● Status epileptikus merupakan keadaan emergensi medis berupa kejang ( seizure) persisten
atau berulang yang dikaitkan dengan mortalitas tinggi dan kecacatan jangka panjang.
Etiologi yang mendasari sangat menentukan prognosis status epileptikus. Pendekatan
penatalaksanaan status epileptikus telah mengalami perubahan dibandingkan beberapa
tahun yang lalu seiring pemahaman mengenai patofisiologi aktivitas kejang, namun
penatalaksanaan status epileptikus saat ini sangat bervariasi antar institusi karena masih
kurangnya data pendukung
Lanjutan…
Epilepsy Foundation of America (EFA) mendefinisikan Status Epileptikus sebagai kejang yang
terus-menerus selama paling sedikit 30 menit atau adanya dua atau lebih kejang terpisah tanpa
pemulihan kesadaran diantaranya. Definisi status epileptikus menurut International Leagu
Against Epilepsy (ILAE) adalah kejang yang berlangsung terus-menerus selama periode waktu
tertentu atau berulang tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa jika seseorang mengalami kejang persisten atau seseorang yang tidak
sadar kembali selama lima menit atau lebih harus dipertimbangkan sebagai status epileptikus.
Lanjutan…
Nama : Ny. DW
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Alamat : Jl. Durian Bumi Ayu
Agama : Islam
Nomor RM : 718342
Masuk RS : 17 April 2023
Pemeriksaan : 19 April 2023
DATA
SUBJEKTIF
01 Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan kejang seluruh tubuh lebih
dari 3x berlangsung kurang lebih 5 menit sejak 1 jam
SMRS.
DATA
SUBJEKTIF
01 Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan sakit kepala (+) seperti ditekan diseluruh bagian
kepala, pandangan berkunang (+), kelamahan dan kesemutan anggota gerak
atas dan bawah sisi kiri. Telinga berdenging (-), mual (-), muntah (-), pusing
berputar (-), tampak kilatan cahaya pada mata (-).
DATA
SUBJEKTIF
02 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan kejang lebih dari 3x berlangsung kurang lebih 5
menit sejak 1 jam SMRS. Kejang seluruh badan, disertai mata melirik ke atas,
setelah kejang pasien tampak linglung. Pasien juga mengeluhkan pusing pada
seluruh bagian kepala seperti tertekan, pandangan berkunang, serta kelemahan dan
terasa kesemutan pada anggota gerak atas dan bawah sisi sebelah kiri. Pasien tidak
sanggup mengangkat kaki dan tangan sebelah kiri pasien dikarenakan terasa lemas
dan terasa tidak ada kekuatan untuk mengangkatnya.
DATA
SUBJEKTIF
02 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien memiliki riwayat kejang berulang sejak masih kecil. Pasien rutin
meminum obat dari spesialis syaraf yaitu carbamazepin 2x400 mg dan folavit 1x1.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 3 kali, yang disertai sakit
kepala (+) seperti ditekan dan pandangan berkunang. Pasien sudah 3 hari SMRS
tidak ada mengonsumsi obat kejang yang rutin dikonsumsi pasien. Riwayat trauma
pada kepala sebelumnya disangkal.
DATA
SUBJEKTIF
03 Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat stroke sebelumnya disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat Diabetes Mellitus disangkal
• Riwayat kejang sebelumnya (+) sejak pasien masih kecil
DATA
SUBJEKTIF
Riwayat penyakit
04 keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa, riwayat
hipertensi, DM, dan stroke pada keluarga disangkal
05 Riwayat sosial
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
Riwayat Pengobatan
- Konsumi obat rutin carbamazepin 2x400
mg
- Folavit 1x1
DATA
SUBJEKTIF
06 Riwayat Pengobatan
• Konsumi obat rutin carbamazepin 2x400 mg namun sudah 3 hari
terakhir tidak ada mengonsumsi obat
• Folavit 1x1
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
GCS : E4M6V5
Nadi : 66 kali/menit.
Pernapasan : 20 kali/menit.
Suhu : 36,9 oC
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada statis dinamis kanan=kiri, retraksi dinding
dada (-), deformitas (-)
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan
normal
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler normal (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Status Generalis
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas-batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler (+), gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris (+), jejas (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ektremitas
Akral : Hangat seluruh ekstremitas
Edema : Tidak ada (-/-)
Sianosis : Tidak ada (-/-) CRT : < 2 detik
Pemeriksaan Neurologi
Kesadaran
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5.
Ekstremitas bawah
Motorik
Kekuatan 5555 44444
Gerak Normal Normal
Tonus Eutoni Eutoni
Trofi Eutrofi Eutrofi
Refleks fisiologis
Patella (+) (+)
Achilles (+) (+)
Refleks patologis
Babinski (+) (+)
Chaddoks (+) (+)
Sensibilitas
Rasa suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rasa nyeri (+) (+)
Rasa raba (+) (+)
Kordinasi Cara Berjalan dan Keseimbangan
Fungsi Kortikal
Atensi : Dalam batas normal.
Konsentrasi : Dalam batas normal.
