STROKE INFARK
Pembimbing:
dr. Ana Luthfiana, Sp.S
Nama : Tn. L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor CM : 01339285
Umur : 65 tahun
Alamat : Kp. Sukamaju Sukakarya RT.02/RW.03
Agama : Islam
Suku / Warganegara: Sunda
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Ruangan : Ruby Bawah
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan
secara autoanamnesis
dan alloanamnesis
dengan keluarga pasien
pada tanggal 19 Januari
2023 di ruang Safir RSUD
dr. Slamet Garut.
Keluhan utama:
Lemah anggota gerak
sebelah kiri
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
5 jam SMRS : pasien berkebun, tiba-tiba tangan dan kaki
kirinya terasa lemah sehingga pasien hampir terjatuh.
Pasien juga mengatakan anggota gerak kirinya terasa baal.
Setelah itu pasien langsung dibawa menuju ke IGD RSUD dr.
Slamet Garut.
Status Generalis
a. Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
b. Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), ptosis (-/-)
c. Hidung : Napas cuping hidung (-/-), deviasi septum (-), sekret (-/-),
epistaksis (-/-), nyeri tekan (-/-)
d. Telinga : Normotia, sekret (-/-)
e. Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-), pembesaran
kel. tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
f. Thorax (pulmo)
Inspeksi : Simetris bilateral saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Nyeri (-), Massa (-),
Perkusi : Sonor di seluruh lapang kedua paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
g. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan: ICS IV linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri: ICS V linea axillaris anterior sinistra
Pinggang jantung: Linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
h. Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, warna kulit tampak seperti sekitar, jaringan parut (-),
sikatriks (-), massa (-), hematom (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba pembesaran hepar, lien, dan ginjal
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
i. Ekstremitas
Superior : Purpura (-), ptechie (-), hematom (-), sianosis (-), edema (-), akral
hangat, CRT < 2 detik, motorik (5/0)
Inferior : Purpura (-), ptechie (-), hematom (-), sianosis (-), edema (-), akral
hangat, CRT < 2 detik, motorik (5/0)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
N. II (Opticus)
Lapang pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Visus 20/50 20/50
Funduskopi Tidak dilakukan
N. III (Occulomotorius)
Pupil (bentuk, diameter) Bulat, isokor, 3 mm Bulat, isokor, 3 mm
RCL + +
RCTL + +
Nistagmus - -
N. IV (Trochlearis)
M. obliquus superior Dalam batas normal Dalam batas normal
N. V (Trigeminus)
Refleks kornea + +
Sensorik
Pengecapan 2/3 anterior lidah Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
d. Pemeriksaan Nervus Cranialis
N. VIII (Vestibulocochlearis)
Rinne (-)
Webber Tidak ada lateralisasi
Swabach Memendek
N. IX (Glossopharyngeus)
Pengecapan 1/3 posterior
Tidak dapat membedakan rasa
lidah
N. X (Vagus)
Arkus faring Terangkat simetris
Uvula Di tengah
Berbicara Dalam batas normal, disfonia (-)
Menelan Dalam batas normal
Refleks muntah (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
d. Pemeriksaan Nervus Cranialis
N. XI (Accessorius)
M. Trapezius Dalam batas normal Dalam batas normal
M. Sternocleidomastoideus Dalam batas normal Dalam batas normal
N. XII (Hipoglossus) Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
e. Motorik
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Kekuatan Otot
Ekstremitas atas 5 0
Ekstremitas bawah 5 0
Tonus
Ekstremitas atas Normal Normal
Ekstremitas bawah Normal Normal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
f. Sensorik
Sensasi Getar
Ekstermitas atas Dalam batas normal Dalam batas normal
Ekstermitas bawah Dalam batas normal Dalam batas normal
Sensasi Nyeri
Ekstermitas atas Tidak dapat membedakan tajam tumpul pada kedua
Ekstermitas bawah ekstremitas atas dan bawah setinggi C5
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
g. Refleks
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Refleks Fisiologis
Biceps + +
Triceps + +
Patella ↓ ↓
Achilles ↓ ↓
Refleks Patologis
Hoffman-Tromner - -
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Refleks Primitif
Palmo-mental + +
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
h. Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan
Diagnosis Kerja
Diagnosis Tambahan
STROKE
DEFINISI
● Istilah yang menggambarkan serangan mendadak pada fokal neurologi
defisit yang berlangsung paling tidak 24 jam dan terjadi akibat gangguan
pembuluh darah.
Indonesia - 2013
7% penduduk atau 1.236.825 orang
menderita stroke
Umur 55-64 tahun Mortalitas - WHO
Laki-laki > perempuan
Angka kematian tertinggi ke-2
2010: 17,7% penyebab kematian = stroke
Ke-3 dalam menyebabkan kecacatan
ETIOLOGI
Stroke iskemik : plak arterosklerotik dan emboli yang berasal dari jantung atau bukan dari jantung.
Stroke hemorrhagik : pecahnya aneurisma, malformasi arterio-venosa, trauma pada kepala.
Stroke iskemik
1. Stroke Arterotrombotik : ruptur dari plak arterosklerotik merupakan penyebab utama dari stroke
trombotik
Tempat yang paling sering:
● Arteri karotis interna, pada pangkalnya yang berasal dari arteri carotis communis
● Arteri vertebralis pars cervicalis dan pada peralihannya yang membentuk arteri basiler
● Pada batang maupun percabangan utama arteri serebri medial
● Pada arteri cerebri posterior
● Arteri serebri anterior di lengkungan yang memutari korpus kallosum
ETIOLOGI
2. Stroke Emboli
Emboli yang muncul dari jantung, dapat berasal dari:
● Aritmia, terutama atrial fibrillation
● Infark miokard dengan trombus
● Endokarditis bakterial akut dan subakut
● Prolaps katup mitral
Selain emboli yang berasal dari jantung, stroke emboli juga dapat berasal dari luar jantung, antara lain:
● Aterosklerosis aorta dan arteri karotis
● Emboli lemak, tumor, atau udara
ETIOLOGI
3. Stroke Lakunar
● Stroke lakunar terjadi akibat oklusi di arteri lentikulostria atau oklusi di arteri basilar atau vertebral yang
berpenetrasi ke otak, menembus kapsula interna, basal ganglia, thalamus, korona radiata, dan daerah
paramedian dari batang otak.
● Stroke lakuner biasanya berhubungan dengan kombinasi antara hipertensi, atherosklerosis dengan diabetes
melitus.
● Secara klinis, stroke lakunar dapat menunjukkan lebih banyak gejala minor dibandingkan stroke iskemik lainnya.
FAKTOR RISIKO
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi
Usia Obesitas
Konsumsi alkohol
Defisit Neurologis
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran
Penurunan kesadaran pada penderita stroke mengarah pada TTIK menyebabkan penekanan bagian ascending reticular
activating system (ARAS) selaku pusat kesadaran
• Tekanan Darah
Salah satu faktor risiko stroke; pengukuran TD sebaiknya dibandingkan dengan tangan di sebelahnya. Jika terdapat perbedaan
yang besar kemungkinan terjadi kelainan pembuluh darah
• Detak Jantung & Nadi
Pulsus defisit: apabila perbedaan detak jantung dan nadi ≥20 x/mnt; dapat ditemukan pada atrial fibrilasi yang kemungkinan
menjadi pencetus stroke
• Status Gizi: obesitas merupakan faktor risiko stroke
• Leher: peningkatan JVP dan bruit (+) terdapat gangguan aliran pada pembuluh darah yang dapat menjadi faktor pencetus
stroke (emboli)
• Paru-paru: untuk pantau komplikasi pulmonologi stroke, seperti pneumonia dan edema paru
• Jantung: kelainan jantung (kardiomegali, murmur, kelainan katup jantung) merupakan faktor risiko terjadinya stroke
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS:
menemukan defisit neurologis yg dapat membantu melokalisir lokasi lesi stroke
Nervus Cranialis
Dapat ditemukan paresis pada nervus fasialis dan hipoglosus, yang ditandai dengan bicara pelo dan deviasi
lidah. Terdapat pula gangguan lapang pandang (hemianopia)
Motorik
Hemiparesis dapat menunjukkan letak kelainan pembuluh darah
o Hemiparese kontralateral: parese motorik saraf otak yang sejajar dengan parese ekstremitas gangguan pada
sistem karotis
o Hemiparese alternans: parese motorik saraf otak yang berlawanan dengan parese ekstremitas gangguan
sistem vertebrobasilar
Sensorik
Terdapat hemihipestesi atau parestesia kontralateral/alternans
1. Fungsi Luhur dan Keseimbangan
2. Afasia (gangguan berbahasa) adanya lesi pada hemisfer yang dominan, biasanya kiri, ataupun agnosia pada
lesi hemisfer yang nondominan
DIAGNOSIS
MRI
• Gambar yang dihasilkan lebih rinci dari CT Scan
• Biasanya digunakan untuk mendiagnosis lesi yang kecil dan dalam
USG Karotis
Dapat digunakan untuk memeriksa arteri karotis di leher dan aliran darah yang terdapat disana plak
arteriosklerosis
DIAGNOSIS
Angiografi
• Dapat digunakan untuk konfirmasi diagnosis dan juga untuk tata laksana aneurisme serebral pada
stroke hemorrhagik
• Juga digunakan untuk menangani penyumbatan pembuluh darah pada stroke iskemik
• Berisiko menyebabkan diseksi aorta atau arteri karotis, dan terjadinya embolisasi pada pembuluh
besar ke pembuluh intrakranial
Pungsi Lumbal
• Dapat dilakukan bila CT Scan / MRI tidak tersedia
• Pada stroke hemorrhagik intrakranial didapatkan gambaran LCS seperti bening atau berwarna
kekuningan (xanthokromia), khususnya pada perdarahan intraparenkimal. Pada perdarahan
subarachnoid, xanthokromia pada cairan serebrospinal merupakan indikator yang baik, karena
tingginya sensitivitas. Xanthokromia muncul min. 2-12 jam setelah perdarahan, dan bertahan hingga
2 minggu
• Pada stroke iskemik, tidak didapatkan perdarahan (jernih)
DIAGNOSIS BANDING
• Stroke mimics: kondisi nonvaskular yang memiliki
kemiripan tanda dan gejala dengan stroke, diakibatkan oleh
beberapa penyakit, seperti migraine, hipoglikemia, dan
atypical posterior reversible encephalopathy syndrome
• Transient ischemic attack (TIA): kelainan neurologis yang
dapat kembali normal dalam waktu kurang dari 24 jam,
tetapi tidak melibatkan infark pada otak; biasanya selesai
dalam 60 menit. Penyebab TIA dapat sama dengan stroke
iskemik, akan tetapi hal ini tidak sampai merusak komponen
otak
• Kondisi lain yang menyebabkan gejala seperti stroke dapat
dibedakan antara kondisi defisit neurologis fokal dan
global.
DIAGNOSIS BANDING
Defisit neurologis fokal:
• Tumor otak
• Kelainan pembuluh darah otak (malformasi vaskular)
• Cerebral palsy
• Penyakit saraf degeneratif, seperti multiple sclerosis
• Infeksi otak, seperti meningitis atau ensefalitis
• Cedera otak traumatik
• Bell’s palsy: akibat lesi pada LMN; perlu dibedakan dengan facial
droop akibat gangguan pada UMN melalui pemeriksaan n. fasialis
• Migrain yang berat
DIAGNOSIS BANDING
Defisit neurologis global:
• Epilepsi (atau gangguan kejang lainnya): setelah kejang dapat
terjadi Todd’s paresis , yaitu kelemahan transien pada area yang
mengalami kejang fokal
• Infeksi sistemik
• Hiponatremia & hipoglikemia
• Kelainan konversi
• Hipertensi emergensi
• Koma akibat hiperglikemia hiperosmolar nonketotik
• Hematoma subdural
TATA LAKSANA
1ST STEP 2ND STEP
Lakukan intubasi bila pasien Jika pasien mengalami
tidak sadar (GCS <8). Pastikan hipoksia (SpO2 <94%), berikan
jalan napas pasien aman jika oksigen nasal canul mulai dari
intubasi tidak dapat dilakukan 2 LPM ditingkatkan hingga
4 LPM (sesuai kondisi pasien)
Photos:
● Variety of flames in flat design
● Man talking to therapist ● Silhouettes of women
● Front view doctor with stethoscope smilin ● Profile music notes background
g ● Abstract grunge background
Vectors: Icons:
● Space planets collection ● World Cancer Awareness Day
● Set of bomb explosion effects
● Hand drawn cartoon explosion effect colle
ction
RESOURCES
Vectors:
Did you like the resources of this template? Get
them for free at our other websites! ● Elements of honey in flat design
● Trees collection in flat style
Photos: ● Hand drawn flower collection
● Collection of beautiful houseplants in pots
● Medium shot doctor with stethoscope ● Flat university concept background
● Yellow rectangular wooden box on the dra
wn face outline with chalk on blackboard Icons:
● Mental Health