Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI

Meningitis TB

Disusun Oleh :
Earlene Tasya
01073170043

Pembimbing :
dr. Pricilla Yani Gunawan, Sp. S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


SILOAM HOSPITALS – RUMAH SAKIT UMUM SILOAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PERIODE AGUSTUS 2018 – SEPTEMBER 2018
TANGERANG
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama : Ny. DST
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 23 Desember 1993
Usia : 24 tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Muslim
Pendidikan : SMA
Alamat : Taman Ayodya blok B
Pekerjaan : Mahasiswa

Tanggal masuk RS : 7 Agustus 2018, Jam 16:30 WIB


Tanggal pemeriksaan : 8 Agustus 2018, Jam 07:00 WIB

II. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis terhadap ibu kandung
pasien di bangsal lantai 6, Rumah Sakit Siloam Paviliun B pada jam 06.30
WIB

Keluhan Utama:
Nyeri kepala disertai demam sejak 1 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli Saraf RSU Siloam pada pk. 16.30 dengan
keluhan nyeri kepala disertai demam selama 1 minggu. 6 minggu yang lalu,
pasien mengalami demam tidak terlalu tinggi yang naik turun, cenderung
naik pada sore hari. 3 minggu yang lalu, pasien mengalami nyeri kepala
bertambah parah sehingga dirawat di rumah sakit sealama 10 hari dengan
diagnosis Meningitis TB. Pasien mengatakan bahwa nyeri bertambah parah
sejak pasien pulang dari perawatan dan semakin parah 1 minggu terakhir.
Kemudian pasien rawat jalan setelah rawat inap, dan pada waktu kontrol
kedua, keluhan tidak hilang bahkan menjadi lebih parah. Nyeri kepala
dirasakan seperti mengikat dan menjalar sampai ke leher dengan skala nyeri
8 jika digerakan dan 7 jika di istirahatkan. Pasien juga menyatakan leher
kaku dan nyeri sehingga pasien tidak mau tidur dengan bantal. Ibu pasien
menyatakan bahwa pasien sering mengigau jika demam dan pasien
mengatakan bahwa ia tidak sadar.
Keluhan batuk dan sesak disangkal oleh pasien. Demam sering
disertai dengan menggigil dan keringat malam. Pasien juga mengeluhkan
adanya nyeri perut disertai mual, namun tidak ada muntah. Pasien
mengeluhkan adanya pusing.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien menyangkal riwayat kejang dan trauma kepala sebelumnya.
Sebelumnya pasien di rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama
selama 10 hari dengan diagnosis Meningitis TB. Pasien pernah dirawat di
rumah sakit karena flek paru 5 minggu yang lalu dalam pengobatan dan
pasien juga pernah didiagnosa dengan HNP kurang lebih 2 tahun yang lalu
dan sudah membaik dengan fisioterapi.

Riwayat Keluarga
 Riwayat hipertensi, dislipidemia, dan diabetes mellitus di keluarga
tidak ada
 Riwayat kejang, epilepsy, stroke pada keluarga disangkal
 Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat Sosial/Kebiasaan/Pola Hidup


 Pasien tidak merokok maupun meminum alkohol
 Pasien tidak memiliki kebiasaan seks bebas dan penggunaan jarum
suntik.
III. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit, reguler
Pernapasan : 20 x/menit, reguler
Suhu : 36,7oC
SpO2 : 98%

