IDENTIFIKASI KASUS
Nama : Ny. LJ
Umur : 72 Tahun
RM : 063247
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen
Alamat : Kopertis
I.2 Anamnesis
Anamnesis terpimpin:
Keluhan ini dialami mendadak sejak kurang lebih 6 jam SMRS, saat
pasien sedang tidur siang. Pasien juga mengeluhkan keram badan kiri, sakit
Riwayat pengobatan:
Tidak ada
1
Riwayat kebiasaan:
Pernapasan 20x/m
Kepala
Mulut Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), asimteris (+), lidah deviasi
ke kiri
Thoraks
Pulmo
2
Perkusi “Sonor”
Jantung
Perkusi Redup
Abdomen
Ekstremitas
“Akral hangat kering (+), warna sawo matang, pitting edem (-)”
Orientasi Baik
Registrasi Baik
Bahasa Baik
3
I.4 Status neurologis
2. Saraf Kranial
1) N. I (olfaktorius) : “Normosmia”
2) N. II (Optikus) :
OD OS
Ptosis - -
Exoftalmus / endoftalmus - -
Diplopia - -
Pupil
langsung
4
- N. V (Trigeminal)
Dextra Sinistra
Sensibilitas
- N. V1 (Oftalmmikus) + +
- N. V2 (Maksilaris) + +
- N. V3 (Mandibularis)
+ +
Motorik
(istirahat/menggigit) normal”
- Refleks dagu / maseter
“Dalam batas normal”
“Dalam batas
normal”
Refleks kornea + +
- N. VII (Fasialis)
M. M. Orbicularis M. Orbicularis
Motorik
5
- Gerak mimik
Sensorik khusus
- N. VIII (Vestibulokoklearis)
o Suara : Normal
- N. XI (Asesorius)
- N. XII (Hipoglossus)
Fasikulasi: -
Tremor: -
Ataksia: -
6
1. Tanda Rangsang Meningeal
- Brudzinki I: (-)/(-)
2. Motorik
Superior Inferior
Kekuatan 5 2 5 3
Refleks fisiologis
- Biceps ++ +++
- Triceps ++ +++
- Brachioradialis
++ +++
- KPR
++ +
- APR
++ +
- Refleks patologik :
7
Dextra Sinistra
3. Sensorik
Eksteroseptif
- Nyeri: (+)
- Suhu: (+)
- Raba: (+)
Proprioseptif
Fungsi Kortikal
- Diskriminasi: DBN
- Stereognosis: DBN
- Tes jari hidung: Ekstremitas kanan DBN, ekstremitas kiri SDE (parese)
8
- Tes tumit: Ekstremitas kanan DBN, ekstremitas kiri SDE (parese)
- Tes Romberg: tidak dilakukan karena pasien belum mampu untuk berdiri
digerakkan
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi (06/09/2023)
Darah lengkap
9
Lemak darah
240
Fungsi hati
Glukosa darah
Fungsi Ginjal
Ureum 12 13-43
2. CT-scan kepala
10
Tampak gambaran hypodense pada hemisfer kanan, hilangnya diferensiasi
I.6 Resume
lemah badan kiri secara tiba-tiba sejak kurang lebih 6 jam SMRS. Pasien juga
mengeluhkan keram badan kiri, sakit kepala (-), pusing (+), muntah (-). Pasien
juga menderita hipertensi dan memiliki riwayat stroke pada tahun 2014. Pada
Suhu 36,8ºC, pernapasan 20x/menit, SpO2 98% room air. Pada pemeriksaan
11
Pemeriksaan kekuatan motorik:
5 2
5 3
Pada pemeriksaan refleks fisiologis: refleks biceps (++/+++), refleks triceps (++/+
++), Brachioradialis (++/+++), KPR (++/+), dan APR (++/+). Pada pemeriksaan
dan alba.
- Etiologi: Hipertensi
- Stroke Hemoragic
- Tumor Cerebri
I.9 Manajemen
- IVFD RL 20 tpm
12
- Inj. Citicolin 500 mg/12 jam/IV
I.10 Prognosis
Ad Vitam
- Dubia at Bonam
Ad Function
- Dubia at Malam
I.11 Anjuran
- Foto Thorax
- Konsul fisioterapi
13
LEMBAR FOLLOW UP
- Neurodex 1x1
Motorik: 5 2 tabet/hari/PO
- Mobilisasi
5 3
R. Fisiologis:
14
Refleks patologis: babinski: (-/+)
hipertensi grade II
21x/menit tablet/hari/PO
- Candesartan 16 mg 1-0-0
Motorik: 5 3 TD >140
5 3
R. Fisiologis:
15
BPR ++ +++ KPR ++
hipertensi grade II
tablet/hari/PO
16
Motorik: 5 4
5 4
R. Fisiologis:
BPR ++ ++ KPR ++ +
TPR ++ ++ APR ++ +
hipertensi grade II
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung memompa oksigen dan darah berisi nutrisi ke wajah, otak, dan
kulit kepala melalui dua rangkaian pembuluh utama, arteri karotis dan vertebralis.
”Leher dan pembuluh darah lainnya membawa darah keluar dari otak.”
Darah harus menyuplai banyak darah agar otak Anda tetap aktif. Aliran
permanen terjadi jika otak kehilangan aliran darah selama lebih dari beberapa
menit.” “Serius, aliran darah memberikan tingkat keamanan fisiologis yang sangat
kecil sehingga akan terjadi kehilangan kesadaran jika aliran darah terhenti selama
sekitar 5 detik.
oleh jantung (setara dengan sepertiga dari curah jantung sisi kiri), karena otak
mengonsumsi sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh (dan jumlahnya
dapat mencapai hingga 50% pada anak kecil). Sepersekian detik diperlukan bagi
sejumlah kecil darah untuk mengalir dari arteri karotis interna ke vena jugularis
otak, yang mendapatkan hampir semua energinya dari glukosa gula. “Karena otak
selalu aktif dan tidak pernah berhenti, maka aliran darah yang konsisten
diperlukan untuk menjaga pasokan oksigen dan glukosa yang diperlukan, baik
18
Peran sistem saraf otonom terhadap otak manusia relatif terbatas. Otak
terhadap CO2 dan metabolit lainnya. “Kepadatan pembuluh darah dan aliran
yang dibutuhkannya.”
Reseptor tekanan di sinus karotis dan reseptor kimia di badan karotis yang
“Fungsi dari reseptor-reseptor ini adalah menjaga kelancaran aliran darah yang
stabil menuju otak. Selain itu, reseptor tekanan juga hadir dalam lengkungan
aorta.”
Kendali terhadap regulasi aliran darah ke otak dicapai melalui respons otot
polos yang terdapat dalam pembuluh darah otak terhadap perubahan tekanan
darah pada pembuluh tersebut. Ketika tekanan menurun, otot polos menjadi lebih
sangat signifikan. Ketika kadar CO2 tinggi dan kadar O2 rendah, pembuluh darah
19
di otak akan melebar. “Sebaliknya, jika kadar CO2 rendah dan kadar O2 tinggi,
pembuluh darah tersebut akan berkontraksi. Jika aliran darah ke otak mengalami
oksigen daripada biasanya dari sediaan oksigen yang ada dalam darah.”