Disorientasi : Dalam batas normal.
Kecerdasan : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Bahasa : Dalam batas normal.
Memori : Tidak ditemukan gangguan memori.
Agnosia : Dalam batas normal.
Uji Provokasi Nyeri
Tes Patrick : (-/-)
Tes Kontrapatrick : (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah (17 April 2023)
Experrtise:
Tampak massa berbatas tidak tegas, tepi relatif reguler, dengan komponen solid dan kistik, disertai
kalsifikasi yang ekstensif, kesan intraventrikuler lateralis yang disertai dilatasi ventrikel lateralis
kanan.
Kesan:
Suspek massa intraventrikular ec DD/central neurocytoma DD/oligodendroglioma
RESUME
● Seorang perempuan Ny. ND 25 tahun Pasien datang ke IGD RSUD M Yunus dengan
keluhan kejang berulang sebanyak 3 kali dengan masing-masing durasi kurang lebih 5
menit sejak 1 jam SMRS, pasien tidak sadar setelah kejang, kejang seluruh tubuh disertai
dengan mata melirik ke atas, kaku, tidak ada mengeluakan busa.
● Pada pemeriksaan status neurologis pada N.III, IV, VI, ditemukan pupil isokor, bulat,
ukuran 2mm/2mm. Pada pemeriksaan motorik, kekuatan gerak ekstremitas atas adalah
5555 | 4444, esktremitas bawah 5555 | 4444. Dari pemeriksaan laboratorium terdapat
leukosit meningkat : 12.200/ul. Dari pemeriksaan CT scan kepala tanpa kontras tampak
massa berbatas tidak tegas, tepi relatif reguler, dengan komponen solid dan kistik, disertai
kalsifikasi yang ekstensif, kesan intraventrikuler lateralis yang disertai dilatasi ventrikel
lateralis kanan, kesan: Suspek massa intraventrikular ec DD/central neurocytoma
DD/oligodendroglioma
01 02
Diagnosis Klinis Diagnosis Etiologi
Seizure, cephalgia, Massa
fatique
03
Topis
DIAGNOSIS
Intraventrikular
Tatalaksana
Non-Medikamentosa
• Komunikasi, informasi, edukasi kepada keluarga pasien mengenai keadaan
pasien.
• Monitor keadaan kejang, perbaikan nilai motorik dan memperbaiki kondisi
sakit kepala.
• Monitor keadaan umum, vital sign, dan status neurologis.
Tatalaksana
Medikamentosa
IVFD RL xx gtt Fenitoin 3x100 mg PO
Tanggal S-O A P
18.04.23 S/ Pusing (+), lemas (+), mual/muntah (-), kejang (-) Obs. seizure e.c status IVFD RL xx gtt/menit
O/ epileptikus Fenitoin 3x100 mg po
KU : Tampak sakit sedang Ketorolac 1x 30 mg iv
GCS E4M6V5 (Compos mentis) Ceftriaxon 2x1 gr iv
T: 125/78 mmHg. Omeprazole 1x40 mg iv
N: 82 kali/menit. Dexametason 3x 5 mg iv
P: 20 kali/menit. Paracetamol infus k/p iv
S: 36,3 oC.
SpO2: 99% dengan 02 3 lpm
Pulmo: vesikuler (+/+) ronkhi (-/-) wheezing (-/-)
Mata: ptosis (-/-), isokor 2mm/2mm, RCL (+/+), RCTL (+/+).
Kekuatan motorik:
5555 | 4444
5555 | 4444
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-), laseque (-/-),
kernig (-).
Refleks patologis babinski (-/-), chaddock (-/-), oppenheim (-).
Uji Provokasi Nyeri: Tes Patrick: (-/-) Tes Kontrapatrick (-/-)
Sensorik:+/+
FOLLOW UP
S/ Pusing (+) mulai berkurang, lemas (+), mual/muntah (-), kejang Obs. seizure e.c Status IVFD RL xx gtt/menit
(-) epileptikus Fenitoin 3x100 mg po
O/ Ketorolac 1x 30 mg iv
KU : Tampak sakit sedang Ceftriaxon 2x1 gr iv
GCS E4M6V5 (Compos mentis) Omeprazole 1x40 mg iv
T: 125/78 mmHg. Dexametason 3x5 mg iv
N: 82 kali/menit. Paracetamol infus k/p
P: 20 kali/menit.
S: 36,3 oC.
SpO2: 99% dengan 02 3 lpm
Pulmo: vesikuler (+/+)ronkhi (-/-) wheezing (-/-)
Mata: ptosis (-/-), isokor 2mm/2mm, RCL (+/+), RCTL (+/+).
Kekuatan motorik:
5555 | 4444
5555 | 4444
Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk (-),laseque (-/-), kernig (-).
Refleks patologis babinski (-/-), chaddock (-/-), oppenheim (-).
