Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas


merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesahatan
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas
menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi
kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk


mewujudkan masyarakat yang :
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
g. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
2) Penyelengggaran UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.

2.2. Manajemen
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip pokok yang
menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manejerial.

2.2.1. Perencanaan
1) Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan
strategi, kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk
menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap
pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan fungsi
terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang dijalankan, siapa yang akan melakukan dan
kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian
tujuan secara efektif dan efisien.

2) Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu sebagai
berikut :
1) Analisa situasi
2) Mangidentifikasi masalah prioritas
3) Menentukan tujuan program
4) Mengkaji hambatan dan kelemahan program
5) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

2.2.2. Pengorganisasian
1) Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai
peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai tujuan organisasi

2) Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan
mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b. Hubungan organisatoris anta rmanusiayang akan terjadi anggota atau staf
organisasi
c. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang
kepada staf sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi

3) Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkahpentingdalampengorganisasian yaitu sebagai berikut :
a. Tujuanorganisasiharusdipahamiolehstaf
b. Membagipekerjaandalambentukkegiatan-kegiatanpokokuntukmencapaitujuan
c. Menggolongkan kegiatanpokokkedalamsatuan kegiatan yang praktis
d. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakanolehstafdanmenyediakanfasilitas
pendukung yang diperlukanuntukmelaksanakantugasnya
e. Mendelegasikanwewenang

2.2.3. Penggerakan dan Pelaksanaan


1) Pengertian
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan program
(ditetapkan pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan program (yang
dirumuskan dalam fungsi perencanaan).Fungsi manajemen ini lebih menekankan
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya (manusia dan
yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

2) Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan


Tujuanpelaksanaan yaitu
a. Menciptakan kerja sama yang lebihefisien
b. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memilikidan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
e. Memuat organisasi berkembang secara dinamis.

2.2.4. Pengawasan dan Pengendalian


1) Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi perencanaan.
Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan program yang
dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu
dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada
kesenjangan dan penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi.Penyimpangan harus
dapat dideteksi secara dini dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan.Fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih
diefesienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
diefektifkan.

2) Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
a. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan
kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan dalam situasi yang sama
di masa lalu.
b. Standar kriteria. Standar ini d iterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas
yang sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat
profesionalisme staf.

3) Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat,organisasi yang
akan memperoleh manfaatnya yaitu :
a. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh
staf, apakah sesuai dengan standard atau rencana kerja, apakah sumber dayanya
sudah digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi
pengawasan dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi
kegiatan program
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan
tugas-tugasnya
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan
dan telah dimanfaatkan secara efisien
d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan.

4) Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya terletak pada
sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu pelaksanaannya.
Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga mempunyai kesamaan tujuan yaitu
untuk memperbaiki efesiensi dan efektifitas pelaksanaan program dengan memperbaiki
fungsi perencanaan.

2.3. Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada bayi umur 0-28 hari
sesuai standar oleh bidan desa yang memiliki kompetesi klinis kesehatan neonatal ,
paling sedikit 3x pada satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu , baik di sarana
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah . pelayanan kesehatan kepada neonatus
sedikitnya 3 kali yaitu:

─ Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
─ Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
─ Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari.

Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap


pelayanan kesehatan dasar , mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada
bayi sehingga dapat segera ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk
mendapatkan perawatan yang optimal. Pelayanan kesehatan diberikan oleh
dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah.
Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk
ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat,
penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah
sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).

Standar yang dijadikan acuan antara lain : Standar Pelayanan Kebidanan


(SPK), Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN), dan Pelayanan Neonatal Esensial
Dasar. Pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi bayi baru lahir, diselenggrakan
dengan mengikuti hal-hal sebagai berikut :

2.3.1. Pelayanan Kesehatan Komprehensif

Selama kehamilan Ibu hamil harus memeriksakan kehamilan minimal empat


kali di fasilitas pelayanan kesehatan, agar pertumbuhan dan perkembangan janin
dapat terpantau dan bayi lahir selamat dan sehat.

