Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus

MENINGITIS TUBERKULOSIS
Disusun oleh:
Sanjaya Halim
1830912320091

Pembimbing:
dr. Nurul Hidayah, M.Sc, Sp.A(K)
× Meningitis TB adalah peradangan pada selaput
pelindung otak yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.
× Biasanya ditanda dengan gejala meningitis yang khas,
seperti nyeri kepala, demam, dan kaku kuduk. Namun
meningitis TB pada anak pada awalnya tidak khas,
sehingga diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
laboratorium yang teliti dan cermat.
Bidstrup C, Andersen PH, Skinhøj P, Andersen AB. Tuberculous meningitis in a country with a low incidence of tuberculosis:
still a serious disease and a diagnostic challenge.Scand J Infect Dis 2002;34:811.
2
Meningitis adalah peradangan pada
selaput pelindung otak yang disebut
meninges. Dibagi menjadi 2 menurut
pemeriksaan CSF, yaitu :
× Meningitis Purulenta, dengan penyebab
bakteri selain bakteri Mycobacterium
tuberculosis, dan
× Meningitis serosa dengan penyebab
bakteri Mycobacterium tuberkulosis
ataupun virus.

Ginsberg L. Difficult and recurrent meningitis. Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry. 2004; 75: 16-21 3
Bakteri :

• Pneumococcus Virus :
• Meningococcus Jamur :
• Haemophilus • Enterovirus
• Cryptococcus
influenza • Coxsackie virus
neoformans
• Staphylococcus • Herpes Simplex
• Coccidioides
• Escherichia coli Virus
immitris
• Salmonella • West Nile Virus
• Mycobacterium
tuberculosis

Ginsberg L. Difficult and recurrent meningitis. Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry. 2004; 75: 16-21 4
Epidemologi
• Pasien BTA aktif didapatkan
83 orang per 100.000
penduduk di Indonesia
• Meningitis tuberkulosis
menyerang 0,3% anak yang
menderita tuberkulosis yang
tidak diobati
• Angka kematian berkisar
antara 10-20%. Sebagian
besar memberikan gejala
sisa, hanya 18% pasien
yang akan kembali normal
secara neurologis dan
intelektual.

Epidemiologi tbc Indonesia. http://www.tbindonesia.or.id. Accessed Juli, 18th 2019.


5
Anatomi & Fisiologi

• Pia mater merupakan selaput


jaringan penyambung yang
tipis yang menutupi permukaan
otak dan membentang ke
dalam sulkus, fisura dan sekitar
pembuluh darah di otak.
• Arachnoid mater merupakan
selaput halus yang memisahkan
pia mater dan durameter.
• Dura mater merupakan lapisan
paling luar yang padat dan
keras berasal dari jaringan
ikat yang tebal dan kuat.

Farinha NJ, Razali KA, Holzel H, Morgan G, Novelli VM. Tuberculosis of the central nervous system in 6
children: a 20-year survey.J Infect 2000;41:61e8
Patofisiologi

Farinha NJ, Razali KA, Holzel H, Morgan G,


Novelli VM. Tuberculosis of the central
nervous system in children: a 20-year
survey.J Infect 2000;41:61.

7
Manifestasi Klinis

Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3


•- Demam, - Kejang,
- Penurunan
•- Nyeri kepala - Papil edema
kesadaran
•- Malaise - Hidrosefalus

- Defisit - Disfungsi
- Apatis, batang otak
neurologis fokal
- Iritabilitas (dekortikasi,
- Hemiparesis deserebrasi)

- Paresis saraf
- Anoreksia kranial Susana Cha v́ ez-Bueno, MD, George H. McCracken, Jr, MD.
Bacterial Meningitis in Children. Department of Pediatrics,
(terutama N.III Division of Pediatric Infectious Diseases, University of Texas
Southwestern Medical Center of Dallas. Pediatr Clin N Am
dan N.VII, 2005; 52: 795–810.
Nicola Principi, Susanna Esposito. Diagnosis

