Anda di halaman 1dari 7

DISLOKASI ACROMIOCLAVICULAR JOINT

A. Definisi

Dislokasi adalah cedera pada persendian yang mana kepala tulang lepas atau bergeser
dari mangkoknya. Faktor yang meningkatkan resiko dislokasi adalah ligamen-ligamennya
yang kendor akibat pernah mengalami cedera, kekuatan otot yang menurun ataupun karena
faktor eksternal yang berupa tekanan energi dari luar yang melebihi ketahanan alamiah
jaringan dalam tubuh (Stevenson et al, 2000). Dislokasi Acromioclavicular Joint adalah
dislokasi yang terjadi pada sendi antara ujung distal clavicula dengan acromion. Dislokasi
AC Joint dapat terjadi karena adanya ruptur ligamen acromioclavicular dan ligamen
coracoclavicular (Apley, 1993).

B. Anatomi

Sumber : Sobotta edisi ed 23

1
Sumber sobotta edisi 23

Dibentuk oleh extremitas acromialisclavicula dengan tepi medial dari acromion


scapulae. Facies articularisnya kecil dan rata dan dilapisi oleh fibro cartilago. Diantara
facies articularis ada discus articularis. Secara morfologis termasuk ariculatio ellipsoidea,
karena facies articularisnya sempit, dengan ligamentum yang longgar.

Ligamentum yang memperkuatnya:


1) Ligament acromio claviculare, yang membentang antara acromion dataran ventral
sampai dataran caudal clavicula.
2) ligament coraco clavicuculare, terdiri dari 2 ligament yaitu:
a) Ligamentum conoideum, yang membentang antara dataran medial
procecuscoracoideus sampai dataran caudal claviculare.
b) Ligamentum trapezoideus, yang membentang dari dataran lateral
procecuscoraoideus sampai dataran bawah clavicuare,

Gerak osteokinematika sendi acromio clavicularis selalu berkaitan dengan gerak pada
sendi scapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka terjadi rotasi clavicula mengitari

2
sumbu panjangnya. Rotasi ini menyebabkan elevasi clavicula, elevasi tersebut pada sendi
sterno clavicularis kemudian 30% berikutnya pada rotasi clavicula.

C. Epidemiologi

Dislokasi acromioclavucular joint kebanyakan terjadi pada usia 15 – 40 tahun karena


aktivitas olah raga dan kecelakaan lalu lintas (Apley,1993).

D. Etiologi

Dislokasi acromioclavicular terjadi karena adanya strain pada ligamen


acromioclavicular yang disebabkan oleh trauma. Ketika seseorang jatuh dengan bahu bagian
anterior, maka akan ada gaya yang mendorong bahu tersebut ke arah posterior sementara
clavicula tetap berada di posisi anatominya, sehingga menyebabkan ligamen
acromioclavicular tertarik dan terjadi ruptur.

E. Patomekanisme

1. Klasifikasi

Tipe dislokasi pada acromioclavicular joint antara lain (Allman andRockwood) :

a. Tipe I Pada ligamen acromioclavicular terjadi stretch yang menyebabkan ligamen


tersebut mengalami ketegangan dan dapat juga menyebabkan ruptur parsial.

b. Tipe II Pada ligamen acromioclavicular terjadi ruptur total dan ligamen


coracoclavicular terjadi rupture parsial.

c. Tipe III Pada ligamen acromioclavicular dan coracoclavicular terjadi ruptur total, dan
tulang clavicula terangkat ke atas.

3
d. Tipe IV Pada ligamen acromioclavicular dan coracoclavicular terjadi ruptur total, dan
tulang clavicula terdorong kearah posterior.

e. Tipe V Pada ligamen acromioclavicular dan coracoclavicular terjadi ruptur total, dan
tulang clavicula mengalami ketidak stabilan.

f. Tipe VI Pada ligamen acromioclavicular dan coracoclavicular terjadi ruptur total, dan
tulang clavicula masuk diantara kepala humerus dan tendon otot biceps dan
coracobrachialis.

Gambar :Tipe Dislokasi Acromioclavicular Joint

2. Patofisiologi

Ruptur pada ligamen acromioclavicular yang disebabkan oleh trauma yang dapat
menyebabkan dislokasi acromioclavicular. Ketika seseorang jatuh dengan shoulder bagian
anterior, maka akan ada gaya yang mendorong shoulder tersebut ke arah posterior sementara

4
clavicula tetap berada di posisi anatominya,sehingga menyebabkan ligament
acromioclavicular tertarik dan terjadi rupture.Mekanisme yang paling umum untuk dislokasi
acromioclavicular adalah benturan langsung pada bagian acromion dengan lengan adduksi.

3. Prognosis

Tingkat kesembuhan pada kasus dislokasi acromioclavicular ini baik jika ditangani
dengan baik benar.

F. Gambaran Klinis

Pasien mengalami nyeri di atas sendi acromioclavicular. Terjadi pembengkakan,


memar, dan clavicula menonjol secara jelas, Edema, ekimosis, nyeri didaerah AC joint,
Deformitas (+) pada injuri yang parah.
Catat :

 Status vasculer / sensorik / motoris


 Injuri thorax sekitarnya
 Kondisi daerah proksimal ekstremitas sebelahnya

G. Radiologi

 Radiologi thorax AP
 Kalau perlu
 Proyeksi kaudo kranial kedua clavicula pada satu film
 Stress foto

H. Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang perlu dilakukan pada dislokasi acromioclavicular adalah


cedera rotators cuff dan dislokasi bahu.

5
I. Penanganan

Emergency

 Tidak diperlukan kecuali diperlukan explore injury art axillres & trauma yang
parah

Definitif

 Grade I & II  konservatif


 Grade III
 Rekonstruksi : weaver – bunn proc
 Indikasi lain :
 Grade III + ipsilateral trauma thorax / periscapsular injuri

Rehabilitasi
Jika ada indikasi operasi

 Fiksasi bahu dengan selempang 3 – 4 minggu + isometric deltoid exercise


 Akhir minggu 3 – 4 minggu pendular exercise
 6 – 8 minggu post op : aktif ROM

J. Komplikasi
 Pada Grade III  degeneratif arthritis simptomatic  perlu reseksi clavicula
distal
 Chronic instability pada Grade III  perlu reseksi distal clavicula + rekonstruksi
lig. Coracoclavic

6
Daftar Pustaka

1. Wim de Jong, Syamsuhidajat, R. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi dua. Penerbit
Buku Kedoktern EGC. Jakarta
2. Posedur Tetap Ortopedi dan Traumatologi RSUD DOK II Jayapura 2012.
3. Rasjad Chairuddin, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi edisi ketiga, Jakarta:
PT.Yarsif Watampone (Anggota IKAPI).
4. Nordin, M and Frankel H victor : Basic Biomechanic of the Muskuloskeletal system.
Lea and Febriger Philadelphia, London halaman 225-234.
5. Eko Ardi P, M.Subhan Zuhdi, Tony Wahyu P, Satrio Yudi Er.2011. Dislokasi Pada
Sendi Bahu. Digitasl Library USU.
6. F. Paulsen, Sobotta ed 23, EGC 2012, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai