CASE REPORT
EPILEPTIKU
S
Raudah Nur Jannah, S.Ked (H1AP21037)
Pembimbing :
dr. Azhari ganesha, Sp.N
BAB PEMBAHASAN
.3
BA
B.1
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
Nama An. F
Umur 17 tahun
Pekerjaan Pelajar
Agama Islam
Nomor RM 862839
Masuk RS 6 April – 12 April, 21 April – 28 April, 3 Mei 2023 – meninggal 4 Mei 2023
Keluahan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Pengobatan
● OAE
Status Pasien
Keadaan Umum Tampak Sakit Sedang
GCS E4M6Vafasia
Nadi 97 x/m
Pernapasan 20 x/m
Suhu 36,8°C
SpO2 99%
Status Generalis
Kepala Normosefali, rambut tidak rontok, warna hitam.
Mata Konjungtiva palpebral pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor ukuran
2mm/2mm, RCL (+/+), RCTL (+/+).
Telinga Sekret (-), dalam batas normal.
Hidung Deformitas (-), penggunaan napas cuping hidung (-).
Mulut Bibir sianosis (-).
Leher Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-).
Paru
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris saat statis dan dinamis, retraksi sela iga dan
supraklavikula (-), penggunaan otot bantu napas (-).
Palpasi Stem fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi Sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi Vesikuler (+/+) normal, wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung
Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat.
Palpasi Iktus cordis tidak teraba.
Kesadaran
Kesadaran Compos Mentis
GCS E4M6Vafasia
Gerakan tidak normal Tidak ada
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk (-) tidak ditemukan tahanan pada tengkuk.
Brudzinski I (-/- ) tidak ditemukan fleksi pada tungkai.
Brudzinski II (- /-) tidak ditemukan fleksi pada tungkai.
Laseque (-/-) tidak terdapat tahanan pada tungkai kanandan kiri sebelum mencapai
70o
Kernig (-/-) tidak timbul tahanan pada tungkai kanan dan kiri sebelum mencapai
135o
Nervus Cranialis
N-I (Olfaktorius) normosmia
N-II (Optikus)
a. Visus 6/6
b. Warna Normal
c. Lapang pandang Normal
d. Funduskopi Tidak dilakukan pemeriksaan.
N-XI (Aksesorius)
a. Kekuatan m.sternocleidomastoideus (+/+).
b. Kekuatan m.trapezius (+/+).
N-XII (Hipoglosus)
a. Tremor lidah Tidak ada
b. Atrofi lidah Tidak ada
c. Deviasi lidah Tidak ada
d. Fasikulasi Tidak ada
Pemeriksaan Motorik
Ekstremitas bawah
Motorik
Kanan Kiri
Kekuatan gerak 5555 5555
Ekstremitas atas Tonus Eutrofi Eutrofi
Motorik Refleks fisiologis
Kekuatan gerak 5555 5555 Patella (+) (+)
Tonus Eutrofi Eutrofi Achilles (+) (+)
Refleks fisiologis Refleks patologis
Bisep (+) (+) Babinski (-) (-)
Trisep (+) (+) Chaddoks (-) (-)
Refleks patologis Sensibilitas
Hoffman tromer (-) (-) Rasa suhu (+) (+)
Rasa nyeri (+) (+)
Rasa raba (+) (+)
Sistem Otonom
Miksi : Normal
Defekasi : (+) lunak
Fungsi Kortikal
• Atensi : baik
• Konsentrasi : Sulit Dinilai
• Disorientasi : Sulit Dinilai
• Kecerdasan : tidak dilakukan pemeriksaan.
• Bahasa : Affasia
• Memori : Sulit dinilai
• Agnosia : Sulit dinilai
Laboratorium 6 April 2023
Pemeriksaan Darah Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hematokrit 39 vol% 40-54 vol%
Hemoglobin 13,1 g/dL 12,0 – 15,0 g/dL
Leukosit 16.800/uL 4.000 – 10.000/uL
Trombosit 316.000/uL 150.000 – 450.000/uL
Kimia Darah
Glukosa Darah Sewaktu 106 mg/dL <160 mg/dL
Ureum 30 mg/dL 20 – 40 mg/dL
Creatinine 0,8 mg/dL 0,5 – 1,2 mg/dL
Natrium 140 mmol/L 135 - 145 mmol/L
Kalium 3,7 mmol/L 3,4 - 5,3 mmol/L
Chlorida 106 mmol/L 50 - 200 mmol/L
Laboratorium 21 April 2023
Pemeriksaan Darah Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hematokrit 42 vol% 40-54 vol%
Hemoglobin 14,0 g/dL 12,0 – 15,0 g/dL
Leukosit 26.200/uL 4.000 – 10.000/uL
Trombosit 405.000/uL 150.000 – 450.000/uL
Basofil 3,0 00 – 1,0 %
Eosinofil 3,0 1,0 – 6,0 %
Batang 5 3–5%
Segmen 61,0 35,0 – 70,0 %
Limfosit 25,0 20,0 – 45,0 %
Monosit 3,0 2,0 – 10,0 %
Kimia Darah
Glukosa Darah Sewaktu 135 mg/dL <160 mg/dL
Natrium 136 mmol/L 135 - 145 mmol/L
Kalium 4,4 mmol/L 3,4 - 5,3 mmol/L
Chlorida 103 mmol/L 50 - 200 mmol/L
Laboratorium 3 Mei 2023
Pemeriksaan Darah Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hematokrit 43 vol% 40-54 vol%
Hemoglobin 14,8 g/dL 12,0 – 15,0 g/dL
Leukosit 36.500/uL 4.000 – 10.000/uL
Trombosit 596.000/uL 150.000 – 450.000/uL
Kimia Darah
Glukosa Darah Sewaktu 133 mg/dL <160 mg/dL
Natrium 137 mmol/L 135 - 145 mmol/L
Kalium 3,9 mmol/L 3,4 - 5,3 mmol/L
Chlorida 11 mmol/L 50 - 200 mmol/L
CT-Scan non Kontras 6 April 2023
Kesan:
Lesi hipodens samar di daerah frontalis
kiri e.c DD/ suspek iskemik
DD/inflamasi
Diagnosis
Diagnosis klinis Kejang tonik-klonik
Diagnosis etiologi Status epileptikus
Diagnosis topis Lesi pada korteks serebrum
Tatalaksana Non-medikamentosa
• Komunikasi, informasi, edukasi kepada keluarga pasien mengenai keadaan pasien.
