Anda di halaman 1dari 61

Case Report

STROKE INFARK
Pembimbing:
dr. Ana Luthfiana, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD DR. SLAMET GARUT
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor CM : 01339285
Umur : 65 tahun
Alamat : Kp. Sukamaju Sukakarya RT.02/RW.03
Agama : Islam
Suku / Warganegara: Sunda
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Ruangan : Ruby Bawah
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan
secara autoanamnesis
dan alloanamnesis
dengan keluarga pasien
pada tanggal 19 Januari
2023 di ruang Safir RSUD
dr. Slamet Garut.

Keluhan utama:
Lemah anggota gerak
sebelah kiri
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
5 jam SMRS : pasien berkebun, tiba-tiba tangan dan kaki
kirinya terasa lemah sehingga pasien hampir terjatuh.
Pasien juga mengatakan anggota gerak kirinya terasa baal.
Setelah itu pasien langsung dibawa menuju ke IGD RSUD dr.
Slamet Garut.

Keluhan tambahan : bicara rero (terjadi bersamaan)

Bibir mencong (-), kejang (-), trauma kepala (-), penurunan


kesadaran (-), nyeri kepala (-), demam (-), mual (-), muntah
menyemprot (-), pusing berputar (-), penglihatan ganda (-),
dan telinga berdenging (-). BAK dan BAB (N)
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada saat di IGD :
Compos Mentis, GCS E4M6V5
Tekanan darah 162/49 mmHg
Nadi 96 x/menit
Pernapasan 20 x/menit
Suhu 36,8oC
SpO2 96% free air
Pemeriksaan neurologis :
Parese N.VII dan N.XII sinistra
Motorik ekstremitas atas 5/0 dan ekstremitas bawah 5/0
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Riwayat Keluhan Serupa : (-)
 Riwayat Hipertensi : (-)
 Riwayat Diabetes Mellitus : (-)
 Riwayat Kolesterol : (-)
 Riwayat Asma : (-)
 Riwayat Penyakit Jantung : (-)
 Riwayat Penyakit Paru : (-)
 Riwayat Penyakit Ginjal : (-)
 Riwayat Penyakit Liver : (-)
 Riwayat Stroke : (-)
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Riwayat Keluhan Serupa : (-)
 Riwayat Hipertensi : (-)
 Riwayat Diabetes Mellitus : (-)
 Riwayat Kolesterol : (-)
 Riwayat Asma : (-)
 Riwayat Penyakit Jantung : (-)
 Riwayat Penyakit Paru : (-)
 Riwayat Penyakit Ginjal : (-)
 Riwayat Penyakit Liver : (-)
 Riwayat Stroke : (-)
ANAMNESIS
RIWAYAT ALERGI
 Makanan : (-)
 Obat-obatan : (-)

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


• Pasien merupakan seorang buruh yang tinggal di
lingkungan yang padat penduduk bersama istri dan
ketiga anaknya.
• Kegiatan sehari-hari : aktivitas sedang-berat
• Pasien mengaku dapat mencukupi kebutuhan sehari-
harinya. Pasien jarang mengonsumsi sayuran maupun
buah-buahan.
• Pasien perokok (+), alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5
Tanda-tanda Vital
 Tekanan darah dextra : 130/90 mmHg
 Tekanan darah sinistra : 120/75 mmHg
 Nadi : 76 x/menit, reguler
 Pernapasan : 24 x/menit, reguler
 Suhu : 36,2oC
 Saturasi Oksigen : 98% free air
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
a. Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
b. Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), ptosis (-/-)
c. Hidung : Napas cuping hidung (-/-), deviasi septum (-), sekret (-/-),
epistaksis (-/-), nyeri tekan (-/-)
d. Telinga : Normotia, sekret (-/-)
e. Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-), pembesaran
kel. tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
f. Thorax (pulmo)
Inspeksi : Simetris bilateral saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Nyeri (-), Massa (-),
Perkusi : Sonor di seluruh lapang kedua paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
g. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan: ICS IV linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri: ICS V linea axillaris anterior sinistra
Pinggang jantung: Linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
h. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, warna kulit tampak seperti sekitar, jaringan parut (-),
sikatriks (-), massa (-), hematom (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba pembesaran hepar, lien, dan ginjal
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
i. Ekstremitas
Superior : Purpura (-), ptechie (-), hematom (-), sianosis (-), edema (-), akral
hangat, CRT < 2 detik, motorik (5/0)
Inferior : Purpura (-), ptechie (-), hematom (-), sianosis (-), edema (-), akral
hangat, CRT < 2 detik, motorik (5/0)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis

a. Kesadaran: Compos mentis

b. GCS: E4M6V5 (15)

c. Tanda Rangsang Meningeal


Pemeriksaan Dextra Sinistra
Kaku kuduk -
Laseque - -
Kernig - -
Brudzinski I - -
Brudzinski II - -
Brudzinski III - -
Brudzinski IV -
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
d. Pemeriksaan Nervus Cranialis
Pemeriksaan Dextra Sinistra
N. I (Olfactorius) Dalam batas normal

N. II (Opticus)
Lapang pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Visus 20/50 20/50
Funduskopi Tidak dilakukan
N. III (Occulomotorius)
Pupil (bentuk, diameter) Bulat, isokor, 3 mm Bulat, isokor, 3 mm
RCL + +
RCTL + +
Nistagmus - -

M. rectus superior Dalam batas normal Dalam batas normal


M. rectus inferior Dalam batas normal Dalam batas normal
M. rectus medialis Dalam batas normal Dalam batas normal
M. obliquus inferior Dalam batas normal Dalam batas normal
M. levator palpebrae Dalam batas normal Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
d. Pemeriksaan Nervus Cranialis
Pemeriksaan Dextra Sinistra

N. IV (Trochlearis)
M. obliquus superior Dalam batas normal Dalam batas normal
N. V (Trigeminus)
Refleks kornea + +

Motorik Kekuatan otot dalam batas normal, kanan = kiri


Sensorik Dapat membedakan perabaan kapas, tajam dan tumpul, kanan = kiri
N. VI (Abducens)
M. rectus lateralis Dalam batas normal Dalam batas normal
N. VII (Facialis)
Motorik    
Mengerutkan dahi Simetris Simetris
Menutup mata Kekuatan M. Orbicularis oculi sama Kekuatan M. Orbicularis oculi sama
Memperlihatkan gigi Dalam batas normal Parese sentral

Sensorik  
Pengecapan 2/3 anterior lidah Dalam batas normal 
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
d. Pemeriksaan Nervus Cranialis
N. VIII (Vestibulocochlearis)
Rinne (-)
Webber Tidak ada lateralisasi
Swabach Memendek
N. IX (Glossopharyngeus)
Pengecapan 1/3 posterior
Tidak dapat membedakan rasa
lidah
N. X (Vagus)
Arkus faring Terangkat simetris
Uvula Di tengah
Berbicara Dalam batas normal, disfonia (-)
Menelan Dalam batas normal
Refleks muntah (+)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Neurologis
d. Pemeriksaan Nervus Cranialis

N. XI (Accessorius)
M. Trapezius Dalam batas normal Dalam batas normal
M. Sternocleidomastoideus Dalam batas normal Dalam batas normal
N. XII (Hipoglossus) Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
e. Motorik
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Kekuatan Otot
Ekstremitas atas 5 0
Ekstremitas bawah 5 0
Tonus
Ekstremitas atas Normal Normal
Ekstremitas bawah Normal Normal
PEMERIKSAAN FISIK

Status Neurologis
f. Sensorik

Pemeriksaan Dextra Sinistra


Sensasi Raba
Ekstermitas atas Dalam batas normal Dalam batas normal
Ekstermitas bawah Dalam batas normal Dalam batas normal

Sensasi Getar
Ekstermitas atas Dalam batas normal Dalam batas normal
Ekstermitas bawah Dalam batas normal Dalam batas normal

Sensasi Nyeri
Ekstermitas atas Tidak dapat membedakan tajam tumpul pada kedua
Ekstermitas bawah ekstremitas atas dan bawah setinggi C5
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
g. Refleks
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Refleks Fisiologis
Biceps + +
Triceps + +
Patella ↓ ↓
Achilles ↓ ↓
Refleks Patologis
Hoffman-Tromner - -
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -

Refleks Primitif
Palmo-mental + +
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
h. Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan

Pemeriksaan Dextra Sinistra


Equilibrium Tidak dilakukan
Non Equilibrium
Finger to nose Normal Normal
Finger to finger Normal Normal
Rebound phenomenon Normal Normal
Tes tumit Normal Normal
Disdiadokokinesia - -

i. Fungsi luhur : Dalam batas normal, afasia (-)


j. Fungsi vegetatif : Uri, alvi, dan hidrosis tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax AP
Kesan pemeriksaan:
Kardiomegali (LV?) tanpa bendungan paru
Hasil pemeriksaan:
- Cor membesar dengan apex tertanam
- Sinus dan diafragma normal
Pulmo:
- Hilus normal
- Corakan bronkhovaskuler normal
- Tidak tampak bercak lunak
- Kranialisasi (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan Kepala Tanpa Kontras  
Kesan pemeriksaan:

- Infark pada cortical subcortical lobus


temporoparietalis kanan

- Dolichoektasis arteri basilaris


FOLLOW UP S
16 Desember 2022
Lemah anggota gerak kiri, nyeri S
19 Desember 2022
Lemah anggota gerak kiri, nyeri
kepala sebelah kiri, belum BAB kepala sebelah kiri
14 Desember 2022 15 Desember 2022
S Lemah anggota gerak kiri, nyeri S Lemah anggota gerak kiri, nyeri O KU : CM, tampak sakit sedang O KU : CM, tampak sakit sedang
kepala sebelah kiri kepala sebelah kiri, belum BAB GCS : E4M6V5 GCS : E4M6V5
O KU : CM, tampak sakit sedang O KU : CM, tampak sakit sedang TD : 109/68 mmHg TD : 117/76 mmHg
GCS : E4M6V5 GCS : E4M6V5 Nadi : 64 x/menit Nadi : 70 x/menit
TD : 120/80 mmHg TD : 130/80 mmHg SpO2 : 94% free air SpO2 : 94% free air
Nadi : 59 x/menit Nadi : 58 x/menit Suhu : 36,8oC Suhu : 36,2oC
SpO2 : 97% free air SpO2 : 98% free air    
Suhu : 36,5oC Suhu : 36,2oC Status Neurologis Status Neurologis
    R. Meningens R. Meningens
Status Neurologis Status Neurologis - kaku kuduk (-) - kaku kuduk (-)
R. Meningens R. Meningens N. Cranialis N. Cranialis
- kaku kuduk (+) - kaku kuduk (+) - N.VII  parese sinistra sentral - N.VII  parese sinistra sentral
N. Cranialis N. Cranialis - N.XII  DBN - N.XII  DBN
- N.VII  parese sinistra sentral - N.VII  parese sinistra sentral Motorik: atas 5/0, bawah 5/0 Motorik: atas 5/0, bawah 5/0
- N.XII  deviasi ke kiri - N.XII  deviasi ke kiri R. Fisio (+/+) R. Fisio (+/+)
Motorik: atas 4/0, bawah 3/0 Motorik: atas 4/0, bawah 4/0 R. Pato (-/-) R. Pato (-/-)
R. Fisio (+/+) R. Fisio (+/+)
R. Pato (-/-) R. Pato (-/-)
A Stroke ec infark KE SC dextra Fr. A Stroke ec infark KE SC dextra Fr.
Penyakit jantung Penyakit jantung
A Stroke ec infark A Stroke ec infark KE SC dextra Fr. CAD OMI anteroseptal CAD OMI anteroseptal
CAD OMI anteroseptal Penyakit jantung
P IVFD Asering 20 tpm P IVFD Asering 20 tpm
CAD OMI anteroseptal
Citicolin 2x1 gr IV Citicolin 2x1 gr IV
P IVFD Asering 20 tpm P IVFD Asering 20 tpm Omeprazole 1x40 mg IV Omeprazole 1x40 mg IV
Citicolin 2x1 gr IV Citicolin 2x1 gr IV Mecobalamin 2x1 Mecobalamin 2x1
Omeprazole 1x40 mg IV Omeprazole 1x40 mg IV Laxadine syr 2x10 cc Laxadine syr 2x10 cc
Mecobalamin 2x1 Mecobalamin 2x1 NAC 3x200 mg PO NAC 3x200 mg PO
  Laxadine syr 3x10 cc Aptor 100 mg 1-0-0 Aptor 100 mg 1-0-0
Furosemide 1x40 mg IV NAC 3x200 mg PO Betahistine 3x6 mg PO Betahistine 3x6 mg PO
Atorvastatin 1x20 mg      
Bisoprolol 1x1,25 mg Furosemide 1x40 mg IV Furosemide 1x40 mg IV Furosemide 1x40 mg IV
Atorvastatin 1x20 mg Atorvastatin 1x20 mg Atorvastatin 1x20 mg
Bisoprolol 1x1,25 mg Bisoprolol 1x1,25 mg Bisoprolol 1x1,25 mg
RESUME
Pasien Tn. L, 65 tahun, datang ke IGD RSUD dr. Slamet Garut dengan keluhan lemah anggota gerak
sebelah kiri secara mendadak sejak 5 jam SMRS. Saat pasien berkebun, tiba-tiba tangan dan kaki kirinya
terasa lemah sehingga pasien hampir terjatuh. Pasien juga mengatakan anggota gerak kirinya terasa baal.
Keluhan juga disertai dengan bicara rero. Pasien belum pernah memiliki keluhan seperti ini sebelumnya.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah kanan pasien 130/90 mmHg dan
tekanan darah kiri 120/75 mmHg. Dari pemeriksaan fisik jantung didapatkan kesan kardiomegali. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan visus OD 20/50 dan OS 20/50, tes rinne (-), tes swabach memendek,
dan tidak dapat membedakan rasa pada 1/3 posterior lidah. Kekuatan motorik ekstremitas atas 5/0 dan
ekstremitas bawah 5/0. Pada pemeriksaan sensorik, terdapat hemihipestesi setinggi C5. Pada
pemeriksaan refleks didapatkan refleks patella dan achilles menurun (+/+), serta refleks palmomental (+).
DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja

Stroke ec infark KE SC dextra Fr. Kelainan Jantung

Diagnosis Tambahan

CAD OMI Anteroseptal


RENCANA TERAPI
Non Medikamentosa Medikamentosa
IVFD Asering 20 tpm
Mobilisasi pasif Citicoline 2x1 gr IV
Mecobalamin 2x500 mcg IV
Elevasi kepala 20-30o
Omeprazole 1x40 mg IV
Istirahat cukup Laxadine syr 2x10 cc PO
NAC 3x200 mg PO
Berhenti merokok
Aptor 100 mg 1-0-0 PO
Betahistine 3x6 mg PO
Furosemide 1x40 mg IV
Atorvastatin 1x20 mg PO
Bisoprolol 1x1,25 mg PO
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam

 Quo ad functionam : Dubia ad bonam

 Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam


TINJAUAN
PUSTAKA

STROKE
DEFINISI
● Istilah yang menggambarkan serangan mendadak pada fokal neurologi
defisit yang berlangsung paling tidak 24 jam dan terjadi akibat gangguan
pembuluh darah.

● Suatu kondisi dimana suplai nutrisi menuju otak berkurang disebabkan


oleh tersumbatnya saluran pembuluh darah menuju otak. Kondisi ini yang
menyebabkan jaringan otak yang terkena aliran darah kekurangan oksigen
dan nutrisi sehingga otak menjadi rusak.

● Kematian beberapa sel otak secara mendadak disebabkan karena


kekurangan oksigen ketika aliran darah ke otak hilang karena adanya
penyumbatan atau pecahnya arteri di otak.
EPIDEMIOLOGI
Global
15 juta orang/tahun
- 5 juta meninggal
- 5 juta cacat permanen
70% negara menengah ke bawah

Indonesia - 2013
7% penduduk atau 1.236.825 orang
menderita stroke
Umur 55-64 tahun Mortalitas - WHO
Laki-laki > perempuan
Angka kematian tertinggi ke-2
2010: 17,7% penyebab kematian = stroke
Ke-3 dalam menyebabkan kecacatan
ETIOLOGI
Stroke iskemik : plak arterosklerotik dan emboli yang berasal dari jantung atau bukan dari jantung.
Stroke hemorrhagik : pecahnya aneurisma, malformasi arterio-venosa, trauma pada kepala.

