Anda di halaman 1dari 98

ULKUS

DIABETIKU
M+
OSTEOMIEL
ITIS+
HERSAINA

HIPONATRE
ASHRIANNISA
712018056
Pembimbing:
MIA
dr. Edi Saputra, Sp.PD, FINASIM
Table of Contents

01 02 03
BAB I BAB II BAB III
PENDAHULUAN LAPORAN KASUS TINJAUAN PUSTAKA

04 05 06
BAB IV BAB V DAFTAR
ANALISIS KASUS KESIMPULAN PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Diabetes melitus (DM) : suatu penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka


panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
LATAR BELAKANG
WHO  sebanyak 8,4 juta pada tahun 2000 International Diabetes Federation (IDF)  dari 9,1
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun
2035
LATAR
BELAKANG
Jika dibiarkan tidak dikelola dengan baik,
diabetes melitus akan menyebabkan terjadinya
berbagai komplikasi kronik, baik mikroangiopati
maupun makroangiopati salah satunya ulkus
diabetik.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
❏Nama: Tn. D
❏Usia: 51 tahun
❏Jenis Kelamin:
Laki-laki
❏Alamat: Gandus Keluhan Utama
❏Pekerjaan: Pekerja
Luka di kaki kanan tidak sembuh
Bengkel sejak 1 bulan SMRS
❏No Reg RS:
59.94.86
❏MRS Tanggal: 22-
01-2021
❏Ruang: Infeksi Bed
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang BARI dengan keluhan luka di kaki kanan yang
tidak sembuh sejak 1 bulan SMRS. Awalnya timbul luka lecet kecil akibat gesekan pada
sepatu, namun lama kelamaan luka semakin membesar, mulanya luka pada kaki dirasakan
kemerahan, kaki terasa panas, kaki bengkak dan pegal, dan nyeri pada kaki saat digerakan,
kemudian keesokan harinya luka berubah menjadi melepuh dan kehitaman.

Keluhan tidak disertai kebas dan kesemutan pada kaki. Sebelum timbul luka pada kaki,
pasien sering mengeluhkan mudah haus, sering lapar meski sudah makan beberapa jam
yang lalu, sering buang air kecil di malam hari, dan berat badan dirasakan semakin
menurun.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluh muntah sejak 5 hari SMRS, frekuensi
muntah sebanyak lebih dari 10 kali/hari, isi muntah apa yang dimakan, mual (+), badan
lemas (+), perut kembung (+). Keluhan tidak disertai demam(-), sakit kepala(-), nyeri perut
(-), BAB cair (-), menggigil (-), batuk (-), pilek (-).
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
1.
Dahulu
Riwayat darah tinggi disangkal
Keluarga
1. Riwayat darah tinggi
2. Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal
ada sejak tahun 2019 dan rutin 2. Riwayat penyakit jantung
konsumsi obat Metformin 2x500 mg sebelumnya disangkal
dan Glimepiride 1x2 mg. 3. Riwayat penyakit pernapasan
3. Riwayat maag disangkal (asma) disangkal
4. Riwayat alergi disangkal 4. Riwayat penyakit diabetes
5. Riwayat penyakit ginjal sebelumnya melitus ada yaitu kakak
disangkal kandung pasien
6. Riwayat penyakit jantung 5. Riwayat keluhan yang sama
sebelumnya disangkal disangkal
7. Riwayat penyakit pernapasan
(asma) disangkal
Riwayat Riwayat Gizi
Kebiasaan
Pasien mempunyai kebiasaan Makan 3x sehari dengan
sering konsumsi makanan porsi satu piring. Pasien
yang manis-manis dan jarang teratur pada jam makan dan
berolahraga. tidak memiliki selera menu
yang pasti.
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan: 160 cm
Keadaan Gizi: Gizi berlebih
Bentuk Tubuh: Piknikus
Tekanan Darah: 140/70 mmHg
Nadi
Frekuensi : 112 x/m
Irama : reguler
Isi : cukup
Tegangan : cukup
Kualitas : baik
Pernapasan
Frekuensi : 18 x/menit
Irama : reguler
Tipe : thorako-abdominal
Temperatur: 36,2 oC
PEMERIKSAAN SPESIFIK
MULUT &
KEPALA MATA TELINGA HIDUNG
TENGGOROK
AN

Bentuk kepala: Eksoftalmus: (-/-) Liang telinga : normal Bagian luar: normal Bibir: sianosis (-),
normocephali Endoftalmus: (-/-) Serumen: ada Septum: deviasi (-) Gigi-geligi: lengkap,
Ekspresi: wajar Palpebra: edema (-/-) Sekret: (-/-) Deformitas: (-) karies (+)
Simetris muka: simetris Konjungtiva: anemis (-/-) Nyeri tekan: (-/-) Epistaksis: (-/-) Gusi: hiperemis (-)
Rambut: hitam, tidak Sklera: ikterik (-/-) Gangguan Penyumbatan: (-) Lidah : kotor (-), atrofi
mudah dicabut, tidak Pupil: isokor, refleks pendengaran : (-) papil (-)
rontok cahaya (+/+) Tonsil: T1/T1 tenang
Gerakan: baik ke segala Faring: hiperemis (-)
arah
PEMERIKSAAN SPESIFIK

LEHER KULIT PARU

Inspeksi: simetris, tidak Hiperpigmentasi: (-)


terlihat benjolan Ikterik: (-) Paru depan Paru
Ptekie: (-)
Palpasi: pembesaran tiroid
dan KGB (-) Sianosis: (-)
I: simetris; sela iga melebar (-), retraksi
dinding dada (-)
Belakang
I: simetris; sela iga melebar (-),
retraksi dinding dada (-)
JVP: 5-2 cm H2O, distensi Turgor: baik P: stem fremitus sama pada kedua P: stem fremitus sama pada kedua
vena leher (-) Jaringan parut: (-) lapang paru kanan kiri lapang paru kanan kiri
P: sonor pada kedua lapang paru kanan P: sonor pada kedua lapang paru
kiri kanan kiri
A: vesikuler (+/+) normal , ronki (-/-) A: vesikuler (+/+) normal, ronki
dan wheezing (-/-) basah (-/-) dan wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN SPESIFIK

