Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

SEORANG PEREMPUAN DENGAN ISCHIALGIA

Disusun oleh:

Dewi Intisari
01.210.6123

Pembimbing :
dr. Hendro Wibowo, Sp. S.

ILMU PENYAKIT SARAF RSUD RAA SOEWONDO PATI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG 2014

A. IDENTITAS
1. Nama : Ny. Suharyani
2. Umur : 63 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. No CM : 037860
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Status : Menikah
9. Tanggal Masuk : 20 Oktober 2014
10. Masuk Jam : 11.30 WIB
11. Ruang : Poli Saraf

B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 20 Oktober 2014 jam 11.30
WIB
1. Keluhan Utama : nyeri di daerah bokong kiri yang menjalar ke tungkai kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Lokasi : Daerah bokong kiri yang menjalar ke paha dan tungkai kiri
 Onset : Satu bulan yang lalu
 Kronologis : Pasien mengeluh sejak 1 bulan yang lalu sering merasa pegel
dan nyeri di daerah bokong kiri. Nyeri juga dirasakan sampai ke bagian paha dan
tungkai kiri. Keluhan hilang timbul sewaktu-waktu. Keluhan biasanya dirasakan
pada saat berjalan. Pasien menjadi kesulitan saat berjalan, kesulitan saat berdiri,
tidak bisa melangkah dengan cepat dan setiap melangkah terasa sakit. Pasien
tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan bebas. Pasien belum
mengkonsumsi obat untuk menghilangkan keluhan.
 Kualitas : Nyeri dan pegel dirasakan pada bokong kiri dan menjalar ke bagian
paha dan tungkai bagian kiri mengakibatkan pasien kesulitan untuk berjalan
sehingga jalannya sangat lambat, serta kesulitan untuk berdiri.
 Kuantitas : Keluhan hilang timbul sewaktu-waktu. Keluhan biasanya dirasakan
pada saat berjalan.
 Faktor yang memperberat : Pada saat pasien berjalan keluhan dirasakan
semakin berat
 Faktor yang memperingan : Bila pasien beristirahat keluhan berkurang
 Gejala lain : -

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Sekitar 3 bulan yang lalu pasien juga mengalami keluhan serupa yaitu nyeri di bagian
bokong kanan yang menjalar ke paha sampai tungkai kanan. Pasien sudah berobat ke
poli saraf, minum obat teratur, keluhan mulai berkurang dan hilang.
- Riwayat Hipertensi : diakui
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : diakui
- Riwayat Stroke : disangkal
- Riwayat Kejang : disangkal
- Riwayat penyakit maag : disangkal
- Riwayat alergi obat : disangkal
- Riwayat trauma kepala : disangkal

3. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
- Riwayat Stroke : disangkal
- Riwayat Kejang : disangkal
4. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah ibu rumah tangga dan biaya pengobatan di rumah sakit menggunakan
BPJS PBI.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis GCS 15 E4M6V5
Vital Sign :
 T : 170/100 mmHg
 N : 72 x/’
 RR : 22 x/’
 t : 36,5oC
b. Status Internus
 Kepala : Mesocephale
 Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Leher :
o Sikap : Simetris
o Pergerakan : Normal
o Kaku kuduk : (-)
 Dada : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
 Paru : tidak dilakukan
 Jantung : tidak dilakukan
 Abdomen : tidak dilakukan
 Extremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
c. Status Psikikus
o Cara berpikir : Realistis
o Perasaan hati : Euthyme
o Tingkah laku : Normoaktif
o Ingatan : Baik
d. Status Neurologikus
1. N.I ( OLFAKTORIUS) : Normal

2. N II ( OPTIKUS)
 tajam penglihatan : tidak dilakukan
 lapang penglihatan : tidak dilakukan
 melihat warna : normal
 funduskopi : tidak dilakukan

3. N III ( OKULOMOTORIUS ), N IV (TROKLEARIS ), N VI (ABDUCENS )


Dx Sx
PERGERAKAN BOLA N N
MATA
NISTAGMUS - -
EKSOFTALMUS - -
PUPIL bulat,isokor,ø 3mm bulat,isokor,ø 3mm
REFLEK + +
KONVERGENSI
STRABISMUS - -
MELIHAT KEMBAR - -