1. Pemeriksaan Generalis
Kepala dan wajah Rambut Normal, tidak mudah rontok, berwarna hitam,
tersebar merata
Kulit Kulit normal, rash (-), luka (-), massa (-),
deformitas (-), sianotik (-), ikterik (-), edema (-)
Fungsi Pergerakan normal tanpa adanya keterbatasan
range of motion.
Mata Konjungtiva anemis (-/-) , sclera ikterik (-/-), scar (-/-), rash (-/-),
mata cekung (-/-), pupil bulat isokor (3mm/3mm), refleks pupil
langsung dan tidak langsung (+/+). Jarak antar mata simetris.
Racoon eyes (-)
Hidung Simetris, bentuk dan ukuran normal, deviasi (-), pendarahan (-),
sekret (-), deformitas (-)
Telinga Bentuk dan ukuran normal, simetris, sekret (-/-), perdarahan (-/-),
deformitas (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-),
Battle sign (-)
Mulut Mukosa lembab dan oral hygine tampak tidak baik, bibir lembab
dan tidak sianosis,
Leher Leher normal, pembesaran tiroid (-), Pembesaran KGB leher dan
supraklavikular (-), nyeri tekan (-), lesi (-)
Thorax
Jantung Inspeksi Pectus excavatum (-), pectus carinatum (-), iktus
kordis (-), spider naevi (-)
Palpasi Ictus cordis (+) ICS V linea midclavicular sinistra,
JVP 5 ±2 cm
Perkusi Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Paru Inspeksi Gerakan nafas simetris tanpa adanya bagian yang
tertinggal, Barrel chest (-), Pectus excavatum (-),
pectus carinatum (-), massa (-), lesi (-), rash (-),
scar (-), spider naevi (-), retraksi (-)
Palpasi Tactile vocal fremitus (+), simetris di kedua
lapangan paru.
Perkusi Sonor di semua lapangan paru, batas paru hati
normal.
Auskultasi Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronchi (-/-).
Abdomen Inspeksi Abdomen datar supel (+) lesi (-) striae (-), massa
(-) caput medusae (-), spider navy (-), scar (-)
Auskultasi Bising usus normal, bruit aorta abdominalis (-),
bruit arteri renalis (-)
Perkusi Timpani di seluruh abdomen, CVA (-/-)
Palpasi Nyeri tekan (+) pada regio Hypochondriac
kanan dan epigastric. ballotement (-/-),
hepatomegaly (-), splenomegaly (-) Ascites (-)
Ekstremitas Atas Akral hangat, edema (-/-), denyut arteri radialis
(+/+), CRT < 2 detik.

Bawah Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik,


2. Status Neurologis
GCS 15 (E4 M6 V5)
2.1 Tanda Rangsang Meningeal
 Kaku kuduk :+
 Tanda laseque : <70o/<70o
 Tanda kernig : <135o/<135o
 Brudzinski I : -/-
 Brudzinski II : +/+

2.2 Syaraf Kranialis


Saraf Kranial Kanan Kiri
Nervus I Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus II
Visus > 1/60 > 1/60
Lapang pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Warna Tidak Dilakukan Tidak dilakukan
Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nervus III, IV, VI


Sikap bola mata Normal Normal
Celah palpebral Normal Normal
Pupil Isokor, bulat 3 mm Isokor, bulat 3 mm
RCL + +
RCTL + +
Konvergensi + +
Nystagmus - -
Pergerakan bola mata Normal Normal
Nervus V Sensorik
 Sensasi raba V1 normal
 Sensasi raba V2 normal
 Sensasi raba V3 normal
Motorik
 Dapat membuka mulut dengan kuat (+)
 Dapat menggerakan rahang dengan kuat (+)

Nervus VII
Sikap mulut istirahat Dalam Batas Normal
Angkat alis, kerut Dalam Batas Normal
dahi, tutup mata
dengan kuat
Kembung pipi Dalam Batas Normal
Menyeringai Dalam batas normal
Rasa kecap 2/3 Tidak dilakukan
anterior lidah
Nervus VIII
Nervus koklearis
Suara bisikan/gesekan Terdengar sama kanan dan kiri +/+
Rinne Tidak dilakukan
Weber Tidak dilakukan
Schwabach Tidak dilakukan
Nervus vestibularis
Nistagmus -/-
Berdiri dengan 1 kaki Dalam batas normal
Berdiri dengan 2 kaki Dalam batas normal
Berjalan tandem Tidak dilakukan
Fukuda stepping test Tidak dilakukan
Nervus IX, X
Arkus faring Simetris, tidak ada yang tertinggal
Uvula Ditengah
Disfoni -
Disfagi -
Refleks faring Tidak dilakukan
Nervus XI
Sternocleidomastoid +/+
Trapezius +/+
Nervus XII
Sikap lidah dalam mulut
Deviasi -
Atrofi -
Fasikulasi -
Tremor -
Menjulurkan lidah Dalam batas normal
Kekuatan lidah +/+
Disatria -

2.3 Motorik
Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
Atrofi - -
Fasikulasi - -
Tonus Normotonus Normotonus
Kekuatan Otot 5555 5555
Gerakan involunter - -
Ekstremitas Bawah
Atrofi - -
Fasikulasi - -
Tonus Normotonus Normotonus
Kekuatan Otot 5555 5555
Gerakan involunter - -
Refleks Fisiologis
Biceps ++ ++
Triceps ++ ++
Brachioradialis ++ ++
KPR ++ ++
APR ++ ++
Refleks Patologis
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaffer - -
Rossolimo - -
Mendel-Bechtrew - -
Hoffman Trommer - -

2.4 Sensorik
Ekstroseptif
Kanan Kiri
Raba & Nyeri + +
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proprioseptif
Posisi sendi Dalam batas normal Dalam batas normal
Getar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2.5 Koordinasi
 Tes tunjuk-hidung : Dalam batas normal
 Tes tumit-lutut : Dalam batas normal
 Disdiadokokinesis : Dalam batas normal

2.6 Otonom
 Miksi : Normal
 Defekasi : Normal
 Sekresi keringat : Dalam batas normal

2.7 Fungsi luhur:


 Pemeriksaan MMSE : Tidak dilakukan

IV. Resume
Pasien datang ke dengan keluhan nyeri kepala disertai demam sejak 1
minggu SMRS. Nyeri menetap post-rawat dan progresif dalam 1 minggu
terakhir, Pasien sebelumnya dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan sama
dengan diagnosis Meningitis TB. Nyeri seperti diikat dengan penjalaran ke
leher dengan skala 8/7. Kaku leher (+) pasien menolak menggunakan bantal.
Pasien sering mengigau ketika demam muncul. Demam pasien hilang-
timbul dan timbul di sore-malam hari. Demam dirasakan sudah lama sejak
5 minggu yang lalu sering disertai dengan menggigil dan keringat malam.
Pasien juga mengeluhkan pusing, dan mual. Riwayat kejang, stroke dan
trauma kapitis disangkat. Riwayat TB (+) dalam pengobatan. Riwayat HNP
(+) 2 tahun lalu sudah pulih dengan fisioterapi. Pada pemeriksaan fisik,
ditemukan meningeal sign (+)

V. Diagnosis
Klinis : Cephalgia Kronik, Demam, Kaku kuduk
Topis : Meningens
Etiologis : Infeksi
Patologis : Tuberculosis

VI. Diagnosis Kerja:


Cephalgia Kronik ec Meningitis ec Tuberculosis

VII. Diagnosis Banding


SOL ec Tuberkuloma

VIII. Prognosis
Qua Ad Vitam : Bonam
Qua Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Qua Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

IX. Saran Pemeriksaan


 Lab Darah (Full Blood Count, SGOT, SGPT)
 Chest X-Ray
 CT Scan Contrast
 Lumbal Puncture
 HIV Rapid Test

X. Saran Tatalaksana
 O2 Nasal Canule 4 L jika SpO2 < 95%
 NaCl 0.9% 500 ml.
 Konsultasi Sp.S
 Dexamethasone 3x5 mg IV
 Pengobatan TB kategori 1 (ekstra paru)
o Rimfapicin 1x450mg
o Isoniazid 1x300mg
o Pyrazinamid 1x1000mg
o Ethambutol 1x1000mg
 Omeprazole 1x20mg PO

XI. Pemeriksaan
Lab Darah Lengkap
JENIS PEMERIKSAAN NILAI NILAI NORMAL
Compelete Blood Count
Hemoglobin 12.30 g/dL 11.7-15.5
Hematokrit 34.60 % 35.00-47.00
Erythrocyte 4.10 x 106 /μl 4.40-5.90
White Blood Cell 5.18 x 103/ μl 3.80-10.60
Differential Count
Basophil 0% 0-1%
Eosinophil 1% 1-3%
Band Neutrophil 3% 2-6%
Segment Neutrophil 72% 50-70%
Lymphocyte 17% 25-40%
Monocyte 7% 2-8%
Platelet Count 448.00 x 103/ μl 150.000-440.000
ESR 69 mm/hours 0-20
MCV, MCH, MCHC

MCV 84.40 fL 80.00-100.00


MCH 30.00 pg 26.00-34.00
MCHC 35.50 g/dL 32.00-36.00
Biochemistry

SGOT – SGPT
SGOT (AST) 14 U/L 0 – 32
SGPT (ALT) 16 U/L 0 – 33

Electrolyte
Sodium (Na) 126 mmol/L 137-145
Potasium (K) 3.0 mmol/L 3.6 – 5.0
Chloride (Cl) 86 mmol/L 98– 107

