Anda di halaman 1dari 28

KEJANG DEMAM

Oleh :
dr. Ayu Indah Rachmawati

Dokter Pendamping:
dr. Elisa Agustina Brenda
AP

Program Internship Dokter Indonesia


RS Mardi Waluyo Metro
2021
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. AR
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 19 bulan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Batanghari, Lampung Timur
Tanggal masuk : 03 April 2021
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan Utama: Riwayat Kejang ±1 jam SMRS

Pasien dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS dengan keluhan riwayat kejang 1 kali
±1 jam SMRS. Menurut keluarganya, kejang terjadi pada seluruh tubuh, badan
kaku, mata terbuka dan mendelik ke atas. Saat kejang keluar cairan dari mulut
pasien warna bening, jumlah sedikit. Lidah tidak tergigit, kepala tidak terbentur
saat kejang berlangsung. Kejang terjadi selama ± 5 menit. Setelah kejang berhenti
pasien lemas dan tertidur, setelah bangun dari tidur pasien langsung menangis.
Kejang baru dialami pasien pertama kali. Riwayat trauma kepala (-). Keluarga yang
panik segera membawa pasien ke IGD. Pada saat di IGD, pasien sadar penuh. .
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Menurut Ibunya, sejak 2 hari SMRS, pasien batuk disertai demam. Batuk
berdahak namun dahak sulit untuk dikeluarkan. Demam berlangsung
hilang timbul, ibu pasien tidak mengukur suhu pasien karena tidak
memiliki thermometer. Anak menjadi rewel dan menjadi malas makan
dan minum. Ibu pasien menyangkal adanya cairan yang keluar dari
telinga, diare (-), muntah (-) dan kelemahan anggota gerak (-).

Di IGD, pasien mengalami kejang kembali. Proses dan gambaran kejang


yang kedua, sama seperti kejang yang pertama dengan lama kejang ± 1-2
menit. Pasien diberikan diazepam melalui infus. Pada saat kejang pasien
tidak sedang demam. Setelah kejang, pasien lemas dan kembali
menangis.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga

Tidak ada riwayat


Tidak Ada penyakit serupa di
keluarga

Riwayat Kehamilan

Saat hamil, ibu pasien selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan di dekat


rumahnya. Ibu pasien juga mengatakan tidak pernah mengalami sakit berat
selama kehamilan. Tidak ada obat-obatan yang dikonsumsi saat kehamilan,
hanya minum susu untuk ibu hamil dan tablet besi. Riwayat mengkonsumsi
alkohol (-), obat-obatan (-), merokok (-), jamu-jamuan (-). Tidak ada riwayat
demam selama kehamilan
Riwayat Persalinan

Pasien lahir cukup bulan, secara spontan ditolong oleh bidan BBL 3.000
gram, PB 49 cm, lahir langsung menangis.

Riwayat Makan dan Minum

Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai dengan usia 6
bulan. Pada usia 7 bulan, pasien mulai diberikan bubur susu, buah yang dihaluskan, dan biskuit
yang dilunakkan. Pasa usia 1 tahun, pasien mulai makan makanan nasi tim dengan lauk yang
dimakan keluarga, jus buah, susu formula.

Riwayat Imunisasi Dasar

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah menlaksanakan


imunisasi yang lengkap sesau dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan
Keadaan Kesadaran:
Kesadaran:
Umum:
Umum: Compos
Compos mentis
mentis Kepala
Tampak Simetris, normochepal, lesi (-), nyeri tekan (-)
Tampak Sakit
Sakit (GCS
(GCS
Sedang
Sedang E4V5M6)
E4V5M6) Mata
Konjungtiva anemis (-/-), hiperemis (-/-), lakrimasi (-/-),
Frekuensi
Frekuensi Frekuensi
Frekuensi sekret (-/-), sclera ikterik (-/-), nyeri tekan bola mata (-/-),
Nadi:
Nadi: Napas:
Napas: peningkatan TIO (-/-)
90x/menit
134x/menit 20x/menit
26x/menit
Hidung
Simetris, sekret (+/+), epistaksis (-/-).

Suhu:36,7
Suhu: 360C0
C SpO2:
SpO2: 98%
99% Telinga
Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)

Mulut
Simetris, sianosis (-), faring hiperemis (+)
BB : 9,8
58 kg
kg TB:
TB:158
80 Leher
Pembesaran KGB (-), tiroid (-).
Pemeriksaan Fisik

JANTUNG PARU
Inspeksi : Normochest, deformitas (-),
simetris
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Fremitus taktill kanan = kiri
Palpasi : Ictus cordis teraba (+) di ICS V
Perkusi : Sonor (+/+)
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
Auskultasi : BJ I/II regular, gallop (-), wheezing (-/-)
murmur (-)
Pemeriksaan Fisik

EKSTREMITAS
Superior : Lengkap, tanpa cacat,
sianosis (-) , Akral hangat,
CRT < 2s, edema (-/-) ABDOMEN
Inspeksi : Datar, lesi (-)
Inferior : Lengkap, tanpa cacat,
sianosis (-) , Akral hangat, Auskultasi : Bising usus (+) normal
CRT < 2s, edema (-/-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) minimal
pada epigastrium, splen tidak
teraba, hepar tidak teraba

Perkusi : Timpani
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
CN II
Tajam penglihatan : Tidak dilakukan
CN I Lapang pandang: Tidak dilakukan
Daya Penciuman Hidung : Tes warna : Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Fundus oculi : Tidak dilakukan

CN III, IV, VI

Kelopak mata : Ptosis (-), proptosis (-/-), CN V


endoftalmus (-/-)
Sensibilitas : Normal
Pupil
Diameter : 2 mm / 2 mm Motorik: Normal
Bentuk : Bulat, tepi rata
Isokor/anisokor : Isokor Refleks
 Refleks kornea : Tidak dilakukan
Posisi : Central (+/+)
Refleks cahaya langsung : +/+
Refleks cahaya tidak langsung : +/+
CN VIII CN VII
Tes pendengaran: Tidak dilakukan Inspeksi wajah sewaktu : simetris
Nistagmus (-)  Sensoris (2/3 anterior lidah) : Tidak dilakukan
Tinitus (-)

CN IX dan X
- Suara bindeng/ nasal : Tidak ada
CN XII
Atrofi : (-) - Posisi Uvula : Di tengah
Fasikulasi : (-) - Refleks muntah : (+)
Deviasi : (-)
- Refleks batuk : (+)
- Peristaltik usus : (+)

CN XI
M. Sternocleidomastoideus : Normal
M. Trapezius : Normal
Rangsang meningeal

• Kaku Kuduk : (-)


• Kernig Test : (-)
• Brudzinsky I : (-)
• Brudzinsky II : (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan


Hemoglobin 9,1 13,5-17,50 g/dL
Leukosit 11.790 4.400 – 11.300 /µL
Eritrosit 4,0 4,3 – 5,9 juta/µL
Hematokrit 27 40 – 52 %
Trombosit 424.000 150.000 – 450.000 /μL
MCV 68 75 - 87 fL
MCH 23 26 – 34 pg
MCHC 33 31 – 37 g/dL
GDS 68 70 – 180 mg/dL
DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS

● Diagnosis Kerja :
Kejang Demam Kompleks ec ISPA

● Diagnosis Banding : Epilepsi

● Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
TATALAKSANA

• O2 1-3 lpm via nasal kanul


• IVFD D5 ¼ NS 500 cc/12 jam
• Inj. Diazepam amp 3-5 mg (10 mg/2 ml)  bila kejang berulang
• Paracetamol drop 4x1 ml (100 mg/ml)
• Diazepam tab 3x1,5 mg
• Cavicur syr 1x1 C
PEMBAHASAN
KEJANG DEMAM
Kejang Demam Sederhana
● Berlangsung singkat
● Umumnya serangan berhenti sendiri dalam waktu < 15 menit
● Bangkitan kejang tonik, tonik-klonik tanpa gerakan fokal
● Tidak berulang dalam waktu 24 jam

Kejang Demam Kompleks


● Kejang berlangsung lama, lebih dari 15 menit
● Kejang atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
dengan kejang parsial
● Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam, anak sadar
kembali di antara bangkitan kejang.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Riwayat kejang 1 kali ±1 jam SMRS.
Kejang terjadi pada seluruh tubuh,
badan kaku, mata terbuka dan
mendelik ke atas. Saat kejang keluar Bangkitan kejang tonik, tonik-
cairan dari mulut pasien warna klonik tanpa gerakan fokal
bening, jumlah sedikit. Lidah tidak
tergigit, kepala tidak terbentur saat
kejang berlangsung.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Kejang terjadi selama ± 5 menit.
Setelah kejang berhenti pasien lemas Berlangsung singkat <15 menit
dan tertidur, setelah bangun dari
tidur pasien langsung menangis.

Kejang baru dialami pasien pertama Riwayat kejang sebelumnya (-)


kali. Riwayat trauma kepala (-).
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Sejak 2 hari SMRS, pasien batuk disertai
demam. Batuk berdahak namun dahak
Terdapat riwayat demam
sulit untuk dikeluarkan. Demam
berlangsung hilang timbul.

Di IGD, pasien mengalami kejang


kembali. Proses dan gambaran kejang
yang kedua, sama seperti kejang yang Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam
pertama dengan lama kejang ± 1-2 24 jam, anak sadar kembali diantara
menit. Setelah kejang, pasien lemas dan bangkitan kejang
kembali menangis.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran: Compos mentis (GCS
E4V5M6)
Pasien sadar setelah kejang
Suhu: 36,7 C

Hidung Pasien tidak sedang demam saat


Simetris, sekret (+/+), epistaksis (-/-) kejang berulang

Mulut Rhinitis
Simetris, Sianosis (-), Faring hiperemis
(+)
Tidak terdapat kelainan neurologis
Pemeriksaan Neurologis
Dalam batas normal
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hemoglobin 9,1
Leukosit 11.790 Anemia
Eritrosit 4,0
Hematokrit 27
Leukositosis
MCV 68
MCH 23
Hipoglikemia
MCHC 33
GDS 68
KEJANG DEMAM

Pengobatan Fase Akut


● Jalan napas harus bebas agar oksigenasi terjamin
● Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin
dan pemberian antipiretik.
● Antikonvulsan dengan diazepam yang diberikan secara
intravena atau intrarektal

Mencari dan Mengobati Penyebab


● Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis,
terutama pada pasien kejang demam yang
pertama  pungsi lumbal
KEJANG DEMAM

Pengobatan Profilaksis
● Profilaksis Intermiten pada Saat Demam (>38,5 C)
• Diazepam intrarektal/8 jam
- 5 mg --> BB < 10 kg
- 10 mg --> BB > 10 kg.
• Diazepam oral dengan dosis 0,5 mg/kg
BB/hari dibagi dalam 3 dosis

● Profilaksis terus menerus (rumatan)


• Fenobarbital 4-5 mg/kg BB/hari dibagi dalam
2 dosis
• Asam valproat dengan dosis 15-40
mg/kgBB/hari
TATALAKSANA
Pengobatan Fase Akut
• O2 1-3 lpm via nasal kanul
• IVFD D5 ¼ NS 500 cc/12 jam Jalan napas harus bebas agar
• Inj. Diazepam amp 3-5 mg oksigenasi terjamin

(10 mg/2 ml)  bila kejang


Paracetamol
berulang
• Paracetamol drop 4x1 ml Bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus
untuk menurunkan suhu tubuh (antipiretik) serta
(100 mg/ml) menghambat sintesis prostaglandin sehingga dapat
mengurangi nyeri ringan sampai sedang (analgesic)
• Diazepam tab 3x1,5 mg
• Cavicur syr 1x1 C Dosis: 10-15 mg/KgBB
TATALAKSANA

• O2 1-3 lpm via nasal kanul


Pengobatan Profilaksis
• IVFD D5 ¼ NS 500 cc/12 jam
• Inj. Diazepam amp 3-5 mg Diazepam

(10 mg/2 ml)  bila kejang Diazepam bekerja dengan cara berikatan
pada reseptor gamma-aminobutyric acid
berulang (GABA), dan meningkatkan kemampuan
• Paracetamol drop 4x1 ml (100 inhibisi dari GABA)

mg/ml) Dosis: 0,3-0,5 mg/kgBB perlahan-lahan


dengan kecepatan 1-2 mg/menit
• Diazepam tab 3x1,5 mg
• Cavicur syr 1x1 C
TATALAKSANA

• O2 1-3 lpm via nasal kanul


Pengobatan Profilaksis
• IVFD D5 ¼ NS 500 cc/12 jam
• Inj. Diazepam amp 3-5 mg (10 Diazepam

mg/2 ml)  bila kejang Antikonvulsan hanya diberikan pada


waktu pasien demam. Diazepam
berulang intermiten memberikan hasil lebih baik
• Paracetamol drop 4x1 ml (100 karena penyerapannya cepat

mg/ml) Dosis: dosis 0,5 mg/kgBB/hari dibagi


dalam 3 dosis pada waktu pasien
• Diazepam tab 3x1,5 mg demam
• Cavicur syr 1x1 C
THANK
S!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, incluiding icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai