5 tahun dan laki-laki terjadi 2x lebih banyak daripada
perempuan.
● Insiden osteomielitis vertebrae hematogenous 0,5 – 2,4 / 100.000

FAKTOR RESIKO

Fraktur terbuka (jenis fraktur, derajat kontaminasi mikroba, dan penggunaan antibiotik).
ETIOLOGI

Bakteri piogenik penyebab osteomyelitis bergantung pada usia pasien.


● Staphylococcus aureus  dewasa
● Streptococcus β hemolithicus grup A dan Streptococcus pneumonia  anak-anak
● Streptococcus β hemolithicus grup A  bayi baru lahir
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

Osteomyelitis akut menunjukkan adanya


inflamasi tulang yang disebabkan oleh
bakteri patogen dan gejalanya muncul 4
minggu setelah infeksi. Osteomyelitis
kronis ditandai dengan adanya nekrosis
tulang. Osteomielitis kronik sekunder dapat
timbul sebagai penyakit osteomyelitis yang
rekuren/timbul berulang dengan durasi
yang berbeda-beda setiap kali kambuh
KLASIFIKASI
Osteomielitis Akut
Biasanya perubahan radiologi akan mulai terlihat pada 2 minggu onset penyakit. Pada saat
ini gambaran yang dapat terlihat yaitu destruksi tulang berupa moth eaten di area metafise
akibat terjadi hyperemia. Diagnosis untuk akut osteomielitis yang lebih baik dengan
radioisotope polifosfat 99m Tc memberikan hasil positif pada onset hari ke-3 tapi dapat pula
menunjukkan hasil pada 24 jam pertama.
KLASIFIKASI
Osteomielitis Kronik
Pada foto radiologi :
• Destruksi tulang menimbulkan sekuestrum
berupa bayangan dense di kelilingi lusen
• Pembentukan tulang baru di sekitar tulang
yang mengalami destruksi (involukrum)
• Korteks menebal/sklerotik dan berkelak-
kelok
• Kanalis medularis menyempit hingga
gambaran medula menghilang
ANAMNESIS
Riwayat trauma, riwayat luka terbuka sampai tulang, maupun riwayat infeksi di tempat lain
yang tidak spesifik, serta adanya gejala infeksi sistemik seperti demam dan malaise maupun
gejala infeksi lokal seperti bengkak, rasa panas, kemerahan, penurunan kemampuan gerak,
kekakuan tulang, dan rasa sakit pada lokasi infeksi

PEMERIKSAAN FISIK
Suhu meningkat, nyeri, pembengkakan, dan eritema didaerah yang terkena.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto rontgen

Reaksi periosteal dan osteolisis pada distal Gambaran rontgen femur dari seorang wanita 39 tahun
metatarsal 4 dan distal phalanges 3 dan 4 dengan riwayat osteomyelitis berulang selama 20 tahun.
menunjukkan adanya osteomyelitis. Terjadi deformitas dan sclerosis sumsum tulang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG MRI

Gambar resonansi magnetik menunjukkan sinyal T1-weighted yang tidak normal kalkaneus
(panah panjang), konsisten dengan osteomielitis. Gangguan kortikal inferior dan cairan
jaringan lunak yang berdekatan dan edema juga hadir (panah pendek).
TATA LAKSANA

Terapi pada osteomyelitis akut


melalui penyebaran hematogen
dapat dilakukan dengan pemberian
antibiotik parenteral selama 4 hari
dan dilanjutkan dengan antibiotik
oral sampai 4 minggu tebukti
mencegah rekurensi. Pada pasien-
pasien immunocompromised,
transisi menuju antibiotik oral
ditunda dan lama terapi ditambah
menjadi 6 minggu.
TATA LAKSANA

Terapi osteomyelitis kronis terdiri dari terapi antibiotik dan pembedahan. Pilihan antibiotik
disesuaikan dengan hasil kultur, namun jika tidak ada informasi hasil kultur, antibiotik spektrum luas
dapat diberikan. Antibiotik ini diberikan parenteral selama 2 – 6 minggu yang kemudian dilanjutkan
dengan antibiotik oral sampai total waktu terapi 4-8 minggu (tabel 4.). Adapun indikasi dilakukannya
terapi pembedahan ialah terapi antibiotik tidak menunjukkan perbaikan.
DIAGNOSIS BANDING
Menilai hasil radiologi dengan ABCS
A (anatomic appearance / alignment abnormalities)
Struktur tulang : ukuran dan jumlah tulang; kontur tulang : permukaan dan kontinuitas
garis tulang; kedudukan tulang antar tulang

B (bony mineralization and texture abnormalities)


Densitas dan tekstur tulang : struktur trabekula

C (cartilage (joint space) abnormalities)


Lebar celah sendi; permukaan tulang subkondral; lempeng epifisis

S (soft tissue abnormalities)


Otot; kapsul sendi; periosteum; temuan lainnya
Validitas
 Identifikasi : nama, usia, jenis kelamin, no. RM, tanggal pemeriksaan
 Terdapat marker
 Proyeksi
Kualitas
 Penetrasi cukup
 Rotasi simetris
Menilai hasil radiologi dengan ABCS
A  Tampak penumbuhan tulang pada daerah metafisis
femur distal, arah masa menjauhi epifisis menuju lateral

B  besar, bentuk, dan struktur trabekula tulang-tulang


pembentuk genu dalam batas normal, struktur trabecular
pada masa tampak berkurang

C  celah sendi dalam batas normal

S  Jaringan lunak tertekan masa. Penebalan jaringan lunak


disekitar masa

Kesan
Ostheochondroma
Menilai hasil radiologi dengan ABCS
A  Area sklerotik pada metafisis fibula distal dengan
reaksi periosteal agresif (tipe sunburst). Lesi melibatkan
bagian posterior tibia dan kalkaneum di bagian inferior.

B  besar, bentuk, dan struktur trabekula tulang-tulang


dalam batas normal

C  celah sendi dalam batas normal

S  Pembengkakan jaringan lunak yang cukup besar.

Kesan
Ewing Sarcoma
Menilai hasil radiologi dengan ABCS
A  radiolusen pada daerah metafisis dengan batas tidak
tegas (destruksi tulang)

B  struktur trabekula pada daerah patologis sangat jelek

C-

S-

Kesan
Osteosarcoma

Anda mungkin juga menyukai