Diagnosis
and therapy of tuberculous meningitis in
children. Department of Maternal and Pediatric
Sciences, Università degli Studi di Milano,
Fondazione IRCCS Ca’ Granda Ospedale
Maggiore Policlinico. Via Commenda 9, 20122
Milan, Italy. Tuberculosis 2012: 92; 377-383

Diagnosis pasti dapat dibuat hanya setelah


ditemukan BTA pada CSF pada pasien dengan
gejala dan tanda penyakit di sistem saraf pusat
10-12 Probable, 6-10 Possible (defisit neurologis). 9
Penatalaksanaan meningitis TB
berdasarkan tiga komponen
berbeda:
1. Administrasi obat anti TB
2. Modulasi respon imun
3. Manajemen tekanan
intrakranial yang
meningkat.

Murthy JM. Management of intracranial pressure in tuberculous meningitis.


Neurocrit Care. 2005;2(3):306-312
10
Laporan Kasus

11
Identitas

Identitas pasien
Nama : An. S K
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Pangkuh, 3 September 2006
Umur : 12 tahun 10 bulan
Identitas orang tua
Ayah Ibu
Nama : Tn. J T Nama : Ny. M
Umur : 35 tahun Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Kristen Agama : Kristen
Alamat: Jl. Damang Rambang RT.01, Pangkuh
12
Anamnesis

Keluhan utama: Demam


RPS: Pasien baru rujukan dari RSUD Doris Sylvanus, dengan keluhan utama demam, sejak  3
minggu SMRS. Demam timbul mendadak. Demam naik turun, turun sampai normal dengan
pemberian paracetamol, lalu naik lagi. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi (tidak diukur). Demam
tidak disertai menggil, dan disertai meranyau.  1 hari setelah demam, pasien mengeluhkan
kelemahan pada kedua tangan dan kakinya, namun pada saat itu pasien masih bisa berjalan.
Pasien juga mengeluhkan sakit kepala dan pandangan ganda. Ibu pasien menyangkal ada muntah-
muntah. Sekarang pasien mengalami penurunan kesadaran, ketika ditanya pasien terkadang lupa
nama ayah dan ibu pasien. Pasien pernah mendapatkan perawatan di RS Muhammadyah selama
1 hari dan di RSUD Doris Sylvanus selama 2 minggu, kemudian dirujuk ke RSUD Ulin.
RPD: Tidak pernah dirawat sebelumnya. Riwayat pengobatan yang dikonsumsi tidak ada. Riwayat
batuk lama disangkal, riwayat penyakit lain disangkal. Riwayat penurunan berat badan sebanyak
10 kg dalam 2 bulan
RPK: Riwayat keluhan serupa (-), Riwayat batuk lama (-), Asma (-) Hipertensi (-) DM (-) Ginjal (-)
Keganasan (-)
13
Riwayat kehamilan dan persalinan

Riwayat antenatal : Selama hamil menurut pengakuan ibu, Ibu rajin memeriksakan
kehamilannya di bidan. Selama hamil ibu memeriksakan kandungannya sebulan sekali
ke bidan.
Spontan : Spontan Belakang Kepala
Nilai APGAR : Bayi langsung menangis
Berat badan lahir : 3100 gram
Panjang badan : Ibu tidak tahu
Lingkar kepala : Ibu tidak tahu
Penolong : Bidan
Tempat : Di rumah pasien
Riwayat neonatal : Tidak ada riwayat dirawat di rumah sakit.

14
Riwayat Perkembangan & Imunisasi

Tiarap : 1 bulan Nama Dasar Ulangan


Merangkak : 4 bulan - (umur dalam
Duduk : 6 bulan
bulan)
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan BCG 0 Bulan -
Saat ini : Perkembangan sesuai Polio 0,2,4,6 Bulan -
usia, setelah menderita sakit Hepatitis B 0,2,4 Bulan -
pasien hanya bisa berbaring lemah DPT 2,4,6 Bulan -
Campak 9 Bulan -
Kesimpulan: Imunisasi anak lengkap

