Anda di halaman 1dari 4

Infeksi Helicobacter Pylori dan Hubungan Faktor Resiko Alergi

Pada Anak
Tujuan: Untuk meng analisis infeksi Helycobacter Pylori dan Faktor resiko lingkungan pada
anak-anak dengan dan tanpa alergi

Metode: Orang tua anak-anak di pusat perawatan kesehatan primer / taman kanak-kanak dan
konsultan ahli alergi diminta untuk menjawab kuesioner dan membawa sampel feses. Infeksi H.
pylori terdeteksi oleh antigen monoklonal uji tinja. Prevalensi infeksi H. pylori dan faktor risiko
dibandingkan antara individu dengan dan tanpa alergi menggunakan uji χ2, uji ANOVA dan
regresi logistik.

Hasil: Di antara 220 anak (usia rata-rata, 4,7 tahun; ± standar deviasi 2,3 tahun) H. pylori positif
tidak menurun pada pasien dengan alergi (n = 122) dibandingkan dengan individu tanpa alergi (n
= 98): 13,9% (17/122) vs 22,4% (22/98); p = 0,106. Dalam analisis regresi logistik adanya alergi
dikaitkan secara signifikan dengan riwayat alergi keluarga (rasio odds [OR], 8.038; interval
confidence 95% [CI], 4.067-15.886; p <0,0001), persalinan dengan operasi caesar (OR, 2,980;
95% CI, 1,300-6,831; p = 0,009), pemberian ASI eksklusif selama lima bulan (OR, 2,601;95%
CI, 1.316-5.142; p = 0,006), pengobatan antibakteri selama tahun sebelumnya (OR, 2,381; 95%
CI, 1,186-4,782;p = 0,015).

Kesimpulan: Prevalensi infeksi H. pylori tidak berbeda secara signifikan antara anak dengan
dan tanpa alergi. Hubungan alergi yang signifikan dengan persalinan melalui operasi caesar dan
terapi antibakteri memungkinkan peran flora gastrointestinal dalam pengembangan alergi,
sementara hubungan dengan riwayat alergi keluarga menunjukkan pentingnya faktor genetik
dalam timbulnya alergi.

PENDAHULUAN
Berlawanan dengan kecenderungan prevalensi infeksi Helicobacter pylori dan alergi pada
populasi yang berbeda telah menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan peran H. pylori dalam
perkembangan alergi. Meski bukti dari penelitian observasional menunjukkan bahwa
peningkatan prevalensi infeksi H.pylori berhubungan dengan menurunnya prevalensi alergi,
prevalensi yang lebih rendah dari Infeksi yang diamati pada anak-anak yang alergi juga bisa
dipengaruhi oleh beberapa penyebab seperti social ekonomi, penggunaan antibiotik dan lain-lain.
Oleh karena itu analisa kemungkinan hubungan antara infeksi H. Pylori dan alergi,
mengendalikan beberapa faktor penting perancu, untuk melihat apakah secara independen H.
Pylori berbanding terbalik dengan adanya penyakit alergi. Karena berkembangnya alergi
dipengaruhi oleh banyak faktor selama masa anak-anak, maka hubungan antara bakteri dan alergi
lebih baik diamati pada masa anak-anak sebelum efek beberapa faktor bisa hilang di kemudian
hari.

Meski prevalensi H. pylori menurun di wilayah Timur Negara-negara Eropa, studi sebelumnya
menunjukkan prevalensi H. Pylori lebih tinggi di Latvia, baik pada anak-anak dan orang dewasa.
Namun, prevalensi alergi Penyakit juga meningkat selama dekade sebelumnya di daerah tersebut.
Oleh karena itu hubungan antara H. pylori dan alergi dapat dengan mudah dievaluasi pada
populasi Latvia.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan prevalensi infeksi H. pylori aktif pada
anak dengan dan tanpa alergi dan untuk menganalisa hubungan antara faktor risiko lingkungan
yang berbeda dan adanya alergi.

BAHAN DAN METODE

Design Study

Penelitian dilakukan di dua bidang kesehatan primer pusat perawatan, di tiga taman kanak-kanak
dan pada pasien rawat jalan konsultan ahli alergi di Children Clinical Rumah Sakit Universitas
Gailezers, Riga, Latvia mulai 2009 sampai 2011. Orang tua dari anak-anak diminta untuk
mengisi kuesioner dan membawa sampel feses dari anak.

Faktor risiko yang berbeda serta adanya H. Pylori dibandingkan antara anak-anak dengan dan
tanpa alergi.
Pasien

Penelitian ini melibatkan anak-anak (1-7tahun) yang berturut-turut menghadiri konsultasi ahli
alergi dan didiagnosis dengan alergi. Kelompok kontrol termasuk anak (umur 1-7 tahun) yang
berturut-turut datang untuk pemeriksaan umum atau karena masalah kesehatan ringan di klinik
rawat jalan dan anak-anak dari usia yang sama di taman kanak-kanak.
Anak-anak didiagnosis alergi pada ahli konsultan alergi dianggap sebagai individu dengan
"Dokter didiagnosis alergi." Anak-anak, yang orang tuanya telah ditandai oleh dokter dengan
diagnosis alergi dalam kuesioner, dikecualikan dari sampel akhir.

Metode

1. Kuesioner

Kuesioner terstruktur menanyakan data tentang adanya penyakit alergi pada keluarga relative
pertama, jenis persalinan anak (vaginal vs Caeserain), periode perinatal (normal vs dengan
komplikasi), durasi (dalam bulan) eksklusif dan total menyusui, jumlah saudara kandung dan
jumlah anggota rumah tangga, serta pendidikan orang tua (12 tahun vs lebih dari 12 tahun) dan
fasilitas dan peralatan rumah tangga yang berbeda (cuci mesin, mesin cuci piring, komputer,
handphone). Selanjutnya, kuesioner ditanyakan tentang konsumsi sayuran dan buah yang
berbeda (pisang, jeruk, tomat, anggur, apel, buah lokal, buah impor) dan minuman berkarbonasi
ringan, menunjukkan frekuensi konsumsi dari produk (setiap hari, 2-3 kali per minggu, sekali per
minggu atau sekali per bulan). Orang tua / keluarga dokter diminta untuk menentukan, jika anak
telah diobati dengan antibiotik selama tahun pertama kehidupan, selama tahun sebelumnya atau
lebih dari setahun sebelumnya.

2. Monoclonal enzyme-linked immune assay stool antigen test (Uji kekebalan enzim monoclonal
antigen tinja)
Kehadiran infeksi H. pylori terdeteksi oleh Monoclonal enzyme-linked immune assay stool
antigen test (Meridian Diagnostics Inc., OH, USA). Di Populasi kaukasia monoclonal stool
antigen test telah menunjukkan sensitivitas 88,9% (95% confidence interval [CI], 77.3-96.3) dan
spesifisitas 94,0% (95% CI, 88.1-97.7). Sampel feses disimpan pada suhu -20C sampai analisis.
Analisis dilakukan sesuai instruksi pabrik pembuatnya di laboratorium bersertifikasi dan baca
satu orang. Sampel dengan nilai> 0,18 dianggap positif.

Statistics
Uji Pearson χ2 dan Fisher yang tepat digunakan untuk menilai hubungan univariat antara
kehadiran dari alergi dan H. pylori positif dan kemungkinan factor resiko. Nilai rata-rata
dibandingkan dengan ANOVA uji. Variabel dengan nilai p <0,08 dimasukkan ke dalam model
analisis regresi logistik multivariat dan odds ratios (OR) dengan CI 95% dihitung. Analisis
statistik dilakukan dengan menggunakan program statistik MedCalc Statistical Software ver.
13.2.0.
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etika dari Universitas Latvia, Institut Eksperimental dan
Pengobatan Klinis. Orangtua anak-anak mentandatangani formulir persetujuan tertulis.

Anda mungkin juga menyukai