4. N V ( TRIGEMINUS )
Sensibilitas taktil dan nyeri muka : bisa, simetris
Membuka mulut : bisa, simetris
Meringis : bisa, simetris
Menggigit : bisa, simetris
Reflek kornea : tidak dilakukan

5. N VII (FACIALIS)
Dx Sx
MENGERUTKAN DAHI + +
MENUTUP MATA + +
LIPATAN NASOLABIAL + +
MENGGEMBUNGKAN + +
PIPI
MEMPERLIHATKAN + +
GIGI
MENCUCUKAN BIBIR + +
PENGECAPAN 2/3 tidak dilakukan tidak dilakukan
ANTERIOR LIDAH

6. N VIII (VESTIBULOCOCHLEARIS)
Dx Sx
JENTIK JARI + +
DETIK ARLOJI + +
SUARA BERBISIK tidak dilakukan tidak dilakukan
TES WEBER tidak dilakukan tidak dilakukan
TES RINNE tidak dilakukan tidak dilakukan
TES SCHWABACH tidak dilakukan tidak dilakukan

7. N IX (GLOSSOPHARINGEUS)
Pengecapan 1/3 posterior lidah : tidak dilakukan
Sensibilitas faring : tidak dilakukan
Suara sengau :-

8. N X ( VAGUS )
Arkus faring : simetris
Berbicara : normal
Menelan : normal
Nadi : nomal

9. N XI (ACCESORIUS )
Mengangkat bahu : simetris (+/+)
Memalingkan kepala : simetris (+/+)
10. N XII ( HYPLOGOSSUS )
Pergerakan lidah : normal
Tremor lidah : (-)
Artikulasi : normal
Lidah : simetris (tidak ada deviasi)

e. Badan dan Anggota Gerak


1. BADAN
MOTORIK
 Respirasi : normal
 Duduk : normal
SENSIBILITAS
 Taktil : normal
 Nyeri : normal
 Thermi : tidak dilakukan
 Diskriminasi 2 titik : normal
 Lokasi : normal
REFLEK
 Reflek kulit perut : tidak dilakukan
 Reflek kremaster : tidak dilakukan

2. ANGGOTA GERAK ATAS


MOTORIK
Motorik Dx Sx
Pergerakan Bebas Bebas
Kekuatan 5 5
Tonus Normotonus Normotonus
Klonus - -
Trofi Eutrofi Eutrofi
SENSIBILITAS
Dx Sx
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Thermi tidak dilakukan tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik Normal Normal
Lokasi Normal Normal

REFLEK
Dx Sx
Biceps +N +N
Triceps +N +N
Radius +N +N
Ulna +N +N
Hoffman - -
Trommer - -

3. ANGGOTA GERAK BAWAH


MOTORIK
Motorik Dx Sx
Pergerakan Bebas Bebas Terbatas
Kekuatan 5 5
Tonus Normotonus Normotonus
Klonus - -
Trofi Eutrofi Eutrofi

SENSIBILITAS
Dx Sx
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Thermi tidak dilakukan tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik Normal Normal
Lokasi Normal Normal
REFLEK
Dx Sx
Patella +N +N
Achilles +N +N
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
Bing - -
Rossolimo - -
Mendel-Bechtrew - -
Laseque Test <700 <700
O’connell Test - +
Patrick Test - +
Kontra Patrick Test - +
Kernig Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Valsava test - -
Bragard test - -
Nafzziger test - -

f. Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan


 Cara berjalan : pelan, bertumpu pada kaki kanan
 Tes Romberg : normal
 Disdiadokhokinesis : tidak dilakukan
 Ataksia : tidak dilakukan
 Rebound phenomenon : tidak dilakukan
 Dismetria : tidak dilakukan

g. Gerakan Abnormal
 Tremor : -
 Atetosis : -
h. Alat Vegetatif
 Miksi :+
 Defekasi : +
i. Posisi tegak : normal
j. Nyeri ketok : -

D. RESUME
Pasien mengaku sejak 1 bulan yang lalu sering merasa pegel dan nyeri di daerah bokong
kiri. Nyeri juga dirasakan sampai ke bagian paha dan tungkai kiri. Keluhan hilang timbul
sewaktu-waktu. Keluhan biasanya dirasakan pada saat berjalan. Pasien menjadi kesulitan
saat berjalan, kesulitan saat berdiri, tidak bisa melangkah dengan cepat dan setiap
melangkah terasa sakit. Pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan bebas.
Pasien belum mengkonsumsi obat untuk menghilangkan keluhan.

