Anda di halaman 1dari 46

MANAJEMEN

KASUS

SPACE OCCUPYING LESSION


(SOL)

OLEH:
Maharani Sekar Ningrum
1718012072 SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PRESEPTOR: RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK
Dr. dr. Roezwir, Sp.S BANDAR LAMPUNG
Nama : Ny. C IDENTITAS
Umur
No. MR
: 46 tahun
: 61.45.32
PASIEN
Alamat : Kec. Sekampung Udik, Kab. Lampung Timur
Agama : Islam
Status : Menikah
Suku bangsa : Lampung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 15 November 2019
Tgl pemeriksaan : 16 November 2019
ANAMNESIS

Nyeri kepala sejak 2


minggu yang lalu

KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN

Telinga berdengung,
pandangan kabur
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
. Selama ini pasien tidak pernah berobat kedokter dan
hanya mengkonsumsi obat warung. Sekitar ± 2 minggu
yang lalu nyeri kepala dirasakan semakin sering dan
semakin memberat, muntah (-), kejang (-).Obat warung
yang selama ini dikonsumsi sudah tidak meredakan nyeri
kepala yang dirasakan oleh pasien.

1 2 3

Pasien datang ke IGD RS Abdul Moeloek dengan


keluhan nyeri kepala bagian kiri sejak 1 tahun yang Pasien juga merasakan telinga kiri berdengung,
lalu. Nyeri kepala dirasakan pada bagian depan ditepi hilang timbul. Pasien mengaku pendengarannya
dahi pada sisi kiri seperti berdenyut. Nyeri kepala masih baik. Keluarga pasien mengatakan bahwa
dirasakan hampir setiap hari dan dirasakan selama ± pasien sulit diajak komnikasi karena terkadang
10-15 menit setiap harinya terutama pada pagi hari. pasien tidak nyambung saat diajak bicara. Riwayat
Nyeri kepala tidak disertai muntah lemas pada anggota gerak tidak ada, riwayat trauma
juga disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT

Riwayat Penyakit Dahulu


• R/ hipertensi (+) sejak 3 tahun yang lalu, DM (-), sakit jantung (-), trauma (-
)

Riwayat Penyakit Keluarga


• R/ hipertensi (+), DM (-)
• Keluhan serupa pada keluarga (-)

Riwayat Ekonomi Sosial


• Pasien merupakan ibu rumah tangga yang beraktivitas ringan dan
jarang berolahraga
• Riwayat merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Normocephal, rambut warna hitam, tersebar
Keadaan Kesadaran: merata, tidak mudah dicabut
Umum: Tampak Compos mentis
Mata
Sakit Sedang (GCS E4V5M6) Pupil bulat, tepi rata dengan ukuran
>4mm/>4mm, isokor, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Frekuensi
Tekanan Darah: Hidung
Napas:
180/100 mmHg Simetris, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
20x/menit
Telinga
Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)

Frekuensi Nadi: Mulut


Suhu: 37,10C
81x/menit Simetris, sianosis (-)

Leher
Tidak terdapat pembesaran KGB leher, nyeri
tekan (-)
PEMERIKSAAN FISIK

JANTUNG PARU

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Inspeksi : Gerakan dinding dada

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V simetris kiri dan kanan.

linea midclavicula sinistra, Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri,

thrill (-) pengembangan dada simetris

Perkusi : batas jantung dalam batas Perkusi : Sonor pada kedua lapangan

normal paru

Auskultasi : BJ I dan BJ II normal, murmur Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-/-),

(-), gallop(-) wheezing (-/-)


PEMERIKSAAN FISIK

EKSTREMITAS
Akral hangat
Atas : Oedem (-/-) , akral hangat, CRT <2s
Bawah : Oedem (-/-) , akral hangat, CRT <2s ABDOMEN
Inspeksi : Datar, masa (-), lesi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-),
hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullnes (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
CN II
CN I Tajam penglihatan : VOD >6/60, VOS >6/60
Daya Penciuman (BS)
Hidung : dalam batas Lapang pandang : dalam batas normal
normal Tes warna : dalam batas normal
Fundus oculi : Tidak dilakukan

CN III, IV, VI
CN V
Kelopak mata : Ptosis (-), proptosis (-/-),
endoftalmus (-/-)
Sensibilitas : Normal
Pupil
Motorik : Normal
Diameter : 3 mm / 3 mm
Bentuk : Bulat, tepi rata
Refleks
Isokor/anisokor : Isokor
 Refleks kornea : Normal
Posisi : Central (+/+)
 Refleks bersin : Normal
Refleks cahaya langsung : +/+
Refleks cahaya tidak langsung : +/+
CN VIII CN VII
Tes pendengaran Inspeksi wajah sewaktu (kedua mata
• Rinne : +/+ menutup sempurna)
• Weber : tidak ada lateralisasi Sensoris (2/3 anterior lidah :
• Swabach : sama dengan • Manis : Normal
pemeriksa • Asam : Normal
Nistagmus (-) • Asin : Normal

CN IX dan X
- Suara bindeng/ nasal : Tidak
CN XII ada
Atrofi : (-)
- Posisi Uvula : Di tengah
Fasikulasi : (-)
Deviasi : (-) - Refleks muntah : (+)
- Refleks batuk : (+)
- Peristaltik usus : (+)
CN XI
M. Sternocleidomastoideus : Normal
M. Trapezius : Normal
Rangsang Meningeal

• Kaku Kuduk : (-)


• Kernig Test : (-)
• Brudzinsky I : (-)
• Brudzinsky II : (-)
Sistem Motorik
Superior Inferior Superior Inferior

(Ka/Ki) (Ka/Ki) (Ka/Ki) (Ka/Ki)

Kekuatan Otot 5/5 5/5 Refleks Patologis

Tonus +/+ +/+  Hoffman Traumer -/-

Klonus -/- -/-  Chaddock -/-

Atrophi -/- -/-  Babinsky -/-

Refleks Fisiologis  Gordon -/-

 Bicep + /+  Gonda -/-

 Trisep + /+  Schaefer -/-

 Pattela + /+  Oppenheim -/-

 Achiles + /+ Sensibilitas
 Rasa raba Normal Normal
 Rasa nyeri Normal Normal
Propioseptif/Rasa Dalam

• Rasa Sikap : Normal


• Rasa Getar : Normal
• Rasa Nyeri Dalam : Normal

Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas

• Steriognosis : Normal
• Grafognosis : Normal

Koordinasi

• Tes Tunjuk Hidung : Tidak dapat dilakukan


• Tes Pronasi Supinasi : Tidak dapat dilakukan
Suasana Saraf Otonom

•Miksi : Normal
•Defekasi : Normal

Fungsi Luhur

•Fungsi Bahasa : pasien masih lancar berbicara, namun


terkadang sulit mengerti dengan apa yang
dijelaskan
•Fungsi Orientasi : Normal
•Fungsi Memori : memori jangka pendek terganggu, memori
jangka sedang baik, memori jangka pajang baik
•Fungsi Emosi : Normal
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KLINIS
Sefalgia Kronis + afasia

DIAGNOSIS TOPIS
Intracranial temporalis sinistra

DIAGNOSIS ETIOLOGI
SOL ec tumor otak
Hematologi (30/08/2019)
Pemeriksaan
Parameter Hasil Nilai rujukan
Laboratorium
Hemoglobin 10,5 13,0 – 18,0
Leukosit 5.300 4800 – 10.800
Eritrosit 3,7 4,2 – 5,4
Hematokrit 32 37 – 47
Trombosit 292.000 150.000 – 450.000
GDS 128 <140
Ureum 14 13 - 43
Creatinine 0,52 0,55 - 1,02
Natrium 3,5 135 - 145
Kalium 143 3,5 - 5,0
Calsium 8,6 8,6 – 10,0
Chlorida 103 96 - 106
Pemeriksaan Penunjang
CT-SCAN
• oedema cerebri
• soft tissue mass di lobus temporalis sinistra
mengarah gambaran astrositoma dd/
ependymoma
TATALAKSANA
Medikamentosa R/
• IVFD NaCl gtt XX tpm  Konsul Sp.BS  CT-Scan dengan
• Inj.Omeprazol 40mg/24 jam Kontras
• Inj.Deksametason 5mg /8jam
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Amlodipin 1x 10 mg
• Ondansentron 1x 8mg
• Vitamin B 12 2x1 tab
Prognosis

Quo ad Quo ad
Quo ad vitam
sanationam functionam
• Dubia ad • Dubia ad • Dubia ad
malam malam malam
Follow up
Tanggal/jam Perjalanan Penyakit Instruksi
16/11/2019 S/ A/ SOL
Nyeri kepala berkurang, keluhan
telinga berdenging berkurang P/
• IVFD NaCl gtt XX tpm
O/ • Inj.Omeprazol
Keadaan umum: Tampak sakit 40mg/24 jam
sedang • Inj.Deksametason 5mg
Kesadaran: compos mentis /8jam
TD: 170/90 mmHg RR: • Paracetamol 3 x 500
20 x/mnt mg
HR: 98 x/mnt T:36,5 0C • Amlodipin 1x 10 mg
SpO2 : 98% • Ondansentron 1x 8mg
• Vitamin B 12 2x1 tab
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

16/11/2019 Status generalis

Kepala : normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
Edema palpebral (-/-)
THT : Epistaksis (-), otorrhea (-), deformitas (-)
Mulut : Dalam batas normal
Leher : JVP (N), pembesaran KGB(-)
Thorax : I : simetris
P : nyeri tekan (-)
P : sonor, batas jantung normal
A : ronki +/+, BJ I-II reguler
Abdomen : I : datar, massa (-)
A : BU (+)
P : nyeri tekan(-),organomegali (-)
P : timpani
Ekstremitas:
Superior : oedem(-/-),akral hangat, CRT <2s
Inferior : oedem (-/-) , akral hangat, CRT<2s
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

02/09/2019 Status Neurologis:


Meningeal Sign Kaku kuduk : -
Brudzinsky : -
Kernig : -
Laseque : -

Pemeriksaan Saraf Cranial


CN I : normosmia

CN II:
Tajam penglihatan : VOD >6/60, VOS >6/60 (BS)
Lapang pandang : Tidak dilakukan
Pengenalan warna : Tidak dilakukan
Funduskopi : Tidak dilakukan

CN III, IV, VI :
Ptosis : -/- Nistagmus : -/-
Strabismus : -/- Proptosis: -/+
Gerakan bola mata : baiik ke segala arah
Pupil : isokor (>3 mm/ >3mm)
Reflek cahaya : langsung (-/-), tidak langsung (-/-)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

02/09/2019 Status Neurologis:


CN V :
Sensibilitas : (+/+)
Motorik : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)

CN VII :
Inspeksi wajah sewaktu : Simetris
Sensorik 2/3 anterior lidah (manis, asam, asin) : Normal

CN VIII:
N. Vestibulocochlearis
Tes pendengaran
• Rinne : tidak dilakukan
• Weber : tidak dilakukan
• Swabach : tidak dilakukan
Nistagmus (-)

CN IX, X :
Suara bindeng : (-)
Posisi uvula : Di tengah
Reflek batuk : (+)
Reflex muntah : (+)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

02/09/2019 Status Neurologis:


CN XI :
M. Sternocleidomastoideus : (+/+)
M. Trapezius : (+/+)

CN XII :
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Deviasi : (-)
Artikulasi : (-)

Fungsi Motorik : Tetap

Fungsi Sensorik : Tetap

Fungsi Saraf Autonom :


BAK : +
BAB : +
Keringat : +
Tanggal/jam Perjalanan Penyakit Instruksi

18/11/2019 S/ nyeri kepala berkurang A/ SOL

O/ P/
KU : Tampak sakit sedang • Boleh pulang
Kes : Compos Mentis • Omeprazol 1x20mg
GCS : E4M6V5 • Deksametason 3x 0,5mg
TD : 170/100 mmHg • Paracetamol 3 x 500 mg
SpO2 : 98% • Amlodipin 1x 10 mg
HR : 97x/menit • Ondansentron 1x 8mg
RR : 22x/menit
• Vitamin B 12 2x1 tab
T : 36.6oC
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

03/09/2019 Status generalis

Kepala : normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
Edema palpebral (-/-)
THT : Epistaksis (-), otorrhea (-), deformitas (-)
Mulut : Dalam batas normal
Leher : JVP (N), pembesaran KGB(-)
Thorax : I : simetris
P : nyeri tekan (-)
P : sonor, batas jantung normal
A : ronki +/+, BJ I-II reguler
Abdomen : I : datar, massa (-)
A : BU (+)
P : nyeri tekan(-),organomegali (-)
P : timpani
Ekstremitas:
Superior : oedem(-/-),akral hangat, CRT <2s
Inferior : oedem (-/-) , akral hangat, CRT<2s
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

03/09/2019 Status Neurologis:


Meningeal Sign Kaku kuduk : -
Brudzinsky : -
Kernig : -
Laseque : -

Pemeriksaan Saraf Cranial


CN I : parosmia

CN II:
Tajam penglihatan : VOD >6/60, VOS >6/60 (BS)
Lapang pandang : Tidak dilakukan
Pengenalan warna : Tidak dilakukan
Funduskopi : Tidak dilakukan

CN III, IV, VI :
Ptosis : -/- Nistagmus : -/-
Strabismus : -/- Proptosis: -/+
Gerakan bola mata : Sulit dilakukan
Pupil : isokor (>4 mm/ >4mm)
Reflek cahaya : langsung (-/-), tidak langsung (-/-)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

03/09/2019 Status Neurologis:


CN V :
Sensibilitas : (+/+)
Motorik : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)

CN VII :
Inspeksi wajah sewaktu : Simetris
Sensorik 2/3 anterior lidah (manis, asam, asin) : Normal

CN VIII:
N. Vestibulocochlearis
Tes pendengaran
• Rinne : tidak dilakukan
• Weber : tidak dilakukan
• Swabach : tidak dilakukan
Nistagmus (-)

CN IX, X :
Suara bindeng : (-)
Posisi uvula : Di tengah
Reflek batuk : (+)
Reflex muntah : (+)
Tanggal/ jam Perjalanan penyakit Instruksi

03/09/2019 Status Neurologis:


CN XI :
M. Sternocleidomastoideus : (+/+)
M. Trapezius : (+/+)

CN XII :
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Deviasi : (-)
Artikulasi : (-)

Fungsi Motorik : Tetap

Fungsi Sensorik : Tetap

Fungsi Saraf Autonom :


BAK : +
BAB : +
Keringat : +
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
SOL ( Space Occupying Lesion ) merupakan generalisasi masalah tentang adanya
lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab
yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark,
abses otak dan tumor intracranial.
Lesi desak ruang (space occupying lesion/SOL) merupakan lesi yang meluas
atau menempati ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma dan abses. Karena
cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi
ini akan meningkatkan tekanan intracranial.
32
EPIDEMIOLOGI
• Dari 100 kasus Space Occupaying Lesion,
ditemukan pria lebih banyak dibandingkan
perempuan yaitu 54 kasus, sedangkan
utnuk perempuan 46 kasus.

33
ETIOLOGI
Penyebab peningkatan tekanan intracranial yaitu :
1. Space occupying lesions yang meningkatkan volume jaringan :
a. Konstusio serebri
b. Hematoma
c. Infark
d. Abses
e. Tumor Intrakranial

34
2. Masalah serebral :
a. Peningkatan produksi cairan serebrospinal
b. Bendungan sistem ventricular
c. Menurun absorbsi cairan serebrospinal
3. Edema serebral :
a. Penggunaan zat kontras yang merubah
homeostatis otak
b. Hidrasi yang berlebihan dengan menggunakan
larutan hipertonik
c. Pengaruh trauma kepala
35
PATOFISIOLOGI
Cranial (jaringan otak, Peningkatan dari
Peningkatan
pembuluh darah, & salah satu isi
cairan serebrospinal) tekanan cranial
tersebut

Pertukaran timbal balik

jaringan otak tidak berkembang


tanpa mempengaruhi aliran &
cairan serebrospinal

Space Occupying Lession


Menekan vena &
Aliran darah ke
TIK Meningkat pemindahan cairan
serebal menurun
serebrospinal

Vasodilatasi & Peningkatan


Perfusi tidak
PCO2, Penurunan adekuat
edema serebri PO2 & pH

Kompresi
jaringan saraf.
TIK melampaui Pindah ke daerah
Penekanan di batang
kemampuan otak untuk kaudal atau herniasi ke
otak
kompensasi bawah

Mengganggu Pusat vasomotor, arteri


mekanisme kesadaran, serebri post.,saraf
pengaturan Tekanan okulomotorik, traktus
darah, denyut nadi, kortikospinal, serabut
suhu & pernapasan saraf ARAS
MANIFESTASI KLINIK
• Manifestasi klinis peningkatan tekanan
intarakranial banyak dan bervariasi dan dapat
tidak jelas.
• Perubahan tingkat kesadaran penderita
merupakan indikator yang paling sensitive dari
semua tanda peningkatan tekanan
intracranial.
39
• Trias klasik peningkatan tekanan intracranial:
– Nyeri Kepala : hebat pada pagi hari dan diperberat
saat beraktivitas yang menyebabkan peningkatan
TIK, yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
– Nausea atau muntah : Muntah yang memancar
(projectile vomiting)
– Papil Edema NORMAL
KLASIFIKASI
• Berdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi:
– Jinak
• Acoustic neuroma
• Menigioma
• Pituitary adenoma
• Astrocytoma (grade I)
– Malignant
• Astrocytoma (grade 2,3,4)
• Oligodendroglioma
• Apendymoma
41
• Berdasarkan lokasi:
Tumor Supratentorial Cerebral lobe and deep Gliomas (astrocytoma &
hemispheric tumor glioblastoma)

Sella turcica tumor Meningioma


Metastase
Pitutary adenoma
Craniopharyngioma

Tumor Infratentorial Dewasa Cerebellopontine angle Acoustic schwannoma


tumor Brainstem glioma
Anak-anak Bagian otak lain Metastase
Midline tumor Hemangioblastoma
Tumor lobus cerebellum Meningioma
Medulloblastoma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran,
kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya edema serebralsekunder
serta member informasi tentang sistem vaskuler
• MRI :Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor
didalam batang otakdan daerah hiposisis, dimana tulang
menggangudalam gambaran yang menggunakan CT Scan
• Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang
dalam dan untuk memberi dasar pengobatan seta informasi
prognosisi
• Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak
tumor
• Elektroensefalografi ( EEG ) : Mendeteksi gelombang otak abnormal. 43
PENALATAKSANAAN
• Pembedahan
• Radioterapi
• Kemoterapi

44
KOMPLIKASI
• Gangguan fungsi neurologis
• Gangguan kognitif
• Gangguan tidur dan mood
• Disfungsi seksusal

45
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai