Anda di halaman 1dari 20

EMBRIOLOGI PEMBULUH DARAH

Pertumbuhan jantung dan pembuluh darah dimulai pada minggu ke 3. Pertumbuhan pembuluh
darah disebut vaskulogenesis yang berasal dari sel-sel mesoderm yang disebut angioblast.
Angioblast ini berhubungan untuk membentuk pembuluh darah primitive. Pembuluh ini kemudian
tumbuh dan menginvasi keseluruh embrio.
Perkembangan arteri
Embrio mempunyai aorta dorsalis kiri dan kanan. Aorta ini bergabung membentuk aorta dorsalis
komunis. Aorta umbilicalis pada permulaan berhubungan dengan aorta dorsalis komunis. Pars
superior aorta dorsalis kanan mengalami degenerasi. Aorta dorsalis kiri dan aorta menetap
membentuk aorta desendens.
Selama minggu ke-4, trunkus arteriosus jantung berhubungan dengan aorta dorsalis kiri dan
kanan melalui arkus aortikus. Arkus aortikus (lengkung aorta) berasal dari sakus aortikus,
banyaknya 6 pasang. Lengkung aorta 1-2 mengalami regresi dan sebagian kecil menetap untuk
membentuk A.maxillaris. Lengkung aorta 3, 4, 6 berkembang menjadi arteri pada orang dewasa.
Lengkung aorta 5 tidak pernah terbentuk pada manusia. Pars superior trunkus arteriosus bertunas
untuk membentuk trunkus brachiocephalicus. Aorta desendens berkembang untuk membentuk
pembuluh darah diseluruh tubuh. Pembuluh darah yang terbentuk tumbuh terus dan bermigrasi ke
daerah yang membutuhkan.

Perkembangan Vena
Sistem Vitelina (vena omphalo mesenterika) berfungsi mengangkut darah dari kandung kuning
telur ke sinus venosus. Sistem Umbilikalis berfungsi mengangkut darah yang mengandung
oksigen dari plasenta. Sistem Kardinalis berfungsi mengembalikan darah dari tubuh mudigah ke
jantungnya.
Sistem Vitelina terdiri atas vena vitelina kiri dan kanan. Muncul pada minggu ke 4 dan selesai
pada minggu ke 12. Vena vitelina kiri berdegenerasi. Vena vitelina kanan berkembang membentuk
sistem vena porta hepatis, sinusoid hati, dan bagian vena cava inferior duktus venosus
(menghubungkan vena umbilikalis ke vena cava inferior dan jantung).
Sistem Umbilikalis tediri dari umbilikalis kanan dan kiri pada masa perkembangan embrio. Pada
bulan ke 2, vena umbilikalis kanan berdegenerasi, vena umbilikalis kiri berhubungan langsung
dengan ductus venosus. Setelah lahir vena umbilikalis kiri dan duktus venosus menutup, masing-
masing membentuk ligamen teres hepatis dan ligament venosum.
Sistem Kardinalis terdiri atas :
 Vena kardinalis anterior berkembang menjadi Vv. Leher dan kepala V. cava superior. Vena
kardinalis posterior pada minggu ke 8 berdegenerasi dan ditempati oleh vena supra kardinalis dan
vena subkardinalis yang membentuk susunan asimetris.
 Vena kardinalis posterior berfungsi untuk mengalirkan darah dari bagian tubuh mudigah lainnya.
 Vena supra kardinalis membentuk vena hemiazygos dan vena azygos.
 Vena subkardinalis membentuk vena-vena yang membawa darah dari dinding posterior abdomen.
Vena cava inferior dibentuk oleh sebagian vena vitelina kanan, vena subkardinalis, dan vena
kardinalis posterior. Vena-vena ini telah terbentuk sempurna sebelum lahir.

Histologi Pembuluh Darah


1. Arteri
1. Arteri elastik
a) Tunika Intima
ü Selapis sel endotel
ü Lapisan subendotel (serat elastis, sedikit serat otot polos)
ü Membrana elastica interna (serat elastik rapat)
b) Tunika Media
ü Otot polos, serat elastis
ü Sedikit serat kolagen dan urat saraf
ü Sangat tebal
ü Pangkal serat elastis banyak dari serat otot polos
ü Vasa vasorum
ü Membrana elastica eksterna
c) Tunika Adventitia
ü Jaringan ikat (serat kolagen, sedikit serat elastis)
ü Vasa vasorum, urat saraf
1. Arteri muskuler
a) Tunika Intima
ü Sel-sel endotel poligonal
ü Lapisan subendotel (serat kolagen, serat elastis, sel jaringan ikat, serat otot polos)
ü Serat elastis membentuk membrana elastica interna
b) Tunika Media
ü Lapisan paling tebal
ü Serat otot polos, serat elastis
ü Serat otot polos tidak sempurna dan bentuk gelendong, bagian ujung punya tonjolan,
tonjolannya berpaut ke serat elastis
ü Antara serat otot dan serat elastis ada serat retikulosa
ü Perbatasan tunika media dengan tunika adventitia terdapat serat elastis tebal melingkar
(membrana elastica eksterna)
c) Tunika Adventitia
ü Jaringan ikat (serat kolagen, serta elastis)
ü Longitudal
ü tunika media secara spiral
1. Arteriol
a) Tunika Intima
ü Sel endotel
ü Membrana elastica interna tipis
b) Tunika Media
ü Otot polos sirkuker (satu lapis)
ü Serat elastis halus di antara serat otot
c) Tunika Adventitia
ü Serat retikulosa (utama)
ü Serat kolagen, elastis

1. Vena
Tunika Intima
 Sel endotel pologonal
 Sedikit serat kolagen dan serat elastis
 Serat otot polos
Tunika Media
 Otot polos sirkuler
 Diantaranya ada serat kolagen
 Pada vena besar, tunika media tidak ada, yang ada hanya serat otot polos
Tunika Adventitia
 Lapisan paling tebal
 Serat kolagen, serat elastic longitudinal
 Di antara serat ada sel jaringan ikat
Venul
Tunika Intima
 Sel endotel pologonal
 Serat otot polos tersebar jarang
Tunika Media
 Tidak begitu kentara
 Satu lapisan sel otot polos
Tunika Adventitia
 Kolagen memanjang