oblongata akan merespons dengan memicu impuls pada sistem saraf simpatik
yang mengarah ke jantung, yang kemudian akan meningkatkan aliran darah dari
masing-masing terdiri dari dua pasang, yaitu dua arteri karotis interna dan dua
20
Gambar 1. Arteri cerebri
21
Gambar 3. Arteri Cerebri
karoticus”
b. Arteri naik melewati leher dan tembus “basis cranii melewati kanalis
karoticus os temporal”
22
c. Arteri ini terus “bersirkulasi ke depan dan horizontal melewati sinus
kavernosus”
g. Dari arah tersebut, “arteri ini masuk ke ujung medial sulcus lateralis
serebri”
23
Gambar 7. Perjalanan Arteri karotis
Percabangan arteri:3
24
a) Arteri opthalmica
Arteri ini berasal dari arteri karotis interna yang timbul dari
c) Arteria choroidea
25
- Arteri ini berjalan ke depan dan ke arah medial, “juga superior
cerebri”
kontralateral”
adanya gangguan vaskular pada otak.5 Area vaskular dan volume jaringan otak
iskemik yang menentukan jenis dan tingkat keparahan defisit neurologis. Pasien
stroke anterior datang dengan gejala defisit fokal seperti afasia, hemiplegia,
26
kehilangan hemisensori, atau defisit lapang pandang. Pasien stroke posterior
biasanya memiliki berbagai gejala, antara lain: gangguan cara berjalan, ataksia
unilateral atau bilateral, gangguan lapang pandang, ataksia optik, nistagmus, dan
bahkan tidak responsif dan henti napas pada kasus oklusi lengkap arteri basilar
yang luas, sedangkan oklusi arteri yang lebih distal atau arteri kecil biasanya
menghasilkan defisit yang lebih ringan dengan tingkat keparahan yang lebih
ringan.5
yang berlawanan dan gangguan sensorik, serta masalah bicara dan apraksia pada
lengan kiri akibat kerusakan pada corpus callosum anterior yang mengganggu
27
hubungan antara hemisfer dominan dengan korteks motorik kanan. “Oklusi
penglihatan di sisi tubuh yang berlawanan dan bahkan kebutaan jika terjadi oklusi
pada kedua arteri. “Penyumbatan arteri karotis atau basilar dapat mengakibatkan
defisit pada area yang disuplai oleh arteri serebri anterior dan media.” Oklusi
akan menyebabkan kelumpuhan pada semua ekstremitas dan otot mata serta dapat
menyebabkan koma.”5
II.2 Stroke
tanda klinis yang berkembang secara cepat karena gangguan fungsi otak baik
minimal 24 jam dan memiliki potensi untuk mengakibatkan kematian. Stroke ini
Stroke iskemik adalah jenis stroke yang terjadi karena penurunan pasokan
28
jaringan otak. “Sebagian besar, sekitar 80%, dari semua kasus stroke
disebabkan oleh stroke iskemik, yang dibagi menjadi dua tipe: Trombosis
Stroke hemoragik
terkendali di dalam otak. Sekitar 20% dari semua kasus stroke termasuk
gejala yang muncul selama kurang dari 24 jam dan kemudian pulih
ke keadaan semula.”
ke kondisi semula.”
29
II.2.1 Faktor resiko
berikut:6,7,10,11
Usia
Jenis kelamin
Ras/etnis
- Merokok.
- “Pola makan yang tidak sehat: lemak, garam berlebihan, asam urat,
- Alkoholik.
- Hipertensi.
- Penyakit jantung.
- Diabetes melitus.
- Obesitas.
- Dislipidemia.
- Sindrom metabolic.
30
- “Polisitemia, viskositas darah peninggi & penyakit perdarahan dan lain-
lain”
1. Emboli
Stroke infark emboli adalah jenis stroke iskemik yang dipicu oleh emboli.
Sumber emboli bisa berasal dari jantung atau organ-organ lain. “Penyebab emboli
yang berasal dari jantung termasuk gangguan irama jantung seperti aritmia, infark
Untuk emboli yang berasal dari sumber selain jantung, dapat disebabkan
oleh aterosklerosis pada aorta atau arteri lainnya, diseksi pada arteri karotis atau
pembedahan pada rongga thorax atau leher, pembentukan gumpalan darah pada
vena pelvis atau ekstremitas bawah, atau shunting dari sisi kanan ke sisi kiri pada
jantung.8
Pada stroke emboli, penyumbatan terjadi karena adanya embolus yang bisa
berasal dari berbagai sumber seperti arteri serebral, arteri karotis interna, arteri
vertebra basilar, arkus aorta yang naik, katup jantung, dan endokardium jantung.
“Embolus ini bisa berupa gumpalan darah yang lepas dari dinding arteri yang
31
gumpalan trombosit yang terjadi akibat fibrilasi atrium, emboli yang terdiri dari
kuman karena endokarditis bakteri, atau bahkan gumpalan darah dan jaringan
yang berasal dari infark mural.” Sekarang telah ada bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa embolisasi yang berasal dari arteri serebral lebih umum
yang berperan, karena embolus dapat melewati area kapiler sambil mengalami
penyumbatan arteri melalui embolisasi. “Angka statistik untuk infark serebri yang
disebabkan oleh embolisasi mencapai 80%. Pada masa lalu, perkiraan berdasarkan
vaskuler yang terjadi di otak dan batang otak.” Seperti akan diuraikan lebih lanjut
nanti, arteri-arteri serebral ini dapat dianggap sebagai arteri-arteri yang dalam
pembentukan embolus.”