E. DIAGNOSA
D/ Klinis : Ischialgia sinistra
D/ Topis : lesi di lumbosakral
D/ Etiologis : low back pain

F. SIKAP
1. Medikamentosa :
 Meloxicam 2 x 15 mg
 Codein 3 x 20 mg
 Asam mefenamat 3 x 250 mg
 Amlodipin 1 x 5 mg
2. Non Medikamentosa : Fisioterapi

ASSESMENT : (Diagnosis Kerja)


1. Ischialgia Sinistra
DAFTAR MASALAH

NO PROBLEM AKTIF TGL PROBLEM INAKTIF TGL


1 Ischialgia sinistra 20-10-2014
2 Hipertensi grade II 20-10-2014

G. PROGNOSA
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad vital : dubia ad bonam
Ad fungsional : dubia ad bonam

H. EDUKASI
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita
 Mengurangi kegiatan yang bisa menimbulkan nyeri.
 Hindari naik turun tangga, berlari dan meloncat.
 Istirahat yang cukup.
 Kontrol teratur.
 Fisioterapi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
Ischialgia adalah gejala nyeri yang timbul akibat perangsangan nervus
ischiadicus (Soemarmo Markam : 1982 ).
Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta (1978) mendefinisikan ischialgia
adalah nyeri yang berpangkal pada daerah lumbosakralis yang menjalar ke pantat
dan selanjutnya ke bagian posterolateral tungkai atas, bagian lateral tungkai
bawah, serta bagian lateral kaki.
Menurut atlas Sobotta (1985) nervus ischiadicus terletak antara musculus
piriformis dan musculus obturatorius internus.
Ischialgia yaitu suatu kondisi dimana Saraf Ischiadikus yang mempersarafi
daerah bokong sampai kaki terjepit, dalam kasus itu yang terjepit adalah Saraf
Ischiadikus sebelah kanan atau kiri. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa
penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme,
dan autoimun.
Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya aktivitas
yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikan ischialgia
dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat.
Ischialgia adalah istilah kedokteran untuk merujuk pada keadaan jaringan
yang abnormal pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa
penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme,
dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya
aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikan
ischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat. Kekerapannya diderita hanya
dapat di tandingi oleh flu. Sisi baiknya, ischialgia sesungguhnya dapat dicegah.
Seandainya pencegahan juga kurang berhasil, terapi atau latihan sederhana di
rumah dan mekanisme tubuh yang baik akan memperbaiki dan mempertahankan
fungsinya dalam waktu beberapa minggu. Operasi merupakan tindakan yang
jarang dilakukan. Wanita memiliki angka prevalensi yang lebih tinggi terkena
ischialgia dibandingkan dengan pria. Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki
aktivitas yang monoton dengan posisi yang statis, misalnya saja pada penggunaan
sepatu dengan hak tinggi atau pada pedagang dengan kebiasaaan menggendong
(Kuntono, 2000).

2. Etiologi
Penyebab ischialgia dapat dibagi dalam :
a. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus pulposus
(HNP).
b. Ischialgia mekanik terbagi atas :
- Spondiloarthrosis defermans.
- Spondilolistetik.
- Tumor caud.
- Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.
- Fraktur corpus lumbosakral.
- Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga
panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.
c. Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:
- Radikulitis tuberkulosa
- Radikulitas luetika
- Adhesi dalam ruang subarachnoidal
- Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus
- Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.

Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain:
kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang
atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).
Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara
seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan radiologi/
Rontgen pada tulang belakang.

3. Jenis ischialgia
Menurut Sidharta (1984) Ischialgia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis.
Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus terperangkap
dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya.
Jaringan dan bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus terperangkap, antara
lain :
1) Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma
reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii,
2) Garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus
lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses
radang (sakrolitis),
3) Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris,
4) Bursitis m. piriformis
5) Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii
6) Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui
dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak.
Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan langsung pada sendi
panggul, trochanter mayor, tuber ischii dan spina ischiadika. Sedangkan
nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes Patrick dan tes
Gaenslen.
b. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis dan radikulopati.
Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke
dalam kanalis vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau
karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.
Pada kasus ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai dari daerah
lumbosakral menjalar menurut perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada
n. peroneus communis dan n. tibialis.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia
radikulopati, antara lain :
1) Nyeri punggung bawah (low back pain),
2) Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk,
bersin dan mengejan,
3) Faktor trauma,
4) Lordosis lumbosakral mendatar,
5) Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral,
6) Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1,
7) Tes laseque selalu positif,
c. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer.
Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (non-
steroid anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer
adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan
sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura ishiadika
dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n.
peroneus communis dan n. tibialis.
Neuritis ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak
berhubungan dengan nyeri punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering
berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit
kerongkongan dan nyeri pada persendian. Neuritis ischiadikus dapat diketahui
dengan adanya nyeri tekan positif pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan
m. peroneus longus.
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik
dimana nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.

4. Tanda dan gejala


Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak.
Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki
tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan
dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
 Nyeri punggung bawah
 Nyeri daerah bokong
 Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
 Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian
saraf mana yang terjepit.
 Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan,
terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
 Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
 Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota
badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot
tungkai bawah tersebut.
 Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
 Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon
patella (KPR) dan Achilles (APR).
 Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi
dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang
memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi
permanen.
 Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat

5. Teknik anamnesa
Yang harus diperhatiakan dalam anamnesa antara lain:
1) Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat, menekan,
dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan
faktor yang memperberat rasa nyeri
2) Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid seperti
batuk, bersin dan mengedan memprivakasi terasanya ischialgia diskogenik
3) Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma atau
infeksi
6. Patofisiologi
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-
S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan
menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus peroneus dan nervus
tibialis harus di curigai sebagai manifestasi ischiadicus primer atau entrapment
neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosacralis atau daerah
paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang
ikut menyusun nervus ischiadicus. Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului
dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan
nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor
pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi,
kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat
persaingan hidup semakin ketat atau stress.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai
perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa
sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang
dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan
terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik
dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi
dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di
tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena
patologic di sekitarnya.
Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus
iskhiadikus terkena proses peradangan. Diagnosa neuritis iskhiadikus primer
ditetapkan apabila terdapat nyeri tekan pada otot tibialis anterior dan peroneus
longus. Timbul nyerinya akut dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung
bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan
oleh problem diskogenik. Biasanya juga dapat dijumpai pada kondisi skoliosis
sehingga terjadi penekanan pada nervus iskhiadikus di segmen L4-S3.
Nyeri neuropatik terhadap sistem saraf tepi bisa juga dikarenakan injury
pada daerah segmen L4-S3 yang kemudian terjadi inflamasi yang menyebabkan
oedem, sehingga menekan saraf iskhiadikus. Selain itu serabut saraf akan
terganggu oleh karena kerusakan sistem vaskuler. Kompresi atau iritasi juga
menyebabkan nyeri inflamasi yang kemudian diikuti oleh penekanan akson dan
berakibat munculnya nyeri neuropatik (Meliala, 2008).

7. Pemeriksaan diagnostic
 Foto rontgen lumbosakral
 Elektromielografi
 Myelografi
 CT scan
 MRI

8. Penatalaksanaan
a. Rehabilitasi Medik
 Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
 Program Rehabilitasi Medik.
 Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas
dimana dengan obat – obatan dan Program Rehabilitasi Medik tidak
membantu.
 Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,
Exercise, dsb.
 Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
 Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.

b. Perawatan
 Hindari banyak membungkukkan badan.
 Hindari sering mengangkat barang-barang berat.
 Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
 Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
 Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak
membungkuk.
 Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus,
tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.
 Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot
punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai