PENDAHULUAN
1
Berdasarkan informasi dari penanggung jawab program KBM, pelaksanaan program
ini belum berjalan dengan lancar karena masih baru dibuka dan masih sedikitnya minat
dari masyarakat untuk berhenti merokok.
Dari data informasi di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
klinik berhenti merokok di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
A. Mengetahui tentang manajemen puskesmas
B. Mengetahui pelayanan umum di puskesmas
C. Mengetahui tentang program – program di puskesmas
2. Tujuan Khusus
A. Mengetahui tentang program atau kegiatan yang dilakukan klinik berhenti
merokok di wilayah kerja puskesmas nan balimo
B. Mengetahui permasalahan dan kendala dalam menjalankan program klinik
berhenti merokok di wilayah kerja puskesmas nan balimo
C. Mengetahui stategi yang dilakukan di klinik berhenti merokok di wilayah
kerja puskesmas nan balimo
D. Mengetahui sasaran klinik berhenti merokok.
1.3 Manfaat
1. Dapat meningkatkan kemampuan dalam managemen program klinik berhenti
merokok.
2. Dapat mengetahui kendala atau permasalahan dalam menjalankan program klinik
berhenti merokok.
3. Dapat menyusun Strategi dalam meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat
untuk berhenti merokok.
2
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini adalah mengenai gambaran
manajemen program klinik berhenti merokok dan rendahnya minat serta kesadaran
masyarakat untuk berhenti merokok.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesahatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah
suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan.
4
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan
sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
g. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
2. Penyelengggaran UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif.
5
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan.
2.2 Manajemen
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya
yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manejerial.
2.2.1 Perencanaan
a. Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan strategi,
kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan
keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus
perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan manajerial akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang dijalankan, siapa
yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
6
b. Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu sebagai berikut
:
1) Analisa situasi
2) Mangidentifikasi masalah prioritas
3) Menentukan tujuan program
4) Mengkaji hambatan dan kelemahan program
5) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
2.2.2 Pengorganisasian
a. Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan
penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
(manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai tujuan organisasi
b. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan mengetahui:
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2. Hubungan organisatoris antar manusia yang akan terjadi anggota atau staf organisasi
3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang kepada
staf sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
c. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
7
4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung
yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Mendelegasikan wewenang
8
sumber daya dapat lebih diefesienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat
lebih diefektifkan.
b. Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
1. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan kegiatan
program yang sejenis atau yang dilaksanakan dalam situasi yang sama di masa lalu.
2. Standar kriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas yang
sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat profesionalisme staf.
c. Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat, organisasi yang akan
memperoleh manfaatnya yaitu :
1. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf,
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya sudah
digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan
pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan program
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan tugas-
tugasnya
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan
telah dimanfaatkan secara efisien
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan
pelatihan lanjutan.
d. Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan untuk
mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya terletak pada sasarannya, sumber
data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan
fungsi pengawasan juga mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan
efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi perencanaan.
9
2.3 klinik Berhenti Merokok
klinik berhenti merokok merupakan suatu klinik tempat untuk mengupayakan pasien yang
dianjurkan untuk berhenti merokok karena kesehatannya.
Di Indonesia, jumlah perokok aktif usia 10 tahun ke atas Indonesia berdasarkan data Riskesdas
2013 ada 57.750.592 orang atau lebih dari sepuluh kali lipat seluruh penduduk Singapura. Jumlah ini
terdiri dari 56.860.457 perokok laki-laki dan 1.890.135 perokok perempuan. Hasil pengolahan data
penelitian menunjukkan bahwa setiap hari ada 616.881.205 batang rokok di hisap di Indonesia atau
lebih 600 juta batang per hari. Kemudian sebanyak 225.161.640.007 batang rokok dibakar setiap
tahunnya atau lebih 225 milyar batang setiap tahunnya. "Kalau satu batang rokok dianggap saja
harganya Rp 1.000, maka setiap tahun uang yang dibakar sebagai asap rokok adalah lebih dari Rp 225
trilyun,"kata Tjandra.
Berdasarkan jenis kelamin, bila dibagi menurut jenis kelamin, setiap hari ada 608.406.889 batang
rokok di hisap oleh para pria perokok Indonesia, atau 222.068.514.485 batang rokok dibakar setiap
tahunnya oleh kaum Adam. Sementara, setiap hari ada 10.206.729 batang rokok di hisap oleh para
wanita perokok Indonesia atau hanya sekitar 10 juta batang sehari yaitu 3.725.456.085 batang rokok
dibakar setiap tahunnya oleh kaum Hawa. "Padahal diketahui bahwa asap rokok mengandung sekitar
4.000 bahan kimia, dan berhubungan dengan sedikitnya 25 penyakit ditubuh manusia," kata Tjandra.
