Ischialgia
Oleh:
Sanjaya Halim S. Ked
NIM.1830912310091
Pembimbing:
dr. H. Lily Runtuwene, Sp.S
2. DAFTAR ISI……………………………………………………………. 2
3. BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………… 3
7. BAB V: PENUTUP…………………………………………………….. 54
8. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 56
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan masa dan perubahan zaman yang cepat, menuntut orang untuk
terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan sehari-hari dan bekerja. Nyeri
yang merupakan syaraf perifer paling besar yang terdiri dari serabut-serabut
saraf Spinal L4 - S3. Nervus Ischiadicus jika terjadi penekanan oleh neoplasma
dengan adanya trauma atau proses ketuaan. Proses degeneratif ini dimulai dari
kehilangan elastisitasnya.
Akibat proses ini pada korpus vertebralis di bagian tulang khondral yang
3
Myofascia yang sangat peka terhadap rangsangan sehingga timbul rasa nyeri di
keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada trunk, adanya kelemahan otot
yang disyarafi.
Kasus ini dapat ditemui pada pasien rawat inap di RSUD Ulin
pada seorang pasien perempuan berusia 54 tahun yang dirawat inap di RSUD
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
arti katanya, maka ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang N.ischiadicus.
2.2 Etiologi
Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain:
atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).
5
nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.
pulposus (HNP)
2. Ischialgia mekanik
─ Spondiloarthrosis defermans
─ Spondilolistetik
─ Tumor cauda
lumbosakralis.
─ Radikulitis tuberkulosa
─ Radikulitas luetika
2.3 Patofisiologi
6
koksigis. Bagian vertebre yang membentuk punggung bagian bawah adalah
lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus
ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
tibialis.
berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi
belakang tungkai
7
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang
ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
8
saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri
terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan
Laseque.
4. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah
dan berjalan.
6. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.
9
otot-otot tungkai bawah tersebut.
9. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
10. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,
permanen.
2.5 Diagnosis
Anamnesis :
1. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat,
diskogenik
atau infeksi
4. Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
10
menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang
Pemeriksaan fisik :
1.Inspeksi
2. Palpasi
Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang
belakang
3. Perkusi
4. Reflek
Pemeriksaan penunjang :
2. Elektroneuromiografi (ENMG)
3. Myelografi
4. CT scan
5. MRI
11
2.6 Penatalaksanaan
Exercise, dsb.
4. Advis :
Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi
12
BAB III
DATA PASIEN
I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. N
Umur : 23 Tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjarmasin
Agama : Islam
Status : Menikah
No. RMK : 1 44 29 32
II. ANAMNESIS
Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin pada pukul 18.17 pada
hari kamis, 25 Oktober 2019 dengan keluhan kelemahan pada kaki kanan.
Keluhan dirasakan sejak hari jumat, 18 Oktober 2019. Keluhan muncul secara
tiba tiba. Awalnya pasien mengeluhkan nyeri pada bagian pantat sebelah
13
kanan, dan jika kaki diangkat maka pasien merasakan penjalaran nyeri hingga
sakit hingga kaki pasien terasa kaku tidak bisa digerakan karena terbatas nyeri.
bidan yang dari puskesmas datang ke rumah pasien, oleh bidan tersebut pasien
diberikan suntikan yang tidak pasien ketahui jenis obat apa dan bagaimana
tersebut akan membantu pemulihan pasien pasca melahirkan. Setelah itu pasien
masih dapat beraktifitas normal hingga keesokan harinya, pada hari kamis 17
oktober 2019, pasien mulai merasakan nyeri di tulang ekor yang menjalar
hingga ke telapak kaki, terutama pada bagian kaki kanan. Nyeri dirasakan
pasien seperti ditusuk tusuk. Saat itu pasien masih bisa duduk dan menyusui
anaknya. keesokan harinya pada hari jumat 18 oktober 2019 keluhan nyeri
dirasakan semakin memberat yang diikuti kedua tungkai kanan dan kiri lemah,
dan sangat nyeri. Pasien hanya bisa berbaring di kasur dan tidak dapat
BAB sejak 7 hari, dan pasien menduga karena makan pasien sedikit. Saat ini
14
Riwayat Penyakit Dahulu:
riwayat hipertensi (+) ayah pasien, diabetes mellitus (+) ibu pasien, dan stroke
Kebiasaan : Pasien sehari hari sebagai ibu rumah tangga dan sekali sekali
mengangkat barang-barang.