• Edukasi mengenai rencana tindakan pengobatan pada pasien.
Tatalaksana medikamentosa
• IVFD RL xx gtt/menit • Drip midazolam 3 cc/jam, 4cc/jam, 2cc/jam, 1cc/jam
• Bolus diazepam 10 mg pelan-pelan • Carbamazepin 2x200mg p.o, 3x250mg p.o
• Drip diazepam 10 mg (1 amp) • Inf. Gabaxa 1 amp dalam RL 400cc
• PCT infus 3x1gr i.v • Tramadol 3x1 p.o
• Inj. Ceftriaxone 2x1gr i.v, 2x2mg i.v • Cefixime 2x100mg p.o
• Inj. Citicolin 3x250mg i.v • Risperidon 2x2mg
• Inj. Dexamethasone 4x5mg i.v, 3x5mg i.v • Bancetol 3x1 p.o
• Inj. Fenitoin 3x100mg i.v • Drip neurobion 1x1amp dalam NaCl 500cc
• Fenitoin 3x100 mg p.o • Bamgetol 3x1 p.o
• Arkine 3x2mg p.o • Ondancetron 3x1 p.o
• Haloperidol 2x1,5 p.o naik menjadi 3x1,5 mg p.o, • Vectrin syr 3x1C p.o
3x2mg p.o
• Defacot ER 2x500 mg p.o, 3x500mg p.o
• Inj. Lansoprazole 1x1 i.v
• Lansoprazol 1x30mg p.o
Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
Follow-Up
BAB.
2
TINJAUAN
PUSTAKA
“Status epileptikus (SE) adalah bangkitan yang
terjadi lebih dari 30 menit atau adanya 2
bangkitan atau lebih dimana antara bangkitan-
bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan
kesadaran”
Definisi
Epidemiologi
USA
102.000 – 152.000 episode/tahun
55.000 kematian e.c SE
Simtomatis idiopatik
• Akut : infeksi, hipoksia, ggn glukosa, ggn Penyebab tidak dapat diketahui
keseimbangan elektrolit, trauma kepala, perdarahan,
stroke
• Ada riwayat sebelumnya : ensefalopati, kelainan
otak kongenital
• Kelainan neurologi progresif : tumor otak, vaskulitis,
kelainan metabolik
Patofisiologi
kegagalan mekanisme untuk membatasi
penyebaran kejang baik karena aktivitas
neurotransmiter eksitasi (neurotran dan
asetilkolin) yang berlebihan dan atau
aktivitas neurotransmiter inhibisi
(gamma-aminobutyric acid/GABA)
yang tidak efektif.
Patofisiologi
Fase 1 Fase 2
Kemampuan adaptasi
Mekanisme kompensasi, tubuh menurun, kerusakan
kerusakan saraf reversibel saraf yang irreversibel
Fase 3
Aktivitas Kejang berlanjut
Fase 4 Fase 5
Kejang diikuti oleh Kejang berhenti, kerusakan saraf dan otak
mioklonus yang semakin progresif
Gejala Klinis
SE tonik-klonik
SE tonik
umum
Berlangsung 2-3 menit, keterlibatan Pada anak, remaja dengan
otot aksial, nafas terputus-putus, kehilangan kesadaran tanpa
sianosis, takikardia, hipertensi diikuti fase klonik
SE klonik-tonik-
SE Mioklonik
klonik
Aktivitas klonik umum – Mioklonus sering asimetris
fase tonik – aktivitas klonik dan kesadaran memburuk
kembali
Gejala Klinis
SE Parsial Sederhana
SE Absans diawali dengan kedutan mioklonik
dari sudut mulut, ibu jari dan jari-
Perubahan kesadaran seolah jari pada satu tangan atau
“bermimpi” dengan respon slow melibatkan jari-jari kaki dan kaki
motion movie pada satu sisi, kesadaran tidak
terganggu
SE non-konvulsi SE Mioklonik
Stupor atau koma. Saat sadar Gagguan bicara dan
kepribadian berubah paranoia, kebingungan yang
delusi, halusinasi, emosi, berkepanangan
retardasi.
Diagnosis
Pemeriksaan Pemriksaan
Anamnesis Fisik penunjang
Diagnosis Banding
Pseudoseizure / Psychogenic Non-
Epileptic Seizures (PNES).
Komplikasi
Citicolin :
● Meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 ke otak
Dexamethasone :
● Kortikosteroid potensi tinggi
Arkine :
● Anti kolinergik
Ondansetron :
● Terapi suportif, antiemetik
Haloperidol :
● Antivertigo
● Antipsikotik
Depakote ER:
● Monoterapi dan terapi adjuvant kejang
Tramadol :
● Analgesik opioid
Gabaxal :
● Suplemen asam amino
Paracetamol:
● Antipiretik
● Analgesik
● Anti-inflamasi lemah
Citicolin :
● Meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 ke otak
Citicolin :
● Meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 ke otak
Citicolin :
● Meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 ke otak
TERIMA
KASIH