Analisa Cairan Otak (10/08/18)


Mascroscopic
Color Yellow Colorless
Clarity Clear Clear
Clot Negative Negative
Sendiment Positive Negative
Microscpic
Cell Count 234 <10
Differential Count
PMN 33%
MN 67%
Chemicals
Nonne Positive Negative
Pandy Positive Negative
Glucose 41.0 mg/dL 40.00-76.00
Chloride 117 mmol/L 115 – 130
Protein (Quantitaive) 2.39 g/L 0.15-0.45
GDS 97 mg/dL < 200
Glucose Ratio 0.4 0.6
Microbolody of CSF
Aerob M.O Culture
Bacterial Direct Smear
Specimen: CSF
Procedure: Gram Stain
Result
Leucocyte 0-1/pf
Epithel 0-1/pf
Bacteria not found
Spora not Found

Fungus Direct Smear


Specimen : CSF
Procedure: with Indian Ink
Results: Cryptococcus no found

AFB Direct Smear


Specimen: CSF
Procedure: Z. Neelsen Stain
Results:
Leucocyte : 0-1/pf
Epithel: 0-1/pf
Acid Fast Bacillus not found

Immunology/Serology
Gen Expert MDR-TB
MDR Rimfapicin Not Detected
M.Tb detected, MDR Rimfapicin detected  Resistent Rimfapicin
M.Tb detected, MDR Rimfapicin not detected  Sensitive Rimfapicin
M.Tb not detected  Not Tuberculosis
PCR M. Tuberculosis Not Detected
CT Scan Non-Contrast (09/0/2018)

Kesan:
Tampak Lesi Hipodense dengan batas tidak tegas pada white matter lobus
parietal kanan

XII. Terapi yang diberikan


 Nacl 0.9% 500 ml
 Dexamethasone 3x2 mg
 Codein 1x15 mg
 Paracetamol 3x500 mg
 Sucralfat 3xC1
 Diazepam 2x2mg
 Omeprazole 2x20mg
 Ikaphen 3x100 mg
 Phenytoin 3x100 mg
 Rifampicin 1x450mg
 Isoniazid 1x400mg
 Ethambutol 1x1000mg
 Pyrazinamide 1x1000mg
 Levofloxacin 1x500mg

XIII. Follow Up

09/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30


S Demam (+) kaku leher (+)
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 110/80, N: 88 x/m, R: 20 x/m, S: 36.7oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 4x5 mg
Codein 1x15 mg
Paracetamol 3x500 mg
Diazepam 2x2mg
Omeprazole 2x20mg
Phenytoin 3x100 mg
Rifampicin 1x450mg
Isoniazid 1x400mg
Ethambutol 1x1000mg
Pyrazinamide 1x1000mg
Levofloxacin 1x500mg
CT Scan Kepala

10/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30


S Sakit kepala (+) Demam (+) Kaku Leher (+)
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 100/70, N: 88 x/m, R: 18 x/m, S: 37oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 3x5 mg IV
Codein 1x15 mg PO
Paracetamol 3x1 gr IV
Diazepam 2x2mg PO
Omeprazole 2x20mg PO
Phenytoin 3x100 mg IV
Rifampicin 1x450mg PO
Isoniazid 1x400mg PO
Ethambutol 1x1000mg PO
Pyrazinamide 1x1000mg PO
Levofloxacin 1x500mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
Lumbal Puncture

11/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30


S Nyeri Punggung bekas LP, Nyeri kepala berkurang, demam (-),
Amenorrhea 2 bulan
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 100/70, N: 84 x/m, R: 20 x/m, S: 37oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 2x5 mg IV
Codein 1x15 mg PO
Paracetamol 3x1 gr IV
Diazepam 2x2mg PO
Omeprazole 2x20mg PO
Phenytoin 3x100 mg IV
Rifampicin 1x450mg PO
Isoniazid 1x400mg PO
Ethambutol 1x1000mg PO
Pyrazinamide 1x1000mg PO
Levofloxacin 1x500mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
Konsul Sp.OG

