Disusun Oleh :
Nidya Sandra Adelina (01073220005)
Pembimbing
Dr. dr. Vivien Puspitasari, Sp.S
1.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anak pasien pada
20 Febuari 2024 di poli klinik neurologi Siloam Kelapa Dua
Mata Edema palpebra (-/-), hiperemis (-/-), pupil bulat isokor 2 mm/2 mm,
RCL (+/+), RCTL (+/+), konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-)
THT • Telinga : normotia (+/+) simetris, luka (-/-), skin tag (-/-),
hiperemis (-/-), massa (-/-), sekret (-/-), fistula (-/-), tragus pain (-
/-), auricular pain (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-).
• Hidung: simetris, NGT (+), luka (-), deviasi septum (-), saddle
nose (-), hiperemis (-), edema (-).
• Tenggorokan: arkus faring simetris, uvula intak di tengah,
elongasi uvula (-), hiperemis (-), massa (-), ulserasi (-), tonsil
T1/T1, post nasal drip (-).
Leher Deformitas (-), laserasi (-), hiperemis (-), edema (-), massa (-), nyeri
tekan (-), trakea di tengah, pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-
/-)
Jantung • Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba, heave (-), thrill (-)
• Perkusi Batas jantung kanan: ICS III linea parasternalis
dekstra Batas jantung kiri: ICS V linea
• Auskultasi midklavikularis sinistra S1/S2 reguler, murmur (-
), gallop (-)
Paru paru • Inspeksi Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris
dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi Ekspansi dada simetris, tactile vocal fremitus
• Perkusi simetris
Auskultasi Sonor (+/+)
Vesikuler (+/+), ronki (-/-), mengi (-/-)
Abdomen • Inspeksi Datar, supel, caput medusa (-), spider naevi (-),
distensi (-), striae (-), massa (-), bekas luka (-)
• Auskultas Bising usus (+) 8x/menit
• Perkusi Timpani pada 9 regio abdomen, shifting dullness
• Palpasi (-)
Massa (-), hepatomegali (+), splenomegali (+),
nyeri tekan (-), hepatojugular reflux (-), nyeri
ketok CVA (-/-)
Ekstremitas • Look : Deformitas (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-/-), palmar
superior eritema(-/-)
• Feel : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik
• Move : Cogwheel rigidity (+/+)
Ekstremitas • Look : Deformitas (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-/-), palmar eritema
inferior (-/-)
• Feel : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT <2 detik
• Move : Tidak ada keterbatasan range of movement aktif dan pasif
Tabel 1.1 Status Generalis
1.3.3 Status Neurologis
Pemeriksaan Kanan Kiri
CN I
Gangguan Penghidu Lubang hidung paten, tidak ada gangguan penghidu
CN II
Visus Visus >1/60 Visus >1/60
Lapang pandang (tes Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
konfrontasi)
Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
CN III, IV, dan VI
Sikap bola mata Ortoforia Ortoforia
Celah palpebra Ptosis (-) Ptosis (-)
Pupil (ukuran, bentuk) Bulat, isokor, 3 mm Bulat, isokor, 3 mm
RCL (+) (+)
RCTL (+) (+)
Pergerakan bola mata Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
CN V
Motorik
Inspeksi Eutrofi Eutrofi
Palpasi Dalam batas normal Dalam batas normal
Membuka mulut Dalam batas normal, simetris
Gerakan rahang Dalam batas normal, simetris
Mengunyah / menggigit Dalam batas normal
Sensorik
Sensibilitas V1, V2, V3 Dalam batas normal Dalam batas normal
Refleks kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
CN VII
Sikap mulut istirahat Normal, simetris
Angkat alis, kerut dahi Normal, simetris
Menutup mata kuat Normal, simetris
Mengembungkan pipi Normal, simetris
Menyeringai Normal, simetris
Pengecapan 2/3 anterior Tidak dilakukan
lidah
CN VIII
N. Cochlearis
Suara bisikan (+), simetris (+), simetris
Rinner, Webber, Tidak dilakukan
Swabach
N. Vestibularis
Nystagmus (-) (-)
Romberg Tidak dilakukan
Berjalan Tandem Tidak dilakukan
Fukuda Stepping Test Tidak dilakukan
Parkinsons Parkinsonian gait (+), Pull test (+)
CN IX, X
Arkus faring Simetris
Uvula Intak di tengah
Disfonia (-)
Disfagia (-)
CN XI
M. Sternocleido Kuat, simetris Kuat, simetris
mastoideus
M. Trapezius Kuat, simetris Kuat, simetris
CN XII
Atrofi (-)
Fasikulasi (-)
Deviasi (-)
Tremor (-)
Tabel 1.2 Status Neurologis
Miksi Normal
Defekasi Normal
1.4 Resume
Pasien perempuan usia 73 tahun datang dengan keluhan kedua tangan pasien gemetar sejak
2 tahun lalu dan memberat sejak 2 minggu SMRS. Gemetar terjadi pada Gemetar terjadi pada
lengan, pergelangan tangan hingga jari-jari tangan pasien. Pasien juga mengaku sering merasa
lemas dan gerakan pasien menjadi lambat semakin hari. Keluarga pasien menyadari adanya
langkah kaki pasien yang menjadi kecil - kecil dan mudah terjatuh ketika berjalan sehingga
pasien seringkali harus dibantu ketika berdiri dan berjalan. Keluhan pasien dirasakan ketika
pasien sedang beristirahat dan membaik ketika pasien menggerakan tangan. Keluarga pasien
juga mengatakan adanya perubahan sifat yang terjadi pada pasien seperti lebih sering berdiam
diri dan bengong, serta tampak tidak semangat dalam melakukan aktivitas sehari – hari dan
murung. Pasien memiliki keluhan nyeri kepala yang hilang timbul, terasa nyut – nyutan
dibagian depan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya Parkinsonian gait, pull test (+),
cogwheel rigidity (+), hipertonus rigid disertai resting tremor pada ekstremitas atas dan bawah
bilateral, serta di dapati bradikinesia pada pemeriksaan koordinasi yaitu tes tunjuk hidung, tes
tumit - lutut, disdiadokokinesia.
1.5 Diagnosis
1.5.1 Klinis : Resting tremor, cogwheel rigidity, bradykinesia, hypokinesia,
rigid, parkinsonian gait, instabilitas postural
1.5.2 Topis : Substantia nigra pars komplikata
1.5.3 Etiologi : Degeneratif
1.5.4 Patologi : Penurunan produksi dopamine dan degenerasi neuron
1.5.5 Diagnosis Kerja : Parkinson’s Disease
1.5.6 Diagnosis Banding : Lewy Body Dementia, Parkinson Sekunder
1.7.2 Medikamentosa
• Paracetamol 3 x 500 mg PO
• Candesartan 1 x 16mg PO
• Levopar 3 x 125 mg PO
• Trihexyohenidyl 2 x 2 mg PO
1.8 Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Dubia
Ad Santionam : Dubia
BAB II
ANALISA KASUS
Pasien perempuan usia 73 tahun datang dengan keluhan kedua tangan pasien gemetar sejak
2 tahun lalu dan memberat sejak 2 minggu SMRS. Gemetar terjadi pada Gemetar terjadi pada
lengan, pergelangan tangan hingga jari-jari tangan pasien. Pasien juga mengaku sering merasa
lemas dan gerakan pasien menjadi lambat semakin hari. Keluarga pasien menyadari adanya
langkah kaki pasien yang menjadi kecil - kecil dan mudah terjatuh ketika berjalan sehingga pasien
seringkali harus dibantu ketika berdiri dan berjalan. Keluhan pasien dirasakan ketika pasien sedang
beristirahat dan membaik ketika pasien menggerakan tangan. Keluarga pasien juga mengatakan
adanya perubahan sifat yang terjadi pada pasien seperti lebih sering berdiam diri dan bengong,
serta tampak tidak semangat dalam melakukan aktivitas sehari – hari dan murung. Pasien memiliki
keluhan nyeri kepala yang hilang timbul, terasa nyut – nyutan dibagian depan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya Parkinsonian gait, pull test (+), cogwheel rigidity (+), hipertonus rigid
disertai resting tremor pada ekstremitas atas dan bawah bilateral, serta di dapati bradikinesia pada
pemeriksaan koordinasi yaitu tes tunjuk hidung, tes tumit - lutut, disdiadokokinesia.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang di dapatkan oleh pasien ini
menunjukkan bahwa pasien memenuhi kriteria diagnosa Parkinson’s Disease. Penyakit parkinson
merupakan penyakit yang di diagnosa secara klinis dan tidak memerlukan pemeriksaan
laboratorium ataupun imaging untuk menegakkannya. Sehingga pada kriteria diagnosis parkinson
setidaknya dapat memenuhi 3 dari 4 tanda kardinal diantaranya resting tremor, rigiditas,
bradykinesia, dan postural instabilitas atau gangguan keseimbangan dimana pada pasien ini
memenuhi 4 tanda tersebut. Gejala tersebut kemungkinan terjadi akibat adanya berkurangnya
produksi dopamine yang menyebabkan adanya penurunan aktivasi dari direct basal ganglia
pathway ( inisiasi gerakan) dan inhibisi dari indirect ganglia pathway ( tahanan gerakan). Pada
pasien ini, bradykinesia dan hypokinesia dipikirkan terjadi karena adanya peningkatan dari globus
pallidus interna output sehingga menyebabkan peningkatan dalam penghambatan thalamus dan
penurunan dari masuknya rangsangan terhadap korteks motorik. Gejala cogwheel rigidity pada
pasien dipikirkan terjadi karena peningkatan dari substantia nigra pars reticulata output yang
menyebabkan bertambahnya pembentukan dari reticular inhibition sehingga terjadi bertambahnya
penghambatan pada jalur reticulospinal. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan regulasi pada
otot yaitu hypertonia dan gangguan reflex postural sehingga menimbulkan gejala instabilitas
postural seperti pada pasien ini.
1. Olanow C, & Schapira A.V. (2022). Parkinson’s disease. Loscalzo J, & Fauci A, & Kasper D,
& Hauser S, & Longo D, & Jameson J(Eds.), Harrison's Principles of Internal Medicine, 21e.
McGraw Hill.
https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?bookid=3095§ionid=26544848 4
2. Parkinson disease [Internet]. World Health Organization. World Health Organization; 2022
[cited 2023Apr14]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/parkinson-disease
3. Simanungkalit AD, Suryadisastra DT, Lalisang L, Ng PG, Gunawan PY, Ketaren RJ, et al.
Pengantar Neurologi Klinik. Tangerang: FK Press; 2016.
4. Armstrong MJ, Okun MS. Diagnosis and Treatment of Parkinson Disease. JAMA [Internet].
2020 Feb 11; 323(6):548–60. Available from: https://jamanetwork.com/journals/jama/article-
abstract/2760741
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Panduan Praktik Klinis Neurologi. Jakarta:
PERDOSSI; 2016. Bab Parkinson: hal. 218-231