Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN KASUS

STROKE ISKEMIK
ABI PUWIRA DANI 102123051
ABDILLAH MAJID 102123008
DIANTY AULIANNISA 102122008

Pembimbing : dr. Helda Juliani Siahaan, M.Ked (Neu), Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN STASE ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2023
Identitas Pasien

Nama Tn. I
Jenis kelamin Laki laki
Usia 50 tahun
Suku Bangsa Jawa
Agama Islam
Pekerjaan Karyawan Swasta
Alamat Ruli Eden Park

Tanggal MRS 3 September 2023


Anamnesis
Keluhan Utama :

Kelemahan anggota gerak kanan sejak 4 jam SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien, laki laki berusia 50 tahun datang ke IGD RSHBH dengan keluhan

kelemahan anggota gerak sebelah kanan sejak 4 jam SMRS secara tiba tiba saat

pasien baru bangun tidur pada sore hari. K eluhan disertai mulut kanan

mencong, bicara pelo. Keluarga pasien mengatakan masih dapat mengangkat

tangan dan kaki kanannya, namun terasa lemah dan tidak seperti biasanya. Pasien

juga mengeluhkan susah menelan makanan.


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Keluarga pasien

menyangkal pasien memiliki tekanan darah tinggi. Pasien mengaku belum pernah

berobat untuk keluhan tersebut. Keluhan demam, muntah, penurunan kesadaran dan

nyeri kepala hebat disangkal pasien dan keluarga. Riwayat jatuh dan trauma disangkal.

Pasien mengaku sulit menelan (makanan padat, lunak, maupun cair), BAK dan BAB

dalam batas normal.


Riwayat penyakit Riwayat Penyakit
dahulu keluarga
Hipertensi (-), DM (-), Tidak terdapat keluhan dan
Kolesterol (-), Stroke (-) riwayat yang serupa
dengan pasien

Riwayat sosial dan Riwayat konsumsi


ekonomi obat dan alergi
• Kelahiran dan pertumbuhan : lahir spontan pervaginam (-
• Pendidikan : SMA )
• Perkawinan : Menikah
Traktus

 Traktus Sirkulatorius : Nyeri dada (-), Hipertensi (-)

 Traktus Respiratorius : Sesak (-), Batuk (-), Pilek (-)

 Traktus Digestivus : Mual (-), Muntah (-)

 Traktus Urogenital : Tidak dijumpai kelainan

 Penyakit Dahulu : Hipertensi (-)

 Intoksikasi & Obat-obatan :-


Pemeriksaan fisik
• Kes Compos mentis (E4M6Vx (afasia))

• KU Sedang

• TD 168/86 mmHg

• HR 79 x/m

• RR 20 x/m

• Suhu 36,3 °C

• SpO2 97%

• TB 165 cm

• BB 60 kg
1. Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit cukup,

CRT < 2 detik dan teraba hangat.

2. Kepala : Normochepal, rambut berwarna hitam distribusi merata

• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RCL +/+, RCTL +/+, pupil isokor 3mm/3mm

• Hidung : deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi septum (-), sekret (-/-)

• Telinga : normotia (+/+), serumen (-/-)

• Mulut : normal, kering (-), sianosis (-)

• Tenggorokan : trismus (-); arkus faring simetris, hiperemis (-); uvula di tengah.
3. Leher :
Inspeksi : jejas (-), massa (-)
Palpasi : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), deviasi trakea (-)

4. Thorax Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di intercostal 5 linea midclavicularis sinistra
Perkusi :
Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra dengan bunyi redup
Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Batas bawah kiri : ICS V ± 1cm medial garis midklavikula sinistra dengan bunyi redup
Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dextra dengan bunyi redup
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru dan Abdomen
Paru Rongga Abdomen
Inspeksi Simetris (+/+) Simetris
Perkusi Sonor (+/+) Timpani
Palpasi Vokal Fremitus Ka=Ki Soepel (+), Nyeri Tekan (-)

Auskultasi Suara Nafas Vesikuler (+), Suara Tambahan Bising Usus (+) normal
Ronkhi (-), dan Wheezing (-)

Ekstremitas :
Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis (-/-)
Akral hangat (+/+), edema (-/-) ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
Pemeriksaan Neurologis

 Sensorium
GCS : E4M6Vx (afasia), Compos Mentis
 Rangsang meningeal
Kaku kuduk : tidak ada tahanan pada tengkuk

Kernig Sign : terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum sudut 135 derajat.