Rizka Aganda Fajrum


Pendidikan Dokter UNAND 0910312084
Aktivitas Jantung
Gambaran Anatomis
Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar
darah mengalir melalui sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Jantung memiliki empat bilik: setiap
belahan terdiri dari sebuah atrium, atau bilik masukan vena, dan sebuah ventrikel, atau bilik
keluaran arteri. Empat katup jantung mengalirkan darah dalam arah yang sesuai dan mencegah
darah mengalir dalam arah yang berlawanan. Jantung bersifat self-excitable, yaitu mencetuskan
sendiri kontraksi beriramanya. Kontraksi serat-serat otot jantung yang tersusun seperti spiral
menghasilkan efek memeras yang penting agar pemompaan berlangsung efisien. Yang juga
penting agar pemompaan efektif adalah kenyataan bahwa serat-serat otot di setiap bilik bekerja
sebagai sebuah sinsitium fungsional, berkontraksi sebagai satu kesatuan.
Aktivitas Listrik di Jantung
Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan depolarisasi
spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke seluruh atrium
kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui
penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke dalam
ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut. Potensial
aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahului
kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls kemudian dengan
cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His dan secara cepat disebarkan ke seluruh
miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran
impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu
kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Potensial aksi serat-
serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, atau fase datar, yang
disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase
datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca++ lambat. Karena terdapat periode
refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung
tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang
berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh
jantung dapat direkam dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi
penting mengenai status jantung.
Proses Mekanis pada Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari tiga kejadian penting:
1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolarisasi dan
repolarisasi.
2. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol
(relaksasi dan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.
3. Arah aliran darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan dan penutupan
katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
Penutupan katup menimbulkan dua bunyi jantung normal. Bunyi jantung pertama disebabkan oleh
penutupan katup atrioventrikel (AV) dan menandakan permulaan sistol ventrikel. Bunyi jantung
kedua disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonalis pada permulaan diastol.
Dengan mengkaji perubahan-perubahan tekanan yang berkaitan dengan siklus jantung, dapat
dilihat kurva tekanan atrium tetap rendah selama siklus jantung, dengan adanya sedikit fluktuasi
(dalam keadaan normal bervariasi antara 0 dan 8 mmHg). Kurva tekanan aorta tetap tinggi,
dengan fluktuasi sedang (dalam keadaan normal bervariasi antara tekanan sistolik 120 mmHg dan
tekanan diastolik 80 mmHg). Kurva tekanan ventrikel berfluktuasi secara dramatis karena tekanan
ventrikel harus di bawah tekanan atrium terendah selama diastol agar katup AV terbuka dan dapat
terjadi pengisian ventrikel, dan harus di atas tekanan aorta tertinggi selama sistol agar katup
aorta membuka, sehingga dapat terjadi pengosongan ventrikel. Dengan demikian, tekanan
ventrikel dalam keadaan normal bervariasi dari 0 mmHg selama diastol ke sedikit lebih tinggi dari
120 mmHg selama sistol. Gangguan fungsi katup menimbulkan aliran darah yang turbulen, yang
terdengar sebagai murmur (bising) jantung. Katup abnormal dapat bersifat stenotik (tidak
membuka sempurna) atau insufisiensi (tidak menutup sempurna).

Curah jantung dan Kontrolnya


Curah jantung, volume darah yang disemprotkan oleh setiap ventrikel setiap menit, ditentukan
oleh kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup. Kecepatan denyut jantung berubah-ubah
oleh perubahan keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis pada nodus SA. Stimulasi
parasimpatis memperlambat kecepatan denyut jantung dan stimulasi simpatis mempercepatnya.
Volume sekuncup bergantung pada (1) tingkat pengisian ventrikel, dengan peningkatan volume
diastolik akhir menyebabkan volume sekuncup yang lebih besar melalui hubungan panjang-
tegangan (kontrol intrinsik), dan (2) tingkat stimulasi simpatis, dengan peningkatan stimulasi
simpatis menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung, yaitu peningkatan kekuatan kontraksi
dan peningkatan volume sekuncup pada volume diastolik akhir tertentu (kontrol ekstrinsik).
Memelihara Otot Jantung
Otot jantung diberi oksigen dan nutrien oleh darah yang disalurkan oleh sirkulasi koroner, bukan
oleh darah di dalam bilik-biliknya. Sebagian besar aliran darah koroner berlangsung selama
diastol, karena sewaktu sistol pembuluh koroner tertekan oleh kontraksi otot jantung. Aliran darah
koroner dalam keadaan normal berubah-ubah sesuai kebutuhan jantung akan oksigen. Aliran
darah koroner dapat terganggu oleh pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan
penyakit jantung iskemik yang keparahannya bervariasi dari nyeri dada ringan sewaktu
berolahraga sampai serangan jantung yang fatal. Penyebab pasti aterosklerosis tidak diketahui,
tetapi tampaknya rasio kolesterol di dalam plasma berkaitan dengan lipoprotein berdensitas tinggi
(HDL) dibandingkan dengan lipoprotein berdensitas rendah (LDL) merupakan suatu faktor penting.

Fisiologi Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-
organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.
Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada
diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi
lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra,
1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral
sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea
medioclavicularis.
Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan
serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada
gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,
lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal.
Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium.
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah
ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa
jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai
kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang
ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama
ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas
listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara
vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara
spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot
atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh
otot ventrikel.
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi kebutuhan
tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan organ lain. Aliran
darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar
dari aorta kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu
bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2
dan CO2 di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk
ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah
dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi
ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis.
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke
seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior
akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggindan membawa
oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan CO2 dimana
pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2
masuk dan CO2 keluar dari kapiler.
Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh
terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol
dan kapiler.