Berdasarkan trend atau kecenderungan, ada kenaikan jumlah perokok di Indonesia. Di tahun
1995 (berdasarkan analisa data penelitian sebelumnya) ada sekitar 46.662.862 total perokok di negara
kita, terdiri dari 45.265.806 perokok pria dan 1.397.056 perokok wanita.
Tentang perokok aktif dan pasif, selain perokok aktif, maka ada jutaan orang perokok pasif di
negara kita, dewasa dan anak-anak, mereka yang tidak merokok tapi tetap dapat menerima akibat
buruk dari asap rokok karena orang disekitarnya merokok. Adapun jumlah perokok pasif pada anak-
anak kita adalah lebih dari 40 juta anak, dengan perincian untuk kelompok umur 0-4 tahun ada
12.616.297 anak perokok pasif. Kemudian kelompok umur 5-9 tahun merupakan kelompok ternesar
dengan 14.711.509 anak perokok pasif. Dan kelompok umur 10-14 tahun 4.660.252 anak perokok
pasif.
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri
sendiri maupun orang di sekelilingnya. Bagi perokok aktif, pengaruh zat kimia yang
terkandung didalam rokok akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf
simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah
10
cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain seperti penyempitan pembuluh darah,
jantung, paru dan bronkhitis kronis.
Hasil Riset Larson, dkk menemukan sensitivitas ketajaman penciuman dan
pengecapan para perokok berkurang bila dibandingkan dengan non perokok Bagi perokok
pasif, resiko yang ditanggung lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan
terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa sulitnya merubah perilaku merokok seseorang dipengaruhi oleh self efficacy.
Seseorang yang memiliki self efficacy tinggi, akan menolak untuk merokok dan seseorang
yang memiliki self efficacy yang rendah akan lebih tertarik untuk merokok. Hal ini sama
dengan perilaku seseorang yang kembali merokok setelah sebelumnya mencoba untuk
berhenti merokok, faktor yang menyebabkan seseorang kembali merokok adalah
rendahnya kepercayaan diri (self efficacy).
Studi yang dilakukan oleh Marlatt dan Gordon (1980) menunjukan bahwa
seseorang yang memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dalam usaha untuk berhenti
merokok, kemungkinan kambuhnya akan lebih kecil dibandingkan seseorang dengan
tingkat kepercayaan diri yang rendah. Individu memiliki kecenderungan untuk menganggap
bahwa kegagalan itu sebagai kegagalan pribadi dan berpikir tidak mampu untuk berhenti
merokok. Banyak perokok yang ingin berhenti merokok hanya dengan mengandalkan
motivasi diri sendiri dan lingkungan serta berbagai metode alternatif, ternyata gagal dan
kembali merokok.
Sulitnya berhenti merokok ini ditunjukkan oleh sebuah survei berskala
internasional yang dilakukan Pfizer Inc. yaitu studi SUPPORT (Smoking Understanding
People’s Perceptions, Opinions and Reactions to Tobacco) pada tahun 2006. Hasil survei ini
memperlihatkan bahwa 56% responden yang sedang dalam proses berhenti merokok
berpendapat bahwa berhenti merokok adalah hal tersulit yang pernah dilakukan. Kebanyakan
perokok percaya bahwa keberhasilan dalam upaya berhenti merokok terutama terletak
pada kuatnya keinginan dari diri perokok itu sendiri. Hasil survei membuktikan bahwa
keinginan kuat saja tidak cukup untuk berhenti merokok. Lebih dari setengah responden
pernah mencoba untuk berhenti merokok setidaknya tiga kali dan 80% di antara yang gagal
tersebut hanya mengandalkan keinginan yang kuat saja.
11
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
persentase perokok secara nasional adalah 23,7%, lebih rendah dari persentase perokok
di Jawa Barat.
2.4 Tujuan klinik Berhenti Merokok
Upaya pendirian Klinik Berhenti Merokok ini bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian akibat merokok dengan cara mengubah perilaku masyarakat
untuk hidup sehat, menurunkan angka perokok, dan mencegah perokok pemula. Tim Klinik
Berhenti Merokok terdiri dari dokter umum, petugas Promosi Kesehatan, perawat, dan bidan.