Lasegue Test : terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum sudut 70 derajat

Bruzinski I : tidak diikuti fleksi pada sendi lutut dan panggul

Bruzinski II : tidak diikuti fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.

Bruzinski III : tidak terdapat flexi involunter extremitas superior

Bruzinski IV : tidak terdapat flexi involunter extremitas inferior


Pemeriksaan Nervus Cranial
Pemeriksaan Nervus Cranial
Pemeriksaan Nervus Cranial
Pemeriksaan Nervus Cranial
5. Nervus VII (Facialis) Dextra Sinistra

Kerutan dahi Normal Normal


Mengangkat alis Normal Normal
Lagoftalmus - -
Sulcus nasolabialis Mendatar Normal
Menggembungkan pipi Tidak terdapat kebocoran Tidak terdapat kebocoran
Memperlihatkan gigi Tertinggal Normal
Tersenyum Terdeviasi ke kiri
Pemeriksaan Nervus Cranial
Pemeriksaan Nervus Cranial
Pemeriksaan Nervus Cranial
Pemeriksaan Sistem Motorik
Gerakan spontan abnormal :
1. Tremor :-
2. Khorea :-
3. Ballismus. :-
4. Mioklonus. :-
5. Atetosis :-
6. Dystonia :-
Kekuatan Otot : 7. Spasme :-
a. ESD/EID : 33333/33333 8. Tic :-
b. ESS/EIS : 55555/55555
Pemeriksaan Sistem Motorik
Sensibilitas
- Eksteroseptif : normal
- Propioseptif : normal
- Fungsi kortikal
Stereognosis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dua titik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Grefestesia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Sistem Motorik
Refleks fisiologis
Dextra Sinistra
Biceps + (meningkat) +
Triceps + (meningkat) +
Radioperiost + (meningkat) +
Achillespees reflex + (meningkat) +
Kniepees reflex + (meningkat) +
Pemeriksaan Sistem Motorik
Refleks patologis
Pemeriksaan Fungsi Koordinasi
a. Bicara : Afasia

b. Menulis : Tidak dilakukan pemeriksaan

c. Percobaan apraksia : Tidak dilakukan pemeriksaan

d. Mimik : Kemampuan berekspresi berkurang

e. Tes telunjuk-telunjuk : Tidak dilakukan pemeriksaan

f. Tes telunjuk-hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan

g. Diadokhokinesia : Tidak dilakukan pemeriksaan

h. Tes tumit-lutut : Tidak dilakukan pemeriksaan

i. Tes Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan


Vegetatif Vertebra
a. Bentuk
a. Vasomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Normal :+

b. Sudomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan Scoliosis :-


Hiperlordosis : -
c. Pilo-erektor : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pergerakan
d. Miksi : Dalam batas normal Leher : Dalam batas
normal
Pinggang : Dalam batas normal
e. Defekasi : Dalam batas normal

f. Potens dan libido : Dalam batas normal


Rangsang radicular

a. Laseque :-
b. Cross laseque :-
c. Tes Patrick :-
d. Tes Lhermitte :- Gejala ekstrapiramidal
e. Tes Naffziger :-
a. Tremor :-
b. Rigiditas :-
c. Bradykinesia :-
Gejala Serebral
a. Ataksia :-
b. Disartria :+
c. Tremor :-
d. Nystagmus :-
e. Vertigo :-
ALGORITMA STROKE GADJAH MADA
Algoritma Stroke Gadjah Mada (ASGM)
Penurunan kesadaran(-) Nyeri kepala (-) Refleks Babinski (-)