Sistem Konduksi Jantung


Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang mengahntarkan aliran listrik. Jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat khusus:
1. Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan
2. Irama : pembentukan rangsang yang teratur
3. Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan
4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang
Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:
1. Nodus SA (sino atrial)
 traktus iternodal
 Brachman bundle
1. Nodus AV (atrio ventrikel)
2. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):
 Rihgt bundle branch
 Left bundel brac
1. Sistem PURKINJE
Siklus Jantung
1. Fase kontraksi isovolumetrik
2. Fase ejeksi cepat
3. Fase diastasis
4. Fase pengisian cepat
5. Fase relaksasi isovolumetrik
Perjalanan konduksi jantung
Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyut per menit pada orang
dewasa dalam keadaan istirahat. Kontraksi ritmik berasal secara spontan darisistem konduksi dan
impulsnya menyebar ke berbagai bagian jantung; awalnya atrium berkontraksi bersama-sama dan
kemudian diikuti oleh kontraksi ke dua ventrikel secara bersama-sama. Sedikit penundaan
penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel memungkinkan atrium mengosongkan isinya ke
dalam ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi.
Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodus sinuatrialis,
nodus atrioventricularis, fasciculus atrioventricularis beserta dengancrus dextrum dan crus
sinistrumnya, dan plexus jantung yang membentuk sistem konduksi jantung dikenal sebagai
serabut purkinje.
Nodus Sinuatrialis
Nodus Sinuatrialis terletak pada dinding atrium dextrum di bagian atas sulcus terminalis, tepat di
sebelah kanan muara vena cava superior. Dan Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elektronik
yang secara spontan disebarkan ke seluruh otot-otot jantung atrium dan menyebabkan otot-otot
ini berkontraksi.
Nodus atrioventricularis
Nodus atrioventricularis terletak pada bagian bawah septum ineratriale tepat di atas tempat
perlekatan cuspis septalis valva tricuspinalis. Dari sini, impuls jantung dikirim ke ventrikel oleh
fasciculus atriovenricularis. Nodus atrioventricularis distimulari oleh gelombang eksitasi pada
waktu gelombang ini melalui myocardium atrium.
Kecepatan konduksi impuls jantung melalui nodus atriovenricularis ( sekitar 0,11 detik)
memberikan waktu yang cukup untuk atrium mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel sebelum
ventrikel mulai berkontraksi.
Fasciculus Atrioventricularis
Fasciculus atrioventricularis (berkas dari His) merupakan satu-satunya jalur serabut otot jantung
yang menghubungkan myocardium atrium dan myocadium ventriculus, oleh karena itu fasciculus
ini merupakan satu-satunya jalan yang dipergunakan oleh impuls jantung dari atrium ke ventrikel.
Fasciculus ini berjalan turun melalui rangka fibrosa jantung.
Fasciculus atrioventricularis kemudian berjalan turun di belakang cuspis septalis valva tricuspidalis
untuk mencapai pinggir inferior pars membranacea septum interventriculare. Pada pinggir pars
muscularis septum, fasciculs ini terbelah menjadi dua cabang, satu cabang untuk setiap ventrikel.
Cabang berkas kanan berjalan turun pada sisi kanan septum interventriculare untuk mencapai
trabecula septomarginalis, tempat cabang ini menyilang dinding anterior ventriculus dexter. Di sini
cabang tersebut melanjut sebagai serabut-serabut plexus purkinje.
Cabang berkas kiri menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah endocardium.
Biasanya cabang ini bercabang dua ( anterior dan posterior), yang akhirnya melanjutkan diri
sebagai serabut-serabut plexus Purkinje ventriculus sinister.
Jadi terlihat bahwa sistem konduksi jantung bertanggung jawab tidak hanya untuk pembentukkan
impuls jantung tetapi untuk penghantaran impuls ini dengan cepat ke selurh myocardium jantung,
sehingga ruang-ruang jantung berkontraksi secara terkoordinasi dan efisien.
Aktivitas sistem konduksi/ penghantar dapat dipengaruhi oleh saraf otonom yang menyarafi
jantung. Saraf parasimpatis memperlambat irama dan mengunakan kecepatan penghantaran
impuls; saraf simpatis mempunyai efek yang berlawanan.
Jalur konduksi internodus
Impuls dari nodus sinuatrialis kenyataanya berjalan ke nodus atrioventricularis lebih cepat
daripada kesanggupannya berjalan sepanjang myocardium melalui jalan yang seharusnya.
Fenomena ini dijelaskan dengan adanya jalur-jalur khusus di dalam dinding atrium, yang terdiri
atas struktur campuran antara serabut-serabut Purkinje dan sel-sel otot jatung. Jalur Internodus
anterior meninggalkan ujung anterior nodus sinuatrialis dan berjalan ke anterior menuju ke muara
vena cava superior. Jalur ini berjalan turun pada septum atrium dan berakhir pada nodus
atrioventricularis. Jalur Internodus medius meninggalkan ujung posterior nodus sinoatrialis dan
berjalan ke posterior menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun ke tricularis. Jalur
internodus posterior meninggalkan bagian posterior nodus sinuatrialis dan turun melalui crista
terminalis dan valva vena cava inferior menuju ke nodus atrioventricularis.
Suplai darah untuk sistem konduksi
Nodus sinoatrialis biasanya diperdarahi oleh arteriaconoria dextra tetapi kadang-kadang pleh arteri
conoria sinistra. Nodus dan fasciculus atrioventricularis diperdarahi oleh arteri conoria dextra.
Cabang berkas kanan fasciculus atrioventricularis diperdarahi oleh arteri conoria sinistra; cabnag
berkas kiri fasciculus atrioventricularis diperdarahi oleh arteri conoria sinistra dan arteri conoria
dextra.
Persarafan pada jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatisdan parasimpatis susunan saraf otonom melalui plexus
cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian cervicale dan
thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus
vagus.
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus atrioventricularis,
serabut-serabut otot jantung, dan arteriae conoriae. Perangsangan serabut-serabut saraf ini
menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnyadaya kontraksi otot jantung, dan dilatasi arteriae
conoriae.
Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus
atrioventricularis dan ateriae cononariae. Perangsangan saraf parasimpatis dapat mengakibatkan
berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae cononariae.
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf yang
biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke myocardium terganggu, impuls
rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama
nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular.
Cara kerja jantung
Jantung merupakan kerja muskular. Serangkaian perubahan yang terjadi di dalam jantung pada
saat pengisian darah dan pengosongan darah disebut sebagai Siklus Jantung. Jantung normal
berdeyut sekitar 70 sampai 90 kali permenit pada orang dewasa yang sedang istirahat dan sekitar
130 sampai 150 kali per menit pada anak yang baru lahir.
Darah secara terus menerus kembali ke jantung, dan selam sistolik ventrikel (kontraksi), saat
valva atrioventricularis tertutup, darah untuk sementara di tampung dalam vena-vena besar dan
atrium. Bila ventrikel mengalami diastolik (relaksasi), valva atrioventricularis membuka, dan darah
secara psif mengalir dari atrium ke ventrikel. Waktu ventrikel hampir penuh, terjadi sistolik atrium
dan memaksa sisa darah dalam atrium masuk kedalam ventrikel.Nodus sinuatrialis memulai
gelombang kontraksi pada atrium, Yang dimulai sekitar muara-muara vena-vena besardan
”memeras” darah ke ventrikel. Dengan cara ini tidak terdapat refluks darah ke dalam vena.
Impuls jantung yang telah mencapai nodus atrioventricularis diteruskan ke musculi papillares
melalui fasciculus atrioventricularis dan cabang-cabangnya. Musculi papillares lalu mulai
berkontraksi dan memendekkan chordae tendineae yangnkendur. Sementara itu, ventrikel mulai
berkontraksi dan valva atrioventricularis menutup. Penyebaran impuls jantung sepanjang
fasciculus atrioventricularis dan cabang-cabang terminalnya, terjadi myocardium terjadi hampir
bersamaan waktunya di seluruh ventrikel.
Bila tekanan darah intraventrikular melebihi tekanan di dalam arteri-arteri besar (aorta dan
truncus pulmonalis), cuspis valvula semilunaris terdorong ke samping dan darah dikeluarkan dari
jantung. Pada akhir sistolik ventrikel, darah mulai bergerak kembali ventrikel dan dengan segera
mengisi kantong-kantong valvula semilunaris. Cuspis terletak dalam keadaan aposisi dan
menutupi ostium aortae dan pulmonalis dengan sempurna.

Referensi
Garfein, O. B., ed. Current Concepts in Cardiovascular Physiology. San Diego: Academic Press,
1990.

Gambaran Anatomis
Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar
darah mengalir melalui sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Jantung memiliki empat bilik: setiap
belahan terdiri dari sebuah atrium, atau bilik masukan vena, dan sebuah ventrikel, atau bilik
keluaran arteri. Empat katup jantung mengalirkan darah dalam arah yang sesuai dan mencegah
darah mengalir dalam arah yang berlawanan. Jantung bersifat self-excitable, yaitu mencetuskan
sendiri kontraksi beriramanya. Kontraksi serat-serat otot jantung yang tersusun seperti spiral
menghasilkan efek memeras yang penting agar pemompaan berlangsung efisien. Yang juga
penting agar pemompaan efektif adalah kenyataan bahwa serat-serat otot di setiap bilik bekerja
sebagai sebuah sinsitium fungsional, berkontraksi sebagai satu kesatuan.

Aktivitas Listrik di Jantung


Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan depolarisasi
spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke seluruh atrium
kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui
penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke dalam
ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut. Potensial
aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahului
kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls kemudian dengan
cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His dan secara cepat disebarkan ke seluruh
miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran
impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu
kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Potensial aksi serat-
serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, atau fase datar, yang
disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk memastikan agar waktu ejeksi adekuat. Fase
datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca++ lambat. Karena terdapat periode
refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung
tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang
berganti-ganti sehingga dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh
jantung dapat direkam dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi
penting mengenai status jantung.

Proses Mekanis pada Siklus Jantung


Siklus jantung terdiri dari tiga kejadian penting:
1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolarisasi dan
repolarisasi.
2. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol
(relaksasi dan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.
3. Arah aliran darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan dan penutupan
katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
Penutupan katup menimbulkan dua bunyi jantung normal. Bunyi jantung pertama disebabkan oleh
penutupan katup atrioventrikel (AV) dan menandakan permulaan sistol ventrikel. Bunyi jantung
kedua disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonalis pada permulaan diastol.
Dengan mengkaji perubahan-perubahan tekanan yang berkaitan dengan siklus jantung, dapat
dilihat kurva tekanan atrium tetap rendah selama siklus jantung, dengan adanya sedikit fluktuasi
(dalam keadaan normal bervariasi antara 0 dan 8 mmHg). Kurva tekanan aorta tetap tinggi,
dengan fluktuasi sedang (dalam keadaan normal bervariasi antara tekanan sistolik 120 mmHg dan
tekanan diastolik 80 mmHg). Kurva tekanan ventrikel berfluktuasi secara dramatis karena tekanan
ventrikel harus di bawah tekanan atrium terendah selama diastol agar katup AV terbuka dan dapat
terjadi pengisian ventrikel, dan harus di atas tekanan aorta tertinggi selama sistol agar katup
aorta membuka, sehingga dapat terjadi pengosongan ventrikel. Dengan demikian, tekanan
ventrikel dalam keadaan normal bervariasi dari 0 mmHg selama diastol ke sedikit lebih tinggi dari
120 mmHg selama sistol. Gangguan fungsi katup menimbulkan aliran darah yang turbulen, yang
terdengar sebagai murmur (bising) jantung. Katup abnormal dapat bersifat stenotik (tidak
membuka sempurna) atau insufisiensi (tidak menutup sempurna).
Curah jantung dan Kontrolnya
Curah jantung, volume darah yang disemprotkan oleh setiap ventrikel setiap menit, ditentukan
oleh kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup. Kecepatan denyut jantung berubah-ubah
oleh perubahan keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis pada nodus SA. Stimulasi
parasimpatis memperlambat kecepatan denyut jantung dan stimulasi simpatis mempercepatnya.
Volume sekuncup bergantung pada (1) tingkat pengisian ventrikel, dengan peningkatan volume
diastolik akhir menyebabkan volume sekuncup yang lebih besar melalui hubungan panjang-
tegangan (kontrol intrinsik), dan (2) tingkat stimulasi simpatis, dengan peningkatan stimulasi
simpatis menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung, yaitu peningkatan kekuatan kontraksi
dan peningkatan volume sekuncup pada volume diastolik akhir tertentu (kontrol ekstrinsik).

Memelihara Otot Jantung


Otot jantung diberi oksigen dan nutrien oleh darah yang disalurkan oleh sirkulasi koroner, bukan
oleh darah di dalam bilik-biliknya. Sebagian besar aliran darah koroner berlangsung selama
diastol, karena sewaktu sistol pembuluh koroner tertekan oleh kontraksi otot jantung. Aliran darah
koroner dalam keadaan normal berubah-ubah sesuai kebutuhan jantung akan oksigen. Aliran
darah koroner dapat terganggu oleh pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan
penyakit jantung iskemik yang keparahannya bervariasi dari nyeri dada ringan sewaktu
berolahraga sampai serangan jantung yang fatal. Penyebab pasti aterosklerosis tidak diketahui,
tetapi tampaknya rasio kolesterol di dalam plasma berkaitan dengan lipoprotein berdensitas tinggi
(HDL) dibandingkan dengan lipoprotein berdensitas rendah (LDL) merupakan suatu faktor penting.