32
itu, dalam situasi yang kritis, gangguan sirkulasi dapat terjadi, yang
aritmia jantung, tekanan darah rendah, dan tekanan darah tinggi, serta
sumbatan dalam aliran darah, yang dapat menghasilkan kekurangan oksigen pada
jaringan di bawahnya serta stagnasi aliran darah yang dapat membentuk struktur
stagnasi, baik di hilir maupun di hulu.” Gangguan fungsi saraf akan mulai terjadi
dalam beberapa menit setelah ini, terutama jika kolateral (saluran cadangan) tidak
segera berfungsi dan penyumbatan tetap ada. “Pada bagian yang terdampak oleh
33
2. Trombus
Stroke trombotik dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu stroke yang
memengaruhi pembuluh darah besar seperti arteri karotis, dan stroke yang
sering terjadi terletak pada titik persimpangan utama arteri serebral, terutama di
darah. “Energi yang diperlukan untuk mendukung aktivitas sel-sel saraf berasal
dari metabolisme glukosa, yang disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau
glikogen untuk digunakan sebagai sumber energi selama sekitar satu menit.”
Jika aliran darah terputus selama lebih dari 30 detik, aktivitas otak yang
tercermin dalam pola gelombang otak (EEG) akan menjadi datar. “Jika aliran
darah terhenti selama lebih dari 2 menit, aktivitas jaringan otak akan berhenti
pada jaringan otak dapat dimulai, dan jika aliran darah terganggu selama lebih
Jika aliran darah ke jaringan otak terhenti, maka pasokan oksigen dan
glukosa yang diperlukan untuk pembentukan ATP akan menurun. “Ini akan
dan Ca akan mengumpul di dalam sel. Hasilnya, “permukaan sel menjadi lebih
34
negatif, yang memicu depolarisasi membran.” Pada tahap awal, depolarisasi
membran masih dapat diubah kembali (reversibel), tetapi jika kondisi ini
berlangsung lama, akan terjadi perubahan struktural pada sel yang dapat
menyebabkan kematian jaringan otak. “Ini terjadi segera jika aliran darah turun
jaringan, yaitu ketika aliran darah berkurang menjadi di bawah 10 ml per 100
glia, dan berdampak pada peredaran mikro darah." Oleh karena itu, terjadi
a. Trombolisis
35
untuk menghancurkan thrombus. rTPA berperan sebagai katalisator yang
munculnya gejala jika diberikan melalui infus intravena, dan batas waktu 6
dosis 0,9 mg per kilogram berat badan (dengan batas maksimal 90 mg).
“Sebanyak 10% dari dosis total diberikan sebagai injeksi awal (bolus),
harus dimulai dalam jangka waktu 3 jam sejak onset (rekomendasi kelas 1
dari AHA/ASA, dengan tingkat bukti A), atau dalam jangka waktu 4,5
jam.”13
b. Antikoagulan
36
namun tidak efektif dalam menghancurkan thrombus yang telah
atau kelompok obat dengan nama singkat LMWH (low weight molecular
c. Antiplatelet
dalam rentang waktu 24-48 jam sejak terjadinya stroke (rekomendasi kelas
atau dalam kombinasi dengan aspirin sebagai pengobatan rutin pada pasien
dengan stroke iskemik akut, kecuali jika ada indikasi khusus seperti angina
pectoris tidak stabil atau infark miokard non-Q wave. “Dalam kasus-kasus
37
ini, pengobatan harus diteruskan hingga 9 bulan setelah kejadian
d. Neuroproktetan
yang mendapatkan plasebo.” Di sisi lain, pada pasien dengan stroke ringan
diberikan dengan dosis awal sebanyak dua kali 1000 mg melalui infus
intravena selama tiga hari, dan kemudian dilanjutkan dengan dosis oral
Ada dua strategi untuk mencegah stroke, yaitu “pencegahan primer yang
pertama.” Kedua strategi ini harus mencakup penanganan semua faktor risiko
38
II.3 Hipertensi
II.3.1 Definisi
140 mmHg dan tekanan diastolik melebihi 90 mmHg. “Tekanan darah diukur
punggung tegak atau terlentang selama minimal 5 hingga 30 menit, setelah itu
mereka tidak merokok atau minum kopi. “Menurut The Seventh Report of The