Uji Provokasi Nyeri: Tes Patrick: (-/-) Tes Kontrapatrick (-/-)
Sensorik:+/+
FOLLOW UP
20.04.2023 S/ Pusing (-), lemas (+) berkurang, mual/muntah (-), kejang Obs. seizure e.c Status IVFD RL xx gtt/menit
(-) epileptikus Fenitoin 3x100 mg
O/ Ketorolac 1x1
KU : Tampak sakit sedang Ceftriaxon 2x1 gr
GCS E4M6V5 (Compos mentis) Omeprazole 1x40 mg
T: 115/77 mmHg. Dexametason 3x1
N: 77 kali/menit. Paracetamol infus k/p
P: 19 kali/menit. Pasien boleh pulang, rawat jalan
S: 36,5 C.
o
Gambaran klinis SE mencakup aktivitas motorik tonik dan atau klonik kontinyu yang
berhubungan dengan gangguan kesadaran yang jelas. Kebanyakan kasus SE (75%) gejalanya
mudah terlihat dan mencakup kejang umum berulang tanpa pemulihan sempurna di antara
kejang. 1
Definisi
Bangkitan / serangan kejang adalah letupan akibat lepas muatan listrik sel neuron SSP mendadak,
serentak, berlebihan, abnormal dan sementara.
Epilepsi adalah kondisi klinis penderita cenderung dapat serangan kejang epileptik berulang.
Status epileptikus
Dari penelitian terdahulu status epileptikus didefinisikan sebagai terjadinya kejang yang kontinyu terjadi
lebih dari 1 jam, namun dari penelitian klinis selanjutnya menunjukkan bahwa perubahan pada otak bisa
terjadi ketika serangan ini berlangsung selama 30 menit, oleh sebab itu waktu serangan epilepsi ini lebih di
persingkat.
Epilepsy Foundation of America mendefinisikan status epileptikus adalah bangkitan yang berlangsung
lebih dari 30 menit atau dua/lebih bangkitan dimana diantara dua bangkitan tidak terdapat pemulihan
kesadaran.
Epidemiologi
Perbandingan antara terjadinya kasus status epileptikus antara laki-laki dan perempuan adalah sama. Tidak
ada perbedaan perbandingan terhadap angka terjadinya kasus status epileptikus pada ras/suku tertentu.
Frekwensi lebih tinggi pada usia muda, dan insidensi meningkat seiiring bertambahnya usia. Lebih dari 70%
kasus status epileptikus terjadi pada anak-anak, namum insidensi status epileptikus pada beberapa penelitian,
ditemukan lebih tinggi pada populasi yg berusia lebih dari 60 th dengan angka kejadian 83 kasus per 100.000
populasi, serangan sering terjadi pada usia 15-91th dengan usia rata-rata 62th.
Patofisiologi
Otak terdiri dari jutaan sel neuron yang satu dengan lainnya saling berhubungan. Hubungan antar
neuron tersebut terjalin melalui impuls listrik dengan bahan perantara kimiawi yang dikenal
sebagai neurotransmiter.
Dalam keadaan normal, lalu-lintas impuls antar neuron berlangsung dengan baik dan lancar. Apabila
mekanisme yang mengatur lalu-lintas antar neuron menjadi kacau dikarenakan breaking system
pada otak terganggu maka neuron-neuron akan bereaksi secara abnormal. Neurotransmiter yang
berperan dalam mekanisme pengaturan ini adalah Glutamat, yang merupakan brain’s excitatory
neurotransmitter dan GABA (Gamma Aminobutyric Acid), yang bersifat sebagai brain’s
inhibitory neurotransmitter. Golongan neurotransmiter lain yang bersifat eksitatorik adalah
aspartat dan asetil kolin, sedangkan yang bersifat inhibitorik lainnya adalah noradrenalin,
dopamine, serotonin (5-HT) dan peptida.
Klasifikasi
Status epileptikus diklasifikasikan menjadi :
Status epileptikus konvulsiv (Generalized convulsive SE)
Status epileptikus non konvulsiv
Epilepsi parsial kontinyu
Stadium IV (30-90 menit) Bila kejang tetapi tidak teratasi selama 30-60 menit, transfer pasien k ICU, beri
propofol (2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atau thiopentone (100-250 mg bolus
iv pemberian dalam 20 menit, dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit),
dilanjutkan sampai 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan EEG terakhir,
lalu dilakukan tapering off
Memantau bangkitan dan EEG, tekanan intracranial, memulai pemberian OAE
dosis rumatan
TIPE TERAPI PILIHAN TERAPI LAIN
SE Lena Benzodiazepine IV/Oral Valproate IV
Methylhenidate, steroid
SE tonik Lamotrigine oral
Anastesia dengan thiopentone, phenobarbital, propofol
SE nonkonvulsivus pada pasien Phentoin IV atau Phenobarbtal atau midazolam
koma
OBAT DOSIS DEWASA
THIOPENTHONE 100-250 mg bolus, diberikan dalam 20 detik kemudian dilanjutkan denan bolus 50 mg
setiap 2-3 menit samapai bangkitan teratasi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian
dalam infus 3-5 mg/kgBB/jam
PENTOBARBITAL 10-20 mg/kgBB dengan kecepatan 25 mg/menit, kemudian 0,5-1 mg/kgBB ditingkatkan
sampai 1-3 mg/kgBB/jam