Stroke iskemik
1. Stroke Arterotrombotik : ruptur dari plak arterosklerotik merupakan penyebab utama dari stroke
trombotik
Tempat yang paling sering:
● Arteri karotis interna, pada pangkalnya yang berasal dari arteri carotis communis
● Arteri vertebralis pars cervicalis dan pada peralihannya yang membentuk arteri basiler
● Pada batang maupun percabangan utama arteri serebri medial
● Pada arteri cerebri posterior
● Arteri serebri anterior di lengkungan yang memutari korpus kallosum
ETIOLOGI
2. Stroke Emboli
Emboli yang muncul dari jantung, dapat berasal dari:
● Aritmia, terutama atrial fibrillation
● Infark miokard dengan trombus
● Endokarditis bakterial akut dan subakut
● Prolaps katup mitral
Selain emboli yang berasal dari jantung, stroke emboli juga dapat berasal dari luar jantung, antara lain:
● Aterosklerosis aorta dan arteri karotis
● Emboli lemak, tumor, atau udara
ETIOLOGI
3. Stroke Lakunar
● Stroke lakunar terjadi akibat oklusi di arteri lentikulostria atau oklusi di arteri basilar atau vertebral yang
berpenetrasi ke otak, menembus kapsula interna, basal ganglia, thalamus, korona radiata, dan daerah
paramedian dari batang otak.
● Stroke lakuner biasanya berhubungan dengan kombinasi antara hipertensi, atherosklerosis dengan diabetes
melitus.
● Secara klinis, stroke lakunar dapat menunjukkan lebih banyak gejala minor dibandingkan stroke iskemik lainnya.
FAKTOR RISIKO
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi
Usia Obesitas

Etnis Penyakit kardiovaskuler


Faktor genetik Penyakit metabolik: DM, dislipidemia
Gender (Wanita > pria)
Penggunaan antikoagulan (heparin,
warfarin)

Konsumsi alkohol

Gaya hidup: merokok, kurang aktivitas


fisik, diet & nutrisi
PATOFISIOLOGI
● Diawali dengan terjadinya penurunan
Cerebral Blood Flow (CBF)  suplai O2 ke otak
berkurang
● CBF pada pasien dengan infark adalah 4,8-
8,4ml/100 gram per menit
● Patofisiologi stroke iskemik: emboli,
thrombus, plak, dll.  oklusi vaskular 
hipoksia  kematian jaringan otak
● Tanda dan gejala stroke iskemik muncul
berdasarkan lokasi terjadinya iskemia
● Sel-sel pada pada otak akan mati dalam
hitungan menit dari awal terjadinya oklusi 
onset stroke: tiba-tiba
DIAGNOSIS

Defisit Neurologis

Anamnesis Menunjukkan bag. otak yg rusak Jenis Stroke


• Parese / kebutaan pada 1
Untuk menentukan jenis stroke kelemahan pada atau kedua mata Membedakan hemoragik vs iskemik
setengah badan, • Afasia
• Faktor risiko • Onset salah satu • Disartria Tanyakan yg mengarah TTIK
• Kejadian • Perkembangan ekstremitas / • Ataksia • Penurunan • Muntah
sebelumnya tanda dan gejala keempat • Kelemahan pada kesadaran (normal /
• Riwayat trauma ekstremitas wajah (facial • Mual proyektil)
• Berkurangnya droop) • Sakit kepala
penglihatan /
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran
Penurunan kesadaran pada penderita stroke mengarah pada TTIK  menyebabkan penekanan bagian ascending reticular
activating system (ARAS) selaku pusat kesadaran
• Tekanan Darah
Salah satu faktor risiko stroke; pengukuran TD sebaiknya dibandingkan dengan tangan di sebelahnya. Jika terdapat perbedaan
yang besar  kemungkinan terjadi kelainan pembuluh darah
• Detak Jantung & Nadi
Pulsus defisit: apabila perbedaan detak jantung dan nadi ≥20 x/mnt; dapat ditemukan pada atrial fibrilasi yang kemungkinan
menjadi pencetus stroke
• Status Gizi: obesitas merupakan faktor risiko stroke
• Leher: peningkatan JVP dan bruit (+)  terdapat gangguan aliran pada pembuluh darah yang dapat menjadi faktor pencetus
stroke (emboli)
• Paru-paru: untuk pantau komplikasi pulmonologi stroke, seperti pneumonia dan edema paru
• Jantung: kelainan jantung (kardiomegali, murmur, kelainan katup jantung) merupakan faktor risiko terjadinya stroke
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS:
menemukan defisit neurologis yg dapat membantu melokalisir lokasi lesi stroke

Nervus Cranialis
Dapat ditemukan paresis pada nervus fasialis dan hipoglosus, yang ditandai dengan bicara pelo dan deviasi
lidah. Terdapat pula gangguan lapang pandang (hemianopia)
Motorik
Hemiparesis dapat menunjukkan letak kelainan pembuluh darah
o Hemiparese kontralateral: parese motorik saraf otak yang sejajar dengan parese ekstremitas  gangguan pada
sistem karotis
o Hemiparese alternans: parese motorik saraf otak yang berlawanan dengan parese ekstremitas  gangguan
sistem vertebrobasilar
Sensorik
Terdapat hemihipestesi atau parestesia kontralateral/alternans
1. Fungsi Luhur dan Keseimbangan
2. Afasia (gangguan berbahasa)  adanya lesi pada hemisfer yang dominan, biasanya kiri, ataupun agnosia pada
lesi hemisfer yang nondominan
DIAGNOSIS

SKOR Siriraj Stroke Score (SSS) Skor Gajah Mada


DIAGNOSIS
CT Scan
• Merupakan gold standard untuk membedakan stroke iskemik vs stroke hemorrhagik
• Stroke infark: gambaran hipodens
• Stroke hemorrhagik: gambaran hiperdens
• Dapat membedakan lokasi lesi, ukuran lesi, dan membedakan dengan lesi nonvaskuler
• Dapat menunjukkan manifestasi stroke: akut (<24 jam), subakut (24 jam sampai 5 hari), dan kronik
(beberapa minggu)
• CT angiogram dapat digunakan untuk melihat gambaran pembuluh darah otak

MRI
• Gambar yang dihasilkan lebih rinci dari CT Scan
• Biasanya digunakan untuk mendiagnosis lesi yang kecil dan dalam

USG Karotis
Dapat digunakan untuk memeriksa arteri karotis di leher dan aliran darah yang terdapat disana  plak
arteriosklerosis
DIAGNOSIS
Angiografi
• Dapat digunakan untuk konfirmasi diagnosis dan juga untuk tata laksana aneurisme serebral pada
stroke hemorrhagik
• Juga digunakan untuk menangani penyumbatan pembuluh darah pada stroke iskemik
• Berisiko menyebabkan diseksi aorta atau arteri karotis, dan terjadinya embolisasi pada pembuluh
besar ke pembuluh intrakranial

Pungsi Lumbal
• Dapat dilakukan bila CT Scan / MRI tidak tersedia
• Pada stroke hemorrhagik intrakranial didapatkan gambaran LCS seperti bening atau berwarna
kekuningan (xanthokromia), khususnya pada perdarahan intraparenkimal. Pada perdarahan
subarachnoid, xanthokromia pada cairan serebrospinal merupakan indikator yang baik, karena
tingginya sensitivitas. Xanthokromia muncul min. 2-12 jam setelah perdarahan, dan bertahan hingga
2 minggu
• Pada stroke iskemik, tidak didapatkan perdarahan (jernih)
DIAGNOSIS BANDING
• Stroke mimics: kondisi nonvaskular yang memiliki
kemiripan tanda dan gejala dengan stroke, diakibatkan oleh
beberapa penyakit, seperti migraine, hipoglikemia, dan
atypical posterior reversible encephalopathy syndrome
• Transient ischemic attack (TIA): kelainan neurologis yang
dapat kembali normal dalam waktu kurang dari 24 jam,
tetapi tidak melibatkan infark pada otak; biasanya selesai
dalam 60 menit. Penyebab TIA dapat sama dengan stroke
iskemik, akan tetapi hal ini tidak sampai merusak komponen
otak
• Kondisi lain yang menyebabkan gejala seperti stroke dapat
dibedakan antara kondisi defisit neurologis fokal dan
global.
DIAGNOSIS BANDING
Defisit neurologis fokal:
• Tumor otak
• Kelainan pembuluh darah otak (malformasi vaskular)
• Cerebral palsy
• Penyakit saraf degeneratif, seperti multiple sclerosis
• Infeksi otak, seperti meningitis atau ensefalitis
• Cedera otak traumatik
• Bell’s palsy: akibat lesi pada LMN; perlu dibedakan dengan facial
droop akibat gangguan pada UMN melalui pemeriksaan n. fasialis
• Migrain yang berat
DIAGNOSIS BANDING
Defisit neurologis global:
• Epilepsi (atau gangguan kejang lainnya): setelah kejang dapat
terjadi Todd’s paresis , yaitu kelemahan transien pada area yang
mengalami kejang fokal
• Infeksi sistemik
• Hiponatremia & hipoglikemia
• Kelainan konversi
• Hipertensi emergensi
• Koma akibat hiperglikemia hiperosmolar nonketotik
• Hematoma subdural
TATA LAKSANA
1ST STEP 2ND STEP
Lakukan intubasi bila pasien Jika pasien mengalami
tidak sadar (GCS <8). Pastikan hipoksia (SpO2 <94%), berikan
jalan napas pasien aman jika oksigen nasal canul mulai dari
intubasi tidak dapat dilakukan 2 LPM  ditingkatkan hingga
4 LPM (sesuai kondisi pasien)

3RD STEP 4TH STEP

Elevasi kepala 30o Intubasi bila stupor atau


koma, atau terjadi gagal
nafas
TERAPI STROKE ISKEMIK
Tujuan: untuk mempertahankan jaringan pada ischemic penumbra
Terapi : rtPA, aspirin, antikoagulan, dan terapi suportif
Antihipertensi tidak lagi disarankan karena justru menyebabkan keluaran yang buruk

1) Recombinant tissue-type plasminogen activator (rtPA)

– Merupakan pilihan yang biasa dilakukan sebagai upaya


revaskularisasi sebagai agen trombolisis
– Pemberian harus dipertimbangkan pada stroke iskemik
– Pemberian harus segera dilakukan dalam 3 jam sejak
onset terjadinya stroke dan kemungkinan stroke
hemoragik telah disingkirkan
– Komplikasi: perdarahan intrakranial dan reaksi alergi
TERAPI STROKE ISKEMIK
1) Recombinant tissue-type plasminogen activator (rtPA)

Kontraindikasi rtPA absolut oleh National Institute of


Neurological Disorders and Stroke (NINDS):
– Perdarahan intrakranial akut
– Riwayat perdarahan intrakranial
– Hipertensi tidak terkontrol
– Trauma kepala serius atau stroke dalam 3 bulan terakhir
– Trombositopenia dan koagulopati
– Menggunakan low-molecular-weight heparin (LMWH)
– Menggunakan inhibitor thrombin direk
– Menggunakan inhibitor faktor Xa
– Hipoglikemia atau hiperglikemia parah (<50 atau >400
mg/dL)
– Perubahan radiografik iskemik yang lebih cepat
TERAPI STROKE ISKEMIK
1) Recombinant tissue-type plasminogen activator (rtPA)

Kontraindikasi rtPA relatif:


– Usia lanjut (>75 tahun)
– Stroke ringan atau perbaikan gejala stroke
– Stroke berat dan koma
– Operasi besar dalam 14 hari sebelumnya
– Penusukan arteri pada pembuluh darah yang tidak dapat
terkompresi
– Perdarahan gastrointestinal dan genitourinaria dalam 21
hari sebelumnya
– Kejang
– Infark miokardial dalam 3 bulan terakhir
– Lesi struktural pada SSP
– Demensia
TERAPI STROKE ISKEMIK
2) Aspirin
– Diberikan 24-48 jam setelah onset
– Pada pasien yang mendapat r-tPA, pemberian aspirin dilakukan
setelah 24 jam
– Pemberian aspirin pada stroke akut (<48 jam) mengurangi angka
kematian dan kejadian stroke
– Dosis: 160-325 mg
– Antiplatelet kombinasi aspirin dan clopidogrel hingga hari ke-21
lebih efektif dibandingkan pemberian antiplatelet saja (masih
memerlukan penelitian lebih lanjut)
– Risiko perdarahan akibat penggunaan aspirin terjadi berhubungan
dengan dosis yang diberikan (jarang terjadi); paling sering terjadi
adalah perdarahan gastrointestinal
TERAPI STROKE ISKEMIK
3) Antikoagulan 4) Terapi Suportif

– Cek apakah terdapat


Antikoagulan (heparin) hipo/hiperglikemia (memiliki
tidak memberi gejala yang mirip dengan stroke)
 Hipoglikemia dapat diatasi
keuntungan pada dengan dextrose 40%;
stroke; tidak Hiperglikemia dengan insulin
diindikasikan drip
– Pasien stroke umumnya
membutuhkan tata laksana
maupun pencegahan retensi
urine dengan kateterisasi
urethra (gagal: kateterisasi
suprapubik)
KOMPLIKASI
Komplikasi Akut Komplikasi Fase Lanjut
• Komplikasi neurologis: edema otak, infark • Dapat berupa hidrosefalus obstruktif
yang bertransformasi menjadi akibat sumbatan dalam darah
perdarahan, vasospasme dan hidrosefalus
• Bronkopneumonia, ulkus dekubitus, serta
• Komplikasi non-neurologis: hipertensi,
depresi
hiperglikemia reaktif, edema paru,
kelainan jantung dan aritmia, syndrome of • Imobilisasi saat dirawat ataupun saat di
inappropriate antidiuretic hormone rumah  kontraktur dan atrofi otot
(SIADH), dan DVT
PROGNOSIS
• Prognosis stroke iskemik dipengaruhi oleh umur, penyakit
sebelumnya, dan komplikasi
• Sebuah penelitian oleh Framingham dan Roschester menunjukkan
adanya angka kematian pada 30 hari setelah stroke adalah 28%, pada
stroke iskemik sebesar 19%, dan angka sintasan 1 tahun pada stroke
iskemik adalah 77%
• National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) merupakan prediktor
terbaik pada risiko kematian awal. Pemeriksaan NIHSS dapat
menunjukkan letak kerusakan di otak.
• Penelitian menunjukkan 75% pasien yang dihitung keluaran dalam
satu tahun dengan skor NIHSS ≤4 dapat mandiri secara fungsional
dalam 1 tahun.
• Penelitian lainnya oleh Adams, et al. menunjukkan bahwa
peningkatan 1 poin dari NIHSS mengurangi 17% kemungkinan
keluaran yang baik
PROGNOSIS
Skor NIHSS
Harus dilakukan oleh pasien tanpa bantuan pemeriksa
Pemeriksa menilai usaha pertama pasien
Pengulangan tidak dapat masuk ke dalam penilaian
(kecuali pada pemeriksaan bahasa)
HATUR
NUHUN
ALTERNATIVE ICONS
ALTERNATIVE RESOURCES
ALTERNATIVE RESOURCES
ALTERNATIVE RESOURCES

Photos:
● Variety of flames in flat design
● Man talking to therapist ● Silhouettes of women
● Front view doctor with stethoscope smilin ● Profile music notes background
g ● Abstract grunge background

Vectors: Icons:
● Space planets collection ● World Cancer Awareness Day
● Set of bomb explosion effects
● Hand drawn cartoon explosion effect colle
ction
RESOURCES

Vectors:
Did you like the resources of this template? Get
them for free at our other websites! ● Elements of honey in flat design
● Trees collection in flat style
Photos: ● Hand drawn flower collection
● Collection of beautiful houseplants in pots
● Medium shot doctor with stethoscope ● Flat university concept background
● Yellow rectangular wooden box on the dra
wn face outline with chalk on blackboard Icons:

● Mental Health

Anda mungkin juga menyukai