Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan
tanggal 31 Mei sebagai hari BEbas Tembakau Sedunia setiap tahun. Laporan WHO tahun
1983 menyebutkan, jumlah perokok meningkat 2,1% per tahun di Negara berkembang,
sedangkan dinegara maju jumlah perokok menurun sekitar 1,1 % per tahunnya.
Di Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah
tangga, 57% memiliki anggota yang merokok yang hampir semuanya merokok didalam
rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir semua orang di
Indonesia ini merupakan perokok pasif. Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah
masyarakat mulai merokok sejak umur 8 tahun atau sejak usia sekolah.
Menkes menegaskan, kita semua sudah memahami benar apa saja bahaya dari
merokok bagi kesehatan, namun memerangi rokok bukan sesuatu hal yang mudah.
Diakui dari pihak kesehatan sendiri belum melakukan upaya optimal dalam memerangi
rokok. Bahkan menurut hasil penelitian lembaga menanggulangi masalah merokok, para
petugas kesehatan dan mahasiswa kedokteran masih belum bisa menjadi contoh atau suri
tauladan yang baik dalam hal perilaku tidak merokok.
Upaya penanggulangan rokok akan lebih baik dilakukan secara komprehensif. Salah
satu strategi yang sering kali terlupakan adalah penyembuhan para perokok dari
kecanduannya. Kecanduan merupakan penyakit, dan akan semakin berbahaya sampai
dengan kematian ketika kecanduan terhadap rokok. Klinik berhenti merokok salah satu
perwujudan strategi tersebut dan sudah banyak digunakan dibeberapa daerah yang juga
menerapkan KBM ini. Salah satunya adalah klinik berhenti merokok di solok, Sumatra
barat
Di puskesmas nan balimo kota solok, Sumatra barat, telah di buka klinik berhenti
merokok (KBM) pada bulan agustus 2015. Berdasarkan data yang didapat, jumlah pasien
dalam 1 bulan adalah 7 orang. Upaya memerangi rokok harus dilaksanakan secara gotong
royong oleh berbagai pihak, karena rokok menjadi urusan banyak pihak.

1
Berdasarkan informasi dari penanggung jawab program KBM, pelaksanaan program
ini belum berjalan dengan lancar karena masih baru dibuka dan masih sedikitnya minat
dari masyarakat untuk berhenti merokok.
Dari data informasi di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
klinik berhenti merokok di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
A. Mengetahui tentang manajemen puskesmas
B. Mengetahui pelayanan umum di puskesmas
C. Mengetahui tentang program – program di puskesmas

2. Tujuan Khusus
A. Mengetahui tentang program atau kegiatan yang dilakukan klinik berhenti
merokok di wilayah kerja puskesmas nan balimo
B. Mengetahui permasalahan dan kendala dalam menjalankan program klinik
berhenti merokok di wilayah kerja puskesmas nan balimo
C. Mengetahui stategi yang dilakukan di klinik berhenti merokok di wilayah
kerja puskesmas nan balimo
D. Mengetahui sasaran klinik berhenti merokok.

1.3 Manfaat
1. Dapat meningkatkan kemampuan dalam managemen program klinik berhenti
merokok.
2. Dapat mengetahui kendala atau permasalahan dalam menjalankan program klinik
berhenti merokok.
3. Dapat menyusun Strategi dalam meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat
untuk berhenti merokok.

2
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini adalah mengenai gambaran
manajemen program klinik berhenti merokok dan rendahnya minat serta kesadaran
masyarakat untuk berhenti merokok.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesahatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah
suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan


masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

4
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan
sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
g. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
2. Penyelengggaran UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif.

5
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan.

2.2 Manajemen
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya
yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manejerial.
2.2.1 Perencanaan
a. Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan strategi,
kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan
keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus
perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan manajerial akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang dijalankan, siapa
yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

6
b. Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu sebagai berikut
:
1) Analisa situasi
2) Mangidentifikasi masalah prioritas
3) Menentukan tujuan program
4) Mengkaji hambatan dan kelemahan program
5) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

2.2.2 Pengorganisasian
a. Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan
penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
(manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai tujuan organisasi
b. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan mengetahui:
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2. Hubungan organisatoris antar manusia yang akan terjadi anggota atau staf organisasi
3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang kepada
staf sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
c. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis

7
4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung
yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Mendelegasikan wewenang

2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan


a. Pengertian
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan program (ditetapkan
pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan program (yang dirumuskan dalam fungsi
perencanaan). Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan dan
menggerakkan semua sumber daya (manusia dan yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati.

b. Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan


Tujuan pelaksanaan yaitu
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
staf
e. Memuat organisasi berkembang secara dinamis.

2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian


a. Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi perencanaan. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk
target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau
yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan dan penyimpangan yang terjadi harus
segera diatasi. Penyimpangan harus dapat dideteksi secara dini dicegah, dikendalikan atau
dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan

8
sumber daya dapat lebih diefesienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat
lebih diefektifkan.

b. Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
1. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan kegiatan
program yang sejenis atau yang dilaksanakan dalam situasi yang sama di masa lalu.
2. Standar kriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas yang
sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat profesionalisme staf.

c. Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat, organisasi yang akan
memperoleh manfaatnya yaitu :
1. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf,
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya sudah
digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan
pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan program
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan tugas-
tugasnya
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan
telah dimanfaatkan secara efisien
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan
pelatihan lanjutan.

d. Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan untuk
mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya terletak pada sasarannya, sumber
data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan
fungsi pengawasan juga mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan
efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi perencanaan.

9
2.3 klinik Berhenti Merokok
klinik berhenti merokok merupakan suatu klinik tempat untuk mengupayakan pasien yang
dianjurkan untuk berhenti merokok karena kesehatannya.
Di Indonesia, jumlah perokok aktif usia 10 tahun ke atas Indonesia berdasarkan data Riskesdas
2013 ada 57.750.592 orang atau lebih dari sepuluh kali lipat seluruh penduduk Singapura. Jumlah ini
terdiri dari 56.860.457 perokok laki-laki dan 1.890.135 perokok perempuan. Hasil pengolahan data
penelitian menunjukkan bahwa setiap hari ada 616.881.205 batang rokok di hisap di Indonesia atau
lebih 600 juta batang per hari. Kemudian sebanyak 225.161.640.007 batang rokok dibakar setiap
tahunnya atau lebih 225 milyar batang setiap tahunnya. "Kalau satu batang rokok dianggap saja
harganya Rp 1.000, maka setiap tahun uang yang dibakar sebagai asap rokok adalah lebih dari Rp 225
trilyun,"kata Tjandra.
Berdasarkan jenis kelamin, bila dibagi menurut jenis kelamin, setiap hari ada 608.406.889 batang
rokok di hisap oleh para pria perokok Indonesia, atau 222.068.514.485 batang rokok dibakar setiap
tahunnya oleh kaum Adam. Sementara, setiap hari ada 10.206.729 batang rokok di hisap oleh para
wanita perokok Indonesia atau hanya sekitar 10 juta batang sehari yaitu 3.725.456.085 batang rokok
dibakar setiap tahunnya oleh kaum Hawa. "Padahal diketahui bahwa asap rokok mengandung sekitar
4.000 bahan kimia, dan berhubungan dengan sedikitnya 25 penyakit ditubuh manusia," kata Tjandra.
Berdasarkan trend atau kecenderungan, ada kenaikan jumlah perokok di Indonesia. Di tahun
1995 (berdasarkan analisa data penelitian sebelumnya) ada sekitar 46.662.862 total perokok di negara
kita, terdiri dari 45.265.806 perokok pria dan 1.397.056 perokok wanita.
Tentang perokok aktif dan pasif, selain perokok aktif, maka ada jutaan orang perokok pasif di
negara kita, dewasa dan anak-anak, mereka yang tidak merokok tapi tetap dapat menerima akibat
buruk dari asap rokok karena orang disekitarnya merokok. Adapun jumlah perokok pasif pada anak-
anak kita adalah lebih dari 40 juta anak, dengan perincian untuk kelompok umur 0-4 tahun ada
12.616.297 anak perokok pasif. Kemudian kelompok umur 5-9 tahun merupakan kelompok ternesar
dengan 14.711.509 anak perokok pasif. Dan kelompok umur 10-14 tahun 4.660.252 anak perokok
pasif.
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri
sendiri maupun orang di sekelilingnya. Bagi perokok aktif, pengaruh zat kimia yang
terkandung didalam rokok akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf
simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah

10
cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain seperti penyempitan pembuluh darah,
jantung, paru dan bronkhitis kronis.
Hasil Riset Larson, dkk menemukan sensitivitas ketajaman penciuman dan
pengecapan para perokok berkurang bila dibandingkan dengan non perokok Bagi perokok
pasif, resiko yang ditanggung lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan
terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa sulitnya merubah perilaku merokok seseorang dipengaruhi oleh self efficacy.
Seseorang yang memiliki self efficacy tinggi, akan menolak untuk merokok dan seseorang
yang memiliki self efficacy yang rendah akan lebih tertarik untuk merokok. Hal ini sama
dengan perilaku seseorang yang kembali merokok setelah sebelumnya mencoba untuk
berhenti merokok, faktor yang menyebabkan seseorang kembali merokok adalah
rendahnya kepercayaan diri (self efficacy).
Studi yang dilakukan oleh Marlatt dan Gordon (1980) menunjukan bahwa
seseorang yang memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dalam usaha untuk berhenti
merokok, kemungkinan kambuhnya akan lebih kecil dibandingkan seseorang dengan
tingkat kepercayaan diri yang rendah. Individu memiliki kecenderungan untuk menganggap
bahwa kegagalan itu sebagai kegagalan pribadi dan berpikir tidak mampu untuk berhenti
merokok. Banyak perokok yang ingin berhenti merokok hanya dengan mengandalkan
motivasi diri sendiri dan lingkungan serta berbagai metode alternatif, ternyata gagal dan
kembali merokok.
Sulitnya berhenti merokok ini ditunjukkan oleh sebuah survei berskala
internasional yang dilakukan Pfizer Inc. yaitu studi SUPPORT (Smoking Understanding
People’s Perceptions, Opinions and Reactions to Tobacco) pada tahun 2006. Hasil survei ini
memperlihatkan bahwa 56% responden yang sedang dalam proses berhenti merokok
berpendapat bahwa berhenti merokok adalah hal tersulit yang pernah dilakukan. Kebanyakan
perokok percaya bahwa keberhasilan dalam upaya berhenti merokok terutama terletak
pada kuatnya keinginan dari diri perokok itu sendiri. Hasil survei membuktikan bahwa
keinginan kuat saja tidak cukup untuk berhenti merokok. Lebih dari setengah responden
pernah mencoba untuk berhenti merokok setidaknya tiga kali dan 80% di antara yang gagal
tersebut hanya mengandalkan keinginan yang kuat saja.

11
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
persentase perokok secara nasional adalah 23,7%, lebih rendah dari persentase perokok
di Jawa Barat.
2.4 Tujuan klinik Berhenti Merokok
Upaya pendirian Klinik Berhenti Merokok ini bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian akibat merokok dengan cara mengubah perilaku masyarakat
untuk hidup sehat, menurunkan angka perokok, dan mencegah perokok pemula. Tim Klinik
Berhenti Merokok terdiri dari dokter umum, petugas Promosi Kesehatan, perawat, dan bidan.
Menurut informasi yang didapat dan data yang diperoleh dari pemegang program,
pelaksanaan Klinik Berhenti Merokok pada tahun pertama, yaitu agustus – September 2015
tidak berjalan optimal karena hanya memberikan layanan konseling sehingga tingkat
kunjungan masyarakat masih sangat rendah. Penulis ingin mengetahui apa penyebab tidak
berjalannya Klinik Berhenti Merokok secara optimal dengan melihat faktor-faktor apa saja
yang menjadi hambatan dalam penyelenggaraan Klinik Berhenti Merokok baik itu dari
sisi pemberi kebijakan, provider (pemberi layanan) dan masyarakat perokok

2.5 Sasaran Klinik Berhenti Merokok


Sasaran utama dari program klinik berhenti merokok yaitu pasien dengan keluhan batuk
dan sesak nafas yang mempunyai kebiasaan merokok. Juga pengunjung atau keluarga pasien
yang ingin berhenti merokok dan klien yang secara sukarela mengunjungi KBM.

2.6 Penyakit Resiko Merokok


Merokok merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Nikotin yang
terdapat di dalamnya adalah salah satu alasan mengapa banyak orang rela menghisap benda
ini. Zat adiktif yang satu ini dihasilkan dari daun tembakau yang terdapat dalam rokok.
Nikotin disalurkan ke dalam darah dan jaringan tubuh melalui paru-paru dan atau dinding
mulut - tenggorokan, atau melalui darah. Cara penyaluran nikotin meliputi tiga cara yakni
penghantaran melalui asap, tembakau tanpa asap (tembakau kunyah) dan nikotin non-
tembakau.
Merokok memang sangat tidak dianjurkan mengingat adanya dampak buruk bagi
kesehatan manusia. Amerika Serikat adalah negara dimana penyebab kematian terbesar

12
justru berasal dari rokok. Tiga penyakit tertinggi yang menjadi dampak dari rokok adalah
kanker paru-paru, penyakit jantung iskemik dan penyakit Paru Obstruktif Menahun (COPD).
Jika Anda lupa apa saja resiko penyakit yang terjadi saat Anda memutuskan untuk
merokok, berikut adalah jenis-jenis penyakit lainnya yang mungkin Anda derita : penyakit
jantung koroner, Stroke, kerontokan rambut, Katarak, Kulit berkerut dan terlihat lebih tua
dibandingkan orang seusia serupa, Pendengaran berkurang, Kerusakan gigi, Kanker kulit,
Kanker hidung, Kanker payudara, Kanker rahim, Kanker usus besar, Perubahan warna pada
jari, Kelainan pada sperma

2.7 Strategi dalam meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk berhenti
merokok.
A. Peran Keluarga Menciptakan Rumah Tangga Tanpa Asap Rokok
1 Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada anggota
keluarga
2 Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tangga tanpa asap rokok
3 Menegur anggota keluarga yang merokok didalam rumah
4 Tidak memberikan dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara
lain untuk beli rokok, tidak menyediakan asbak dalam rumah.
5 Tidak menyuruh anak untuk membeli rokok untuk nya
6 Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok
7 Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tapi justru karena alas an
kesehatan.
Tidak disarankan diet ketat ketika proses berhenti merokok, menyarankan diet sehat dan
atur pola makan, banyak minum air putih atau permen karet rendah gula, gunakan terapi obat
yang tepat (bupropion sr atau 4-mg nicotine gum atau lozenge—jika tersedia), ketika
kekhawatiran naik berat badan menjadi hambatan berhenti merokok, bantu pasien menjaga
berat badan atau rujuk ke program spesialis.

Masalah kenaikan berat badan

Gejala ini bisa terlewati setelah 2-4 minggu sejak berhenti

Craving bisa berlangsung lama, sampai berbulan-bulan atau tahunan

13
Bisa dikurangi dengan konseling tentang strategi mengatasi craving dengan rehat sejenak,
mencari udara di luar ruang kerja, olahraga ringan.

B. Bagaimana Cara Berhenti Merokok

 Seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil bagi perokok berat, mungkin perlu
bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat
adiktif.
 Menunda
Perokok dapat menunda waktu dari kebiasaan mengisap rokok, pertama 2 jam setiap hari
sebelumnya dan selama 7 hari berturut – turut.
 Mengurangi
Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara beransur – ansur dengan jumlah
yang sama sampai 0 batang tada hari ke 7 atau yang ditetapkan, misalnya dalam sehari
perokok menghabiskan 28 batang rokok maka siperokok harus merencanakan
pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan 4 batang perhari.

C. Strategi Mengatasi Masalah Selama Berhenti Merokok

• Fokus pada ajakan untuk berfikir berhenti merokok dan Mengulas (review) komitmen
untuk Berhenti merokok .

• Melibatkan tindakan (aksi) untuk mengurangi risiko relaps

• Merenungkan ―memikirkan rokok bukan berarti harus merokok

• Berbicara positif pada diri sendiri

• Relaksasi dengan berimajinasi

• Latihan mental dan visualisasi

• jika terlintas dalam pikiran tentang sesuatu, bukan berarti harus melakukannya kan?

• Katakan kepada diri sendiri, itu hanya sekedar terlintas di pikiran atau saya bisa
mengendalikan

• Katakan ―STOP dengan keras ketika mengalami craving, ingatkan diri sendiri:

• keinginan merokok akan berlalu, jika saya tidak merokok

• Segera saat bangun pagi, lihatlah cermin dan katakan: Saya bangga tidak merokok hari ini

14
• Mengontrol lingkungan

• Bebas rokok di rumah dan tempat kerja

• Secara aktif menghindari situasi yang memicu untuk merokok

• Ubah kebiasaan yang berhubungan dengan merokok: kapan, apa, dimana, bagaimana,
dengan siapa

• Pengganti merokok : Air putih, permen karet rendah gula, Jalan, ambil nafas dalam, pijat

Strategi Satu Tuju


- SA  Salam, Sambut, Sapa
Sambut kedatangan klien dengan memberi salam dan berikan perhatian (memulai untuk
menciptakan hubungan yang baik).
- T  Tanyakan
Tanyakan kepada klien untuk menentukan atau mengetahui informasi tentang
pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien terkait dengan kondisi kesehatannya terutama
penyakit TBC dan kebiasaan merokoknya.
Tanya tpi tidak bersifat mengintrogasi dan catat status merokok pasien, di setiap
kunjungan apotek.
“apakah anda pernah/sedang merokok?”

“apakah dia merokok—karena hal ini penting.”

“keadaan penyakit X sering disebabkan/diperparah oleh merokok. Apakah anda atau


anggota keluarga ada yang merokok?”

“obat X yang Anda gunakan dipengaruhi oleh merokok. Apakah anda atau anggota
keluarga ada yang merokok?”

- U  Uraikan
Uraikan informasi yang sesuai dengan masalah klien, misalnya : bahaya rokok.
Keuntungan tidak merokok, langkah-langkah berhenti merokok, upaya mengatasi atau
memperkecil efek samping rokok, dll.
menasehati untuk berhenti merokok (jelas, tegas, disesuaikan dengan situasi individu),
plus leaflet

“sangat penting bagi anda untuk berhenti merokok. Lebih cepat lebih baik. Dan saya bisa
membantu anda! ”

15
“hanya mengurangi jumlah rokok di saat anda sedang sakit, tidak cukup membantu.”

“perokok ringan sekalipun tetap berbahaya bagi kesehatan.”

“saya menyadari bahwa berhenti merokok itu tidak mudah. Tapi ini adalah langkah
paling penting untuk kesehatan anda sekarang dan nanti. Saya bisa membantu anda
untuk merencanakan program berhenti merokok”

- TU  Bantu
Bantu klien untuk mengatasi dampak yang akan timbul setelah tidak merokok dan
menyarankan alternative pemecahannya.
- J  Jelaskan
Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari berhenti merokok.
- U  Ulangi atau Rujuk
Ulangi beberapa informasi penting dan ingatkan bila klien harus melakukan kunjungan
ulang bila diperlukan. Ucapkan terima kasih.

2.8 Kendala Berhenti Merokok


 Produksi dopamine yang tinggi dan tidak tahan pada gejala putus nikotin membuat
perokok terus merokok
 Pada saat seseorang berhenti merokok, maka jumlah nikotin yang mencapai reseptor
di otak menurun menyebabkan penurunan pelepasan dopamine dan neurotransmitter
lainnya. Perubahan kadar neurotransmitter di otak ini akan menyebabkan efek yang
berkelebihan.
 Awal putus merokok akan ada efek putus nikotin, seperti : rasa cemas/ansietas,
mudah tersinggung, frustasi, insomnia/gangguan tidur, tidak sabaran, sulit
konsentrasi, depresi, nafsu makan meningkat (BB naik),
 Berhenti merokok bagi perokok merupakan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan atau lebih ekstrim menyengsarakan secara psikologis.
 Tidak adanya orang terdekat yang mendukung untuk berhenti merokok, seperti
keluarga dan teman dekat, sehingga dapat saja menurunkan motivasi seseorang untuk
berhenti merokok.
 Lingkungan yang tidak mendukung untuk berhenti merokok akan memberikan
stimulasi untuk tetap merokok sehingga pasien akan sulit untuk melepaskan merokok.

16
BAB III
HASIL PRAKTIK KLINIK

3.1 Gambaran Umum Institusi


3.1.1 Kondisi Geografi
Peta Wilayah :

Puskesmas Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok mulai beroperasional
pada bulan april 2008. Puskesmas Nan Balimo mempunyai 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan
Nan Balimo dengan luas wilayah 759 Ha dan Kelurahan Laing dengan luas wilayah 815 Ha.
Puskesmas Nan Balimo merupakan puskesmas non perawatan atau puskesmas rawat jalan.

17
Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel PPA dan Kampung Jawa
 Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan tanjung paku
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa

3.1.2 Kondisi Demografi


Berdasarkan data statistik tahun 2014 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Nan
Balimo sebanyak 8682 jiwa, dimana menurut kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Nan Balimo, jumlah penduduk sebanyak 7080 jiwa
2. Kelurahan Laing, jumlah penduduk sebanyak 1111 jiwa
Mata pencarian penduduk di Kelurahan Nan Balimo dan Kelurahan Laing pada
umumnya bekerja di sektor perdagangan dan sektor pertanian.

3.1.3 Visi Dan Misi


A. Vsisi
 “Terwujudnya masyarakat Nan Balimo dan laing mandiri untuk hidup sehat”
B. Misi
 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk ber-PHBS
 Meningkatkan kemitraan dengan stake holder bidang kesehatan
 Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
 Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan
 Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistim informasi
 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
 Memelihara dan meningkatkan UKP dan UKM serta kesehatan lingkungan

3.1.4 Sarana Dan Prasarana Kesehatan


1. Gedung Puskesmas
1 buah gedung puskesmas induk yang terletak di Kelurahan Nan Balimo Kota Solok
2. Puskesmas Pembantu

18
 Pustu Gelanggang Betung
 Pustu Tembok
 Pustu Laing Taluk
 Pustu Laing Pasir
3. Pos Kesehatan Kelurahan
 Poskeskel Nan Balimo
 Poskeskel Laing
4. Sarana Transportasi
 Kendaraan Dinas Roda 4 : 1 Unit
 Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit

Tabel 3.1. Data Sarana Dan Prasarana Kesehatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nan BalimoTahun 2015
No Jenis Sarana Jumlah
1. Puskesmas Induk 1 Unit
2. Puskesmas Pembantu 4 Unit
3. Poskeskel 2 Unit
4. Posyandu Balita 10 Unit
5. Posyandu Lansia 4 Unit
6. Kendaraan Dinas Roda 4 1 Unit
7. Kendaraan Dinas Roda 2 13 Unit
Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2015

3.1.5 Ketenagaan Puskesmas


Ketenagaan puskesmas di Puskesmas Nan Balimo terlampir pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Ketenagaan Puskesmas
No Jenis Tenaga Jumlah Ket
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Kesehatan Masyarakat 3 1 Kepala Puskesmas
4 Tenaga Perawat 10
5 Tenaga Bidan 13

19
6 Tenaga Sanitarian 1
7 Tenaga Gizi 3
8 Perawat Gigi 1
9 Tenaga Apotik/gudang obat 3
10 Tenaga Analis 1
11 Tenaga Refraksi Optisi 0
12 Tenaga RM 1
13 Tenaga Elektromedik 0
14 Tenaga Umum 0
15 Tenaga Supir 1
16 Penjaga Malam 1
17 Tenaga Kebersihan 1
Total 40
Sumber :Profil Puskesmas Nan Balimo 2015

3.2 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Nan


Balimo
3.2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Promosi kesehatan
Kegiatan yang dilakukan :
 Penyuluhan ke Sekolah
 Penyuluhan di Posyandu
 Penyuluhan Keliling
 Pembinaan kelurahan model Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kawasan Tanpa
Rokok (PHBSKTR)
 Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga

2) Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan :
 Inspeksi sanitasi dasar
 Rumah sehat

20
 Pemeriksaan tempat tempat umum dan tempat pengolahan makanan dan
minuman (ttu-tpm)
 Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
 Pengelolaan sampah rumah tangga
 Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air
 Penyuluhan higiene sanitasi ke sekolah
 Penyuluhan kawasan sehat

Hasil Kegiatan
Tabel 3.3 Hasil kegiatan program kesehatan lingkungan
No Kegiatan Target % Pencapaian %

1 Akses air bersih * 92 90,8

2 Jamban keluarga * 90 70,5

3 Pembuangan limbah 75 85,13

4 Pengelolaan sampah 95 84,9

5 Rumah sehat 80 87,12

6 TTU 75 89,4

7 TPM 65 82,5
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

3) Kesehatan Ibu dan Anak serta KB


a. Kegiatan yang dilakukan :
Program Kesehatan Ibu
 Kelas Ibu Hamil
 PelayananAnte Natal Care(ANC)
 Kunjungan ibu hamil risiko tinggi
 Kunjungan nifas
 Pemantauan stiker program perencanaan dan pencegahan komplikasi
(P4K/ANC)berkualitas

21
 otopsi verbal,dll
Program Kesehatan Anak
 Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK)
 Kelas Ibu Balita
Program Keluarga Berencana
 pelayanan dan konseling
 penanganan komplikasi ringan

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.4 Hasil kegiatan Program Kesehatan Ibu
No. Kegiatan SPM seksi KIA Target Pencapaian (%)

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100% 107,5%


2 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 96%
3 Cakupan ibu hamil dengan 80% 20,3%
komplikasi yang ditangani

4 Cakupan pertolongan persalinan 90% 93.4%


nakes

5 Kunjungan nifas 85% 82,7%


6 Peserta KB aktif 71% 71,6%

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

Tabel 3.5 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak


Pencapaian
No Program Kegiatan sasaran Target(%)
(%)

1 (Anak) Jumlah KN1 170 90 88,23

Jumlah KN
2 Lengkap sasaran 170 90 82,7
170

22
3 DDTK 2x/tahun 659 90 82,9

Jumlah neonatus
4 komplikasi yg 0 80 26,6
ditangani

5 (Bayi) Pelayanan Bayi

6 DDTK 4x/th 170 90 90,5

7 Yankes anak balita 170 85 84,6

Jlh kematian
8 0 - 4
neonates

9 Jlh kematian bayi 0 - 1

10 Jlh Kematian Balita 0 - 0

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

Tabel 3.6 Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana

Peserta KB Baru Peserta KB Aktif DROP OUT


Kelurah Jml
No Kumulatif Kumulatif Kumulatif
an PUS
Jml % Jml % Jml %

Nan
1 1250 108 8,64 908 72,6 83 6,64
Balimo

2 Laing 174 41 23,6 133 76,4 23 13,2

Total 1424 149 16,12 1041 74,5 106 16,5

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

4) Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Kegiatan yang dilakukan :
 Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb&Agst)

23
 Pengukuran Status Gizi muridtk/PAUD
 Pengukuran Status Gizi Siswa SD, SLTP & SLTA
 Pemberian PMT Pemulihan
 Kelas gizi
 Survey GAKY tingkat rumah tangga.
 Kegiatan rutin seperti :
 Pemberian vit A
 Pemberian tablet Fe
 GERNASDARZI

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.7 Hasil kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat

No Kegiatan Target (%) Pencapaian(%)

1 D/S Balita 69 65,7

2 N/D’ Balita 87 89.4

3 BGM/D Balita 3 0,9

4 Pendistribusian Vit A 85 98

5 Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 95 96

Bayi usia 0-6 bulan mendapat asi


6 80 90.9
ekslusif

7 Balita gizi buruk mendapat perawatan - -

Cakupan rumah tangga yg konsumsi


8 90 100
beryodium

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


a. Kegiatan yang dilakukan :
1) Prog. P2P
 Sosialisasi P2P dan Surveilans

24
 Pemeriksaan kontak TB
 Penyegaran Kader TB
 Penyuluhan HIV – AIDS,IMS & TB untuk pemuda dan Lapas
 Survey Epidemiologi
 PTM
 Posbindu
2) Kusta
 Penemuan dan penanganan kasus
3) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC
 Pelacakan Kasus Kontak
 PMO TB
 TB mangkir
 Penyaringan suspect
4) Pencegahan dan Pemberantasan DBD
 Sosialisasi DBD
 Pemantauan Jentik
 PE
5) Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia
 penemuan dan penanganan kasus
6) Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies
 Pelacakan Kasus
7) Program Imunisasi
 Pelayanan Imunisasi
 BIAS
 TT WUS
 Sweeping
 Pelacakan KIPI

25
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.8 Hasil kegiatan Program P2P
No Kegiatan Target % Pencapaian %

1 Penemuan kasus BTA (+) * 70 38

2 Angka Bebas Jentik(ABJ) 92 77,43

Penemuan kasus Pneumoni


3 - 18 org
*

4 Pengobatan Diare 100 100

5 Penanganan kasus DBD 100 100

6 Penemuan kasus Kusta - -

7 Rabies : Kasus Gigitan - 19 org

8 Pemberian VAR/SAR - 9

9 IVA : diperiksa 237 org 63org

10 hasil (+) - 2 org

Pemakaian Zink pada diare


11 100 100
pada anak balita

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

Tabel 3.9 Hasil Kegiatan Program Imunisasi


No Kegiatan Target % Pencapaian %

1 Imunisasi lengkap 90 91.2

2 HB 0 85 92.4

3 BCG 95 95.3

4 Polio 1 95 96.5

26
5 DPT HB 1 95 101.2

6 DPT HB 3 90 95.9

7 Polio 4 90 88,9

8 Campak 90 91.2

9 BIAS Campak 95 96.3

10 BIAS DT/TT 95 93.9

11 TT WUS SMU 85 91.1

TT WUS
12 85 82.9
POSYANDU

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

3.2.2 Program Pengembangan (Inovasi)


a. Kegiatan
1. UKS
 Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
 Pembinaan Sekolah Sehat
 Pelatihan Dokter Kecil/KaderKesehatan
2. Perkesmas
 Asuhan keperawatan pada keluarga
 Kunjungan rumah KK Resti
3. Kesehatan Jiwa
 Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
 Rujukan kasus jiwa
4. Kesehatan Mata
 Penemuan dan penangan kasus
 Rujukan
5. Kesehatan Lansia
 Pelayanan di dalam dan luar gedung
 Pembinaan kelompok lansia

27
 Senam lansia
 Penyuluhan kesehatan lansia
 Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6. PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)
 pelatihan kader PKPR
 Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
 konsultasi bagi remaja
7. Kesehatan Gigi & Mulut
 Dalam Gedung :
 Pelayanan kedaruratan Gigi
 Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
 Pelayanan medik gigi dasar
 Luar Gedung
 UKGS
 UKGM

3.3 Hasil Kegiatan Puskesmas


Kegiatan kepaniteraan klinik senior kedokteran Baiturrahmah dilakukan selama 5 minggu
di beberapa puskesmas, salah satunya puskesmas nan balimo kota solok. Kegiatan dari
puskesmas ini di mulai dengan adanya pengarahan dari dinas kesehatan berupa materi
terkait program- program yang menjelaskan tentang kegiatan puskesmas. Kepaniteraan
klinik senior melakukan kegiatan di dalam gedung berupa pembelajaran mengenai program-
program, program ini dilakukan di masing-masing pemegang program, mahasiswa yang
berjumlah 6 orang.
Kemudian juga dilakukan kegiatan diluar gedung diantaranya adalah :
1. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tanggal : 8 Oktober 2015
Tempat : kantor kelurahan Laing
Tujuan :

28
- Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian pejabat pemerintah daerah dan sektor
terkait tentang berbagai factor yang menyebabkan kematian ibu dan peningkatan
upaya penanggulangan secara integratif
- Mekanisme rujukan sehingga keterlambatan pertolongan dapat dihindari
- Meningkatkan upaya masyarakat dalam pendataan ibu hamil dan mengubah
kebiasaan yang merugikan kesehatan ibu hamil
- Meningkatkan peran dan institusi dan petugas kesehatan dalam upaya pendataan ibu
hamil dan pelayanan kesehatan
- Meningkatkan pendanaan ibu hamil di setiap wilayah kelurahan atau desa oleh PKK
dan Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD)
 Manfaat
- Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui program penurunan
kematian ibu
- Meningkatkan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
yang dikandungnya
- Menurunkan kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan kematian bayi

2. Kunjungan ke Lapas Klas IIB


a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tanggal : 22 Oktober 2015
Tempat : Jl. Kapten Bahar Hamid km 41 Solok
b. Tujuan
- Memberikan pengobatan pada penghuni Lapas
- Memberikan penyuluhan pada penghuni Lapas tentang Etika Merokok dan HIV
AIDS
c. Manfaat
- Meningkatkan derajat kesehatan penghuni Lapas
- Meningkatkan pengetahuan tentang penyuluhan penyakit

29
3. Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tanggal : 14Oktober 2015
Tempat : Posyandu Anggrek 1 & 2 Gelanggang Betung
Posyandu Setia Kawan Laing
Posyandu Bugenvil
Posyandu Merah Sari
Posyandu Teratai
b. Tujuan
- Memberikan imunisasi, penimbangan BB, TB
- Memberikan penyuluhan tentang Campak, ISPA, DBD, Diare
c. Manfaat
- Memantau tumbuh kembang anak
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyuluhan
- Meningkatkan imunitas anak dengan pemberian imunisasi

4. DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) anak


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 9 Oktober 2015
Tempat : PAUD Ambun Suri Kelurahan Laing
Tujuan
- Melakukan penimbangan berat badan
- Melakukan pengukuran tinggi badan
- Melakukan pemeriksaan mata
- Mengisi kuisioner tumbuh kembang anak

Manfaat

- Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak


- Mengetahui kelainan perkembangan dan pertumbuhan anak

30
5. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 19 Oktober 2015
Tempat : PAUD Ar-rahman Kelurahan Nan Balimo
PAUD Harapan Bunda Kelurahan Laing

b. Tujuan Kegiatan
 Melakukan penimbangan berat badan
 Melakukan pengukuran tinggi badan
 Melakukan pemeriksaan mata
 Mengisi kuisioner tumbuh kembang anak

c. Manfaat
 Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak
 Mengatasi kelainan perkembangan dan pertumbuhan anak

3.4 Fokus Kajian Program


3.3.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan
wawancara dengan penanggung jawab program di Puskesmas Nan Balimo. Terdapat 5 upaya
kesehatan masyarakat esensial yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat,
serta pencegahan dan pengendalian penyakit. Identifikasi masalah dilakukan pada masing-
masing program wajib di Puskesmas Nan Balimo. Pada program esensial tersebut masih
terdapat kendala dalam melaksanakan program ini.
Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih dua masalah
yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas Urgens, Seriousness, Growth
(USG). Penilaian dua masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan
puskesmas, wawancara dengan pemegang program dan pimpinan puskesmas, serta observasi

31
langsung lapangan. Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan
pencapaian, tetapi juga dilihat dari urgensi, Seriousness,dan Growth.

Uraian dua permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut yaitu:


1. Rendahnya Pengunjung dan minat masyarakat tentang Klinik Berhenti Merokok
Jumlah pengunjung di Klinik berhenti merokok dalam bulan agustus – September 2015
hanya 7 orang.
2. Rendahnya pencapaian cakupan pengelolaan sampah
Jumlah pencapaian pengelolaan sampah di puskesmas nan balimo hanya 84,9% yang
seharusnya mencapai target 95%.

3.3.2 Penetapan Prioritas Masalah


Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Nan Balimo harus ditentukan prioritas
masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas. Upaya yang dilakukan
untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah menggunakan teknik skoring sebagai
berikut :
1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
3. Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting

32
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting

3.4.3 Penilaian prioritas masalah program di Puskesmas Nan Balimo


Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih dua masalah
yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas USG. Penilaian dua masalah
prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara
dengan pemegang program puskesmas. Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari
kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari urgensi, Seriousness,dan
Growth. Adapun masalah yang menjadi prioritas utama berdasarkan skala USG adalah
rendahnya pengunjung dan minat masyarakat tentang Klinik Berhenti Merokok.

Tabel 3.10. Penilaian prioritas masalah berdasarkan USG


Masalah U S G Total Prioritas
Rendahnya Pengunjung dan
minat masyarakat tentang Klinik 5 4 4 80 P1
Berhenti Merokok

Rendahnya pencapaian cakupan


4 4 4 64 P2
pengelolaan sampah

33
Diagram sebab akibat Ishikawa (Fishbone)
Program Klinik Berhenti Merokok

Man Metode

Kurangnya pengetahuan Belum optimalnya pelaksanaan


dan pemahaman masyarakat klinik berhenti merokok
tentang Resiko merokok
Kurangnya sosialisasi/penyuluhan
Rendahnya minat dan niat dari puskesmas
masyarakat untuk berhenti Rendahnya
merokok tidak ada diberikan leaflat, ppt, stiker Pengunjung
Kurangnya kesadaran bahaya dan lainya kepada masyarakat. dan minat

rokok bagi kesehatan masyarakat


tentang
Klinik
Berhenti
Dana APBD tidak memadai Pemanfaatan media informasi Merokok
untuk pelaksanaan program kurang maksimal
terbatasnya transfortasi lokasi jauh
masyarakat.
Money
Kurangnya dukungan
Sarana dan kesadaran keluarga
serta masyarakat untuk
berhenti merokok

Lingkungan

34
3.4.4 Analisis Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa ( Fishbone) maka dapat dilakukan
analisis sebab akibat masalah tersebut untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari
berbagai penyebab yang ditemukan maka selanjutnya dicari alternatif pemecahan masalah
tersebut.
Tabel 22. Analisis Sebab Akibat Masalah
No Variabel masalah
Faktor Penyebab masalah Alternatif Pemecahan masalah
penyebab
1 Manusia  Masih rendahnya  Memberikan penyuluhan kepada
pengetahuan masyarakat masyarakat mengenai manfaat
tentang resiko merokok berhenti merokok
 Kurangnya motivasi  Menjelaskan kepada masyarakat
masyarakat untuk mengenai pentingnya pemahaman
berhenti merokok tentang bahaya rokok.
 Rendahnya niat dan  Memotivasi masyarakat
minat dari masyarakat. mendatangi KBM.
 Menjelaskan kepada masyarakat
tentang bahaya rokok bagi
perokok dan orang sekitar.
2 Metode  Kurangnya sosialisasi /  Melakukan penyuluhan seputar
penyuluhan resiko rokok kepada masyarakat.
 Belum optimalnya  Meningkatkan kerja sama dengan
pelaksanaan pada pustu/puskeskel/ dokter praktek
program KBM swasta
 Meningkatkan kerja sama dengan
masyarakat.
3 Money  Dana APBD tidak  Memaksimalkan penggunaan
memadai untuk sumber dana puskesmas yang ada
melaksanakan dengan cara menambahkan

35
alokasi dana BPJS kesehatan
 Melakukan pemungutan biaya
pada tiap RT.
4 Sarana  Kurangnya pemanfaatan  Memanfaatkan seluruh media
fasilitas media informasi informasi yang ada
tentang KBM  Pemberian leaflat dan lainnya
yang dapat memotivasi
masyarakat untuk berhenti
merokok.
5 Lingkungan  Kurangnya dukungan  Meningkatkan peranan dan
keluarga dan masyarakat dukungan keluarga dan
tentang pentingnya masyarakat untuk berhenti
berhenti merokok merokok
 Lokasi puskesmas jauh  memberikan pembinaan kepada
dari pemukiman masyarakat untuk berhenti
penduduk merokok.
 Melakukan kunjungan langsung ke
rumah warga yang menjadi sasaran
KBM.

3.3.5 Plan Of Action


Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam analisis sebab akibat maka ditentukan
Plan of Action yang bertujuan untuk merencanakan kegiatan sesuai dengan masalah yang terjadi
pada rendahnya kunjungan di Klinik Berhenti Merokok di wilayah puskesmas Nan Balimo.

NO. KEGIATAN TUJUAN SASARAN LOKASI VOLUME PELAKSANA


KEGIATAN

36
1. penyuluhan kepada Meningkatkan Seluruh warga Puskesmas, 1 kali Dokter,pemegang
masyarakat pengetahuan masyarakat di Kelurahan, dalam 3 program dan
mengenai bahaya masyarakat wilayah kerja posyandu, bulan petugas di
rokok bagi Puskesmas
puskesmas
kesehatan. Nan Balimo
2. Membuat leaflet, Agar dapat Seluruh Puskesmas, 1 kali Dokter, pemegang
stiker, poster dibaca dan masyarakat , kelurahan, dalam 3 program dan
dipelajari lagi terutama posyandu bulan petugas di
oleh masyarakat
laki-laki puskesmas
di Rumah
3. Melakukan Memaksimalkan Masyarakat Rumah Setiap Dokter, pemegang
kunjungan tercapainya dengan masyarakat melakukan program, dan
langsung ke angka minimal laporan diwilayah penyulukan petugas puskesmas
masyarakat sebagai puskesmas
rumah KBM
dengan resiko perokok aktif nan balimo
4. Kotak amal peduli Menambah Seluruh Puskesmas, Setiap hari Masyarakat,
sehat sumber dana petugas puskesmas. pemegang program
puskesmas yang puskesmas Mesjid, dan Petugas
ada agar dapat dan sekolah.
puskesmas
digunakan untuk masyarakat
sosialisasi

37
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk
dirisendiri maupun orang di sekelilingnya. Bagi perokok aktif, pengaruh zat kimia
yang terkandung didalam rokok akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan
syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung
bertambah cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain seperti penyempitan
pembuluh darah, jantung, paru dan bronkhitis kronis.
Di puskesmas nan balimo kota solok, Sumatra barat, telah di buka klinik berhenti
merokok (KBM) pada bulan agustus 2015. Berdasarkan data yang didapat, jumlah pasien
dalam 1 bulan adalah 7 orang. Upaya memerangi rokok harus dilaksanakan secara gotong
royong oleh berbagai pihak, karena rokok menjadi urusan banyak pihak.
Berdasarkan informasi dari penanggung jawab program KBM, pelaksanaan program ini
belum berjalan dengan lancar karena masih baru dibuka dan masih sedikitnya minat dari
masyarakat untuk berhenti merokok.

4.2. Saran
Dalam rangka mengurangi faktor resiko merokok dan KBM, maka sebagai tenaga
kesehatan disarankan untuk menjadi contoh untuk masyarakat agar tidak merokok,
mengadakan dan melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan
memaksimalkan kinerja petugas dan membangun koordinasi dengan baik lintas sektor serta
meningkatkan kerja sama dengan masyarakat serta pustu/puskeskel/dokter praktek swasta.

38
DAFTAR PUSTAKA

 Sabri, Yessy S.2010.Program berhenti merokok.bagianPulmonologi.fkunand2010.


files.wordpress.com.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
 Bulletin jendela data dan informasi kesehatan.2010.Buku Peta Jalan Pengendalian
Produk Tembakau Indonesia,hal:22, www.depkes.go.id
 Solikhah, Ulfa Zaizafun.2014.konseling berhenti merokok.scribd.com
 Dinas Kesehatan Kota Solok. 2015.Profil Kesehatan Kota Solok. Solok: Dinas
Kesehatan Kota Solok.
 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0306/30/opini/398215.htm

39

Anda mungkin juga menyukai