JANTUNG ABDOME GENITALI


N A

I: ictus cordis tidak terlihat I: datar, venektasi (-), P: timpani (+), nyeri Tidak dilakukan
P: ictus cordis tidak teraba spider nevi (-), ketok CVA pemeriksaan
P: benjolan (-), bekas (-), shifting
Atas: ICS II linea parasternalis operasi (-) dullness (-)
sinistra P: lemas, nyeri tekan A: bising usus
Bawah : ICS V linea epigastrium (-) normal
parasternalis dextra
Kiri : ICS V linea
midclavicularis
A: BJ I dan II normal,murmur
(-),gallop (-)
PEMERIKSAAN SPESIFIK
EKSTREMI
Superior Sinitra: akral dingin, TAS Superior Dextra: akral dingin,
edema (-), kekuatan (5), nyeri edema (-), kekuatan (5), nyeri
sendi (-), eritema (-), CRT <2 sendi (-), eritema (-), CRT <2
detik. detik.

Inferior Dextra: Pada status lokalis


regio pedis dextra, terdapat luka
berbentuk ulkus pada regio digiti I
yang meluas hingga plantar pedis
Inferior Sinistra: akral hangat,
dektra. Luka berukuran 5 cm x 3 cm
pitting edema pretibial (-),
kekuatan (5), nyeri sendi (-),
x 1 cm. Pada luka terdapat edema
eritema (-), terdapat kuku (+), hiperemis (+), pus (+), darah (-),
yang rapuh pada digiti I, III jaringan nekrotik (+), bau (+),
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(22-01-2021)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Kesan
Darah Rutin
Hemoglobin 11,8 g/dl 14.0 – 16.0 Menurun
Eritrosit 3.91 10*6/u 4.5-5.5 Menurun
Hematokrit 32 % 42.0 – 52.0 Menurun
Jumlah Trombosit 305 10^3/ul 150 – 440 Normal
Jumlah Leukosit 23.0 10^3/ul 4.2 – 11.0 Meningkat
Hitung Jenis
Eosinofil 0 % 1–3 Menurun
Basofil 0 % 0–1 Normal
Batang 1 % 2-6 Menurun
Segmen 87 % 50-70 Meningkat
Limfosit 8 % 20.0 – 50.0 Menurun
Monosit 4 % 2–8 Normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(22-01-2021)

Kimia Darah        
Glukosa darah 350 mg/dL <180 Meningkat
sewaktu

Creatinine 1.0 mg/dl 0,9-1,3 Normal


Ureum 36 mg/dl 20-40 Normal
SGOT/AST 28 IU/L <37 Normal
SGPT/ALT 30 IU/L <41 Normal
Elektrolit        
Natrium 122 mmol/L 135-155 Menurun
Kalium 3.7 mmol/L 3,6-6,5 Normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(22-01-2021)
Pemeriksaan Urine Lengkap Hasil Satuan Nilai Rujukan Kesan
Makroskopis
Warna Kuning     Normal
Kejernihan Jernih     Normal
Reaksi/pH 5.5   5-8.5 Normal
Berat Jenis 1.005   1.000-1.030 Normal
Protein -   Negatif Normal
Bilirubin -   Negatif Normal
Glukosa 3+   Negatif Meningkat
Keton -   Negatif Normal
Darah/Hb -   Negatif Normal
Nitrit -   Negatif Normal
Urobilinogen +   Positif Normal
Leukosit -   Negatif Normal
Mikroskopis
Leukosit 1-2 /LPB 0-5 Normal
Eritrosit 0-1 /LPB 1-3 Normal
Sel Epitel + /LPK    
Silinder - /LPK    
Kristal - /LPB    
Lain-lain -      
PEMERIKSAAN EKG

Irama: Sinus Gelombang P: Normal


Ritme: Reguler Kompleks QRS: Normal
Axis: Left Deviation Interval PR : Normal
HR : 115x/menit
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX

- CTR < 50%, Cor tidak membesar


- Corakan bronkovaskuler normal
- Tidak tampak infiltrat
- Diafragma kanan kiri licin
- Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip
- Tulang tulang intak
- Soft tissue baik

Kesan: Radiologis tak tampak kelainan


Thorax
 
PEMERIKSAAN FOTO PEDIS
AP+LATERAL

Gas Ganggrene dextra dan OM digiti I pedis


dextra
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(23-01-21)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Kesan
Kimia Klinik

Glukosa Darah 220 mg/dL 70-110 Meningkat


Puasa

Glukosa 2 Jam 264 mg/dl <140 Meningkat


PP
HbA1c 9.7 % <6.0 Meningkat
DIAGNOSIS
BANDING

1. Ulkus diabetikum pedis


dextra
2. Ulkus ec. Peripheral
Arterial Occlusive Disease
(PAOD)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
● Pemeriksaan bakterioskopik yaitu dengan pewarnaan Ziel-Neelsen
pada kerokan jaringan kulit
● Pemeriksaan sensoris dengan garpu tala atau uji monofilament
untuk mengetahui apakah ulkus termasuk kedalam ulkus neuropati
● Untuk menentukan patensi vaskuler dapat digunakan beberapa
pemeriksaan non invasif seperti; ( ankle brachial index / ABI) dan
Doppler Segmental Pressure. Pada PAOD ABI menurun signifikan
yaitu < 0,5
DIAGNOSA
KERJA
Ulkus Pedis Dextra +
Osteomielitis Pedis Dextra ec
Diabetes Mellitus tipe 2 Tidak
Terkontrol Overweight +
Hiponatremia
Tatalaksana Non Farmakologi

Edukasi

Diet BB 1700 kkal

Ganti Verban tiap pagi dan sore


Tatalaksana Farmakologi
IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/menit
Inj. Ceftriaxone 2x1 gram/iv (skin test)

Inf. Metronidazole 3x500 mg/fls


Inj. Omeprazole 1x1 vial/iv

Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o


Cilostazole 2x100 mg tab/p.o

Sliding Insulin  12
IU
Prognosis
Quo ad vitam: Dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam: Dubia ad malam
FOLLOW UP
Tanggal Catatan Tindakan
23/1/2021 S: Os mengeluh mual dan muntah, frekuensi muntah P/
sebanyak >5 kali/hari, isi muntah apa yang dimakan, - IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/m
nyeri pada luka di kaki kanan saat digerakkan, BAK
normal dan frekuensi sering.
- Inf. Metronidazole 3x500mg
  - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/iv
O: KU tampak sakit sedang, TD 120/70 mmHg, HR - Inj. Novorapid 8 IU
101x/menit, RR 28 x/menit, Suhu 37,5 ºC, SpO2 99%
- Inj. Omeprazole 1x1 vial/iv
 