Tanda-tanda bayi lahir sehat:

a.Berat badan bayi 2500-4000 gram;

b.Umur kehamilan 37 – 40 mg;

c.Bayi segera menangis

d.Bergerak aktif,kulit kemerahan,

e.Mengisap ASI dengan baik,

f.Tidak ada cacat bawaan

2.3.2. Tatalaksana Bayi Baru Lahir

Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:

1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:


a. Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
b. Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus.
c. Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
a. Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di
puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan
rumah oleh tenaga kesehatan.
b. Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu
atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.

2.4. JENIS PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR


2.4.1. Asuhan bayi baru lahir
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan
Persalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi
baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan
asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya
atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam
jangkauan ibu selama 24 jam).
A. Asuhan bayi baru lahir meliputi:
1. Pencegahan infeksi (PI)
2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
6. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal
di paha kiri
7. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan
8. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis
tunggal
9. Pemeriksaan bayi baru lahir
10. Pemberian ASI eksklusif
B. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan
proses IMD. Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):
1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin
2. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan
vernix, kemudian tali pusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu
dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi
puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi.
4. Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri
mencari puting susu ibu.
5. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi
sebelum menyusu.
6. Biarkan KULIT bayi bersentuhan dengan KULIT ibu minimal selama
SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di
dada ibu sampai 1 jam
7. Jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi
lebih dekat dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan
kulit ibu selama 30 MENIT atau 1 JAM berikutnya. Setelah selesai proses
IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas, diberi salep mata
dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam kemudian diberikan
imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada paha kanan
C. Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep mata dan
imunisasi Hepatitis B (HB 0)
Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode
setelah IMD sampai 2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin
oleh dokter, bidan atau perawat.
1. Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg
intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
2. Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%).
3. Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam dipaha kanan setelah penyuntikan
Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui
jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.

D. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.Pemeriksaan bayi baru lahir
dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/ perawat.
Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi
tenaga kesehatan yang memeriksa.

Tabel 1. Waktu pemeriksaan bayi baru lahir:

E. Langkah langkah pemeriksaan:


• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).
• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan
dinding dada bawah, denyut jantung serta perut.
• Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi.

Tabel 2. Pemeriksaan fisik pada neonatus


Pemeriksaan fisis yang dilakukan Keadaan normal
1 Lihat postur, tonus dan  Posisi tungkai dan lengan fleksi.
aktivitas  Bayi sehat akan bergerak aktif.

2 Lihat kulit  Wajah, bibir dan selaput lendir,


dada harus berwarna merah
muda, tanpa adanya kemerahan
atau bisul.

3 Hitung pernapasan dan lihat  Frekuensi napas normal 40-60


tarikan dinding dada kali per menit.
kedalam ketika bayi sedang  Tidak ada tarikan dinding dada
tidak menangis. kedalam yang kuat

4 Hitung denyut jantung  Frekuensi denyut jantung normal


dengan meletakkan 120-160 kali per menit.
stetoskop di dada kiri
setinggi apeks kordis.
5 Lakukan pengukuran suhu  Suhu normal adalah 36,5 - 37,5º
ketiak dengan termometer. C

6 Lihat dan raba bagian kepala  Bentuk kepala terkadang


asimetris karena penyesuaian
pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam.
 Ubun-ubun besar rata atau tidak
membonjol, dapat sedikit
membonjol saat bayi menangis.

7 Lihat mata  Tidak ada kotoran/sekret

8 Lihat bagian dalam mulut.  Masukkan satu jari yang


menggunakan sarung tangan ke
dalam mulut, raba langit-langit.
 Bibir, gusi, langit-langit utuh
dan tidak ada bagian yang
terbelah.
Nilai kekuatan isap bayi.
 Bayi akan mengisap kuat jari
pemeriksa.

9  Lihat dan raba perut.  Perut bayi datar, teraba lemas.


 Lihat tali pusat  Tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau yang
tidak enak pada tali pusat. atau
kemerahan sekitar tali pusat

10 Lihat punggung dan raba  Kulit terlihat utuh, tidak terdapat


tulang belakang. lubang dan benjolan pada tulang
belakang

11 Lihat ekstremitas  Hitung jumlah jari tangan dan


kaki
 Lihat apakah kaki posisinya baik
atau bengkok ke dalam atau
keluar
 Lihat gerakan ekstremitas
simetris atau tidak

12 Lihat lubang anus.  Terlihat lubang anus dan periksa


 Hindari memasukkan alat apakah mekonium sudah keluar.
atau jari dalam memeriksa  Biasanya mekonium keluar
anus dalam 24 jam setelah lahir.
 Tanyakan pada ibu apakah
bayi sudah buang air besar
13  Lihat dan raba alat  Bayi perempuan kadang terlihat
kelamin Luar. cairan vagina berwarna putih
 Tanyakan pada ibu apakah atau kemerahan.
bayi sudah buang air kecil  Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis.
 Pastikan bayi sudah buang air
kecil dalam 24 jam setelah lahir.

14 Timbang bayi.  Berat lahir 2,5-4 kg.


 Timbang bayi dengan  Dalam minggu pertama, berat
menggunakan selimut, bayi mungkin turun dahulu baru
hasil dikurangi selimut kemudian naik kembali dan pada
usia 2 minggu umumnya telah
mencapai berat lahirnya.
 Penurunan berat badan maksimal
untuk bayi baru lahir cukup
bulan maksimal 10%, untuk bayi
kurang bulan maksimal 15%

15 Mengukur panjang dan  Panjang lahir normal 48-52 cm.


lingkar  Lingkar kepala normal 33-37
kepala bayi cm.

16 Menilai cara menyusui,  Kepala dan badan dalam garis


minta lurus; wajah bayi menghadap
ibu untuk menyusui bayinya payudara; ibu mendekatkan bayi
ke tubuhnya
 Bibir bawah melengkung keluar,
sebagian besar areola berada
didalam mulut bayi
 Mengisap dalam dan pelan
kadang disertai berhenti sesaat

F. Pencatatan dan Pelaporan


Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus dicatat pada:
1. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)
─ Pencatatan pada ibu meliputi keadaan saat hamil, bersalin dan nifas.
─ Pencatatan pada bayi meliputi identitas bayi, keterangan lahir, imunisasi
pemeriksaan neonatus, catatan penyakit, dan masalah perkembangan serta
KMS
2. Formulir Bayi Baru Lahir
─ Pencatatan per individu bayi baru lahir, selain partograph
─ Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan
3. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)
─ Pencatatan per individu bayi
─ Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal yang merupakan
dokumen tenaga kesehatan puskesmas
4. Register kohort bayi
─ Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas
─ Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas

2.5. JENIS DAN KOMPETENSI SDM


Pelayanan kesehatan asuhan bayi baru lahir dan kunjungan neonatal dapat
dilaksanakan oleh:
1. Dokter termasuk dokter umum dan dokter spesialis anak
2. Bidan
3. Perawat
Kompetensi yang di butuhkan meliputi :
• Asuhan Persalinan Normal
• Manajemen Asfiksia BBL
• Manajemen BBLR
• Manajemen Terpadu Balita Sakit
2.6. FASILITAS
Peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan bayi baru lahir harus
tersedia dalam satu ruangan dengan ibu, meliputi:
a. Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibubersalin
b. Infant warmer atau dapat digunakan juga lampu pijar 60 watt dipasang
sedemikian rupa dengan jarak 60 cm dari bayi yang berfungsi untuk penerangan
dan memberikan kehangatan di atas tempat resusitasi
c. Alat resusitasi (balon sungkup)bayi baru lahir
d. Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering
e. Sarung tangan bersih
f. Kain bersih dan hangat
g. Stetoskop infant dan dewasa
h. Stop watch atau jam dengan jarum detik
i. Termometer
j. Timbangan bayi
k. Pengukur panjang bayi
l. Pengukur lingkar kepala
m. Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc
n. Senter
o. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
p. Salep mata Oxytetrasiklin 1%
q. Vaksin Hepatitis B (HB) 0
r. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir register kohort bayi)

Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan kunjungan neonatal meliputi:


a. Tempat periksa bayi
b. Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.
c. Air bersih, sabun dan handuk kering
d. Sarung tangan bersih
e. Kain bersih
f. Stetoskop
g. Stop watch atau jam dengan jarum detik
h. Termometer
i. Timbangan bayi
j. Pengukur panjang bayi
k. Pengukur lingkar kepala
l. Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1 ml/cc
m. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
n. Salep mata Oxytetrasiklin 1%
o. Vaksin Hepatitis B (HB 0)
p. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir, formulir MTBM,
Partograf, Formulir register kohort bayi)

Anda mungkin juga menyukai