15
Riwayat Makanan Riwayat Sosial Lingkungan

0-6 bulan: Asi eksklusif Lingkungan jarang penduduk, komplek rumah pasien
6 bulan-12 bulan : Bubur lunak yang terdiri dari 4 rumah. Jarak dengan rumah di komplek lain
disaring, dan pisang sekitar 500 m. Komplek rumah terdiri dari keluarga besar
13 bulan-sekarang : Makan nasi pasien, 1 orang di lingkungan pasien ada yang batuk
dengan lauk pauk dan sayur, 3 kali batuk dan mendapatkan pengobatan selama 6 bulan.
sehari porsi setengah dewasa Anak tinggal bersama kedua orang tua, nenek, dan dua
saudara. Rumah memiliki 3 kamar tidur, ventilasi dan
penerangan cukup dan 1 kamar mandi (WC). WC berada
di dalam rumah. Untuk keperlun MCK dan air minum
menggunakan air PDAM. Sampah dikumpulkan dan
dibuang ditempat pembuangan sampah.

16
17
Pemeriksaan Fisik
Pada Tanggal 18 Juli 2019

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Apatis
GCS : 13 (E4 – V4 – M5)
Pengukuran Tanda vital
Tensi : 140/90 mmHg
Nadi : 130x/menit; kualitas kuat angkat,
regular
Suhu : 38°C (aksila)
Respirasi : 30 x/menit
SpO2 : 99% tanpa O2
Berat badan : 30 Kg
Panjang/tinggi badan : 145 cm
Lingkar Lengan Atas : 19 cm
Lingkar Kepala : 51 cm
18
Pemeriksaan Fisik
Kulit : Sawo matang, Sianosis (-), Hemangiom (-), Turgor Baik, Kelembaban Cukup
Kepala : Normosefali, UUB UUK menutup
Mata : Edema (-), Konj, anemis (-), Sklera ikterik (-).
Pupil : Diameter (3 mm/3 mm), Simetris (+/+) Reflek cahaya (+/+), Kornea jernih
Telinga : Simetris, Sekret (-), Serumen Minimal, Nyeri (-)
Hidung : Simetris, PCH (-), Epistaksis (-), Sekret (-)
Mulut : Simetris, Sianosis (-), Gusi berdarah (-), Gigi Lengkap
Lidah : Pucat (-), Tremor (-), Kotor (-), Pseudomembran (-)
Faring : Hiperemi (-), Edema (-), Pseudomembran (-)
Tonsil : Merah Muda, Pembesaran (-), Abses (-)

19
Pemeriksaan Fisik
Toraks Jantung
Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk : Simetris Iktus : Tidak terlihat
Retraksi : Tidak ada Lokasi : - Palpasi :
Dispnea : Tidak ada Apeks :Tidak teraba, Lokasi : -
Pernafasan : Thorako abdominal Thrill - / - : Tidak ada
Palpasi : Perkusi :
FV : Simetris kanan dan kiri Batas kanan: ICS II Linea Parasternal Kanan
Perkusi : Sonor Batas kiri : ICS V Linea axilaris anterior Kiri
Auskultasi : Batas atas : ICS II Linea Parasternal Kanan
Suara Nafas : bronko vesikuler Auskultasi :
Tambahan : Ronkhi (-) wheezing (-) Frekuensi : 130 x/menit, Irama : Reguler
Suara Dasar : S1 > S2 tunggal
Bising : murmur (-),

20
Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
Inspeksi : Cembung, Distensi (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Perkusi : Timpani
Asites : Tidak ada
Palpasi :
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
Massa : Tidak ada

Ekstremitas :
Ekstremitas atas : Akral hangat, Edema (-) dan crt < 2 detik.
Ekstremitas bawah : Akral hangat, , Edema (-) dan crt < 2 detik.

21
Pemeriksaan Fisik
Lengan Tungkai
Tanda
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Tidak Tidak
Bergerak Bergerak
Tonus Eutonus Eutonus Hipertonus Eutonus
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Klonus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Refleks
+ + +++ +
Fisiologis
Refleks Hoffman (-) Hoffman (-) Babinsky (+) Babinsky (-)
patologis Tromner (-) Tromner (-) Chaddok Chaddok (-)
(+)
Sensibilitas Normal Normal Tidak ada Tidak ada
Tanda
Tidak ada Tidak ada (+) (+)
meningeal

22
Pemeriksaan Fisik
Rangsang meniengal Pemeriksaan Nervus Cranialis
Kaku Kuduk : (+)
N. Olfactorius (I) : Dapat Membau (+/+)
Tanda Kerniq : (+)
N. Opticus (II) : Refleks Cahaya (+/+)
Tanda Laseque : (+) N. Ocullomotorius,
Tanda brudzinski I : (+) trochlearis,
Tanda brudzinski II : (-) abdusens (III,IV,VI) : Gerak bola mata bebas (+/-),
Tanda brudzinski III : (-) esotropia pada OS
Tanda brudzinski IV : (-) N. Trigeminus (V) : Membuka dan menutup mulut (+)
N. Fasialis (VII) : Parese pada wajah (-), Pengecapan
2/3 anterior lidah (+)
Peningkatan tekanan intrakranial N.Vestibulocochlearis
Muntah : (-) (VIII) : Pendengaran (+/+), Nistagmus (-),
Sakit kepala : (+) Vertigo (-)
Kejang : (-) N. Glossopharingeus &
N. Hypoglossus
(IX & XII) : Deviasi Lidah (-), Deviasi Uvula (-),
N. Vagus (X) : Refleks muntah (+)
N. Asesorius (XI) : Dapat mengangkat bahu (+)

23
Pemeriksaan Fisik
REFLEKS
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Biceps : (+) (+)
Triceps : (+) (+)
APR : (+++) (+)
KPR : (+++) (+)
Reflex Patologis
Babinski : (+) (+)
Oppenheim: (+) (+)
Chaddock : (+) (+)
Gordon : (+) (+)
Schaefer : (+) (+)
Hoffman-
Tromner : (-) (-)
Klonus lutut: (-) (-)
Klonus kaki: (-) (-)
Refleks Primitif: (-) (-)
24
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

HEMATOLOGI
Hb 14,3 g/dl 12-16
Leukosit 17,7 ribu/ul 4,0-10,5
Eritrosit 5,23 juta/ul 4,0-5,30
Hematokrit 44,0 % 37-47
Trombosit 328 Ribu/ul 150-450
RDW-CV 12,5 % 12,1-14,0
MCV,MCH, MCHC
MCV 84,1 fl 75-96
MCH 27,3 pg 28-32
MCHC 32,5 % 33-37
HITUNG JENIS
Gran% 63,6 % 50-81
Limfosit% 17,0 % 20-40
MID% 19,4 %
Gran# 11,30 Ribu/ul 2,5-7
Limfosit# 3,0 Ribu/ul 1,25-4
MID# 3,4
ELEKTROLIT
Kalium 4.1 mEq/L 3.5-5.1
Chlorida 97 mEq/L 98-107

25
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

MAKROSKOPIS
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Berat Jenis 1.015 1,005-1030
pH 7,0 5,0-6,5
Keton Negatif Negatif
Protein-Albumin Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Darah Samar 2+ Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen 0.1 0,1-1,0
Lekosit Negatif Negatif
SEDIMEN URIN
Lekosit 0-2 0-3
Eritrosit 5-10 0-2
Epitel 1+ 1+
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Lain-lain Negatif Negatif

26
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

MIKROBIOLOGI
KUALITAS SPUTUM
Leukosit <25/lpb
Epitel <10/lpb
HASIL PEWARNAAN BTA
MAKROSKOPIS
Sputum Pagi Muco salivary
Sputum Sewaktu -
MIKROSKOPIS
Sputum Pagi Negatif
Sputum Sewaktu -

27
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

CAIRAN TUBUH
ANALISA CAIRAN OTAK
MAKROSKOPIS
Warna
Kejernihan Tidak Berwarna Tidak Berwarna
Bau Jernih Jernih
Bekuan Tidak Berbau Tidak Berbau
MIKROSKOPIS Tidak Ada Bekuan Tidak Ada
Jumlah Sel Leukosit Bekuan
HITUNG JENIS 938 /ul
LEUKOSIT <10
Sel Polimorfonuklear 51
Sel Mononuklear 49 %
Jumlah Sel PMN 480 %
Jumlah Sel MN 458 /ul
BTA +1 /ul
GRAM DITEMUKAN -
KIMIA -
Total Protein Cairan Otak 177 mg/dL
Total Protein Cairan Serum 7 g/dl 15-45
Albumin Serum 4 g/dl
Glukosa Cairan Otak 34 mg/dl 50-80
Glukosa Serum 101 mg/dL
LDH Cairan Otak 66 U/L 0-40
LDH Serum 542 U/L

28
Cor: ukuran dan bentuk
normal
Pulmo: corakan
bronkovaskular normal
Sinus tajam
Diafragma normal

KESIMPULAN:
Secara radiologi cor dalam
batas normal

29
Vertebra: tidak terdapat
osteofit, tidak terdapat fraktur
Psoas Line: Simetris kanan
dan kiri
Tidak ditemukan bayangan
kalsifikasi, tidak terdapat
pembesaran ginjal

KESIMPULAN:
Secara radiologi Vertebra
Lumbalis dan Ren dalam
batas normal

30
31
32
Diagnosis
DD DD

Meningitis Tuberkulosa Meningitis Bakterial

Hipertensi Grade II

Esotropia Ec. Parese CN VI Sinistra

Severly underweight + Stunting + Gizi Kurang

33
Planning
× IVFD D5 ½ NS 1700 ml/24 jam (23 tpm makro)
× Inj Meropenem 2 x 1 g
× Inj Ranitidine 3 x 30 mg
× Inj Citicoline 2 x 250 mg
× PO OAT 2 RHZE
Rifampicin 1 x 450 mg (15mg/kgBB/hr)
Isoniazid 1 x 300 mg (10mg/kgBB/hr)
Pirazinamid 1 x 1000 mg (35mg/kgBB/hr)
Etambuthol 1 x 600 (20 mg/kgBB/hr)
× PO Captopril 2 x 12,5 mg
× Bubur 3 x 1 mangkok / hari
× Susu enfamil 6 x 200 cc (1560 kkal)/ 24 jam

34
Tanggal 26 Juni 2019 27 Juni 2019 28 Juni 2019 29 Juni 2019
Subjektif
Demam (-) (-) (-) (-)
Kejang (-) (-) (-) (-)
Penurunan Kesadaran (-) (-) (-) (-)
Muntah (-) (-) (-) (-)
Objektif
Kesadaran Komposmentis Komposmentis Komposmentis Komposmentis
GCS E4-V5-M6 E4-V5-M6 E4-V5-M6 E4-V5-M6
TD (mmHg) 130/60 130/100 130/80 130/80
HR (x/menit) 90 90 98 96
RR (x/menit) 28 24 28 22
T (oC) 36,5o 37,6o 36,7o 36,5o
SpO2 tanpa O2 98% 98% 98% 99%
Assestment
Meningitis TB + Hipertensi grade II + Esotropia OS + Gizi Kurang
Planning
IVFD D5 1/2 NS 1700 ml/hari : 23 tpm makroInj. Meropenem 2 x 1 g
Inj. Ranitidine 3 x 30 mg
Inj. Citicoline 2 x 250 mg
PO OAT 2 RHZE + 10 RH (H-8)
Rifampicin 1x450 mg
Isoniazid
1 x 300 mg
Pirazinamid
1 x 1000 mg Etambuthol
1 x 600
- PO Captopril 3 x 12,5 mg
- PO Prednison 3-2-1
- Nifedipin 4 x 5 mg
- Raber Nefrologi Anak 35
Pembahasan

36
KASUS Teori
Stadium I : Stadium awal
Minggu 1 Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri
kepala, malaise, demam, anoreksia
× Demam yang dirasakan tidak
terlalu tinggi Stadium II : Intermediate
× Sakit kepala Gejala menjadi lebih jelas
× Penurunan berat badan Mengantuk, kejang,
Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf
kranial (terutama N.III dan N.VII, gerakan involunter
Minggu 2 Hidrosefalus, papil edema
× Kelemahan kedua tungkai
Stadium III : Advanced
× Pandangan ganda Penurunan kesadaran
Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi

Farinha NJ, Razali KA, Holzel H, Morgan G, Novelli VM. Tuberculosis of the
central nervous system in children: a 20-year survey.J Infect 2000;41:61.
37
Secara umum penegakkan diagnosis TB pada
anak didasarkan pada 4 hal, yaitu:

1) Konfirmasi bakteriologis TB,


2) Gejala klinis yang khas TB,
3) Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin Pasien memiliki nilai:
positif atau kontak erat dengan pasien TB) - Kontak dengan penderita TB BTA + (3),
- Klinis gizi kurang BB/TB <90% (1),
4) Gambaran radioplogis positif TB. - Demam  2 minggu (1),
Indonesia telah menyusun sistem skoring
untuk membantu menegakkan diagnosis, dan total skor 5 pada total skoring TB IDAI,
mencegah underdiagnosis atau overdiagnosis sehingga dapat dikatakan anak probable
TB pada anak. mengalami infeksi TB, dengan klinis yang
mengarah ke infeksi TB berat yaitu
meningitis TB.

DEPKES. Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak 2016. 38


Kriteria klinis pada pasien didapatkan
- Durasi lebih dari 5 hari (4),
- Gejala sistemik TB berupa penurunan BB (2),
- Riwayat kontak dengan penderita TB (2),
- Defisit neurologis fokal (1),
- Palsy nervus cranialis (1),
- Penurunan kesadaran (1).
Kriteria cairan serebrospina didapatkan
- Cairan jernih (1),
- Sel 938 /uL (1),
- Dominan limfosit (1),
- Penurunan glukosa CSS (1).

Sehingga total skoring meningitis TB pada pasien adalah


10, sehingga bisa dikatakan probable Meningitis TB. Hal ini
dikonfirmasi dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan
mikroskopis CSS yang merupakan baku emas diagnosis
meningitis TB.

Nicola Principi, Susanna Esposito. Diagnosis and therapy of tuberculous meningitis


in children. Department of Maternal and Pediatric Sciences, Università degli Studi
di Milano, Fondazione IRCCS Ca’ Granda Ospedale Maggiore Policlinico. Via 39
Commenda 9, 20122 Milan, Italy. Tuberculosis 2012: 92; 377-383
Manajemen

OAT Modulasi Sistem Manajemen TIK


Imun

Kortikosteroid
- Rifampicin - Prednisone (2-4 mg) - Mannitol
10-20 mg/kgBB (480-960 mg)
- Isoniazid - Dexamethasone (3 – (0,25-2g/kgBB)
7-15 mg/kgBB (336-720 mg) 2 – 1 mg)
- Pirazinamid
30-40 mg/kgBB (1440-1920 mg),
- Ethambutol 1
5-25 mg/kgBB (720-1200 mg). - Thalidomide
- Furosemide
(1mg/kgBB)

Murthy JM. Management of intracranial pressure in tuberculous meningitis.


Neurocrit Care. 2005;2(3):306-312
Kesimpulan

Telah dilaporkan sebuah kasus An.S/12 tahun 10 bulan dengan diagnosi


Meningitis TB + Hipertensi grade II + Esotropia OS dan Gizi Kurang + Stunting +
Severly Underweight. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan terakhir yang
diberikan adalah IVFD D5 1/2 NS, OAT RHZE fase intensif, antibiotik
meropenem, Captopril PO, bubur dan susu enfamil. Pasien telah dirawat sejak
tanggal 14 juli 2019 dan masih dirawat di ruang anak RSUD Ulin untuk evaluasi
lebih lanjut.

41

Anda mungkin juga menyukai