Thoraks
15
- Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, wheezing (-/-), Rh (-/-)
normal
Penyerapan : Baik
Kemauan : Baik
Psikomotor : Normoaktif
V. STATUS NEUROLOGIS
A. Kesan Umum:
Kesadaran : Composmentis, E4 V5 M6
16
Kepala:
Besar : normal
Wajah:
B. Pemeriksaan Khusus
Kernig : sde
Laseque : (+)/(+)
Bruzinski I : (-)/(-)
Bruzinski II : sde
Bruzinski IV : (-)/(-)
Bragard : (+)/(+)
Sicard : (+)/(+)
17
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Optikus
Kanan Kiri
18
Celah mata (Ptosis) : Tidak ada Tidak ada
Pupil
Lebar : 3 mm 3 mm
N. Trigeminus
Cabang Motorik
Kanan Kiri
Cabang Sensorik
Refleks kornea : + +
N. Facialis
Waktu Diam
19
Tinggi alis : Simetris
Waktu Gerak
Bersiul : Normal
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Pendengaran : ada
Bagian Motorik:
20
Menelan : dalam batas normal
Bagian Sensorik:
Refleks muntah :+
N. Accesorius
Kanan Kiri
normal
N. Hypoglossus
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
+5 +5
- Kekuatan motorik ekstremitas :
3 3
- Tubuh :
21
Otot pinggang : cukup kuat
Istirahat : Normal
- Lengan (Kanan/Kiri)
Fleksi sendi pergelangan tangan : dalam batas normal / dalam batas normal
Ekstensi sendi pergelangan tangan : dalam batas normal / dalam batas normal
- Tungkai (Kanan/Kiri)
Besar Otot :
22
Palpasi Otot :
Konsistensi : Normal
Tonus Otot :
Lengan Tungkai
Hipotoni - - - -
Spastik - - + +
Rigid - - - -
Rebound - - - -
Gerakan Involunter
Chorea :-/-
Athetose :-/-
Balismus :-/-
Torsion spasme : - / -
Fasikulasi :-/-
Myokimia :-/-
Koordinasi :
23
Gait dan station : dalam batas normal / dalam batas normal
3. Sistem Sensorik
Rasa Eksteroseptik
Rasa Proprioseptik
Rasa Enteroseptik
Rasa Kombinasi
Fungsi luhur
24
Alexia : tidak ada
4. Refleks-refleks
Refleks Patologis :
Tungkai
Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Miksi : Normal
25
Sekresi keringat : Normal
Salivasi : Normal
6. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
Khyposis : ada
Fleksi : bisa
Ekstensi : bisa
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
JENIS
HASIL Nilai Rujukan
PEMERIKSAAN
26
/ul
Hematokrit 40,3 % 42 – 52 %
MCV 77.8 fl 75 – 96 fl
MCH 24.1 pg 28 – 32 pg
MCHC 31 % 33 – 37 %
27
Pemeriksaan X Ray Lumbal (15 Juni 2019)
28
Pemeriksaan MSCT Lumbar Spine ( 8 Agustus 2019 )
29
30
Hasil Pemeriksaan USG Piriformis
31
Hasil Pemeriksaan ENMG
32
C. RESUME PENYAKIT
1. ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin pada pukul 18.17 pada
hari kamis, 25 Oktober 2019 dengan keluhan kelemahan pada kaki kanan.
Keluhan dirasakan sejak hari jumat, 18 Oktober 2019. Keluhan muncul secara
tiba tiba. Awalnya pasien mengeluhkan nyeri pada bagian pantat sebelah
kanan, dan jika kaki diangkat maka pasien merasakan penjalaran nyeri hingga
sakit hingga kaki pasien terasa kaku tidak bisa digerakan karena terbatas nyeri.
bidan yang dari puskesmas datang ke rumah pasien, oleh bidan tersebut pasien
diberikan suntikan yang tidak pasien ketahui jenis obat apa dan bagaimana
tersebut akan membantu pemulihan pasien pasca melahirkan. Setelah itu pasien
masih dapat beraktifitas normal hingga keesokan harinya, pada hari kamis 17
oktober 2019, pasien mulai merasakan nyeri di tulang ekor yang menjalar
hingga ke telapak kaki, terutama pada bagian kaki kanan. Nyeri dirasakan
pasien seperti ditusuk tusuk. Saat itu pasien masih bisa duduk dan menyusui
anaknya. keesokan harinya pada hari jumat 18 oktober 2019 keluhan nyeri
dirasakan semakin memberat yang diikuti kedua tungkai kanan dan kiri lemah,
33
dan sangat nyeri. Pasien hanya bisa berbaring di kasur dan tidak dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya. Saat ini pasien masih merasa kesakitan
2. PEMERIKSAAN FISIK
Status interna
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tensi : 90/70 mmHg
Nadi : 105 Kali/Menit, Reguler, Kuat angkat
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37,4 ºC
VAS :8
Status Neurologis
Nervus Cranialis :
34
N. I : Refleks mencium (+/+) N. VII : Paresis wajah (-)
N. III : Gerakan Bola Mata (+/+) N. IX: Reflek menelan dan muntah(+)
Motorik :
+5 +5
3 3
Sensibilitas :
+ +
+ +
Reflex Fisiologis :
Biceps : +2 | +2
Triceps : +1 | +1
Patella : +2 |+ 2
Achilles : +1 | +1
D. DIAGNOSIS
35
Diagnosis Etiologis : Piriformis Syndrome
E. TERAPI
d. Injeksi Omeprazole 1 x 40 mg
f. P.O Tizanidine 3 x 5 mg
F. PROGNOSIS
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Tungkai bawah yang muncul secara tiba-tiba saat bangun tidur disertai dengan
kesemutan seperti kram pada kedua kaki. Keluhan tersebut dirasakan pasien
sejak 1 hari yang lalu, dari keluhan yang dirasakan, hal ini mengarah ke
seperti gejala kelemahan pada kedua tungkai dan juga rasa kebas dan
kesemutan di kedua tungkai bawah, hal ini bisa dibuktikan dari hasil anamnesis
pasien pernah punya riwayat terjatuh sebelumnya, pasien juhga bekerja sebagai
pedagang yang sering mengangkat angkat barang dengan gerakan yang tidak
benar saat bekerja hal ini merupakan salah satu faktor resiko yang dapat
terdapat pada pasien disebabkan salah satunya karena terdapat fraktur pada
osteogenik.
37
Obat-obatan yang didapatkan pasien saat dirawat di RSUD Ulin
adanya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan
kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lain ke vertebra
pasien hal ini disebabkan karena factor usia yaitu rapuhnya tulang- tulang atau
38
Selain hal tersebut pasien juga mengalami gejala cedera medulla spinalis,
Gejala yang timbul jika mengalami cedera medulla spinalis antara Vertebra Th
I dan Th X yaitu kemungkinan akan terjadi paralisis tungkai bawah dan visera.
Akar toraks bagian bawah juga dapat mengalami transeksi tetapi tak banyak
cedera di antara vertebra T10 dan LI dapat menyebabkan lesi korda dan lesi
akar saraf, dan cedera di bawah vertebra Ll hanya menyebabkan lesi akar saraf.
sepanjang bagian belakang paha dan tungkai bawah, dan dua pertiga sebelah luar
telapak kaki, tenaga motorik pada otot yang mengendalikan pergelangan kaki dan
kaki, refleks anal dan penis, respons plantar dan refleks pergelangan kaki,
pengendalian kencing.
bagian yang dipasok oleh segmen sacral, tenaga motorik pada otot yang
mengendalikan pinggul dan lutut, refleks kremaster dan refleks lutut. Bila
membedakan antara transeksi korda tanpa kerusakan akar saraf dan transeksi
korda dengan kerusakan akar saraf. Pasien tanpa kerusakan akar saraf jauh lebih
baik
39
BAB V
PENUTUP
nyeri pada tungkai bawah sebelah kanan sebelum masuk rumah sakit. Pasien
40
DAFTAR PUSTAKA
6. Jusuf, Muhammad. Sutami, Sri. Was an, Muhammad. Berkala Neuro Sains.
PERDOSSI Yogyakarta: Bagian Ilmu syaraf UGM.Vol 12 No 3. 2011.
12. Ropper AH, Brown RH, Adams RDI, Victor M. Adams and Victor's
principles of neurology. Edisi ke-8. New York: McGraw- Hill, 2014.
13. adam, R.D., Victor, M. and Ropper, A.H. 2005. Principles of Neurology.
Edisi 8. New York : McGraw-Hill. p 50-52; 1049-1092.
41
14. Fynn E, Khan N, Ojo A. Meningioma- a review of 52 cases. SA J of
Radiology. 2004:3-5.
15. Butt ME, Khan SA, Chaudrhy NA, Qureshi GR. Intra-Cranial space
occupying lesions : A morphological analysis. Biomedica, 2005; 21:31-5.
42