Anda di halaman 1dari 106

Case Report Session

Diagnosis dan Tatalaksana pada Nyeri Ischialgia

Nureliza 13-028
M. Ilham Fat-thur Rahman 13-033
Elza Efmy 13-035

Preseptor :
dr. Reno Sari Caniago Sp.S, M.Biomed
Pendahuluan

Latar Belakang
Ischialgia adalah nyeri pada daerah
tertentu sepanjang tungkai yang merupakan
manifestasi rangsangan saraf sensoris perifer
dari nervus ischiadikus.
Puncak insidensi nyeri punggung bawah
atau Ischialgia adalah pada usia 45 - 60 tahun.
Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung
bawah dapat mengganggu aktivitas sehari
hari pada 40% penderita, dan gangguan tidur
pada 20% penderita .

3
Tujuan Penulisan
Melengkapi syarat tugas stase NEUROLOGI.
Melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik
Senior ( KKS ) di Rumah Sakit Umum Daerah
( RSUD ) Solok.
Ischialgia
Definisi Ischialgia

Ischialgia adalah nyeri pada


daerah tertentu sepanjang
tungkai yang merupakan
manifestasi rangsangan saraf
sensoris perifer dari nervus
iskhiadikus.
Anatomi Nervus Ischiadicus
Perjalaran Nyeri Ischialgia
Lokasi Nyeri Ischialgia
Patofisiologi Nyeri Ischialgia
Mekanisme Nyeri
Persepsi

Pain

Modulasi
Descending
modulation Dorsal Horn Transmisi
Ascending Dorsal root
input ganglion

Transduksi
Spinothalamic Peripheral
tract nerve

Trauma
Peripheral
nociceptors

Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049.
Klasifikasi Ischialgia
1. Ischialgia sebagai perwujudan neuritis
ickhiadikus primer
Terjadi ketika nervus ischiadikus terkena
proses radang.
2. Ischialgia sebagai perwujudan radikulopati
Terdapat tiga faktor utama penyebab
terjadinya radikulopati, yaitu proses
kompresif, proses inflamasi, dan proses
degeneratif
3. Ischialgia sebagai perwujudan entrapment
neuritis (compresion nerve)
Akibat dari jebakan oleh tumor, nukleus
pulposus yang menonjol ke dalam kanalis
vertebralis
Pada pleksus lumbosakral dapat
diinfiltrasi oleh sel-sel karsinoma ovarii,
karsinoma uteri atau sarkoma
retroperineal.
Di foramen infra piriformis nervus
iskhiadikus dapat terjebak oleh bursitis
otot piriformis.
Etiologi Ischialgia
1. Diskogenik: Hernia Nukleus Pulposus
(HNP)
2. Mekanik:
Spondiloarthrosis
Tumor cauda equina
Metastasis carsinoma di corpus
vertebrae lumbosakral
Fraktur corpus lumbosakral
Fraktur pelvis, radang atau neoplasma
pada alat- alat dalam rongga panggul
sehingga menimbulkan tekanan pada
pleksus lumbosakralis
3. Ischailgia non mekanik (medik) terbagi
atas:
Radikulitis tuberkulosa
Neuropati rematik, diabetik dan
neuropati lainnya.
Gejala Klinis Ischialgia
Nyeri punggung bawah / Nyeri daerah
bokong
Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa
kesetrum, yang di rasakan daerah bokong
menjalar ke daerah paha, betis bahkan
sampai kaki, tergantung bagian saraf mana
yang terjepit.
Rasa nyeri sering di timbulkan setelah
melakukan aktifitas yang berlebihan,
terutama banyak membungkukkan badan
atau banyak berdiri dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena
mengangkat barang yang berat.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan
mengakibatkan kelemahan anggota badan
bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan
mengecilnya otot-otot tungkai bawah
tersebut.
Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa
baal.
Pada kasus berat dapat timbul kelemahan
otot dan hilangnya refleks tendon patella
(KPR) dan Achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina
dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan
fungsi seksual. Keadaan ini merupakan
kegawatan neurologis yang memerlukan
tindakan pembedahan untuk mencegah
kerusakan fungsi permanen.
Nyeri bertambah dengan batuk, bersin,
mengangkat.
Pemeriksaan Fisik
Hiperekstensi pinggang kemudian punggung
diputar kejurusan tungkai yang sakit, pada
tungkai ini timbul nyeri.
Tes Lasegue
Tes Patrick
Tes Kontra Patrick
Pengukuran intensitas nyeri menggunakan
Visual Analog Scale (VAS):
Metode ini paling sering digunakan
untuk mengukur intensitas nyeri. Metode ini
menggunakan garis sepanjang 10 cm yang
menggambarkan keadaan tidak nyeri sampai
nyeri yang sangat hebat.
Pengukuran Intensitas Nyeri (VAS)
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen lumbosakral AP,Lateral
Elektromielografi
Myelografi
CT scan
MRI
Penatalaksanaan Nyeri Ischialgia
Obat obatan :analgetik, NSAID, muscle
relaxan, dsb.
Tiga langkah tangga analgesik menurut WHO
untuk pengobatan nyeri, antara lain:
Langkah 1:
Untuk nyeri ringan sampai sedang
sebaiknya dimulai dengan obat analgesik
non opioid dan tingkatkan dosisnya. Jika
dibutuhkan dapat ditingkatkan sampai
dosis maksimum yang direkomendasikan.
Dapat digunakan obat adjuvan seperti
antidepresan atau antikonvulsi jika
dibutuhkan.
Jika pasien dengan nyeri sedang atau berat
maka dapat dlewati langkah 1.
Langkah 2:
Apabila masih tetap nyeri, maka dapat
naik ke tangga atau langkah kedua,
yaitu ditambahkan obat opioid lemah,
misalnya kodein.
Tambahkan atau lanjutkan obat
adjuvan, jika tepat.
Langkah 3:
Apabila ternyata masih belum reda
atau menetap, maka sebagai langkah
terakhir, disarankan untuk
menggunakan opioid kuat yaitu morfin.
Tambahkan atau lanjutkan obat
adjuvan, jika tepat.
Pada dasarnya, prinsip Three Step
Analgesic Ladder dapat diterapkan untuk
nyeri kronik maupun nyeri akut, yaitu:
1.Pada nyeri kronik mengikuti langkah
tangga ke atas 1-2-3.
2.Pada nyeri akut, sebaliknya, mengikuti
langkah tangga ke bawah 3-2-1.
Pemakaian medikamentosa:
a. Analgetika non-opioid :
NSAID
Acetaminophen
b. Analgetika opioid :
Mu opioid agonist (morphine-like
agonist)
Agonist-antagonist opioid
c. Analgetika adjuvan :
Antiepileptic drug
Trcyclic antidepresant
Local anesthetic
Program Rehabilitasi Medik.
Operasi : di lakukan pada kasus yang
berat/sangat mengganggu aktifitas
dimana dengan obat obatan dan
Program Rehabilitasi Medik tidak
membantu.
Program Rehabilitasi Medik bagi
penderita adalah:
Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi,
Traksilumbal, Terapimanipulasi, Exercise,
dsb.
Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body
mechanic, dsb.
OrtotikProstetik: Pemberian korsetl umbal,
alat bantu jalan, dsb.
Advis:
- Hindari banyak membungkukkan badan.
- Hindari sering mengangkat barang-
barang berat.
- Segera istirahat jika telah merasakan nyeri
saat berdiri atau berjalan.
- Saat duduk lama diusahakan kaki disila
bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu
kedua kaki.
- Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk
memperkuat otot-otot punggung sehingga
mampu menyanggah tulang belakang secara
baik dan maksimal
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah
tangga
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal masuk : 07 Juli 2017
Tanggal pemeriksaan : 10 Juli 2017
II. ANAMNESA
Autoanamnesa tanggal 10 Juli 2017,
pukul 06.00 WIB

Keluhan Utama
Nyeri pinggang kanan menjalar ke
tungkai kanan sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pinggang kanan menjalar ke
tungkai kanan sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya pasien turun dari motor,
kemudian berjalan ke dalam rumah dan
duduk. Saat pasien hendak berdiri untuk
berwudhu, pinggang terasa sakit sekali,
hingga pasien tidak bisa berdiri dan berjalan.
Pasien bisa berjalan dengan dipapah dan
merasa sangat kesakitan.
Pasien juga mengeluh adanya sakit
kepala berdenyut, keluhan ini bertambah bila
pasien berdiri dan berjalan, keluhan
berkurang bila dibawa istirahat. Mual dan
muntah disangkal, BAB dan BAK dalam batas
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit pinggul sejak 1 tahun yang
lalu, tetapi pasien masih dapat
beraktifitas seperti biasa dan tidak
mengkonsumsi obat.
Riwayat sering terjatuh di sawah ketika
muda
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat stroke disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit ginjal disangkal dalam
keluarga disangkal
Riwayat hipertensi dalam keluarga
disangkal
Riwayat diabetes melitus dalam keluarga
disangkal
Riwayat stroke dalam keluarga disangkal
Riwayat Pribadi Dan Sosial
Seorang wanita usia 57 tahun bekerja
sebagai ibu rumah tangga, telah menikah dan
memiliki 4 orang anak. Pasien mengerjakan
pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci
dan memasak sendiri tanpa bantuan mesin
ataupun asisten rumah tangga. Pasien
mengaku bahwa pasien suka minum kopi
sebanyak setengah gelas dalam sehari, pasien
tidak merokok dan tidak minum alkohol.
III. PEMERIKSAAN FISIK :
1. Status Internus
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis cooperatif
Tanda vital
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Nadi : 64 kali/ menit, regular
Nafas : 20 kali/ menit
Suhu : 36,1 C
Tinggi badan : 59 kg
Berat badan : 143 cm
IMT :28,9 (overweight)
VAS :8
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik

Kelenjar getah bening :


Leher : tidak ada pembesaran KGB
Aksilla : tidak ada pembesaran KGB
Inguinal : tidak dilakukan
Torak :
Paru
Inspeksi : gerakan dinding dada
simetris kiri dan kanan statis
dan dinamis
Palpasi : fremitus taktil kiri dan kanan
sama
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler di kedua lapang
paru, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 2 jari
media linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : irama murni, reguler, bising
(-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak membuncit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, hepar
dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani seluruh lapangan
perut
Auskultasi : bising usus (+) normal
2. Status Neurologi
GCS : E4M6V5 = 15

Tanda Rangsang Meningeal


Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Tanda kernig : (-)
Tanda Peningkatan TIK
Pupil : isokor, diameter 3 mm/
3 mm
Reflek cahaya : +/+
Muntah proyektil : tidak ada
- Pemeriksaan Nervus Kranialis
N. I (Olfactorius)

Penciuman Kanan Kiri

Subjektif Normal Normal


Objektif dengan Tidak Tidak
bahan
dilakukan dilakukan
N. II (Optikus)

Penglihatan Kanan Kiri

Tajam Normal Normal


Penglihatan
Lapang pandang Sama dengan pemeriksa

Melihat Warna Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan


N. III (Occulomotorius)/N.IV (Trochlearis)/N. VI
(Abducens)

KANAN KIRI

Ptosis (-) (-)

Strabismus (-) (-)

Nistagmus (-) (-)

Exopthalmus (-) (-)

Endopthalmus (-) (-)


Kanan Kiri
Gerakan bola
mata:
Lateral (+) (+)

Medial (+) (+)

Atas lateral (+) (+)

Atas medial (+) (+)

Bawah lateral (+) (+)

Bawah medial (+) (+)


KANAN KIRI

Pupil:
Pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Bulat Bulat

Isokor/anisokor Isokor isokor

Posisi ditengah ditengah


KANAN KIRI

Reflek cahaya (+) (+)


langsung

Reflek cahaya tidak (+) (+)


langsung

Reflek akomodasi (+) (+)


N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
Membuka Normal Normal
mulut
Menggerakan Normal Normal
rahang
Menggigit Normal Normal
Mengunyah Normal Normal
Sensorik Kanan Kiri
Divisioptalmika

Reflekkornea + +
Sensibilitas Baik Baik
Divisimaksila Kanan Kiri
Reflek masseter Baik Baik
Sensibilitas Baik Baik
Divisi
mandibular
Sensibilitas Baik Baik
N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Simetris Simetris
Sekresi air mata Normal Normal
Fissura palpebra Simetris Simetris
Menggerakkan Simetris Simetris
dahi
Menutup mata Normal Normal
Mencibir/bersiul Normal Normal
Memperlihatkan Normal Normal
gigi
Sensasi 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Hiperakustik Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. VIII (Vestibulocochlearis)
KANAN KIRI
Mendengarkan (+) (+)
suara gesekan
jari tangan
Mendengar (+) (+)
detik jam arloji
Tes Swabach Tidak dilakukan

Tes Rinne Tidak dilakukan


Tes Weber
Tidak dilakukan
N. IX (Glossopharyngeus)
KANAN KIRI
Daya Tidak dilakukan

pengecapan
1/3 belakang
Reflek muntah Tidak dilakukan
N. X (Vagus)

Kanan Kiri
Arkus faring Simetris Simetris
Uvula Ditengah Ditengah
Menelan Normal Normal
Artikulasi Normal Normal
Suara Normal Normal
Nadi Reguler Reguler
N. XI (Accesorius)

Kanan Kiri
Menoleh ke kanan Normal Normal
Menoleh ke kiri Normal Normal
Mengangkat bahu Normal Normal
ke kanan
Mengangkat bahu Normal Normal
ke kiri
N. XII (Hipoglossus)

Kanan Kiri
Kedudukan lidah Simetris Simetris
dalam
Kedudukan lidah Simetris Simetris
dijulurkan
Tremor - -
Fasikulasi - -
Atrofi Simetris Simetris
Pemeriksaan Koordinasi
Cara Tidak Disatria Tidak
berjalan lakukan lakukan
Romberg Tidak Disfagia Tidak
test dilakukan lakukan
Ataksia Tidak Supinasi- Tidak
lakukan pronasi lakukan
Rebound Tidak Tes jari Tidak
phenomen lakukan hidung lakukan
Tes tumit Tidak Tes hidung Tidak
lutut lakukan jari lakukan
Pemeriksaan Fungsi Motorik
a. Badan Respirasi Normal Normal
Duduk Normal Normal
b. Berdiri Gerakan
& spontan
berjalan
Tremor + +
Atetosis - -
Mioklonik - -
Khorea Tidak Tidak
lakukan lakukan
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Aktif Aktif aktif Aktif
Kekuatan 555 555 555 555
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus
Pemeriksaan Sensibilitas

Sensibilitas taktil Tidak dilakukan


Sensibilitas nyeri Aktif
Sensibilitas termis Tidak dilakukan
Sensibilitas Tidak dilakukan
Sensibilitas kortikal Tidak dilakukan
Streognosis Tidak dilakukan
Pengenalan 2 titik Aktif
Pengenalan rabaan Aktif
System Reflex
Fisiologi Kanan Kiri Kanan Kiri
Kornea + + Biseps ++ ++
Berbamgkis Tidak Tidak Triceps ++ ++
dilakukan dilakukan
Laring Tidak Tidak APR + ++
dilakukan dilakukan
Maseter Tidak Tidak KPR + ++
dilakukan dilakukan
Dinding Tidak Tidak Bulboca Tidak Tidak
perut dilakukan dilakukan vernosus dilakukan dilakukan
Atas Tidak Tidak Cremater Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Tengah Tidak Tidak Sfingter Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Bawah Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Patologis
Lengan Tungkai
Hoffman- Tidak Babinski - -
Tromner dilakukan
Chaddoks - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Klonus paha Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Klonus kaki Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Koordinasi Dan Keseimbangan

Tes romberg Tidak dilakukan

Tes tandem Tidak dilakukan

Tes fukuda Tidak dilakukan

Disdiadokokinesis Tidak dilakukan


Rebound phenomen Tidak dilakukan

Dismetri Tidak dilakukan

Tes tunjuk hidung Tidak dilakukan

Tes tumit lutut Tidak dilakukan


FUNGSI OTONOM
Miksi : normal
Defekasi : normal
Sekresi keringat : normal

FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi : baik
Fungsi memori : baik
Fungsi emosi : baik
Fungsi kognisi : baik
Pemeriksaan Lasseque Dan Patrick

Kanan Kiri

Lasseque + _

Patrikc + _

Kontra patrikc + _
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah rutin : Hb, Ht, leukosit,
trombosit
Hb : 12,9 gr/dl
Ht : 39, 7 %
Leukosit : 8.180 mm3
Trombosit: 281.000 mm3
Pemeriksaan Kimia Klinik :
Ureum : 23 mg/ dl
Creatinin : 0,52 mg/ dl
Urin acid : 5,3 mg/ dl
Foto rontgen lumbosakral AP dan Lateral
Rontgen V.Lumbosakral AP
Rontgen V.Lumbosakral Lateral
Diagnosis
Diagnosis klinik : Iscialgia Bilateral
Diagnosis Topik : Radix Dorsalis
setinggi dermatom vertebrae L4 S1
Diagnosis Etiologi : Trauma mekanik
Diagnosis Sekunder : Hipertensi stage 2
Penatalaksanaan
Terapi Umum:
IVFD RL 12 jam/ kolf
Tirah baring 2-4 hari
Tidur dengan alas keras
Mengurangi berat badan (BB ideal)
Hindari membungkuk
Menghindari mengangkat beban yang
berat
Berenang
Fisioterapi
Pemberian korset lumbal
Terapi Khusus
NSAID : meloxicam 2 x 7,5 mg
Muscle Relaxan : diazepam 3 x 2 mg
Neutropik : mecobalamin 3 x 500
mg
Anti hipertensi : Amlodipin 1 x 5 mg
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad fungtionam : Dubia ad Malam
Quo ad sanationam : Dubia ad Malam
Follow up
Selasa, 11 Juli 2017
S/ - nyeri pinggul kanan menjalar ke kaki kanan
- sakit kepala
- kaki sudah bisa ditekukkan
O/ KU:sakit sedang
Kesadaran :compos mentis
cooperatif
Tekanan darah :190/100 mmHg
Nadi :64 kali/menit
Nafas :16 kali/menit
Suhu :36,9C
VAS :7
Pemeriksaan Lasseque Dan Patrick

Kanan Kiri
Laseque + -
Patrick + -
Kontra Patrick + -
A/ Diagnosa klinis :ischialgia dextra
Diagnosa topik :radix dorsalis
setinggi
vertebrae L4-S1
Diagnosa etiologi :trauma mekanik
Diagnosa sekunder :hipertensi stage 2
Terapi umum
- istirahat
- diet RG II
- fisioterapi
Terapi khusus
-meloxicam 2 x 7,5 mg
-diazepam 3 x 2 mg
-mecobalamin 3 x 500 mg
-amlodipin 1 x 10 mg
-omeprazol 1 x 20 mg
Rabu, 12 juli 2017
S/-nyeri pinggul kanan menjalar ke kaki kanan
O/ KU :sakit sedang
Kesadaran :compos mentis
cooperatif
Tekanan darah :160/100 mmHg
Nadi :82 kali/menit
Nafas :18 kali/menit
Suhu :36,4C
VAS :6
Pemeriksaan Lasseque Dan Patrick

Kanan Kiri
Laseque + -
Patrick + -
Kontra Patrick + -
A/ Diagnosa klinis :ischialgia dextra
Diagnosa topik :radix dorsalis setinggi
vertebrae L4-S1
Diagnosa etiologi :trauma mekanik
Diagnosa sekunder:hipertensi stage 2
Terapi umum
-istirahat 2-4 hari
- diet RG II
- fisioterapi
Terapi khusus
-meloxicam 2 x 7,5 mg
-diazepam 3 x 2 mg
-mecobalamin 3 x 500 mg
-amlodipin 1 x 10 mg
-omeprazol 1 x 20 mg
Kamis, 13 Juli 2017
S/-nyeri pinggul kanan menjalar ke kaki kanan
O/ KU :sakit sedang
Kesadaran :compos mentis
cooperatif
Tekanan darah :180/100 mmHg
Nadi :64 kali/menit
Nafas :19 kali/menit
Suhu :35,8C
VAS :5
Pemeriksaan Lasseque Dan Patrick

Kanan Kiri
Laseque + -
Patrick + -
Kontra Patrick + -
A/ Diagnosa klinis :ischialgia dextra
Diagnosa topik :radix dorsalis setinggi
vertebrae L4-S1
Diagnosa etiologi :trauma mekanik
Diagnosa sekunder:hipertensi stage 2
Terapi umum
- istirahat 2-4 hari
- diet MBRG II
- fisioterapi
Terapi khusus
-meloxicam 2 x 7,5 mg
-mecobalamin 3 x 500 mg
-amlodipin 1 x 10 mg
-omeprazol 1 x 20 mg
-gabapentin 3 x 100 mg
Jumat, 14 Juli 2017
S/ - nyeri pinggul kanan menjalar ke kaki
kanan
O/ KU :sakit sedang
Kesadaran :compos mentis
cooperatif
Tekanan darah :140/100 mmHg
Nadi :80 kali/menit
Nafas :19 kali/menit
Suhu :36C
VAS :3
Pemeriksaan Lasseque Dan Patrick

Kanan Kiri
Laseque + -
Patrick + -
Kontra Patrick + -
A/ Diagnosa klinis :ischialgia dextra
Diagnosa topik :radix dorsalis setinggi
vertebrae L4-S3
Diagnosa etiologi :trauma mekanik
Diagnosa sekunder:hipertensi stage 2
Terapi umum
- istirahat total 10-14 hari
- diet MBRG II
- fisioterapi
Terapi khusus
-meloxicam 2 x 7,5 mg
-diazepam 3 x 2 mg
-mecobalamin 3 x 500 mg
-amlodipin 1 x 10 mg
-omeprazol 1 x 20 mg
ANALISA KASUS

Seorang pasien perempuan berumur 57


tahun yang datang ke RSUD Solok dengan
diagnosa klinis Ischialgia Dextra. Anamnesis
didapatkan nyeri pinggang kanan menjalar ke
tungkai kanan sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya pasien turun dari motor,
kemudian berjalan ke dalam rumah dan
duduk. Riwayat sakit pinggul sejak 1 tahun
yang lalu, tetapi pasien masih dapat
beraktifitas seperti biasa dan pasien mengaku
sering terjatuh di sawah ketika muda.
Saat pasien hendak berdiri untuk berwudhu,
pinggang terasa sakit sekali, hingga pasien
tidak bisa berdiri dan berjalan. Pasien bisa
berjalan dengan dipapah dan merasa sangat
kesakitan.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien
merasakan nyeri dipinggang kanan. Hasil
positif ditemukan pada tes lasseque, tes
patrick dan kontra patrick pada ekstremitas
bawah dextra dengan KPR dan APR melemah.
Pada Ekstremitas bawah dextra juga
didapatkan ROM fleksi, ekstensi dan rotasi
terbatas.
Berdasarkan gejala dan tanda klinis tersebut
pasien ini cenderung didiagnosa sebagai
Ischialgia Dextra yang terjadi pada nervus
Ischiadicus. Untuk memastikan diagnosis
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan darah rutin dan foto polos
lumbosacral serta MRI sebagai standar pasti
untuk penegakkan diagnosis.
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan
istirahat dan pemberian obat-obatan. Istirahat
secara umum atau lokal banyak memberikan
manfaat. Tirah baring pada alas keras
dimaksudkan untuk mencegah
melengkungnya tulang punggung. Pada terapi
medikamentosa: NSAID: meloxicam 2 x 7,5
mg, Muscle Relaxan: diazepam 3 x 2 mg ,
Neutropik: Mecobalamin 3 x 500 mg, Anti
hipertensi: Amlodipin 1 x 10 mg.
PENUTUP
Kesimpulan
Telah dilaporkan seorang pasien
perempuan umur 57 tahun dirawat di bangsal
Neurologi RSUD Solok, tanggal 07 Juli 2017
dengan diagnosa akhir: diagnosa klinis :
ischialgia dextra, diagnosa topik: radix dorsalis
setinggi vertebrae L4-S3, diagnosa etiologis:
trauma mekanik serta diagnosa sekunder:
hipertensi stage 2. Diagnosis ditegakan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

Anda mungkin juga menyukai