High Blood Pressure (JNC VII), tekanan darah pada orang dewasa
II.3.2 Etiologi
sepenuhnya dipahami. Hipertensi primer tidak dapat diatribusikan pada satu faktor
tunggal atau khusus, melainkan merupakan hasil dari sejumlah faktor yang saling
terkait. “Di sisi lain, hipertensi sekunder terjadi sebagai akibat dari faktor primer
tertentu, situasi stres akut, kerusakan pembuluh darah, dan sebagainya”. “Pada
kasus hipertensi maligna, penyebab yang paling umum adalah hipertensi yang
tidak diobati.” Risiko relatif terkena hipertensi bergantung pada jumlah serta
39
tingkat keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat
dimodifikasi.17
meliputi sakit kepala, pusing, rasa gelisah, detak jantung yang meningkat,
(denging di telinga), rasa berat di kepala, detak jantung yang tidak teratur, dan
sering buang air kecil di malam hari. “Gejala-gejala yang muncul akibat
fungsi jantung, kinerja ginjal, serta gangguan pada otak yang dapat menghasilkan
kejang dan perdarahan di pembuluh darah otak, yang pada gilirannya dapat
II.3.4 Klasifikasi
40
II.3.5 Penatalaksanaan
tekanan darah, dan ini memiliki implikasi positif dalam mencegah serta mengelola
bagi individu yang berada dalam kondisi pra-hipertensi, dan juga dapat menjadi
tambahan untuk pengobatan obat pada individu yang telah menderita hipertensi.”
darah akan lebih signifikan pada individu dengan hipertensi yang sudah ada, hasil
percobaan jangka pendek juga telah menunjukkan bahwa penurunan berat badan
hipertensi.”16,22
untuk menggantikan terapi obat, namun hal ini dapat mengurangi jumlah obat
yang dibutuhkan atau dosis yang harus diberikan untuk mengendalikan tekanan
41
darah. “Dalam hal modifikasi diet yang efektif dalam menurunkan tekanan darah,
penanganan obesitas sangat penting dalam usaha menurunkan tekanan darah dan
individu yang minum tiga atau lebih minuman per hari (dengan setiap minuman
berisi sekitar 14 gram etanol) telah terkait dengan risiko tekanan darah tinggi, dan
darah.”16,22
(ARB)”
secara bertahap, dan pencapaian target tekanan darah dilakukan secara progresif
memiliki masa kerja yang panjang atau memberikan efek 24 jam sehingga cukup
42
diberikan sekali sehari. Keputusan apakah akan memulai terapi dengan satu jenis
obat antihipertensi atau dengan kombinasi obat tergantung pada tingkat tekanan
darah awal dan apakah ada komplikasi yang terkait. “Jika terapi dimulai dengan
satu jenis obat dalam dosis rendah dan tekanan darah masih belum mencapai
target yang diinginkan, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat
tersebut atau beralih ke obat antihipertensi lain dengan dosis rendah.” Untuk
menghindari efek samping yang umumnya terjadi, dosis rendah baik digunakan
43
Tabel 3. Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 719
44
BAB III
DISKUSI
45
anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan perempuan usia 72 tahun dengan
keluhan lemah badan kiri. Pasien juga mengeluhkan keram badan kiri, sakit
kepala (-), pusing (+), muntah (-). Pasien juga menderita hipertensi dan memiliki
riwayat stroke pada tahun 2014. Pada riwayat penyakit keluarga terdapat riwayat
Nadi 84x/menit, Suhu 36,8ºC, pernapasan 20x/menit, SpO2 98% room air.
Berdasarkan teori dimana salah faktor resiko dari stroke adalah hipertensi. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan paresis N. VII dan N.XII sinistra, hal ini juga
adanya paresis pada nervus kranialis yang mempersyarafi wajah seperti paresis
pada hemisfer kanan proyeksi ACA, hilangnya diferensiasi substanti grisea dan
alba. “Hal tersebut sesuai dengan teori, dimana pada pasien stroke sekitar 80%
dari semua penderita disebabkan oleh stroke iskemik atau infark. Terbagi atas,
46