Anda di halaman 1dari 22

ABORTUS

INKOMPLITDisusun
Dr. Yuti. Purnamasari

Pembimbing
Dr. H. Ryan. Ramdhan
IDENTIFIKASI
Nama : Ny. NY
Jenis kelamin : Perempuan
No RM : 136911
Usia : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku : Jawa
Alamat : Sukadanau, cikarang barat
Tanggal pemeriksaan : 11 Desember 2018
DPJP : dr. Yedi. SP. OG
anamnesis
Keluhan Utama :
Keluar darah dari kemaluan.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Keluhan tersebut dialami pasien sejak ± 3 hari SMRS. Darah yang keluar
berwarna merah segar yang kemudian diikuti dengan keluarnya gumpalan-
gumpalan seperti daging. Selain itu, pasien juga mengeluhan nyeri pada perut
bagian bawah sejak ± 2 hari SMRS. Pasien tidak mengalami demam. Tidak ada
riwayat trauma sebelumnya. Riwayat berhubungan suami-istri sehari sebelum
terjadi perdarahan.
riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Pernikahan :
1. Tidak ada riwayat hipertensi. Usia pertama kali menikah adalah 21 tahun, menikah sebanyak 1 kali.
2. Riwayat diabetes mellitus disangkal.
3. Riwayat penyakit pada kandungan disangkal.
Riwayat Kontrasepsi :
Riwayat Penyakit Keluarga :
Kontrasepsi terakhir yang digunakan oleh pasien adalah Pil Kontrasepsi
1. Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi.
dengan lama penggunaan 2 tahun.
2. Ayah pasien memiliki riwayat penyakit hati.

Riwayat Obstetri :
Riwayat Menstruasi :
Menarche sejak usia 12 tahun, siklus haid teratur 30 hari, lama haid ± 4 hari 1. 2002/ RS/ aterm/ partus spontan/ bidan/ penyulit (-)/ laki-laki, 3200 gr/ sehat.
dengan ganti pembalut 2 kali dalam sehari. HPHT pada tanggal 24 Agustus 2018, 2. 2009/ RS/ aterm/ partus spontan/ bidan/ penyulit (-)/ laki-laki, 3000 gr/ sehat.
TP pada tanggal 01 Mei 2019.
Kepala dan Leher :

Pemeriksaan fisik
Mata :
 Kelopak : Edema (-/-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Sklera : Ikterik (-/-)
Status Generalis :
 Pupil : Bulat, isokor 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+)
 Keadaan umum : Sakit sedang
Telinga :
 Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6 Pendengaran dalam batas normal.
Hidung :
Tanda-Tanda Vital : Pernafasan cuping hidung (-).
 Tekanan darah : 110/90mmHg posisi berbaring pada lengan kanan. Mulut :
 Frekuensi nadi : 96 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup. Sianosis (-), perdarahan pada gusi (-).
 Pernafasan : 24 x/menit, regular. Leher :
 Suhu o
: 36,7 C (per axiller). Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), JVP dalam batas normal.

Thorax :
Status Gizi : Paru :
 Berat badan : 79 kg Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-).
 Tinggi badan : 158 cm Jantung :
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, bising jantung (-).
Abdomen : STATUS GINEKOLOGI
Inspeksi : Linea nigra (-), striae albicans (-), luka bekas operasi (-). Abdomen :
 Inspeksi : Linea nigra (-), striae albicans (+), luka bekas operasi (-).
Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium (+).
 Palpasi : Fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan (+).
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : BU (+) normal.

Ektremitas :
Ekstremitas Atas :
Akral dingin, edema (-/-).
Ekstremitas Bawah Pemeriksaan Dalam Vagina ;
 Vulva/vagina normal.
Akral dingin, edema (-/-), varises (-/-), refleks patella (+/+) normal.
 Portio : tebal lunak, pembukaan 1 jari sempit .
Pengeluaran : darah segar (+), gumpalan darah
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Leukosit 12.700 4.000-10.000/mm3
Hb 13,5 11.0 – 16.0 gr/dl
Hct 35.5 37.0 – 54.0 %
Trombosit 403.000 150.000 – 450.000/mm3
BT 3’ 1 – 6 menit
CT 9’ 9 – 15 menit
HbsAg (-)
Anti HIV Non Reaktif
Tes Kehamilan (+)

 Pemeriksaan USG dari dr. Yedi. Sp.OG : (+)  Abortus Inkomplit.


Diagnosis

G3P2A0 gravid 12 - 13 minggu + Abortus Inkomplit.


 
FOLLOW UP
Tanggal
S O A P
11/12/18 Mual (+), nyeri CM, G3P2A0 gravid 12 - 13 minggu + Lapor dr. Sp. OG :
perut bawah (+), TD 130/90 mmHg - Pro kuretase besok, jam 09.00 WIB
perdarahan (+). N 84 x/i Abortus Inkomplit. - Awasi perdarahan.
RR 24 x/i  
Temp. 36,4
Anemis (-/-)

12/12/18 Perdarahan (+) ↓↓ CM, G3P2A0 gravid 12 - 13 minggu + - Pro kuretase hari ini.
Nyeri perut bawah TD = 140/90 mmHg
(+) N = 88 x/i Abortus Inkomplit.
RR = 24 x/i  
Temp. 36,7
Anemis (-/-)

13/12/18 Nyeri perut bawah CM, P2A1 post kuretase a/i abortus - Amoxicillin 3 x 500 mg P.O
(+), perdarahan (-) TD = 130/90 mmHg inkomplit - Asam mefenamat 3 x 500 mg P.O
N = 80 x/i - SF 1 x 1 tab P.O
RR = 24x/i - Pasien boleh pulang hari ini
Anemis (-/-)
Bising Usus (+)
Laporan Operasi 1. Pasien diminta mengosongkan kantung kemihnya.
2. Pasien disiapkan di meja operasi, diposisikan berbaring
litotomi.
3. Dilakukan tindakan anastesi.
4. Dilakukan desinfeksi pada daerah vulva dan sekitarnya.
5. Mempersempit lapangan operasi.
6. Memasang spekulum sims, dilakukan desinfeksi pada
portio.
7. Menjempit bibir portio dengan tenakulum pada arah jam
11, dan dilakukan tindakan sondage. Didapakan uterus
dalam posisi antefleksi dengan panjang 12 cm.
8. Mengambil jaringan sisa kehamilan yang besar terlebih
dahulu dengan cunam abortus.
9. Dilakukan tindakan kuretase, didapatkan jaringan
sebanyak ± 100gram , perdarahan ± 100 cc
10. Operasi selesai.

Instruksi Post-Operasi :
- Amoxicillin tab 500 mg / 8 jam / P.O
- Asam Mefenamat tab 500 mg / 8 jam / P.O
- SF 1 x 1 tab / P.O
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

◦Abortus inkomplit adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan sebelum 20
minggu dimana masih ada sebagin hasil konsepsi yang tertinggal di dalam uterus.
EPIDEMIOLOGI
◦ Lebih dari 80% abortus terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan dan angka tersebut kemudian
menurun secara cepat pada umur kehamilan selanjutnya. Anomali kromosom menyebabkan sekurang-
kurangnya separuh dari abortus pada trimester pertama, kemudian menurun menjadi 20-30% pada
trimester kedua dan 5-10 % pada trimester ketiga

◦ Insiden abortus inkomplit belum diketahui secara pasti, namun demikian disebutkan sekitar 60 persen
dari wanita hamil dirawat dirumah sakit dengan perdarahan akibat mengalami abortus inkomplit. Insiden
abortus spontan secara umum disebutkan sebesar 10% dari seluruh kehamilan
ETIOLOGI
◦ Faktor Maternal Laparotomi

◦ Infeksi Trauma Fisik dan Trauma Emosional


Kelainan Uterus
◦ Penyakit-Penyakit Kronis yang Melemahkan
Inkompetensi serviks
◦ Pengaruh Endokrin

◦ Nutrisi ◦ Faktor Paternal

◦ Obat-Obatan dan Toksin Lingkungan ◦ Faktor Fetal


◦ Faktor-faktor Imunologis ◦ Faktor Plasenta
◦ Gamet yang Menua
◦ Faktor zigot yang abnormal
Gejala klinis
◦ perdarahan pervaginam derajat sedang sampai berat

◦ kram pada perut bagian bawah, bahkan sampai ke punggung.