13/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30


S Demam menggigil (+), muntah 1x, Kaku leher (+) Nyeri Kepala (+)
Nyeri Perut (+)
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 130/80, N: 82 x/m, R: 20 x/m, S: 36.2oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric, Hypochondriac dextra
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 3x5 mg IV
Codein 2x15 mg PO
Paracetamol 3x1 gr IV
Diazepam 2x2mg PO
Omeprazole 2x20mg PO
Phenytoin 3x100 mg IV
Rifampicin 1x450mg PO
Isoniazid 1x400mg PO
Ethambutol 1x1000mg PO
Pyrazinamide 1x1000mg PO
Levofloxacin 1x500mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
Sucralfat Syr 3xC1
Ceftriaxone 2x2 gr IV
Primolut 2x 1 tab PO
Tes Kehamilan

14/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30


S Nyeri Perut, Nyeri Kepala
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 100/70, N: 100 x/m, R: 18 x/m, S: 37oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric, Hypochondriac dextra
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 3x5 mg IV
Codein 2x15 mg PO
Paracetamol 3x1 gr IV
Diazepam 2x2mg PO
Omeprazole 2x40mg IV
Phenytoin 3x100 mg IV
Rifampicin 1x450mg PO
Isoniazid 1x400mg PO
Ethambutol 1x1000mg PO
Pyrazinamide 1x1000mg PO
Levofloxacin 1x500mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
Sucralfat Syr 3xC1
Ceftriaxone 2x2 gr IV
Primolut 2x 1 tab PO

15/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30


S Nyeri Kepala, Leher kaku (+)
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 110/80, N: 80 x/m, R: 18 x/m, S: 36.4oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric, Hypochondriac dextra
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 2x5 mg IV
Codein 2x15 mg PO
Paracetamol 3x1 gr IV
Diazepam 2x2mg PO
Omeprazole 2x40mg IV
Rifampicin 1x450mg PO
Isoniazid 1x400mg PO
Ethambutol 1x1000mg PO
Pyrazinamide 1x1000mg PO
Levofloxacin 1x500mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
Sucralfat Syr 3xC1
Ceftriaxone 2x2 gr IV
Primolut 2x 1 tab PO
16/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30
S Nyeri Kepala, Nyeri Perut
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 110/70, N: 80 x/m, R: 16 x/m, S: 36.2oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric, Hypochondriac dextra
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 2x5 mg IV
Codein 2x15 mg PO
Paracetamol 3x1 gr IV
Diazepam 2x2mg PO
Omeprazole 2x40mg IV
Rifampicin 1x450mg PO
Isoniazid 1x400mg PO
Ethambutol 1x1000mg PO
Pyrazinamide 1x1000mg PO
Levofloxacin 1x500mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
Sucralfat Syr 3xC1
Ceftriaxone 2x2 gr IV
Primolut 2x 1 tab PO
Cek SGPT/SGOT
18/08/18 – Bangsal Lantai 6 Jam 06.30
S Nyeri Kepala, Nyeri Perut
O KU : sakit sedang, kesadaran: Compos Mentis
TD: 110/70, N: 80 x/m, R: 16 x/m, S: 36.2oC
GCS : E4M6V5
Nyeri Tekan epigastric, Hypochondriac dextra
Meningeal Sign:
Kaku kuduk (+)
Lasegue: <70o/70o
Kernig: <135o/ < 135o
Brudzinski 2 (+)

A Meningitis TB
P Nacl 0.9% 500 ml
Dexamethasone 1x5 mg IV
Codein 2x15 mg PO
Diazepam 2x2mg PO
Omeprazole 2x40mg IV
Rifampicin 1x450mg PO
Isoniazid 1x400mg PO
Ethambutol 1x1000mg PO
Pyrazinamide 1x1000mg PO
Levofloxacin 1x500mg IV
Ketorolac 3x30 mg IV
Sucralfat Syr 3xC1
Primolut 2x 1 tab PO
Acc Pulang Resep: Dexamethasone 3x0.5mg, Rimfapicin 1x450,
Isoniazid 1x400mg, Pyrazinamide 1x1000, Ethambutol
1x1000Cefixime 2x200mg
ANALISA KASUS

Pasien datang dengan keluhan penurunan kesdaran yang disadari keluarga


pasien ketika pasien menjadi sulit dibangunkan. Perjalanan penyakit pasien bersifta
kronik progresif dimana pasien mengeluh adanya sakit kepala yang hilang timbul
namun progresif selama 1 tahun. Diikuti dengan deficit neurologis yang perlahan
munucl seperti lemah anggota gerak kiri, mulut pelo sampai terjadi paralisis. Hal
ini khas menunjukan adanya suatu kondisi peningkatan tekanan intracranial secara
progresif yang umumnya merupakan ciri dari SOL intracranial. Dari etiologi
VITAMIN D, vaskuler dapat disingkirkan karena kejadian tidak terjadi secara
mendadak, dan etiologic lebih mengarah pada infeksi dan malignancy yang
seringkali menjadi penyebab terbentuknya SOL. Dari anamnesis, Trauma,
autoimun, dan degenerative dapat disingkirkan. Kelainan Metabolik belum dapat
disingkirkan.
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan pada pasien bahwa kelainan cenderung
pada sisi kiri dan berisifat UMN karena terdapat hipertonus dan hiperrefleksia. Pada
pemeriksaan nervus kranialis, ditemukan adanya parese sentral CN VII dan CN XII
sisi kiri yang mendukung adanya lesi UMN. Kemudian adanya kelainan gaze yang
cenderung melirik kanan, pasien cenderung menengok kanan dan pemeriksaan
sensorik yang menunjukan hemiaesthesia kiri yang menunjukan pasien memiliki
kecenderungan ke arah kanan. Hal ini menunjukan adanya hemispasial neglect,
yaitu kondisi kurangnya kesadaran terhadap salah satu sisi pasien. Dapat dibuktikan
dengan Line Bisection test dan Cancelation Task. Kondisi ini mengarahkan bahwa
lesi terdapat pada hemisphere kanan.
Dari pemeriksaan penunjang, Lab dapat menyingkirkan adanya etiologic
metabolik pada pasien. Pada pasien ditemukan adanya hipokalemia, yang bisa
mencetuskan terjadinya penurunan kesadaran., namun tidak ditemukan adanya
gejala klinis yang signifikan (Tall T pada EKG dan Polyuria). Dari pemeriksaan CT
scan, ditemukan adanya Massa Tumor lobus frontal kanan disertai edema perifocal
luas berukuran ± 7,15 x 6,98 x 6,2 cm yang menyebabkan midline shift ke kiri.
Pemeriksaan ini menunjukan adanya etiologi berupa SOL.
SOL paling sering disebabkan oleh etiologi Kegaasan dan Infeksi. Pada
pasien ini, cenderung pada keganasan. Namun SOL akibat infeksi masih belum
dapat disingkirkan. Hal ini didukung dengan riwayat pasien sebelumnya. Untuk
menegakan diagnosis lymphoma dan menyingkirkan penyebab infeksi, dapat
dilakukan Lumbal Puncture yagn pada lymphoma dapat ditemukan adanya sel-sel
Limfosit pada pemeriksaan sitologi. Namun pada pasien tidak dapat dilakukan
karena terjadi peningkatan TIK yang apabila dilakukan LP dapat terjadi herniasi.
Oleh karena itu diagnosis dapat ditegakan melalui MRI dengan contrast.
Lymphoma terdapat 2 jenis, yaitu Primary yang umumnya munucl hanya
pada Otak atau Sekunder berupa metastasis. Pada pasien cenderung pada Primary
Lymphoma karena tidak ditemukan adanya pembesaran KGB. Factor Resiko pada
primary Lymphoma adalah kondisi-kondisi imunosuppresant seperti penderita
HIV, umur tua, gizi buruk, penerima transplantasi organ atau pasien dengan
pengobatan immunosupresant. Pada pasien dicurigai menderita HIV karena pada
X-Ray ditemukan TB dan adanya oral thrush. Sehingga dianjurkan melaksanakan
pemeriksaan Rapid Test HIV. Tatalaksana dari Primary Lymphoma adalah dengan
radioterapi karena bersifat radiosensitive sambil dibantu dengan kemoterapi.
Prognosis dari Central Primary Lymphoma dapat ditentukan dari beberapa factor
seperti umur > 60 tahun, Performance Status > 1, Peningkatan LDH, Kandungan
protein tinggi dalam CSF, dan keterlibatan regio dalam otak (ventrikel, basal
ganglia, brainstem). Pada pasien belum dilakukan pemeriksaan CSF dan LDH.
Hanya dapat ditemukan factor umur > 60, keterlibatan regio dalam otak. Dan
performance status lebih dari 1.

Anda mungkin juga menyukai