Leher: dalam batas normal - Inj. Ondansetron 3x4 mg/iv
Pulmo: dalam batas normal - Cilostazole 2x100 mg tab/p.o
Cor: dalam batas normal - Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan(-), bising usus normal
- Ganti verban pagi dan sore dengan
Ekstremitas : Pada regio pedis dextra, terdapat luka
berbentuk ulkus pada regio digiti I yang meluas hingga cairan NaCl 0,9%+gentamicin
plantar pedis dektra. Luka berukuran 5 cm x 3 cm x 1 cm. - Diet BB 1700 kkal
Pada luka terdapat edema (+), hiperemis (-), pus (+),
 
darah (-), jaringan nekrotik (+), bau (+), terlihat jaringan
otot disekitar luka. nyeri tekan (-), pulsasi arteri dorsalis Konsul dokter Spesialis Bedah:
pedis lemah, CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar luka - Amputasi jika keluarga pasien setuju
normal.
- Jika setuju, rencana operasi hari Senin
 
A: Ulkus Pedis Dextra + Osteomielitis Pedis Dextra ec pukul 12.00 WIB
Diabetes Mellitus tipe 2 Tidak Terkontrol Overweight +  
Hiponatremia  
 
 
FOLLOW UP
24/1/2021 S: os mengeluh demam, mual(+), muntah (+), nyeri pada kaki  
(+) -IVFD RL gtt 40x/menit
 
O: KU tampak sakit sedang, TD 120/60 mmHg, HR - Inf. Metronidazole 3x500mg
102x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 38,3 ºC. - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/iv
 
- Inj. Novorapid 3x8 IU
Mata : dalam batas normal
Leher: dalam batas normal - Inj. Levemir 1x8 IU
Pulmo: dalam batas normal - Inj. Omeprazole 1x1 vial/iv
Cor: dalam batas normal - Inj. Ondansetron 3x4 mg/iv
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan(-),timpani, bising usus
normal - Cilostazole 2x100 mg tab/p.o
Ekstremitas : Pada regio pedis dextra, terdapat luka - Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o
berbentuk ulkus pada regio digiti I yang meluas hingga - Sucralfat syr 3x1 cth
plantar pedis dektra. Luka berukuran 5 cm x 3 cm x 1 cm.
- Ganti verban pagi dan sore dengan cairan
Pada luka terdapat edema (+), hiperemis (-), pus (+),
darah (-), jaringan nekrotik (+), bau (+), terlihat jaringan NaCl 0,9%+gentamicin
otot disekitar luka, nyeri tekan (+), pulsasi arteri dorsalis - Diet BB 1700 kkal
pedis lemah, CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar luka  
normal. Terapi Tambahan :
  -Inf. Paracetamol 3x500 mg/fls (jika demam)
A: Ulkus Pedis Dextra + Osteomielitis Pedis Dextra ec
Diabetes Mellitus tipe 2 Tidak Terkontrol Overweight + Keluarga Setuju untuk dilakukan amputasi
Hiponatremia
 
 
25/1/2021 S: mual, muntah, muntah sebanyak 2x/hari, isi muntah apa yang P/
FOLLO dimakan, nyeri pada kaki saat ditekan dan digerakkan, panas,
bengkak, demam berkurang
- IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/m
- Inf. Metronidazole 3x500mg
W UP  
O: KU tampak sakit sedang, TD 120/60 mmHg, HR 94x/menit, RR
- Inf. Paracetamol 3x500 mg/iv (jika demam)
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/iv
20 x/menit, Suhu 37,4 ºC.
  - Inj. Novorapid 3x8 IU
Mata : dalam batas normal - Inj. Levemir 1x12 IU
Leher: dalam batas normal - Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
Pulmo: dalam batas normal - Inj. Ondansetron 3x8 mg/iv
Cor: dalam batas normal
- Cilostazole 2x100 mg tab/p.o
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan(-),timpani, bising usus normal
  - Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o
Ekstremitas : Pada regio pedis dextra, terdapat luka berbentuk - Capsul garam 1x250 mg tab/p.o
ulkus pada regio digiti I yang meluas hingga plantar pedis - Sucralfat syr 3x2 cth
dektra. Luka berukuran 5 cm x 3 cm x 1 cm. Pada luka terdapat - Ganti verban pagi dan sore dengan cairan NaCl
edema (+), hiperemis (-), pus (+), darah (-), jaringan nekrotik 0,9%+gentamicin
(+), bau (+), terlihat jaringan otot disekitar luka, nyeri tekan (+), - Diet BB 1700 kkal
pulsasi arteri dorsalis lemah, CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar
- Cek ulang elektrolit darah (Na dan K)
luka normal.
- Keluarga pasien menyetujui amputasi dan amputasi
 
BSS: 194 mg/dL, CT: 10 menit, BT: 3 menit telah dilakukan
  Terapi dari dokter bedah:
A: Ulkus Pedis Dextra + Osteomielitis Pedis Dextra ec Diabetes - Inj. Ketorolac 2x30 mg/iv
Mellitus tipe 2 Tidak Terkontrol Overweight + Hiponatremia - Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
 
- GV 1 kali/hari dengan larutan NS 0,9%+Gentamicin
 
FOLLO 26/1/2021 S: mual, muntah sebanyak 2 kali, isi muntah air, demam (-),
nyeri pada kaki saat digerakan (-), nyeri perut (+) saat mual,
-
-
P/ - IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/m
Inf. Metronidazole 3x500mg

W UP badan lemas.
 
