LAPORAN KASUS
BELL’S PALSY
Oleh:
ALAMUL HUDA
FAB 118 107
Pembimbing:
dr. HYGEA TALITA PATRISIA TOEMON, Sp. S.
PENDAHULUAN
Bell’s palsy (BP) :
• paresis nervus fasialis perifer
• bersifat akut
• penyebabnya tidak diketahui pasti (idiopatik)
• Apabila faktor penyebab jelas maka disebut paralisis
fasialis perifer dan bukan bell’s palsy
Identitas pasien
LAPORAN Nama
Umur
: Tn. G
: 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
KASUS Alamat : Jl. Badak XII No. 26
Pekerjaan : Swasta
Agama : Katholik
Tanggal Pemeriksaan: 18 Juli 2019
Keluhan utama :
Mulut mencong ke kanan sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Sosial :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kebiasaan pasien
setiap hari adalah pergi ke pasar jam 5 pagi dan jarang
menggunakan helm. Pasien sering tidur di lantai dan
menggunakan kipas angin karena cuaca sangat panas.
Pasien adalah pengguna jaminankesehatan JKBM.
5
Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis Pemeriksaan Fisik
GCS : E4V5M6
Tanda vital : TD 130/90 mmHg; N
64x/m; R 20x/m; S 36.3°C
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemia -/-, ikt-/-
THT : dalam batas normal; wajah tidak ditemukan vesikel
pada daerah sekitar telinga dan tidak terdapat
pembengkakan atau massa pada kelenjer parotis
Thorax : Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal.
6
Status Neurologi
Kepala
Bentuk : mesosefal
Simetri : (+)
Nyeri tekan : (-)
Pulsasi : (-)
Leher
Sikap : tegak
Pergerakan : bebas ke segala arah
Kaku kuduk : (-)
Saraf otak
7
8
9
Extremitas
A. Superior
Inspeksi
Atrofi otot : ( - )
Pseudohypertrofi: ( - )
Palpasi
Nyeri :(-)
kontraktur : ( - )
konsistensi : lembek
Perkusi
normal : normal
reaksi myotonik : ( - )
10
Motorik
Kekuatan otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan
minimal (75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt
menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot (10%),
0 = tidak ada gerak sama sekali (0%).
• Tonus otot
- tonus otot lengan (N) (N)
- hypotoni (-) (-)
- Spastik (-) (-)
- rigid (-) (-)
- rebound Phenomen tidak dilakukan
• Refleks fisiologis
- B P R (+) (+)
- T P R (+) (+)
• Refleks Patologis
- Hoffman (-) (-)
- tromner (-) (-)
12
SENSIBILITAS
Eksteroseptik : tidak dilakukan
Propioseptik : tidak dilakukan
Enteroseptik : tidak dilakukan
Rasa kombinasi : tidak dilakukan
B. Inferior
inspeksi : normal
palpasi : normal
perkusi : normal
13
Motorik
Kekuatan otot
( N.B : 5 = normal (100%) , 4 = dpt melawan tahanan
minimal (75 %), 3= dpt melawan gravitasi (50%), 2= dpt
menggerakan sendi (25%), 1 = msh ada kontraksi otot
(10%), 0 = tidak ada gerak sama sekali (0%).
SENSIBILITAS
Eksteroseptik : tdk dilakukan
Propioseptik : tdk dilakukan
Enteroseptik : tdk dilakukan
Rasa kombinasi : tdk dilakukan
16
Koordinasi
Jari tangan-jari tangan : (+)
Jari tangan-hidung : (+)
Ibu jari kaki-tangan : tdk dilakukan
Tumit-lutut : tdk dilakukan
Pronasi-supinasi : tdk dilakukan
Tapping dgn jari-jari tangan : tdk dilakukan
Tapping dgn jari-jari kaki : tdk dilakukan
Terapi
• Methylprednisolone 3x4 mg
• Mecobalamin 3x 1 tab
• Fisioterapi
Prognosis
Ad vitam : dubius ad bonam
Ad fungsional : dubius ad bonam
18
TINJAUAN PUSTAKA
19
Teori
iskemik
vaskuler
Teori
infeksi
virus
Teori Teori
herediter imunologi
21
Gambaran Klinis • timbul secara mendadak
• penderita menyadari
adanya kelumpuhan pada
salah satu sisi wajahnya
pada waktu bangun pagi,
bercermin atau saat sikat
gigi/berkumur
• Bell’s palsy hampir selalu
unilateral.
• Pada sisi wajah yang
terkena, ekspresi akan
menghilang sehingga
lipatan nasolabialis akan
menghilang
• kedipan mata berkurang
22
Diagnosis Diagnosa Banding
Otitis Media
Herpes Zoster
Supurativa dan
PEMERIKSAA Otikus
ANAMNESIS
N FISIK
Mastoiditis
Sindroma
Guillain – Barre
Trauma kapitis
dan Miastenia
Gravis
PEMERIKSAA
PEMERIKSAA
N
N NEUROLOGI
PENUNJANG
Tumor
Leukimia
Intrakranialis
23
Istirahat
terutama pada
keadaan akut
Kortikosteroid :
• steroid sangat efektif dan harus digunakan
untuk meningkatkan kemungkinan
pemulihan kembali fungsi nervus fasialis.
• Dosis : 60 mg/hari selama 5 hari lalu
dilakukan penurunan dosis dalam waktu 5
hari berikutnya yaitu diturunkan 10 mg/hari
Terapi Medikamentosa
Antiviral :
• Dosis Acyclovir diberikan 400 mg 5 kali
sehari selama 10 hari atau Valaciclovir 500
mg 2 kali sehari selama 5 hari
• Bell’s palsy awitan awal antiviral yang
dikombinasikan dengan steroid tidak
meningkatkan probabilitas pemulihan
kembali nervus fasilalis >7%
Fisioterapi
Operasi
24
Komplikasi Prognosis
PEMBAHASAN
26
TERIMA KASIH
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Ropper AH, Brown RH. Bell’s Palsy Disease Of The Cranial Nerve. Adams and
Victor’s Principles of Neurology.8th ed. New York : McGraw Hill,2005.p.1181-4.
2. Taylor DC, Zachariah, S., Khoromi, S. Bell’s Palsy. in: Benbadis SR, editor. Available
at: http://emedicine.medscape.com/article/1146903. Accessed on: March 16 th, 2016
3. Bell’s palsy. Available at: http://www.nhs.uk/Conditions/Bells-
palsy/Pages/Symptoms.aspx. Accessed on: March 16 th, 2016
4. Greco A, Gallo A, Fusconi M, Marinelli C, Macri GF, de Vincentiis M. Bell's palsy and
autoimmunity. Elsevier: Autoimmunity Reviews 2012:12:323–328.
5. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2008.p.59-68.
6. Mardjono M. Sidharta P. Nervus Fasialis dan Patologinya. Neurologi Klinis Dasar, 5 th
ed. Jakarta : PT Dian Rakyat, 2005.p.159-63.
7. Baehr M, Frotscher. Facial Nerve and Nervus Intermedius. M. Duus’ Topical
Diagnosis in Neurology. Stuttgart: Thieme, 2005.p.167-74.
8. Baugh RF, Basura GJ, Ishii LE, Schwartz SR, Drumheller CM, Burkholder R, et al.
Clinical Practice Guideline: Bell’s Palsy. SAGE: American Academy of
Otolaryngology—Head and Neck Surgery Foundation 2013:149:1-27.