Stroke Infark

SIRIRAJ STROKE SCORE


Consciousness (C) : CM (0)
Vomitting (V) : No (0)
Headache within 2 hours (H) : No (0)
Diastolic blood pressure (DBP) : 86 mmHg (86)
Atheroma (A) : (0)
SSS = 2,5 C + 2 V + 2 H + 0,1 DBP – (3xA) - 12
= 2,5 (0) + 2 (0) + 2 (0) + 0,1 (86) - 3 (0) - 12
= -3,4 (Infarction)
Pemeriksaan penunjang

● Usulan :
- CT scan kepala tanpa kontras
- MRI
- Darah rutin
- Gula Darah Sewaktu (GDS)
- Rontgen thorax
- Profil lipid (kolesterol total, trigliserida, HDL, LDL)
- EKG dan Ekokardiografi
- Kadar elektrolit serum
- Fungsi hepar (AST, ALT) dan fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
Pemeriksaan darah rutin tanggal 3 Sept 2023
GDS tanggal 3 Sept 2023
EKG tanggal 3 Sept 2023
Rontgen thoraks tanggal 3 Sept 2023

Kesan :

Suspect bronchitis

Batas cor dalam batas normal


CT Scan Kepala tanggal 3 Sept 2023

Kesan :

Lacunar infark di centrum semiovale bilateral,

corona radiata sinistra, nc lentiformis sinistra,

kapsula eksterna sinistra dan pons


DIAGNOSA
Diagnosia Fungsional Hemiparese dextra

Diagnosia Etiologi Infark serebral ec trombus

Diagnosia Anatomik Sub kortikal

Diagnosia Banding Stroke hemoragik, tumor serebri

Stroke Iskemik
Diagnosia kerja
Penatalaksanaan

1. IVFD NaCl 0,9% 14 TPM

2. Inj Piracetam 3gr/8 jam IV

3. Tab Aspilet 80mg/24 jam PO

4. Tab Clopidogrel 75mg/24 jam PO

5. Tab Simvastatin 20mg/24 jam PO

6. Tab Asam Folat 400mcg/ 24 jam PO

7. Tab Fenofibrate 100mg/24 jam PO


Edukasi
1. Komunikasi dan informasikan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit pasien dan penanganannya

2. Istirahat yang cukup

3. Edukasi kepada keluarga pasien untuk tetap memantau keadaan pasien

4. Edukasi pasien untuk teratur meminum obat dan control

5. Edukasi tentang mengurangi kebiasaan makanan berlemak dan santan, perbanyak makan makanan yang berserat dan

protein.

6. Hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol

7. Rutin periksa kontrol tekanan darah, gula dan kolestrol


Follow Up
03/09/2023 Follow up
Subjective Pasien datang ke IGD, Keluarga mengatakan, pasien lemah anggota
gerak sebelah kanan, bicara pelo, mulut mencong, sulit berbicara (+)
susah menelan.
Objective Kes : CM , E4M5V4
KU : Sedang
TD : 168/86 mmHg
HR : 79x/menit
RR : 19x/menit
T : 36.3°C
SpO2 : 98%
Assestment Hemiparase ec Stroke Infark
Planning - Pindah ranap
- IVFD Nacl 0.9% 14tpm
- Inj. Piracetam 3gr/8jam
- Inj. Furosemid 1amp
- Inj. Citicolin 500mg
- Aspilet 1x1
- CPG 1x1
- Simvastatin 1x20
- As. Folat 1x1 tab
04/09/2023
Subjective Pasien lemah (+), Bicara masih pelo (+), Anggota gerak sebelah kanan
masih sulit untuk digerakkan (+), susah menelan

Objective Kes : CM, E4M5V4


KU : Sedang
TD : 122/86 mmHg
HR : 82x/menit
RR : 20x/menit
T : 36.5 °C
SpO2 : 97%
Assetment Hemiparase ec Stroke Infark
Planning - IVFD Nacl 0.9% 20tpm
- Inj. Piracetam 3gr/8jam
- Aspilet 1x1
- CPG 1x1
- Simvastatin 1x20
- As. Folat 1x1 tab
- CT Scan  Lacunar Infark di centrum semiovale bilateral
- Foto Thorax  Susp. Bronchitis, Besar cor DBN
- Pasang NGT
05/09/2023

Subjective Pasien lemah (+), Bicara masih pelo (+), Anggota gerak sebelah kanan
masih sulit untuk digerakkan (+)

Objective Kes : CM, E4M5Vaf


Mo :
0/5
0/5
KU : Sedang
TD : 113/78 mmHg
HR : 65x/menit
RR : 21x/menit
T : 36.2°C
SpO2 : 96%

Assestment Afasia(+) Hemiparase (+) ec Stroke Infark

Planning - IVFD Nacl 0.9% 20tpm


- Inj. Piracetam 3gr/8jam
- Aspilet 1x1
- CPG 1x1
- Simvastatin 1x20
- As. Folat 1x1 tab
- Fenofibrat 1x100mg
Profil lipid (LDL,Trigliserida) tanggal 5 Sept 2023
Gula Darah tanggal 5 Sept 2023
06/09/2023
Subjective Pasien lemah (+), Bicara masih pelo (+), Anggota gerak sebelah kanan
masih sulit untuk digerakkan (+)

Objective Kes : CM, Kes : CM, E4M5Vaf


KU : Sedang
TD : 121/72 mmHg
HR : 66x/menit
RR : 20x/menit
T :36.0 °C
SpO2 : 99%
Assestment Afasia(+) Hemiparase (+) ec Stroke Infark

Planning - IVFD Nacl 0.9% 20tpm


- Inj. Piracetam 3gr/8jam
- Aspilet 1x1
- CPG 1x1
- Simvastatin 1x20
- As. Folat 1x1 tab
- Fenofibrat 1x100mg
07/09/2023
Subjective Pasien lemah (+), Bicara masih pelo (+), Anggota gerak sebelah kanan
masih sulit untuk digerakkan (+), pusing (+), mual (+), muntah (-), disfagia
(+)

Objective Kes : CM E4M6V4


KU : Sedang
TD : 110/79 mmHg
HR : 76x/i
RR : 20x/i
T : 36,0oC
SpO2 : 99%

Assestment Hemiparase ec Stroke Infark


Planning - Piracetam tab 800 mg
- Aspilet tab 80 mg
- Clopidogrel tab 75 mg
- Simvastatin tab 20 mg
- Fenofibrat tab 100 mg
- Omz tab 20 mg
Pembahasan
DEFINISI STROKE
PNPK Stroke 2019
Manifestasi klinis akut akibat disfungsi neurologis pada otak,
medulla spinalis, dan retina baik sebagian atau menyeluruh yang
menetap selama >24 jam atau menimbulkan kematian akibat
gangguan pembuluh darah

Stroke Iskemik
Stroke iskemik merupakan gangguan pada fungsi otak yang
terjadi secara tiba-tiba, yang dapat menyebabkan penurunan
kesadaran ataupun penurunan fungsi neurologi lainnya, yang
terjadi lebih dari 24 jam dimana penyebabnya adalah gangguan
sirkulasi aliran darah ke otak
ETIOLOG
Trombosis
I
serebri menunjukkan oklusi trombotik arteri karotis atau
cabangnya, biasanya
karena ateroskeloris yang mendasari. Proses ini sering timbul selama tidur dan bisa
menyebabkan stroke mendadak dan lengkap. Defisit neurologi bisa timbul progresif dalam
beberapa jam atau intermiten dalam beberapa jam atau hari.

Emboli serebri terjadi akibat oklusi arteri karotis atau vertebralis atau cabangnya oleh trombus
atau embolisasi materi lain dari sumber proksimal, seperti bifurkasio arteri karotis atau
jantung. Emboli dari bifurkasio karotis biasanya akibat perdarahan ke dalam plak atau ulserasi
diatasnya disertai trombus yang tumpang tindih atau pelepasan materi ateromatosa dari
plak sendiri. Embolisme serebri sering dimulai mendadak, tanpa tanda-tanda disertai nyeri
kepala berdenyut.
EPIDEMIOLOG
Menurut RISKESDAS 2013,Iprevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 8,3 per 1.000
penduduk pada tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 penduduk pada tahun 2013. Terdapat
perbedaan prevalensi di berbagai provinsi dengan posisi 3 besar secara berurutan yakni
Sulawesi Selatan (17,9), Daerah Istimewa Yogyakarta (16,9), dan Sulawesi Tengah (16,6),
dan Jawa Timur (16) per 1000 penduduk. Berdasarkan data stroke registry tahun 2012-2014,
sebanyak 67% dari total stroke adalah iskemik, dan 33% lainnya adalah stroke hemoragik.
FAKTOR RISIKO
1. Riwayat keluarga
2. Penyakit kardiovaskular
3. Hipertensi
4. Diabetes mellitus
5. Merokok
6. Dislipidemia
7. Usia
8. Jenis kelamin
KLASIFIKASI
EMBOLI SEREBRI

Thrombus terbentuk di pembuluh darah distal


atau ekstrakranial  terlepas dan bermigrasi
ke organ lainnya sebagai emboli

Sebagian besar emboli berasal dari jantung


atau pembuluh darah besar (aorta, arteri
karotis, arteri vertebralis, vena-vena sistemik)

Lesi aterosklerosis pada arteri katoris interna: (A) Plak; (B) Plak
disertai emboli trombosit dan fibrin; (C) Plak dengan oklusif
thrombus; (D) infark serebri akut akibat embolisasi thrombus
yang berasal dari arteri karotis interna
TROMBOSIS SEREBRI

Penyumbatan aliran darah karena proses oklusi lokal dalam satu atau
lebih pembuluh darah otak

Penyebab terbentuknya thrombus:


Penyakit herediter
 Gangguan endotel

Penyakit didapat
 Atherosclerosis  Penyakit autoimun

 Diabetes mellitus  Penyakit menular

 Hipertensi  Penggunaan obat-obatan tertentu

 Trauma  Penyakit keganasan


PATHWAY STROKE
ISKEMIK
MANIFESTASI
KLINIS
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pada anamnesa akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak, mulut mengot atau bicara pelo
yang terjadi secara tiba-tiba pada saat sedang beraktivitas. Selain itu, pada anamnesa juga
perlu ditanyakan penyakit-penyakit tedahulu seperti diabetes mellitus atau kelainan jantung.
Obat-obatan yang dikonsumsi, riwayat penyakit dalam keluarga juga perlu ditanyakan pada
anamnesa.
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan tingkat kesadaran

• Pemeriksaan kekuatan otot


• Refleks patologis
• Pemeriksaan saraf kranial
3. Siriraj Stroke Score
SSS = 2,5 C + 2 V + 2 H +0,1 DBP – (3xA) - 12
SSS DIAGNOSIS
>1 Cerebral haemorhage
< -1 Cerebral infarction
-1 to 1 Uncertained diagnosis,
use probability curve
and/or CT Scan
3. Algoritma Gadjah Mada
Variabel yang diambil untuk menyusun
algoritma ini terdiri dari penurunan
kesadaran, nyeri kepala, dan refleks
Babinski.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Evaluasi untuk mengkonfirmasi
diagnosis

 mengidentifikasi sumber potensial


kardioemboli, tromboemboli dari
aterosklerosis arteri besar, diseksi, atau
proses penyakit lain seperti
hiperkoagulabilitas
Pemeriksaan yang dapat dilakukan :
 EKG Melihat adanya atrial fibrilasi (AF), atrial flutter,
dan menilai kondisi kelainan jantung lainnya

 USG Karotis, CTA, MRA Menilai terjadinya stenosis


 (infark sirkulasi anterior yang menjadi
kandidat revaskularisasi)
 CT atau MRI otak Mengkonfirmasi diagnosis stroke iskemik
simptomatik
 Pemeriksaan Lab - darah lengkap, PT, Mengumpulkan data mengenai faktor risiko
APTT, glukosa, HbA1c, kreatinin, dan stroke pada pasien serta menentukan tujuan
profil lipid (sudah terkonfirmasi stroke terapi selanjutnya
iskemik)

 Echocardiography Mencari kemungkinan sumber emboli dari


jantung
CT Scan
CT scan tanpa kontras : pencitraan lini pertama membantu membuat keputusan untuk terapi
trombolitik

Infark Perdarahan
area hipodens fokal diikuti gambaran hiperdens dengan
atau tanpa terkenanya
oleh teritoral vascular,
permukaan kortikal
distribusi ’watershed’
TATALAKSANA
A. TATALAKSANA ETIOLOGI

B. TATALAKSANA FAKTOR RISIKO


TATALAKSANA ETIOLOGI
(STROKE INFARK)

Trombolitik dengan rtPA (Alteplase) Antikoagulan

• Onset : < 3 – 4,5 jam (bukan wake up • Thrombus (+) pada echo : antikoagulan
stroke) dengan antagonis vitamin K
• Memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi direkomendasikan > 3 bulan
• Dosis : 0,6-0,9 mg/kg BB (maksimum • Jika disertai kardiomiopati dilatasi atau
90 mg) restriktif (EF < 35%) dan thrombus (-) :
efektivitas antikoagulan dibanding antiplatelet
masih belum jelas
• AF (+) : antagonis vitamin K (target INR 2,5)
• Infark miokard akut + thrombus :
antikoagulan oral min. 3 bulan
• Warfarin  lini pertama pada stroke
kardioemboli
TATALAKSANA ETIOLOGI
(STROKE INFARK)

Anti agregasi platelet Neuroprotektan

• 50% - 99% stenosis pada arteri • Upaya untuk menyelamatkan neuron


intracranial utama  aspirin 325 iskemik di otak dari cedera ireversibel
mg/hari atau dosis awal 160 – 325 mg • Penelitian pada hewan : minimal 4 jam
dalam 24 – 48 jam pertama setelah iskemia total  masih banyak
• DAPT : kombinasi clopidogrel + aspirin neuron yang berpotensi hidup pada area
paling bermanfaat dalam 24 jam dan penumbra
dilanjutkan 4 – 12 minggu • Pada manusia  terdapat proses
• stenosis berat (70% -99%) aspirin + degeneratif + komorbid yang dapat
clopidogrel 75 mg/hari dapat mengurangi manfaat neuroprotektan
mengurangi risiko stroke berulang
TATALAKSANA ETIOLOGI
(STROKE INFARK)

Trombektomi

Indikasi:
Kontraindikasi:
1. Pre-stroke modified Rankin scale <2
1. Hemoragik intrakranial
2. Skor NIH ≥ 6; skor Alberta stroke program
2. Inti infark besar dengan penumbra minimal
early CT ≥6
3. Small vessel occlusion
3. Onset dilakukan tindakan dalam waktu 6 jam
4. Koagulopati yang tidak dapat dikoreksi
setelah timbulnya gejala
5. Peningkatan tekanan darah (>180/110 mmHg)
4. Penyebab okluasi berasal dari arteri karotis
yang tidak dapat dikoreksi.
interna atau arteri serebri media proksimal
(M1)
5. Usia > 18 tahun
TATALAKSANA
FAKTOR RISIKO

Terapi Nutrisi Berhenti Merokok


Keadaan akut:
Kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari

Aktivitas FIsik Berhenti Konsumsi Alkohol


aktivitas aerobik intensitas sedang
minimal 10 menit 4x seminggu

intensitas tinggi minimal 20 menit 2x


seminggu
TATALAKSANA
FAKTOR RISIKO

HIPERTENSI HIPERLIPIDEMIA DM TIPE 2


Diturunkan apabila TDS >220 dan
TDD >120 dengan diturunkan 15% Riwayat CAD tidak diketahui, Target HbA1c < 7%
dalam 24 jam pertama. Target TDS sumber emboli (-), LDL > 100
<185 dan TDD <110 mg/dL  Indikasi Atorvastatin GDS : 100-200 gr%
80 mg/hari
Anti HT : labetalol, nikardipin, atau Terapi lini pertama :
diltiazem intravena. metformin + optimalisasi
gaya hidup
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai