Anda di halaman 1dari 4

Batas lateral : membran timpani

Batas medial : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal,


kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap bundar, promontorium.
Batas atas : tegmen timpani
Batas bawah : bulbus jugularis ( V.jugularis )
Batas anterior : tuba eustachius
Batas posterior : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
2.1. Anatomi

2.1.1 Membran Timpani

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga.
Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang telinga
luar dari kavum timpani. Ketebalannya rata-rata 0,1 mm. Letak membrana timpani tidak tegak
lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya dari belakang luar kemuka dalam
dan membuat sudut 45o dari dataran sagital dan horizontal. Terdiri dari pars flaksid yang
merupakan bagian atas. Bagian bawah disebut dengan pars tensa. Bayangan penonjolan bagian
bawah maleus pada membran timpani disebut umbo. Dari umbo bermuara suatu reflex cahaya
( cone of light ), kearah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk
yang kanan.[2]

Membran timpani secara anatomi dibagi menjadi :

1. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Shrapnell). Pars flaksida hanya berlapis dua,
yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel
kubus bersili, seperti epitel mukosa saluran napas.[2]
2. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat
kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler
pada bagian dalam.[2]

2.1.2 Kavum Timpani

Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya bikonkaf.
Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum
timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian atap, lantai, lateral, medial, anterior dan posterior.

Batas lateral : membran timpani

Batas medial : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal,


kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap bundar, promontorium.

Batas atas : tegmen timpani


Batas bawah : bulbus jugularis ( V.jugularis )

Batas anterior : tuba eustachius

Batas posterior : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis

Kavum timpani terdiri dari : .[1,4,6,7,8]

1. Tulang-tulang pendengaran ( maleus, inkus, stapes).

2. Dua otot yaitu otot tensor timpani ( muskulus tensor timpani) dan otot stapedius ( muskulus
stapedius)

3. Saraf korda timpani yaitu merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari
analikulus posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. Korda timpani juga
mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang berhubungan dengan kelenjar ludah
sublingual dan submandibula melalui ganglion ubmandibular. Korda timpani memberikan
serabut perasa pada 2/3 depan lidah bagian anterior.

4. Saraf pleksus timpanikus yang berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan
dengan nervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotis
interna.

2.1.3. Saraf Fasial

Meninggalkan fosa kranii posterior dan memasuki tulang temporal melalui meatus
akustikus internus bersamaan dengan N. VIII. Saraf fasial terutama terdiri dari dua komponen
yang berbeda, yaitu :[4]

1. Saraf motorik untuk otot-otot yang berasal dari lengkung brankial kedua (faringeal) yaitu otot
ekspresi wajah, stilohioid, posterior belly m. digastrik dan m. stapedius.

2. Saraf intermedius yang terdiri dari saraf sensori dan sekretomotor parasimpatetis
preganglionik yang menuju ke semua glandula wajah kecuali parotis.

2.1.4. Prosesus Mastoideus


Pada prosesus mastoideus terdapat rongga mastoid yang berbentuk seperti bersisi tiga
dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial
adalah dinding lateral fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada
daerah ini.[2]

Pneumatisasi prosesus mastoideus ini dapat dibagi atas :

1. Prosesus Mastoideus Kompakta ( sklerotik), dimana tidak ditemui sel-sel.

2. Prosesus Mastoideus Spongiosa, dimana terdapat sel-sel kecil saja.

3. Prosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang luas, dimana sel-sel disini besar.[2]

2.1.5. Tuba Eustachius

Tuba eustachius disebut juga Tuba auditory atau Tuba faringotimpani. Merupakan saluran
yang menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring. Tuba ini berfungsi untuk ventilasi,
menjaga agar tekanan udara telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar. Berfungsi
juga untuk drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah.
Bentuknya seperti huruf S. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah,
depan dan medial dari telinga tengah dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.

Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu :[2]

1. Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).

2. Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).

Sedangkan, otot yang berhubungan dengan tuba eustachius yaitu :

1. M. tensor veli palatini

2. M. elevator veli palatini

3. M. tensor timpani

4. M. Salpingofaringeus

Anda mungkin juga menyukai