◦ Janin kemungkinan sudah keluar bersama-sama plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu ke-
10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta akan terpisah. Bila plasenta,
seluruhnya atau sebagian tetap tertinggal dalam uterus, maka pendarahan cepat atau lambat akan terjadi dan
memberikan gejala utama abortus inkompletus

◦ Sedangkan pada abortus dalam usia kehamilan yang lebih lanjut, sering pendarahan berlangsung amat
banyak dan kadang-kadang masif sehingga terjadi hipovolemik berat .
◦  
Perdarahan Serviks Uterus Gejala/ tanda Diagnosis Tindakan
Bercak hingga sedang Tertutup Sesuai dengan usia gestasi Kram perut bawah Abortus imminens Observasi perdarahan
Uterus lunak Istirahat
Hindarkan coitus

Sedikit membesar dari Limbung atau pingsan Kehamilan ektopik Laparotomi dan parsial
normal Nyeri perut bawah yang terganggu salpingekto-mi atau
Nyeri goyang porsio salpingosto-mi
Massa adneksa
Cairan bebas intraabdomen

  Tertutupatau terbuka Lebih kecil dari usia gestasi Sedikit/ tanpa nyeri perut Abortus komplit Tidak perlu terapi
bawah spesifik kecuali
Riwayat ekspulsi hasil perdarahan berlanjut
konsepsi atau terjadi infeksi

Sedang hingga masif/ Terbuka Sesuai usia kehamilan Kram atau nyeri perut Abortus insipiens Evakuasi
banyak bawah
Belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi
Kram atau nyeri perut Abortus inkomplit Evakuasi
bawah
Ekspulsi sebagian hasil
konsepsi
Terbuka Lunak dan lebih besar dari Mual/muntah Abortus mola Evakuasi Tatalaksana
usia gestasi Kram perut bawah Mola
Sindroma mirip
preeklampsia
Tak ada janin keluar
jaringan seperti anggur
penetalaksanaan
Kelas Jumlah Perdarahan Gejala Klinik

I 15% (Ringan) Tekanan darah dan nadi normal


Tes Tilt (+)

II 20-25% (sedang) Takikardi-Takipnea


Tekanan nadi < 30 mmHg
Tekanan darah sistolik rendah
Pengisian  darah kapiler lambat

III 30-35% (Berat) Kulit dingin, berkerut, pucat


Tekanan darah sangat rendah
Gelisah
Oliguria (<30 ml/jam)
Asidosis metabolik (pH < 7.5)

IV 40-45% (sangat berat) Hipertensi berat


Hanya nadi karotis yang teraba
Syok ireversibel
◦ Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan,
suhu).

◦ 2) Periksa tanda-tanda syok, segera mulai penanganan syok. Jika tidak terliat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan
tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.

◦ 3) Awasi perdarahan, jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan
secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mcg per oral.

◦ 4) Perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
◦ a) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
◦ b)  Evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg IM (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per
oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
komplikasi
◦ Perdarahan hebat
◦ Infeksi atau sepsis
◦ Syok
◦ Syok Hipovolemik
◦ Syok Septik
kuretase
◦ Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sebelum
melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus,
keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya
perforasi
◦ Tujuan kuret ada dua yaitu:

◦ 1) Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk membersihkan
rahim dan dinding rahim dari benda-benda atau jaringan yang tidak diharapkan.

◦ 2) Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada rahim, apakah sejenis
tumor atau gangguan lain. Meski tujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama saja.
Begitu juga persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani kuret.
Perawatan Setelah Kuretase

◦ Perawatan setelah kuretase pada umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Harus menjaga bekas
operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim
untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur.
Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan analgetik.

Anda mungkin juga menyukai