A. Anatomi Thorax
1. Dinding dada
Tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada adalah tulang iga,
columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan scapula. Jarinan lunak yang
membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah
intrerkostalis dan torakalis interna.
a. Dasar torak
Dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi nervus frenikus. Diafragma mempunyai lubang
untuk jalan Aorta, Vana Cava Inferior serta esofagus
b. Isi rongga torak.
Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura visceralis dan
parietalis.
Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum dibagi menjadi bagian
anterior, medius, posterior dan superior.
Rongga dada dibagi menjadi 3 rongga utama yaitu ;
1. Rongga dada kanan (cavum pleura kanan )
2. Rongga dada kiri (cavum pleura kiri)
3. Rongga dada tengah (mediastinum).
- Rongga Mediastinum
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1. Mediastinum superior (gbr. 1), batasnya :
Atas : bidang yang dibentuk oleh Vth1, kosta 1 dan jugular notch.
Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vth4
Lateral : Pleura mediastinalis
Anterior : Manubrium sterni.
Posterior : Corpus Vth1 – 4
2. Mediastinum inferior terdiri dari :
a. Mediastinum anterior
b. Mediastinum medius
c. Mediastinum Posterior
a. Mediastinum Anterior batasnya :
• Anterior : Sternum ( tulang dada )
• Posterior : Pericardium ( selaput jantung )
• Lateral : Pleura mediastinalis
• Superior : Plane of sternal angle
• Inferior : Diafragma.
b. Mediastinum Medium batasnya :
• Anterior : Pericardium
• Posterior ; Pericardium
• Lateral : Pleura mediastinalis
• Superior : Plane of sternal angle
• Inferior : Diafragma
c. Mediastinum posterior, batasnya :
• Anterior : Pericardium
• Posterior : Corpus VTh 5 – 12
• Lateral : Pleura mediastinalis
• Superior : Plane of sternal angle
• Inferior : Diafragma.
c. Batas-batas Thorax
Thorax adalah daerah antara sekat rongga badan (diafragma) dan leher.
Batas bawah thorax: – arcus costarum
o processus xhiphoideus
o garis penghubung antara puncak-puncak ketiga iga terakhir dan processus spinalis thoracal XII
Batas atas thorax: – incisura jugularis sterni
o clavicula
o garis penghubung antara articulus acromioclavicularis dan processus spinalis cervical VII
Bentuk thorax ditentukan oleh:
o rangka dada bagian tulang
o letak scapula
o otot-otot yang berjalan dari thorax ke anggota gerak atas: Mm pectoralis major dan minor, Mm
latissimus dorsi
d. Dinding Thorax
1. Costae
Rangka toraks terluas adalah iga-iga (costae) yang merupakan tulang jenis osseokartilaginosa.
Memiliki penampang berbentuk konus, dengan diameter penampang yang lebih kecil pada iga
teratas dan makin melebar di iga sebelah bawah. Di bagian posterior lebih petak dan makin ke
anterior penampang lebih memipih.
Terdapat 12 pasang iga : 7 iga pertama melekat pada vertebra yang bersesuaian, dan di sebelah
anterior ke sternum. Iga VIII-X merupakan iga palsu (false rib) yang melekat di anterior ke rawan
kartilago iga diatasnya, dan 2 iga terakhir merupakan iga yang melayang karena tidak
berartikulasi di sebelah anterior.
Setiap iga terdiri dari caput (head), collum (neck), dan corpus (shaft). Dan memiliki 2 ujung :
permukaan artikulasi vertebral dan sternal.
Bagian posterior iga kasar dan terdapat foramen-foramen kecil. Sedangkan bagian anterior lebih
rata dan halus. Tepi superior iga terdapat krista kasar tempat melekatnya ligamentum
costotransversus anterior, sedangkan tepi inferior lebih bulat dan halus.
Pada daerah pertemuan collum dan corpus di bagian posterior iga terdapat tuberculum.
Tuberculum terbagi menjadi bagian artikulasi dan non artikulasi.
Penampang corpus costae adalah tipis dan rata dengan 2 permukaan (eksternal dan internal),
serta 2 tepi (superior dan inferior). Permukaan eksternal cembung (convex) dan halus; permukaan
internal cekung (concave) dengan sudut mengarah ke superior. Diantara batas inferior dan
permukaan internal terdapat costal groove, tempat berjalannya arteri-vena-nervus interkostal.
Iga pertama merupakan iga yang penting oleh karena menjadi tempat melintasnya plexus
brachialis, arteri dan vena subklavia. M.scalenus anterior melekat di bagian anterior permukaan
internal iga I (tuberculum scalenus), dan merupakan pemisah antara plexus brachialis di sebelah
lateral dan avn subklavia di sebelah medial dari otot tersebut.
Sela iga ada 11 (sela iga ke 12 tidak ada) dan terisi oleh m. intercostalis externus dan internus.
Lebih dalam dari m. intercostalis internus terdapat fascia transversalis, dan kemudian pleura
parietalis dan rongga pleura. Pembuluh darah dan vena di bagian dorsal berjalan di tengah sela iga
(lokasi untuk melakukan anesteri blok), kemudian ke anterior makin tertutup oleh iga. Di
cekungan iga ini berjalan berurutan dari atas ke bawah vena, arteri dan syaraf (VAN). Mulai garis
aksilaris anterior pembuluh darah dan syaraf bercabang dua dan berjalan di bawah dan di atas iga.
Di anterior garis ini kemungkinan cedera pembuluh interkostalis meningkat pada tindakan
pemasangan WSD.

2. Vertebra
Untuk bedah toraks sebetulnya tidak banyak yang harus diketahui mengenai vertebra kecuali
bahwa persendiannya dengan kosta. Vertebra torakalis pertama (T 1)mempunyai satu persendian
yang lengkap dengan iga I dan setengah persendian dengan iga II. Selanjutnya T2-T8 mempunyai
dua persendian, di atas dan di bawah korpus vertebra (untuk iga II sampai dengan VIII). Sedang
dari T9-T12 hanya mempunyai satu persendian dengan iga. Semua ini penting untuk melepaskan
iga dari korpus vertebra pada waktu melakukan torakotomi.
Yang perlu juga diketahui adalah ligamentum longitudinalis anterior; di depan ligamentum ini
terdapat suatu ruangan (space) dengan susunan jaringan ikat yang longgar dan merupakan
“jalan” untuk descending infection dari daerah leher menuju mediastinum. Susunan thorax
memperlihatkan susunan metameri (tembereng), terutama pada lapisan-lapisan dalam seperti:
saraf dan pembuluh antar iga, iga-iga, Mm intercostals dalam spatial intercostalis.
Lapisan-lapisan dinding thorax terdiri atas:
1. Lapisan luar: kulit, jaringan lemak bawah kulit, dan fascia-fascia otot.
2. Lapisan tengah: otot-otot, saraf, pembuluh darah.
Otot-otot dinding depan dan sisi thorax:
o M. pectoralis major dan minor
o M. serratus anterior
o M. rectus abdominis
o M. obliquus abdominis externus
Otot-otot dinding dorsalis thorax:
 M. latissimus dorsi
 M. trapezius
 Mm. rhamboides major dan minor
 M. serraus posterior, superior, inferior
 Mm. sacrospinalis, spinalis, semispinalis
Saraf-saraf :
o Rami dorsales Nn. Intercostals
o N. accessories XI
o Nn. Thoracici ventralis
o N. subscapularis
o Cabang-cabang Nn. Intercostals

Arteria:
• A. thoracoacromialis
• A. thoracica lateralis
• A. thoracodorsalis
Rami dorsales Aa. Intercostals Vena: sesuai dengan arteiae.
3. Lapisan dalam:
Thorax bagian tulang,
Otot-otot antar iga:
 Mm. intercostals interni
 Mm. intercostals externi
Pembuluh antar iga:
 A. thoracica
 A. subclavia:
- A. thoracica interna:
^ rami intercostals
^ A. musculophrenica
- Truncus costocervicalis
Saraf antar iga:
Nn. intercostales I-XII

B. Fisiologi torak :
• Inspirasi : dilakukan secara aktif
• Ekspirasi : dilakukan secara pasif
• Fungsi respirasi :
Ø Ventilasi : memutar udara.
Ø Distribusi : membagikan
Ø Diffusi : menukar CO2 dan O2
Ø Perfusi : darah arteriel dibawah ke jaringan.

B. Anatomi dan Fisiologi Jantung dan Paru-paru


1. Anatomi Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru.Terdapat
selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari dua lapisan:
- Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
- Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.

a. Dinding jantung terdiri dari 3lapisan :


1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)
b. Ruang – Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2 berdinding
tebal disebut ventrikel (bilik).
1. Atrium
1. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian
darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katub dan selanjutnya ke paru.
2. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis.
Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui
aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus papilaris,
ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda
tendinae.
1. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri
pulmonalis
2. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

Katup Katup Jantung


1. Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium
kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup ( Mitral). Memungkinkan darah mengalir
dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.

2. Katup Semilunar
1. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel
kanan.
2. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris. Dan
katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan
mencegah aliran balik pada waktu diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan
ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh darah arteri.

d. Pembuluh Darah Koroner


1. Arteri
Dibagi menjadi dua :
- Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar menjadi: left anterior
decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)
- Right Coronary Arteri

2. Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius.

Fungsi Sistem Cardiovascular


Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonalis
a. Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagi organ
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang
b. Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4. hanya sedikit mengalai tahanan
5. Kolom hidrostatik pendek

c. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium
melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
1. Aktifitas
2. Denyut jantung
3. Rangsang sistem syaraf simpatis
Diantara atrium kanan dan ventrikel kana nada katup yang memisahkan keduanya yaitu ktup
tricuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut
dengan katup mitral. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan
tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
1. Right Coronary
2. Left Anterior Descending
3. Left Circumflex
4. Superior Vena Cava
5. Inferior Vena Cava
6. Aorta
7. Pulmonary Artery
8. Pulmonary Vein
9. Right Atrium
10. Right Ventricle
11. Left Atrium
12. Left Ventricle
13. Papillary Muscles
14. Chordae Tendineae
15. Tricuspid Valve
16. Mitral Valve
17. Pulmonary Valve

Fisiologi Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-
organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.
Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada
diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi
lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra,
1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral
sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea
medioclavicularis.
Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan
serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada
gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,
lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal.
Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium.
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah
ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.
Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa
jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai
kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang
ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama
ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas
listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara
vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara
spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot
atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh
otot ventrikel.
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi kebutuhan
tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan organ lain. Aliran
darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar
dari aorta kira-kira ½ inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu
bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2
dan CO2 di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk
ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah
dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi
ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis.
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke
seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior
akhirnya kembali ke atrium kanan.
Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggindan membawa
oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan CO2 dimana
pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2
masuk dan CO2 keluar dari kapiler.
Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh
terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol
dan kapiler.

Anatomi Paru-paru
Pleura terdiri atas:
1. Pleura visceralis, yang meliputi paru-paru dengan erat.
2. Pleura parietalis:
 Pleura costalis (pars costovertebralis pleura).
 Pleura mediastinalis ( pars diaphragmatica pleura).
 Pleura mediastinalis ( pars mediastinalis pleura).
 Cupula pleura (pleura cervicalis).
Persarafan pleura:
1. Pleura parietalis oleh: – N. phrenicus.
- Nn. Intercostales.
2. Pleura visceralis oleh: saraf-saraf symphaticus.
Pada paru-paru terdapat beberapa facies, yaitu:
1. Facies diaphragmatica ( basis pulmonis), yang berhadapan dengan pleura diaphragmatica.
2. Facies costalis, yang berhadapan dengan pleura costalis.
3. Facies mediastinalis, yang berhadapan dengan pleura mediastinalis.
Nama-nama “Broncho Pulmonary Segments”
Pulmo Dextra Pulmo Sinistra
Lobus Segmentum Lobus Segmentum
Superior Apicale Superior Apicoposterius
Posterius Anterius
Anterius Lingulare posterius
Medius Laterale Lingulare inferius
Mediale Inferior Apicale
Inferior Apicale Antero-mediobasale
Mediobasale Laterobasale
Anterobasale Posterobasale
Laterobasale
Posterobasale
Pembuluh darah paru:
1. A. dan Vv. Pulmonales yang berhubungan dengan faal pernafasan.
2. Aa. Dan Vv. Bronchiales, yang berhubungan dengan pertukaran zat di jaringan paru.

Persarafan paru:
1. Serabut symphaticus, yang berasal dari truncus symphaticus (Th. III, IV, V).
2. Serabut parasymphaticus dari N vagus.

C. Sistem Konduksi Jantung


Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang mengahntarkan aliran listrik. Jaringan
tersebut mempunyai sifat-sifat khusus:
1. Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan
2. Irama : pembentukan rangsang yang teratur
3. Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan
4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang

Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:


1. Nodus SA (sino atrial)
- traktus iternodal
- Brachman bundle
2. Nodus AV (atrio ventrikel)
3. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):
- Rihgt bundle branch
- Left bundel brac
4. Sistem PURKINJE

a. Siklus Jantung
1. Fase kontraksi isovolumetrik
2. Fase ejeksi cepat
3. Fase diastasis
4. Fase pengisian cepat
5. Fase relaksasi isovolumetrik

b. Perjalanan konduksi jantung


Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyut per menit pada orang
dewasa dalam keadaan istirahat. Kontraksi ritmik berasal secara spontan darisistem konduksi dan
impulsnya menyebar ke berbagai bagian jantung; awalnya atrium berkontraksi bersama-sama dan
kemudian diikuti oleh kontraksi ke dua ventrikel secara bersama-sama. Sedikit penundaan
penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel memungkinkan atrium mengosongkan isinya ke
dalam ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi.
Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodus sinuatrialis,
nodus atrioventricularis, fasciculus atrioventricularis beserta dengancrus dextrum dan crus
sinistrumnya, dan plexus jantung yang membentuk sistem konduksi jantung dikenal sebagai
serabut purkinje.

Nodus Sinuatrialis
Nodus Sinuatrialis terletak pada dinding atrium dextrum di bagian atas sulcus terminalis, tepat di
sebelah kanan muara vena cava superior. Dan Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elektronik
yang secara spontan disebarkan ke seluruh otot-otot jantung atrium dan menyebabkan otot-otot
ini berkontraksi.

Nodus atrioventricularis
Nodus atrioventricularis terletak pada bagian bawah septum ineratriale tepat di atas tempat
perlekatan cuspis septalis valva tricuspinalis. Dari sini, impuls jantung dikirim ke ventrikel oleh
fasciculus atriovenricularis. Nodus atrioventricularis distimulari oleh gelombang eksitasi pada
waktu gelombang ini melalui myocardium atrium.
Kecepatan konduksi impuls jantung melalui nodus atriovenricularis ( sekitar 0,11 detik)
memberikan waktu yang cukup untuk atrium mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel sebelum
ventrikel mulai berkontraksi.

Fasciculus Atrioventricularis
Fasciculus atrioventricularis (berkas dari His) merupakan satu-satunya jalur serabut otot jantung
yang menghubungkan myocardium atrium dan myocadium ventriculus, oleh karena itu fasciculus
ini merupakan satu-satunya jalan yang dipergunakan oleh impuls jantung dari atrium ke ventrikel.
Fasciculus ini berjalan turun melalui rangka fibrosa jantung.
Fasciculus atrioventricularis kemudian berjalan turun di belakang cuspis septalis valva tricuspidalis
untuk mencapai pinggir inferior pars membranacea septum interventriculare. Pada pinggir pars
muscularis septum, fasciculs ini terbelah menjadi dua cabang, satu cabang untuk setiap ventrikel.
Cabang berkas kanan berjalan turun pada sisi kanan septum interventriculare untuk mencapai
trabecula septomarginalis, tempat cabang ini menyilang dinding anterior ventriculus dexter. Di sini
cabang tersebut melanjut sebagai serabut-serabut plexus purkinje.
Cabang berkas kiri menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah endocardium.
Biasanya cabang ini bercabang dua ( anterior dan posterior), yang akhirnya melanjutkan diri
sebagai serabut-serabut plexus Purkinje ventriculus sinister.
Jadi terlihat bahwa sistem konduksi jantung bertanggung jawab tidak hanya untuk pembentukkan
impuls jantung tetapi untuk penghantaran impuls ini dengan cepat ke selurh myocardium jantung,
sehingga ruang-ruang jantung berkontraksi secara terkoordinasi dan efisien.
Aktivitas sistem konduksi/ penghantar dapat dipengaruhi oleh saraf otonom yang menyarafi
jantung. Saraf parasimpatis memperlambat irama dan mengunakan kecepatan penghantaran
impuls; saraf simpatis mempunyai efek yang berlawanan.

Jalur konduksi internodus


Impuls dari nodus sinuatrialis kenyataanya berjalan ke nodus atrioventricularis lebih cepat
daripada kesanggupannya berjalan sepanjang myocardium melalui jalan yang seharusnya.
Fenomena ini dijelaskan dengan adanya jalur-jalur khusus di dalam dinding atrium, yang terdiri
atas struktur campuran antara serabut-serabut Purkinje dan sel-sel otot jatung. Jalur Internodus
anterior meninggalkan ujung anterior nodus sinuatrialis dan berjalan ke anterior menuju ke muara
vena cava superior. Jalur ini berjalan turun pada septum atrium dan berakhir pada nodus
atrioventricularis. Jalur Internodus medius meninggalkan ujung posterior nodus sinoatrialis dan
berjalan ke posterior menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun ke tricularis. Jalur
internodus posterior meninggalkan bagian posterior nodus sinuatrialis dan turun melalui crista
terminalis dan valva vena cava inferior menuju ke nodus atrioventricularis.

Suplai darah untuk sistem konduksi


Nodus sinoatrialis biasanya diperdarahi oleh arteriaconoria dextra tetapi kadang-kadang pleh arteri
conoria sinistra. Nodus dan fasciculus atrioventricularis diperdarahi oleh arteri conoria dextra.
Cabang berkas kanan fasciculus atrioventricularis diperdarahi oleh arteri conoria sinistra; cabnag
berkas kiri fasciculus atrioventricularis diperdarahi oleh arteri conoria sinistra dan arteri conoria
dextra.

Persarafan pada jantung


Jantung dipersarafi oleh serabut simpatisdan parasimpatis susunan saraf otonom melalui plexus
cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian cervicale dan
thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus
vagus.
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus atrioventricularis,
serabut-serabut otot jantung, dan arteriae conoriae. Perangsangan serabut-serabut saraf ini
menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnyadaya kontraksi otot jantung, dan dilatasi arteriae
conoriae.
Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus
atrioventricularis dan ateriae cononariae. Perangsangan saraf parasimpatis dapat mengakibatkan
berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae cononariae.
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf yang
biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke myocardium terganggu, impuls
rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama
nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular.

Cara kerja jantung


Jantung merupakan kerja muskular. Serangkaian perubahan yang terjadi di dalam jantung pada
saat pengisian darah dan pengosongan darah disebut sebagai Siklus Jantung. Jantung normal
berdeyut sekitar 70 sampai 90 kali permenit pada orang dewasa yang sedang istirahat dan sekitar
130 sampai 150 kali per menit pada anak yang baru lahir.
Darah secara terus menerus kembali ke jantung, dan selam sistolik ventrikel (kontraksi), saat
valva atrioventricularis tertutup, darah untuk sementara di tampung dalam vena-vena besar dan
atrium. Bila ventrikel mengalami diastolik (relaksasi), valva atrioventricularis membuka, dan darah
secara psif mengalir dari atrium ke ventrikel. Waktu ventrikel hampir penuh, terjadi sistolik atrium
dan memaksa sisa darah dalam atrium masuk kedalam ventrikel.Nodus sinuatrialis memulai
gelombang kontraksi pada atrium, Yang dimulai sekitar muara-muara vena-vena besardan
”memeras” darah ke ventrikel. Dengan cara ini tidak terdapat refluks darah ke dalam vena.
Impuls jantung yang telah mencapai nodus atrioventricularis diteruskan ke musculi papillares
melalui fasciculus atrioventricularis dan cabang-cabangnya. Musculi papillares lalu mulai
berkontraksi dan memendekkan chordae tendineae yangnkendur. Sementara itu, ventrikel mulai
berkontraksi dan valva atrioventricularis menutup. Penyebaran impuls jantung sepanjang
fasciculus atrioventricularis dan cabang-cabang terminalnya, terjadi myocardium terjadi hampir
bersamaan waktunya di seluruh ventrikel.
Bila tekanan darah intraventrikular melebihi tekanan di dalam arteri-arteri besar (aorta dan
truncus pulmonalis), cuspis valvula semilunaris terdorong ke samping dan darah dikeluarkan dari
jantung. Pada akhir sistolik ventrikel, darah mulai bergerak kembali ventrikel dan dengan segera
mengisi kantong-kantong valvula semilunaris. Cuspis terletak dalam keadaan aposisi dan
menutupi ostium aortae dan pulmonalis dengan sempurna.

Referensi
Garfein, O. B., ed. Current Concepts in Cardiovascular
Physiology. San Diego: Academic Press, 1990.
SIRKULASI DARAH
Pada saat ventrikel kiri berkontraksi, darah keluar dari ventrikel kiri melalui aorta, naik menjadi
aorta asenden, lalu melengkung ke belakang menjadi arkus aorta (lengkung aorta), dan turun di
mediastinum posterior menjadi aorta torakalis. Aorta torakalis melintas diafragma, menjadi aorta
abdominalis. Cabang aorta abdominalis untuk saluran pencernaan yaitu arteri celiaka, arteri
mesenterika superior yang akan memberikan arteri untuk usus halus dan usus besar bagian
proximal, dan arteri mesenterika inferior yang akan memberikan arteri untuk usus besar bagian
distal. Aorta abdominalis bercabang menjadi dua diujungnya menjadi sepasang arteri iliaka
kommunis yaitu arteri iliaka kommunis kiri dan arteri iliaka kommunis kanan.
Arteri iliaka kommunis bercabang dua menjadi arteri iliaka interna yang akan mempercabangkan
pembuluh untuk alat-alat dalaman di rongga panggul, dan arteri iliaka externa yang akan
berlanjut ke tungkai atas menjadi arteri femoralis, setelah melintas dibelakang ligamentum
inguinalis. Arteri femoralis ditungkai bawah bercabang dua menjadi arteri tibialis anterior dan
arteri tibialis posterior. Arteri tibialis anterior berlanjut ke punggung kaki menjadi arteri dorsalis
pedis. Arteri tibialis posterior berlanjut ketelapak kaki dan bercabang dua menjadi arteri plantaris
medialis dan arteri plantaris lateralis.
Arkus aorta memiliki tiga cabang, yaitu trunkus brakiosefalikus, arteri karotis kommunis kiri dan
arteri subklavia kiri. Cabang arteri karotis kommunis yaitu arteri karotis interna untuk otak dan
arteri karotis externa untuk wajah dan leher. Cabang arteri subklavia yaitu aretri vertebralis untuk
batang otak dan arteri torasika interna.
Arteri axillaris adalah lanjutan arteri subklavia di fossa axillaris (lekuk ketiak). Arteri axillaris
berlanjut ke lengan atas, dan dilengan atas arteri ini berganti nama menjadi arteri brachialis.
Arteri brakialis berada agak kemedial lengan atas. Dilengan bawah arteri brakialis bercabang dua
menjadi arteri radialis (searah ibu jari) dan arteri ulnaris (searah kelingking).
Susunan pembuluh balik. Vena superfisial dan profunda. Vena profunda berjalan bersama arteri
dan diberi nama dengan arteri.
Vena superficial di leher yaitu vena jugularis externa, di lengan (yaitu vena sefalika dan vena
basilica). Dan di tungkai (yaitu vena safena magna dan vena safena parva).
Vena profunda berjalan berdampingan dengan arteri yang diberi nama sama. Satu arteri biasanya
berdampingan dengan dua vena. Vena porta adalah vena yang bersi darah yang berasal dari
saluran pencernaan. Vena porta di bentuk oleh gabungan vena lienalis, vena mesenterika
superior, dan vena mesenterika inferior. Vena porta bermuara di sinusoid-sinusoid hepar.

Vena sistemik yaitu vena cava superior dan vena cava inferior yang keduanya akan bermuara ke
atrium kanan. Vena paru yaitu vena pulmonalis kanan dan vena pulmonalis kiri yang keduanya
akan bermuara ke atrium kiri.
Hubungan kelainan katup jantung dengan metabolisme dan sistem pernafasan
 Dengan metabolisme
Apabila katup jantung tidak bisa berfungsi dengan sempurna, seperti terjadinya kebocoran antara
atrium kiri dengan atrium kanan dan ventrikel kiri dengan ventrikel kanan, dan sebagainya akan
menyebabkan bercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang kaya karbon dioksida.
Kemudian, apabila darah ini dibawa ke jaringan tubuh akan menyebabkan metabolisme tubuh
terganggu dan tidak bekerja secra optimal karena dalam proses metabolisme diperlukan oksigen
dalam jumlah yang cukup banyak untuk oksidasi energi. Oleh karena itu, anak yang mengalami
kelainan pada katup jantungnya akan mengalami pertumbuhan yang lambat dari anak sebayanya
 Dengan sistem pernafasan
Karena terjadinya percampuran antara darah yang kaya oksigen dengan darah yang kaya karbon
dioksida akan membuat kerja paru-paru terganggu.

Kelainan Pembuluh Darah


ü Arteriosklerosis
Penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri.
ü Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit yang paling sering menyerang susunan pembuluh darah arteri
ditandai oleh deposit lemak pada tunika intima arteri yang dapat menyumbat lumen pembuluh
darah dan melemahkan dinding arteri. Aterosklerosis terutama mengenai arteri elastis (aorta,
arteri karotis, dan arteri iliaca), serta arteri muscular besar dan sedang (arteri koronaria dan
koplitea).
Faktor penyebab terjadinya aterosklerosis:
 Hiperkolesterolemia.
 Hipertensi
 Merokok sigaret
 Diabetes melitus

ü Tromboangitis Obliterans (Penyakit Buerger)


Adalah penyakit oklusif kronik pada arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Peradangan
dan proses penyembuhannya serta trombosis lesi-lesi menyebabkan obstruksi vascular. Merokok
tampaknya berhubungan langsung dengan etiologi dan perjalanan penyakit ini. Nyeri saat istirahat
dan ulserasi istemik adalah gejala teramati paling dini.
ü Penyakit Raynaud
Penyakit raynaud mengacu pada serangan kepucatan atau sianosis jari tangan atau kaki. Biasanya
jari tangan berubah warna dalam urutan putih-biru-merah. Penyakit raynaud disebabkan oleh
vasospasme kuat arteri kecil atau arteriol terutama pada perempuan muda sehat. Tidak terdapat
perubahan struktural di dinding arteri, kecuali pada tahap lanjut berupa penebalan intima.
ü Vena varikosa
Vena varikosa merupakan vena yang melebar abnormal dan berkelok-kelok akibat peningkatan
tekanan intralumen berkepanjangan dan hilangnya penunjang dinding pembuluh. Pekerjaan yang
memerlukan berdiri lama dan bepergian dengan mobil atau pesawat udara dalam waktu lama
sering menyebabkan stasis vena yang mencolok dan edema kaki. Kelainan ini sering terjadi pada
usia lanjut di atas 50 tahun, pada orang kegemukan, dan pada perempuan yang mencerminkan
peningkatan tekanan vena di betis akibat kehamilan. Nama lain vena varikosa ini
adalah varises. Jika pelebaran vena terjadi di anorektum disebut dengan hemoroid (wasir).
Kelainan pembuluh limfe
ü Limfangitis dan limfedema
Infeksi bakteri dapat menyebar dan menembus pembuluh limfe. Hal ini dapat menimbulkan
peradangan akut pada pembuluh ini yang disebutlimfangitis. Agen etiologi penyakit ini
adalah Streptococcus grup A β-hemoliticus. Secara anatomi, pembuluh lymph yang terkena
melebar dan terisi oleh eksudat terutama terdiri atas neutofil dan monosit. Sumbatan lymph paling
sering disebabkan oleh: (1) penyebaran tumor ganas, (2) prosedur bedah radikal disertai
penangkatan sekelompok kelenjar regional, (3) fibrosis pasca radiasi, (4) filariasis, (5) dan
trombosis pasca peradangan.

Anda mungkin juga menyukai