Menurut informasi yang didapat dan data yang diperoleh dari pemegang program,
pelaksanaan Klinik Berhenti Merokok pada tahun pertama, yaitu agustus – September 2015
tidak berjalan optimal karena hanya memberikan layanan konseling sehingga tingkat
kunjungan masyarakat masih sangat rendah. Penulis ingin mengetahui apa penyebab tidak
berjalannya Klinik Berhenti Merokok secara optimal dengan melihat faktor-faktor apa saja
yang menjadi hambatan dalam penyelenggaraan Klinik Berhenti Merokok baik itu dari
sisi pemberi kebijakan, provider (pemberi layanan) dan masyarakat perokok
12
justru berasal dari rokok. Tiga penyakit tertinggi yang menjadi dampak dari rokok adalah
kanker paru-paru, penyakit jantung iskemik dan penyakit Paru Obstruktif Menahun (COPD).
Jika Anda lupa apa saja resiko penyakit yang terjadi saat Anda memutuskan untuk
merokok, berikut adalah jenis-jenis penyakit lainnya yang mungkin Anda derita : penyakit
jantung koroner, Stroke, kerontokan rambut, Katarak, Kulit berkerut dan terlihat lebih tua
dibandingkan orang seusia serupa, Pendengaran berkurang, Kerusakan gigi, Kanker kulit,
Kanker hidung, Kanker payudara, Kanker rahim, Kanker usus besar, Perubahan warna pada
jari, Kelainan pada sperma
2.7 Strategi dalam meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk berhenti
merokok.
A. Peran Keluarga Menciptakan Rumah Tangga Tanpa Asap Rokok
1 Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada anggota
keluarga
2 Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tangga tanpa asap rokok
3 Menegur anggota keluarga yang merokok didalam rumah
4 Tidak memberikan dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara
lain untuk beli rokok, tidak menyediakan asbak dalam rumah.
5 Tidak menyuruh anak untuk membeli rokok untuk nya
6 Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok
7 Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tapi justru karena alas an
kesehatan.
Tidak disarankan diet ketat ketika proses berhenti merokok, menyarankan diet sehat dan
atur pola makan, banyak minum air putih atau permen karet rendah gula, gunakan terapi obat
yang tepat (bupropion sr atau 4-mg nicotine gum atau lozenge—jika tersedia), ketika
kekhawatiran naik berat badan menjadi hambatan berhenti merokok, bantu pasien menjaga
berat badan atau rujuk ke program spesialis.
13
Bisa dikurangi dengan konseling tentang strategi mengatasi craving dengan rehat sejenak,
mencari udara di luar ruang kerja, olahraga ringan.
Seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil bagi perokok berat, mungkin perlu
bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat
adiktif.
Menunda
Perokok dapat menunda waktu dari kebiasaan mengisap rokok, pertama 2 jam setiap hari
sebelumnya dan selama 7 hari berturut – turut.
Mengurangi
Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara beransur – ansur dengan jumlah
yang sama sampai 0 batang tada hari ke 7 atau yang ditetapkan, misalnya dalam sehari
perokok menghabiskan 28 batang rokok maka siperokok harus merencanakan
pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan 4 batang perhari.
• Fokus pada ajakan untuk berfikir berhenti merokok dan Mengulas (review) komitmen
untuk Berhenti merokok .
• jika terlintas dalam pikiran tentang sesuatu, bukan berarti harus melakukannya kan?
• Katakan kepada diri sendiri, itu hanya sekedar terlintas di pikiran atau saya bisa
mengendalikan
• Katakan ―STOP dengan keras ketika mengalami craving, ingatkan diri sendiri:
• Segera saat bangun pagi, lihatlah cermin dan katakan: Saya bangga tidak merokok hari ini
14
• Mengontrol lingkungan
• Ubah kebiasaan yang berhubungan dengan merokok: kapan, apa, dimana, bagaimana,
dengan siapa
• Pengganti merokok : Air putih, permen karet rendah gula, Jalan, ambil nafas dalam, pijat
“obat X yang Anda gunakan dipengaruhi oleh merokok. Apakah anda atau anggota
keluarga ada yang merokok?”
- U Uraikan
Uraikan informasi yang sesuai dengan masalah klien, misalnya : bahaya rokok.
Keuntungan tidak merokok, langkah-langkah berhenti merokok, upaya mengatasi atau
memperkecil efek samping rokok, dll.
menasehati untuk berhenti merokok (jelas, tegas, disesuaikan dengan situasi individu),
plus leaflet
“sangat penting bagi anda untuk berhenti merokok. Lebih cepat lebih baik. Dan saya bisa
membantu anda! ”
15
“hanya mengurangi jumlah rokok di saat anda sedang sakit, tidak cukup membantu.”
“saya menyadari bahwa berhenti merokok itu tidak mudah. Tapi ini adalah langkah
paling penting untuk kesehatan anda sekarang dan nanti. Saya bisa membantu anda
untuk merencanakan program berhenti merokok”
- TU Bantu
Bantu klien untuk mengatasi dampak yang akan timbul setelah tidak merokok dan
menyarankan alternative pemecahannya.
- J Jelaskan
Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari berhenti merokok.
- U Ulangi atau Rujuk
Ulangi beberapa informasi penting dan ingatkan bila klien harus melakukan kunjungan
ulang bila diperlukan. Ucapkan terima kasih.
16
BAB III
HASIL PRAKTIK KLINIK
Puskesmas Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok mulai beroperasional
pada bulan april 2008. Puskesmas Nan Balimo mempunyai 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan
Nan Balimo dengan luas wilayah 759 Ha dan Kelurahan Laing dengan luas wilayah 815 Ha.
Puskesmas Nan Balimo merupakan puskesmas non perawatan atau puskesmas rawat jalan.
17
Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel PPA dan Kampung Jawa
Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan tanjung paku
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa
18
Pustu Gelanggang Betung
Pustu Tembok
Pustu Laing Taluk
Pustu Laing Pasir
3. Pos Kesehatan Kelurahan
Poskeskel Nan Balimo
Poskeskel Laing
4. Sarana Transportasi
Kendaraan Dinas Roda 4 : 1 Unit
Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit
Tabel 3.1. Data Sarana Dan Prasarana Kesehatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nan BalimoTahun 2015
No Jenis Sarana Jumlah
1. Puskesmas Induk 1 Unit
2. Puskesmas Pembantu 4 Unit
3. Poskeskel 2 Unit
4. Posyandu Balita 10 Unit
5. Posyandu Lansia 4 Unit
6. Kendaraan Dinas Roda 4 1 Unit
7. Kendaraan Dinas Roda 2 13 Unit
Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2015
19
6 Tenaga Sanitarian 1
7 Tenaga Gizi 3
8 Perawat Gigi 1
9 Tenaga Apotik/gudang obat 3
10 Tenaga Analis 1
11 Tenaga Refraksi Optisi 0
12 Tenaga RM 1
13 Tenaga Elektromedik 0
14 Tenaga Umum 0
15 Tenaga Supir 1
16 Penjaga Malam 1
17 Tenaga Kebersihan 1
Total 40
Sumber :Profil Puskesmas Nan Balimo 2015
2) Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan :
Inspeksi sanitasi dasar
Rumah sehat
20
Pemeriksaan tempat tempat umum dan tempat pengolahan makanan dan
minuman (ttu-tpm)
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
Pengelolaan sampah rumah tangga
Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air
Penyuluhan higiene sanitasi ke sekolah
Penyuluhan kawasan sehat
Hasil Kegiatan
Tabel 3.3 Hasil kegiatan program kesehatan lingkungan
No Kegiatan Target % Pencapaian %
6 TTU 75 89,4
7 TPM 65 82,5
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014
21
otopsi verbal,dll
Program Kesehatan Anak
Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK)
Kelas Ibu Balita
Program Keluarga Berencana
pelayanan dan konseling
penanganan komplikasi ringan
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.4 Hasil kegiatan Program Kesehatan Ibu
No. Kegiatan SPM seksi KIA Target Pencapaian (%)
Jumlah KN
2 Lengkap sasaran 170 90 82,7
170
22
3 DDTK 2x/tahun 659 90 82,9
Jumlah neonatus
4 komplikasi yg 0 80 26,6
ditangani
Jlh kematian
8 0 - 4
neonates
Nan
1 1250 108 8,64 908 72,6 83 6,64
Balimo
23
Pengukuran Status Gizi muridtk/PAUD
Pengukuran Status Gizi Siswa SD, SLTP & SLTA
Pemberian PMT Pemulihan
Kelas gizi
Survey GAKY tingkat rumah tangga.
Kegiatan rutin seperti :
Pemberian vit A
Pemberian tablet Fe
GERNASDARZI
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.7 Hasil kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat
4 Pendistribusian Vit A 85 98
24
Pemeriksaan kontak TB
Penyegaran Kader TB
Penyuluhan HIV – AIDS,IMS & TB untuk pemuda dan Lapas
Survey Epidemiologi
PTM
Posbindu
2) Kusta
Penemuan dan penanganan kasus
3) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC
Pelacakan Kasus Kontak
PMO TB
TB mangkir
Penyaringan suspect
4) Pencegahan dan Pemberantasan DBD
Sosialisasi DBD
Pemantauan Jentik
PE
5) Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia
penemuan dan penanganan kasus
6) Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies
Pelacakan Kasus
7) Program Imunisasi
Pelayanan Imunisasi
BIAS
TT WUS
Sweeping
Pelacakan KIPI
25
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.8 Hasil kegiatan Program P2P
No Kegiatan Target % Pencapaian %
8 Pemberian VAR/SAR - 9
2 HB 0 85 92.4
3 BCG 95 95.3
4 Polio 1 95 96.5
26
5 DPT HB 1 95 101.2
6 DPT HB 3 90 95.9
7 Polio 4 90 88,9
8 Campak 90 91.2
TT WUS
12 85 82.9
POSYANDU
27
Senam lansia
Penyuluhan kesehatan lansia
Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6. PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)
pelatihan kader PKPR
Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
konsultasi bagi remaja
7. Kesehatan Gigi & Mulut
Dalam Gedung :
Pelayanan kedaruratan Gigi
Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
Pelayanan medik gigi dasar
Luar Gedung
UKGS
UKGM
28
- Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian pejabat pemerintah daerah dan sektor
terkait tentang berbagai factor yang menyebabkan kematian ibu dan peningkatan
upaya penanggulangan secara integratif
- Mekanisme rujukan sehingga keterlambatan pertolongan dapat dihindari
- Meningkatkan upaya masyarakat dalam pendataan ibu hamil dan mengubah
kebiasaan yang merugikan kesehatan ibu hamil
- Meningkatkan peran dan institusi dan petugas kesehatan dalam upaya pendataan ibu
hamil dan pelayanan kesehatan
- Meningkatkan pendanaan ibu hamil di setiap wilayah kelurahan atau desa oleh PKK
dan Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD)
Manfaat
- Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui program penurunan
kematian ibu
- Meningkatkan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
yang dikandungnya
- Menurunkan kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan kematian bayi
29
3. Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tanggal : 14Oktober 2015
Tempat : Posyandu Anggrek 1 & 2 Gelanggang Betung
Posyandu Setia Kawan Laing
Posyandu Bugenvil
Posyandu Merah Sari
Posyandu Teratai
b. Tujuan
- Memberikan imunisasi, penimbangan BB, TB
- Memberikan penyuluhan tentang Campak, ISPA, DBD, Diare
c. Manfaat
- Memantau tumbuh kembang anak
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyuluhan
- Meningkatkan imunitas anak dengan pemberian imunisasi
Manfaat
30
5. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 19 Oktober 2015
Tempat : PAUD Ar-rahman Kelurahan Nan Balimo
PAUD Harapan Bunda Kelurahan Laing
b. Tujuan Kegiatan
Melakukan penimbangan berat badan
Melakukan pengukuran tinggi badan
Melakukan pemeriksaan mata
Mengisi kuisioner tumbuh kembang anak
c. Manfaat
Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak
Mengatasi kelainan perkembangan dan pertumbuhan anak
31
langsung lapangan. Permasalahan ini tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan
pencapaian, tetapi juga dilihat dari urgensi, Seriousness,dan Growth.
32
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
33
Diagram sebab akibat Ishikawa (Fishbone)
Program Klinik Berhenti Merokok
Man Metode
Lingkungan
34
3.4.4 Analisis Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa ( Fishbone) maka dapat dilakukan
analisis sebab akibat masalah tersebut untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari
berbagai penyebab yang ditemukan maka selanjutnya dicari alternatif pemecahan masalah
tersebut.
Tabel 22. Analisis Sebab Akibat Masalah
No Variabel masalah
Faktor Penyebab masalah Alternatif Pemecahan masalah
penyebab
1 Manusia Masih rendahnya Memberikan penyuluhan kepada
pengetahuan masyarakat masyarakat mengenai manfaat
tentang resiko merokok berhenti merokok
Kurangnya motivasi Menjelaskan kepada masyarakat
masyarakat untuk mengenai pentingnya pemahaman
berhenti merokok tentang bahaya rokok.
Rendahnya niat dan Memotivasi masyarakat
minat dari masyarakat. mendatangi KBM.
Menjelaskan kepada masyarakat
tentang bahaya rokok bagi
perokok dan orang sekitar.
2 Metode Kurangnya sosialisasi / Melakukan penyuluhan seputar
penyuluhan resiko rokok kepada masyarakat.
Belum optimalnya Meningkatkan kerja sama dengan
pelaksanaan pada pustu/puskeskel/ dokter praktek
program KBM swasta
Meningkatkan kerja sama dengan
masyarakat.
3 Money Dana APBD tidak Memaksimalkan penggunaan
memadai untuk sumber dana puskesmas yang ada
melaksanakan dengan cara menambahkan
35
alokasi dana BPJS kesehatan
Melakukan pemungutan biaya
pada tiap RT.
4 Sarana Kurangnya pemanfaatan Memanfaatkan seluruh media
fasilitas media informasi informasi yang ada
tentang KBM Pemberian leaflat dan lainnya
yang dapat memotivasi
masyarakat untuk berhenti
merokok.
5 Lingkungan Kurangnya dukungan Meningkatkan peranan dan
keluarga dan masyarakat dukungan keluarga dan
tentang pentingnya masyarakat untuk berhenti
berhenti merokok merokok
Lokasi puskesmas jauh memberikan pembinaan kepada
dari pemukiman masyarakat untuk berhenti
penduduk merokok.
Melakukan kunjungan langsung ke
rumah warga yang menjadi sasaran
KBM.
36
1. penyuluhan kepada Meningkatkan Seluruh warga Puskesmas, 1 kali Dokter,pemegang
masyarakat pengetahuan masyarakat di Kelurahan, dalam 3 program dan
mengenai bahaya masyarakat wilayah kerja posyandu, bulan petugas di
rokok bagi Puskesmas
puskesmas
kesehatan. Nan Balimo
2. Membuat leaflet, Agar dapat Seluruh Puskesmas, 1 kali Dokter, pemegang
stiker, poster dibaca dan masyarakat , kelurahan, dalam 3 program dan
dipelajari lagi terutama posyandu bulan petugas di
oleh masyarakat
laki-laki puskesmas
di Rumah
3. Melakukan Memaksimalkan Masyarakat Rumah Setiap Dokter, pemegang
kunjungan tercapainya dengan masyarakat melakukan program, dan
langsung ke angka minimal laporan diwilayah penyulukan petugas puskesmas
masyarakat sebagai puskesmas
rumah KBM
dengan resiko perokok aktif nan balimo
4. Kotak amal peduli Menambah Seluruh Puskesmas, Setiap hari Masyarakat,
sehat sumber dana petugas puskesmas. pemegang program
puskesmas yang puskesmas Mesjid, dan Petugas
ada agar dapat dan sekolah.
puskesmas
digunakan untuk masyarakat
sosialisasi
37
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk
dirisendiri maupun orang di sekelilingnya. Bagi perokok aktif, pengaruh zat kimia
yang terkandung didalam rokok akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan
syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung
bertambah cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain seperti penyempitan
pembuluh darah, jantung, paru dan bronkhitis kronis.
Di puskesmas nan balimo kota solok, Sumatra barat, telah di buka klinik berhenti
merokok (KBM) pada bulan agustus 2015. Berdasarkan data yang didapat, jumlah pasien
dalam 1 bulan adalah 7 orang. Upaya memerangi rokok harus dilaksanakan secara gotong
royong oleh berbagai pihak, karena rokok menjadi urusan banyak pihak.
Berdasarkan informasi dari penanggung jawab program KBM, pelaksanaan program ini
belum berjalan dengan lancar karena masih baru dibuka dan masih sedikitnya minat dari
masyarakat untuk berhenti merokok.
4.2. Saran
Dalam rangka mengurangi faktor resiko merokok dan KBM, maka sebagai tenaga
kesehatan disarankan untuk menjadi contoh untuk masyarakat agar tidak merokok,
mengadakan dan melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan
memaksimalkan kinerja petugas dan membangun koordinasi dengan baik lintas sektor serta
meningkatkan kerja sama dengan masyarakat serta pustu/puskeskel/dokter praktek swasta.
38
DAFTAR PUSTAKA
39