-
-
Inf. Paracetamol 3x500 mg/iv (jika demam)
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/iv
O: KU tampak sakit sedang, TD 150/80 mmHg, HR
83x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,3 ºC. - Inj. Novorapid 3x8 IU
  - Inj. Levemir 1x12 IU
Mata : dalam batas normal - Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
Leher: dalam batas normal - Inj. Ondansetron 3x8 mg/iv
Pulmo: dalam batas normal - Cilostazole 2x100 mg tab/p.o  ganti CPG 1x75
Cor: dalam batas normal mg/p.o
Abdomen: dalam batas normal
- Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o
Ekstremitas: Pada regio pedis dextra, terdapat luka
- Capsul garam 1x250 mg tab/p.o
berbentuk ulkus pada regio digiti I yang meluas hingga
- KSR 1x1 tab/p.o
plantar pedis dektra. Luka berukuran 5 cm x 3 cm x 1 cm.
- Aprazolam 1x1 tab/p.o
Pada luka terdapat edema (+), hiperemis (-), pus (+),
darah (-), jaringan nekrotik (+), bau (+), terlihat jaringan - Diet BB 1700 kkal
otot disekitar luka, nyeri tekan (+), pulsasi arteri dorsalis  
lemah, CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar luka normal. Terapi dari dokter Bedah:
  - Inj. Ketorolac 2x30 mg/iv
BSS: 201 mg/dL, Na: 126 mmol/L, K: 3,2 mmol/L - Salep Burnazime
  - Sofratulle
A: Ulkus Pedis Dextra + Osteomielitis Pedis Dextra ec - Ganti verban pagi dan sore dengan cairan NaCl
Diabetes Mellitus tipe 2 Tidak Terkontrol Overweight +
0,9%+gentamicin
Hiponatremia
Tambahan:
 
- IVFD NaCl 3% 250 cc gtt 20x/menit (hari I)
FOLL 27/1/2021 S: mual, muntah sebanyak 1 kali, isi muntah air, demam (-), - P/ - IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/m
nyeri pada kaki saat digerakan (-), nyeri perut (-), badan
OW lemas berkurang, belum BAB, BAK normal, nafsu makan
-
-
Inf. Metronidazole 3x500mg (Stop)
Inf. Paracetamol 3x500 mg/iv (jika demam)
menurun.
UP  
O: KU tampak sakit sedang, TD 120/70 mmHg, HR
-
-
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/iv
Inj. Novorapid 3x8 IU
80x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,5 ºC. - Inj. Levemir 1x12 IU
  - Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
Mata : dalam batas normal - Inj. Ondansetron 3x8 mg/iv
Leher: dalam batas normal - CPG 1x75 mg/p.o
Pulmo: dalam batas normal - Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o
Cor: dalam batas normal
- Capsul garam 1x250 mg tab/p.o
Abdomen: dalam batas normal
- KSR 3x1 tab/p.o
Ekstremitas: Pada regio pedis dextra, terdapat luka
- Aprazolam 1x1 tab/p.o
berbentuk ulkus pada regio digiti I yang meluas hingga
plantar pedis dektra. Luka berukuran 5 cm x 3 cm x 1 - Sucralfat syr 3x1 cth/p.o
cm. Pada luka terdapat edema (+), hiperemis (-), pus (+), - Diet BB 1700 kkal
darah (-), jaringan nekrotik (+), bau (+), terlihat jaringan  
otot disekitar luka, nyeri tekan (-), pulsasi arteri dorsalis Terapi dari dokter Bedah:
lemah, CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar luka normal. - Inj. Ketorolac 2x30 mg/iv
  - Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
BSS: 143 mg/dL - Salep Burnazime
  - Sofratulle
A: Ulkus Pedis Dextra + Osteomielitis Pedis Dextra ec
- Ganti verban pagi dan sore dengan cairan NaCl
Diabetes Mellitus tipe 2 Tidak Terkontrol Overweight +
0,9%+gentamicin
Hiponatremia
Tambahan:
- IVFD NaCl 3% 250 cc gtt 20x/menit
FOLL 28/1/2021 S: mual, muntah berkurang, demam (-), nyeri pada kaki saat - Stoper
OW digerakan (-), nyeri perut (-), badan lemas berkurang, belum
BAB, BAK normal, nafsu makan baik.
- Inf. Paracetamol 3x500 mg/iv (jika demam)
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/iv
UP  
O: KU tampak sakit sedang, TD 120/70 mmHg, HR 80x/menit, - Inj. Novorapid 3x8 IU
RR 20 x/menit, Suhu 36,8 ºC. - Inj. Levemir 1x12 IU
 
- Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
Mata : dalam batas normal
Leher: dalam batas normal - Inj. Ondansetron 3x8 mg/iv
Pulmo: dalam batas normal - CPG 1x75 mg/p.o
Cor: dalam batas normal - Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o
Abdomen: dalam batas normal
- Capsul garam 1x250 mg tab/p.o
Ekstremitas: Pada regio pedis dextra, terdapat luka
- KSR 1x1 tab/p.o
berbentuk ulkus pada regio digiti I yang meluas hingga
plantar pedis dektra. Luka berukuran 5 cm x 3 cm x 1 cm. - Aprazolam 1x1 tab/p.o
Pada luka terdapat edema (+), hiperemis (-), pus (+), - Diet BB 1700 kkal
darah (-), jaringan nekrotik (+), bau (+), terlihat jaringan  
otot disekitar luka, nyeri tekan (-), pulsasi arteri dorsalis Terapi dari dokter Bedah:
lemah, CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar luka normal. - Inj. Ketorolac 2x30 mg/iv
  - Inj. Ranitidine 2x1 amp/iv
BSS: 182 mg/dL
- Salep Burnazime
 
A: Ulkus Pedis Dextra + Osteomielitis Pedis Dextra ec Diabetes - Sofratulle
Mellitus tipe 2 Tidak Terkontrol Overweight + Hiponatremia - Ganti verban pagi dan sore dengan cairan
NaCl 0,9%+gentamicin
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS

Definisi
Diabetes melitus (DM) : suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

Ulkus kaki diabetes  salah satu komplikasi kronik dan komplikasi paling
serius dari diabetes mellitus
Faktor Risiko

Usia Dislipidemia Hipertensi

Usia tua>Usia Muda R. Hipertensi 4 kali > Tanpa R. HT


Konsekuensi adanya aterosklerosis
Sering: usia 60-70 thn untuk terjadinya kaki diabetik
Faktor Risiko

Lama Menderita DM Kontrol Glikemik

Telah menderita DM 10 tahun atau Jika gula darah tdk terkontrol 


lebih dengan kadar glukosa darah penurunan sirkulasi darah terutama
tidak terkendali pada kaki
Etiologi

Neuropati Trauma

01 02
Tekanan
Deformitas Tinggi Penyakit
Kaki pada Vaskuler
Telapak Perifer
03 04 kaki 05
Patofisiologi
Neuropati

Akumulasi sorbitol  Penurunan mioinositol Aktivasi protein kinase C 


Kondisi hiperglikemik berkepanjangan 
hipertonik intraseluler  ke dlm sel saraf  menekan fungsi Na-K-ATPase
aktivasi jalur poliol, sintesis AGEs,
edema sel saraf kerusakan  ggn, transduksi sinyal
pembentukan radikal bebas
mitokondria
Patofisiologi
Angiopati diabetik

Kondisi hiperglikemik Peningkatan protein kinase-C  Proliferasi sel otot polos Penyempitan pembuluh darah
berkepanjangan  Meningkatnya perubahan sel endotel dan pem.darah &  angiopati
diasilgliserol intraseluler menurunkan aktivitas peningkatan faktor
fibrinolisis pertumbuhan (TGF-b
dan VEGF)
Klasifikasi Kaki Diabetik
International Working Group on Diabetic Foot,

Tidak terinfeksi Infeksi Ringan Infeksi Sedang


Tidak ada gejala atau tanda Min 2 tanda: Infeksi melibatkan struktur
sistemik atau lokal - Edema dalam (tulang, otot, sendi,
infeksi - Eritema >0,5cm tendon), eritema >2cm,
- Nyeri gejala infeksi sistemik (-)
- Hangat
- Discharge
- Gejala infeksi
sistemik (-)
Klasifikasi Kaki Diabetik
International Working Group on Diabetic Foot,

Infeksi Berat
Setiap infeksi kaki dengan systemic inflammatory response
syndrome (SIRS), seperti yang ditunjukkan oleh ≥2 berikut
ini: suhu> 38 atau <36oC; Detak jantung > 90 denyut / menit;
• Laju pernapasan> 20 napas / menit atau P aCO2 <4,3 kPa (32
mmHg); Jumlah sel darah putih >12.000 atau < 4.000 / mm3,
atau > 10% immature (band).
Klasifikasi Kaki Diabetik
Menurut PEDIS

Impaired 1= Tidak ada


Perfusion
  2= PAD + tetapi tidak kritis

  3= Ischemia ekstrerimitas kritis

Size/Extent    
in mm2

Tissue 1= Superfisial tidak lebih dalam dari dermis


Loss/Depth
  2= Ulserasi dalam dibawah dermis, menyebar ke struktur subkutan,
pembuluh darah, otot atau tendon.

  3= Semua lapisan kaki dan menyebar hingga ke tulang atau sendi.


Klasifikasi Kaki Diabetik
Menurut PEDIS

Infection 1= Tidak ada gejala atau tanda infeksi

  2= Hanya infeksi kulit dan jaringan subkutan

  3= Eritema > 2 cm atau infeksi menyebar ke struktur


subkutan, tidak ada tanda-tanda SIRS

  4= Infeksi dengan manifestasi sistemik seperti demam,


leukositosis, shift to the left, gangguan metabolik,
hipotensi, azotemia.
Klasifikasi Kaki Diabetik
Menurut PEDIS

Impaire 1= Tidak ada


d
Sensati
on
  2= Ada
Klasifikasi Kaki Diabetik
Menurut Wagner

Grade 0 Tidak terdapat ulkus


Grade 1 Ulkus superficial mengenai seluruh lapisan kulit
tapi tidak mengenai jaringan dibawahnya
Grade 2 Ulkus dalam, penetrasi ke dalam sampai
ligamentum dan otot, tapi tidak mengenai tulang
atau terdapat abses
Grade 3 Ulkus dalam dengan selulitis atau abses, sering
dengan osteomielitis
Grade 4 Gangren yang terlokalisasi pada fore foot
Grade 5 Gangren yang mengenai seluruh kaki
Manifestasi Klinis

Sering kesemutan, nyeri pada kaki ketika berdiri, berjalan


atau beraktivitas fisik; kaki teraba dingin

Kaki terasa nyeri pada waktu istirahat dan malam hari;


telapak kaki terasa sakit setelah berjalan; luka sukar
sembuh;

Tekanan nadi menjadi kecil atau tidak teraba; perubahan


warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan ketika
dielevasikan,dan sensasi rasa berkurang
Diagnosis

01 Anamnesis: Trias DM+gejala neuropati

Pemeriksaan fisik: Kelainan-kelainan lain yang

02 ditemukan pada pemeriksaa fisik: seperti callus


hipertropik, kuku yang rapuh atau pecah, hammer
toes dan fissure

03 Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium,


Radiologi.
Tatalaksana
Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder
Penyuluhan mengenai DM, Kontrol Metabolik  Modifikasi
cara pencegahan dan perawatan F.Risiko, Terapi farmakologis,
kaki yg baik Revaskularisasi
Untuk kaki yang kurang merasa atau
insensitive (kategori 3 dan 5), alas Wound Control  perawatan
kaki perlu diperhatikan benar, luka

Jika sdh deformitas (kategori risiko 2 Microbiological Control


& 5), perlu perhatian khusus Pemberian kombinasi Antibiotik
mengenai sepatu/ alas kaki yang
dipakai, untuk meratakan penyebaran
tekanan pada kaki.
Pressure Control  mengurangi
Risiko 4 (permasalahan vascular), tekanan pada luka/kaki
latihan kaki perlu diperhatikan benar
untuk memperbaiki vaskularisasi kaki.
OSTEOMIELITIS
Definisi
Osteomyelitis berasal dari kata osteon (tulang) dan muelinos (sumsum) yang
berarti infeksi sumsum tulang

Proses inflamasi pada sumsum tulang dapat menyebar sampai ke cortex dan
periosteum  Pus dan edema yang kemudian akan menekan periosteum 
obstruksi pembuluh darah, iskemi maupun nekrosis
Epidemiologi
Insidensi Prevalence

50% 3-50%
Pada anak >5thn Fraktur Terbuka

1-5% 10-30%
Fraktur Tertutup Berlanjut OM kronis

Angka kejadian osteomyelitis kronis akibat


infeksi perkontinuitatum dari jaringan lunak 0,5-2,4/100.000 penduduk
sekitar tulang meningkat seiring dengan
meningkatnya prevalensi ulkus diabetikum Osteomielitis vertebrae hematogenous
(neuropati dan vaskulopati diabetikum)
Etiologi
Staphylococcus Streptococcus β
aureus hemolithicus grup A dan
Paling sering pd OM Streptococcus pneumonia
01 akut&kronis
02 Paling sering pada anak-anak

Staphylococcus
epidermidis,
Pseudomonas Jamur dan
aeruginosa, dan mikobakterium
03 Eschericia
Angka 04
coliJarang
kejadiannya 04 Pada individu
imunodefisiensi
Klasifikasi
Berdasarkan durasi sakit

Osteomielitis Osteomielitis
Akut
1. Inflamasi tulang oleh
1. Ditandai Kronik
dg nekrosis tulang
2. Dibagi : primer & sekunder
bakteri patogen
3. Sekunder infeksi rekuren
2. Gejala muncul 4 mgg
4. Primer  sebuah penyakit
setelah infeksi
inflamasi yg jarang, ditandai tdk
ada pus, fistula maupun sejuester
Klasifikasi
Berdasarkan etiologi sumber
infeksi
Endogen Eksogen (F.
(Hematogen)
1. Penyebaran melalui Lingkungan)
1. Akibat trauma terbuka dan
aliran darah ke fokus tindakan pembedahan
di tulang
Patofisiologi
Dipengaruhi 4
faktor:
Jumlah bakteri patogen Virulensi Bakteri Patogen Imunitas host Perfusi lokal jaringan

Semakin banyak jumlah mempengaruhi kemampuan sel


bakteri, semakin lolos dr imun dan oksigen mencapai are
sistem imun infeksi,
Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang

Riwayat trauma, luka terbuka sampai Menunjukkan hal-hal


tulang, infeksi di tempat lain yang tidak Laboratorium (leukositosis,
seperti yang ada
spesifik, serta adanya gejala infeksi pemeriksaan kultur darah/tulang,
dalam anamnesis
sistemik seperti demam dan malaise serta pemeriksaan histopatologi
maupun gejala infeksi lokal seperti
yakni berupa tanda-
tulang yang mengalami infeksi.
bengkak, rasa panas, kemerahan, penurunan tanda infeksi sistemik
Pemeriksaan radiologi pada
kemampuan gerak, kekakuan tulang, dan dan infeksi lokal.
daerah yang diduga infeksi
rasa sakit pada lokasi infeksi
Tatalaksana
Osteomielitis Akut Osteomielitis Kronik
Antibiotik selama 4-6 minggu.
Tindakan pembedahan bersifat
AB iv selama 1 mgg
kuratif untuk menyelamatkan tungkai
dilanjutkan AB oral

Analgesik Terapi antibiotik


HIPONATREMIA
Definisi
Hiponatremia adalah penurunan kadar natrium (Na) plasma <135 meq/L.
Etiologi
Ketidakmampuan menekan
Jumlah asupan
sekresi ADH
air melebihi
Pada kehilangan cairan melalui saluran
kemampuan
01 ekskresi 02 cerna atau gagal jantung, sirosis hati atau
SIADH (Syndrome of Inappropriate ADH-
secretion).

Hiponatremia dengan Hiponatremia


osmolalitas plasma dengan
normal atau tinggi osmolalitas plasma
03 04
Pada keadaan hiperglikemia
dan pemberian manitol iv
04 rendah
Pada keadaan muntah
lama, diare, peny. Sirosis
dan hipoalbumin
Manifestasi Klinis
Umumnya asimptomatik

Gejala disfungsi susunan


saraf
Mual, muntah, pusat
sakit kepala, perubahan
kepribadian, kelemahan, keram otot,
agitasi, disorientasi, kejang, bahkan koma.
Klasifikasi
Berdasarkan waktu
terjadinya
Akut Kronik
1. Timbul kurang dari 48 jam. 1. Timbul lebih dari 48 jam.
2. Terjadi gejala yang berat seperti 2. Gejala yang terjadi ringan seperti lemas
penurunan kesadaran dan kejang atau mengantuk.
3. Hiponatremia berat 3. Disebut juga sebagai hiponatremia
asimptomatik
Tatalaksana
Hiponatremia kronik Hiponatremia akut
Hiponatremia akut, koreksi Na
Hiponatremia kronik,
dilakukan secara cepat dengan
koreksi Na dilakukan
pemberian larutan natrium
secara perlahan yaitu
Rumus= 0,5 x berat badan (kg) hipertonik intravena. Kadar
sebesar 0,5 meq/L setiap 1
x delta Na. natrium plasma dinaikkan
jam, maksimal 10 meq/L
Delta Na  selisih kadar sebanyak 5 meq/L dari kadar
dalam 24 jam. Bila delta Na natrium yang diinginkan natrium awal dalam waktu 1
sebesar 8 meq/L, dengan kadar natrium awal. jam. Setelah itu, kadar natrium
dibutuhkan waktu
plasma dinaikkan sebesar 1
pemberian selama 16 jam.
meq/L setiap 1 jam sampai kadar
natrium darah mencapai 130
meq/L.
04
ANALISIS KASUS
Kasus
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang BARI dengan keluhan luka di kaki kanan yang
tidak sembuh sejak 1 bulan SMRS. Awalnya timbul luka lecet kecil akibat gesekan pada
sepatu, namun lama kelamaan luka semakin membesar, mulanya luka pada kaki dirasakan
kemerahan, kaki terasa panas, kaki bengkak dan pegal, dan nyeri pada kaki saat digerakan,
kemudian keesokan harinya luka berubah menjadi melepuh dan kehitaman.

Keluhan tidak disertai kebas dan kesemutan pada kaki. Sebelum timbul luka pada kaki,
pasien sering mengeluhkan mudah haus, sering lapar meski sudah makan beberapa jam
yang lalu, sering buang air kecil di malam hari, dan berat badan dirasakan semakin
menurun.
Kasus
Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluh muntah sejak 5 hari SMRS, frekuensi
muntah sebanyak lebih dari 10 kali/hari, isi muntah apa yang dimakan, mual (+), badan
lemas (+), perut kembung (+). Keluhan tidak disertai demam(-), sakit kepala(-), nyeri perut
(-), BAB cair (-), menggigil (-), batuk (-), pilek (-).
Analisis
Faktor Penyebab Kaki
Keluhan yang diderita pasien Diabetik
mengarah ke komplikasi Faktor endogen antara lain
diabetes melitus yaitu ulkus genetik, metabolic, angiopati
kaki diabetik diabetic, dan neuropati diabetic.

Gejala tipikal DM  poliuria


(sering buang air kecil), polidipsia Sedangkan faktor ekstrogen
(sering haus), dan polifagia yaitu trauma, infeksi, dan obat.
(banyak makan/mudah lapar).

ulkus diabetik  luka pada kaki


yang merah kehitam-hitaman dan
berbau akibat adanya sumbatan yang
terjadi di pembuluh sedang atau
besar di tungkai.
Kasus
Selain keluhan tersebut, pasien juga
mengeluh muntah sejak 5 hari SMRS,
frekuensi muntah sebanyak lebih dari
10 kali/hari, isi muntah apa yang
dimakan, mual (+), badan lemas (+),
perut kembung (+). Keluhan tidak
disertai demam(-), sakit kepala(-), nyeri
perut (-), BAB cair (-), menggigil (-),
batuk (-), pilek (-).
Analisis
Pasien menderita gangguan
Akibat gangguan neuropati
motilitas gastrointestinal akibat
otonom menyebabkan
keadaan hiperglikemia
perlambatan pengosongan
lambung
Pada penderita DM dapat
menyebabkan neuropati
otonom

Yang mengarah kondisi dispepsia


dimana memiliki struktur dengan adanya keluhan mual,
mielin yang tipis atau tidak muntah, dan kembung
ada sama sekali sehingga
rentan terhadap gangguan
vaskular dan metabolik
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Berat Badan: 70 kg
Tinggi Badan: 160 cm
Tekanan Darah: 140/70 mmHg
Nadi: 112 x/m
Pernapasan: 18 x/m
Temperatur: 36,2 oC
PEMERIKSAAN SPESIFIK
EKSTREMI
TAS

Inferior Dextra: Pada status lokalis regio pedis dextra,


terdapat luka berbentuk ulkus pada regio digiti I yang
meluas hingga plantar pedis dektra. Luka berukuran 5
cm x 3 cm x 1 cm. Pada luka terdapat edema (+),
hiperemis (+), pus (+), darah (-), jaringan nekrotik (+),
bau (+), terlihat jaringan otot disekitar luka. Nyeri
tekan (-), CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar luka
normal.
Analisis
Ulkus diabetikum akibat
mikroangiopatik Gejala klinis 5 P yaitu:
1) Pain (nyeri)
2) Paleness (kepucatan)
Proses mikroangiopati
3) Paresthesia (kesemutan)
menyebabkan sumbatan
4) Pulselessness (denyut nadi
pembuluh darah
hilang)
5) Paralysis (lumpuh)
International Consensus on
Diabetic Foot
P : Perfusi terganggu : pada penderita didapatkan palpasi
arteri dorsalis pedis lemah pada kaki kanan.
E : Extent in mm2 : Pada pasien ukuran ulkus 5x3x1 cm,
D : Depth : kedalaman mengenai semua lapisan kaki
termasuk tulang,
I: Infeksi : pada pasien didapatkan keluhan demam saat
follow up, leukositosis,
S : Sensasi: pada penderita tidak terdapat gangguan sensasi.

Sedangkan menurut Wagner pada pasien didapatkan Wagner IV yaitu ulkus


dengan gangren pada 1-2 jari kaki.
Pada pasien didapatkan hemoglobin menurun,
eritrositopenia, hematokrit menurun, leukositosis, neutrofil
batang menurun, neutrofil segmen meningkat, dan
limfositopenia

HB turun, N. Batang , N.
Leukositosis Limfositopenia
Ertritositopenia, Ht Segmen Hiperglikemia  terbentuk
Hiperglikemia kronis  Proses perjalanan infeksi
Turun peningkatan sitokin  akut akan meningkatkan radikal bebas AGEs  nekrosis
Hiperglikemia kronis  dan apoptosis sel limfosit 
hipoksia dalam memacu produksi pelepasan sel darah putih,
diawali dengan neutrofil kematian sel limfosit
interstitium ginjal ggn. leukosit, menurunkan
yang imatur (“Shift to the limfositopenia
Produksi eritropoietin fungsi fagosit 
leukositosis & rentan left”) lalu yang matur
infeksi
Pada pemeriksaan kimia klinik Analisis
Kasus
didapatkan adanya kondisi
hiperglikemia yaitu glukosa
darah sewaktu 350 mg/dL,
Glukosa darah puasa 220 mg/dL,
Glukosa 2 jam post prandial 264
mg/dL, dan HbA1C 9.7%.
Analisis
Kasus
Pada pemeriksaan ● Keadaan hiponatremia dapat
disebabkan karena kondisi
elektrolit didapatkan hiperglikemia akibat peningkatan
hiponatremia. osmolalitas plasma menyebabkan
air di intrasel keluar dari sel
menyebabkan dilusi cairan
ekstrasel yang menyebabkan
hiponatremia

Hiponatremia Kronik  timbul >48 jam,


gejala hanya ringan seperti lemas atau
mengantuk
Analisis
Kasus
Pada pemeriksaan urine
● Glukosa darah yang
lengkap di dapatkan tinggiproses filtrasi yang
glukosuria dengan hasil melebihi transpor maksimum 
glukosa 3+. glukosa dalam darah masuk ke
dalam urine (glukosuria)  terjadi
diuresis osmotik yang ditandai
dengan pengeluaran urin yang
berlebihan (poliuria), banyaknya
cairan yang keluar menimbulkan
sensasi haus (polidipsia).
Analisis
Pada pemeriksaan
Kasus rontgen
● Osteomielitis yang berhubungan
pedis AP+lateral dengan insufisiensi vaskular
didapatkan Gas Ganggrene biasanya tampak pada penderita
dextra dan OM digiti I diabetes melitus.
● Osteomielitis contiguous terjadi
pedis dextra saat patogen masuk tulang dari
sumber infeksi yang menempel
dan mungkin terjadinya mengikuti
ulkus pada kulit, paling sering
terjadi pada dewasa dan penyakit
penyerta ulkus pada kaki diabetes
melitus.
Analisis

● Edukasi
Penatalaksaan
Kasus pada pasien
ini adalah Non
Farmakologis yaitu
Edukasi, Diet BB 1700
Kkal, Ganti verban tiap
pagi dan sore.
Analisis

Diet
Penatalaksaan
Kasus pada pasien ● Kebutuhan Kalori penderita
ini adalah Non DM  25-30 kal/kgBB ideal
Farmakologis yaitu ● Karbohidrat  45-65% total
Edukasi, Diet BB 1700 asupan energi.
● Lemak  20- 25% kebutuhan
Kkal, Ganti verban tiap
kalori
pagi dan sore. ● Protein  10-20% total
asupan energi
Analisis
Pengelolaan Kaki Diabetes

Pencegahan Primer:
1. Penyuluhan mengenai Pencegahan Sekunder:
tjd nya kaki diabetik 1. Kontrol Metabolik
2. Pencegahan kaki 2. Kontrol Vaskular
diabetik 3. Wound Control
4. Microbiological Control
5. Pressure Control
Kasus
Tatalaksana Farmakologis
IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/menit, Inj.
Ceftriaxone 2x1 gram/iv (skin test), Inj.
Omeprazole 1x1 vial/iv, Inf.
Metronidazole 3x500 mg,
Mecobalamin 3x500 mg tab/p.o,
Cilostazole 2x100 mg tab/p.o, Sliding
insulin  12 IU
i si s
Diberikan drugs combination Ceftriaxone
n al
dan Metronidazole. Kombinasi
dimaksudkan sebagai antibiotik spektrum
ini A
luas, yang dapat mencegah berkembangnya
bakteri Gram positif, Gram negatif, maupun
bakteri anaerob.
Pada beberapa kondisi saat kebutuhan insulin sangat
meningkat : adanya infeksi, stres akut (gagal jantung, iskemi
jantung akut), tanda-tanda defisiensi insulin berat
(penurunan berat badan yang cepat, ketosis, ketoasidosis)
memerlukan terapi insulin & perawatan di RS
i si s
Pada pasien ini diberikan terapi
n al
insulin yang terdiri atas long-acting A
insulin dan rapid-acting insulin,

Utk memenuhi kebutuhan insulin basal insulin kerja


panjang/menengah  onset 1-3 jam dgn lama kerja 12-24
jam.
Utk memenuhi kebutuhan insulin prandial  insulin kerja
cepat/sangat cepat  onset 5-15 menit dgn lama kerja 4-6
jam.
i si s
n al
A
Pasien juga diberikan terapi cilostazole, obat
cilostazole merupakan obat antiplatelet yang
berfungsi untuk menghilangkan gejala iskemik
seperti ulkus, rasa nyeri dan dingin yang
berhubungan dengan oklusi arteri kronis.
 
Cilostazole menangani iskemik dengan
menurunkan agregasi platelet dan
menghambat pembentukan trombus pada
pembuluh darah
Pada pasien ini juga diberikan kapsul garam dan
cairan NaCl 3%

Penderita hiponatremia dapat dikoreksi


dengan pemberian infus NaCl 3% pada saat
rawat inap. Estimasi efek infusan terhadap
ion Na per 1L larutan infuse dapat
meningkatkan 13,0 mmol/L Na di dalam
tubuh
Pada pasien mengeluh mual dan
muntah
Ondansetron  antagonis 5-HT3 yang dapat
menekan mual dan muntah, mekanisme
kerjanya dengan mengantagonisasi reseptor 5-
HT yang terdapat pada chemoreceptor trigger
zone di area postrema otak dan aferen vagal
saluran cerna
Pada pasien memiliki riwayat pengobatan metformin dan
jg diberikan obat mecobalamin

Pemberian mecobalamin  memicu regenerasi saraf


dan/atau remyelinasi dengan adanya akumulasi vitamin
B12 eksogen.
Penggunaan metformin jangka panjang  ggn absobrsi
vit. B12  defisiensi vit B12  neuropati perifer pd
DM tipe 2
BAB V
KESIMPU
LAN
● Telah dilaporkan sebuah kasus ulkus kaki diabetes pedis
dextra pada seorang laki-laki berusia 51 tahun dengan
keluhan luka di kaki kanan yang tidak sembuh sejak 1
bulan SMRS.
● Pada pemeriksaan ekstremitas inferior pada regio pedis
dextra, terdapat luka berbentuk ulkus pada regio digiti I
yang meluas hingga plantar pedis dektra. Luka
berukuran 5 cm x 3 cm x 1 cm. Pada luka terdapat
edema (+), hiperemis (+), pus (+), darah (-), jaringan
nekrotik (+), bau (+), terlihat jaringan otot disekitar
luka. Nyeri tekan (-), CRT sulit dinilai. Sensorik sekitar
luka normal
● Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan adanya kondisi
anemia dimana hemoglobin menurun, eritrositopenia,
hematokrit menurun dan leukositosis. Pada hitung jenis
didapatkan neutrofil batang menurun, neutrofil segmen
meningkat, dan limfositopenia.
● Pada pemeriksaan kimia klinik didapatkan adanya
kondisi hiperglikemia yaitu glukosa darah sewaktu
tinggi, Glukosa darah puasa tinggi, Glukosa 2 jam post
prandial tinggi, dan HbA1C tinggi. Pada pemeriksaan
elektrolit didapatkan hiponatremia. Pada pemeriksaan
urine lengkap di dapatkan glukosuria dengan hasil
glukosa 3+. Pada pemeriksaan rontgen pedis AP+lateral
didapatkan Gas Ganggrene dextra dan OM digiti I pedis
dextra.
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan penunjang dapat disimpulkan
bahwa pada ulkus pada penderita sesuai
dengan kriteria ulkus diabetikum
menurut International Consensus on
Diabetic foot dan termasuk ke dalam
ulkus Wagner IV.

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai