Oleh:
Hersaina Ashriannisa Sembiring, S.Ked
NIM : 71 2018 056
Pembimbing Klinik:
dr. Hj. Hasmaenah Bambang, Sp.M
HALAMAN PENGESAHAN
1
TERJEMAHAN JURNAL
Judul:
Vitamin C and risk of age-related cataracts: a systematic review and meta-analysis
Oleh:
Hersaina Ashriannisa Sembiring, S.Ked
NIM : 71 2018 056
Telah dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober – 25 Oktober 2020 sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF/ Departemen
Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan terjemahan jurnal yang berjudul "Vitamin C and risk
ii
of age-related cataracts: a systematic review and meta-analysis” sebagai syarat mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita,
nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya
sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
:
1. dr. Hj. Hasmaenah, Sp.M selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Senior di SMF/
Departemen Ilmu Penyakit Mata di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang,
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang telah memberikan
masukan, arahan, serta bimbingan dalam penyelesaian telaah jurnal ini
2. Rekan-rekan co-assistant atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan telaah artikel ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Informasi Jurnal
II. Pendahuluan
Katarak terkait usia adalah salah satu yang utama penyebab kebutaan
di dunia, mempengaruhi sekitar 20 juta orang 1. Faktor lain yang terkait
dengan katarak terkait usia adalah stres oksidatif, merokok, dan asupan
antioksidan2,3. Namun, ada hasil yang bertentangan tentang efek asupan
vitamin C dan konsentrasi askorbat serum pada pembentukan katarak
terkait usia4-7. Beberapa penelitian telah menemukan efek perlindungan
1
2
Ekstraksi data
Penelitian ini mengekstrak data dari studi yang disertakan
dan meletakkannya ke dalam lembar ekstraksi data. Berikut data
yang harus dikumpulkan: penulis pertama, tahun publikasi, negara
asal, ukuran sampel, penyesuaian multivariat (usia, jenis kelamin,
ras dan status merokok awal) RR (OR) dengan CI 95% yang
sesuai, dan tindak lanjut. Jika terdapat studi yang duplikat, hanya
data paling komprehensif atau terbaru yang dimasukkan. Jika
perlu, kami menghubungi penulis untuk data yang membutuhkan
klarifikasi atau tidak disajikan dalam publikasi.
Analisis statistik
Penelitian ini menghitung ringkasan Risiko Relatif (OR)
untuk kejadian katarak terkait usia dan ekstraksi katarak terkait
usia menggunakan model efek acak. Penelitian ini melakukan
analisis subkelompok berdasarkan jenis katarak (subkapsular
posterior, kortikal dan nuklir) dalam kasus di mana data tersedia
dari penelitian yang disertakan. Penelitian ini menilai heterogenitas
klinis di seluruh studi menggunakan uji Q dan statistik I2. 22
(I2>
50% dianggap sebagai heterogenitas yang signifikan). Penelitian
ini menilai publikasi
bias menggunakan uji Egger dan uji Begg (P <0,05 menunjukkan
signifikansi statistik untuk bias publikasi).
IV. Hasil
Seleksi percobaan dan penilaian risiko bias
Pencarian awal penelitian ini mengidentifikasi 413 artikel. Setelah
menghapus duplikat dan judul skrining serta abstrak, 56 artikel dipilih dan
teks lengkap ditinjau. Akhirnya, 1 uji coba terkontrol secara acak23, 11 studi
kohort4-7, 11-13,24-27, 6 studi kasus kontrol8, 28-32, dan 8 studi cross-sectional 9, 10,
33-38
memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam penelitian ini (Gambar 1).
Uji coba terkontrol secara acak23 diklasifikasikan sebagai risiko rendah bias
menurut alat Kolaborasi Cochrane. Skor risiko bias median dari studi kohort
dan studi kasus kontrol adalah 8 (kisaran: 7-9), dan studi cross-sectional
5
adalah 6 (kisaran: 5-7). Rincian risiko bias disajikan pada Gambar S1 dan
Tabel S2.
Tabel S1. Risiko penilaian bias dari uji coba terkontrol secara acak: setiap risiko item bias
(Hijau: rendah risiko bias, Kuning: risiko bias tidak jelas, Merah: risiko bias tinggi).
6
Tabel S2.1 dan S2.2 Kualitas studi kohort berdasarkan skala NewCastle-Ottawa (NOS)
Tabel S2.3 Kualitas studi cross-sectional menurut Agency for Healthcare Research and
Quality (AHRQ)
7
Gambar 2B. Analisis subkelompok menurut jenis katarak di antara studi kohort
Gambar S3. Forest plot hubungan asupan vitamin C dan risiko katarak antar studi kohort (setelah
menghapus Rautiainen et al dan Zheng et al).
12
Gambar 2D. Subkelompok analisis menurut jenis katarak di antara kontrol kasus
studi.
Gambar 2F. Forest plot hubungan antara askorbat serum dan risiko katarak, membandingkan kadar
askorbat serum tertinggi dan terendah.
Gambar 2G. Analisis subkelompok menurut jenis katarak di antara studi cross-sectional.
15
Gambar S4. Metode trim dan fill nonparametrik hubungan antara asupan vitamin C dan risiko
katarak antara studi kohort.
Gambar S5. Metode trim dan fill nonparametrik hubungan antara askorbat serum dan
risiko katarak antara studi cross-sectional.
Tabel 2. Profil bukti GRADE dari Vitamin C dan risiko katarak terkait usia
V. Diskusi
Temuan utama
Meta-analisis ini secara sistematis meninjau literatur yang tersedia
saat ini dan menemukan bahwa 1) Asupan vitamin C yang lebih tinggi dan
askorbat serum dapat membawa manfaat untuk mencegah katarak terkait
usia. Hal ini mungkin karena terdapat konsentrasi askorbat yang signifikan
dalam aqueous humor, dan itu membasahi lensa dan mengurangi produk
oksidasi di lensa, sehingga mengurangi stres oksidatif 40, 41. Tidak ada bukti
efek pencegahan untuk asupan vitamin C yang lebih tinggi pada
perkembangan katarak terkait usia (ekstraksi katarak). 2) Analisis
subkelompok menemukan efek pencegahan yang jelas dari asupan vitamin
C yang lebih tinggi untuk katarak nuklir. 3) Hasil pencegahan pemberian
vitamin C lebih tinggi untuk katarak stabil dan dapat diandalkan dengan
analisis subkelompok, analisis sensitivitas, dan metode trim and fill
nonparametrik. Namun, ada heterogenitas antara studi.
38
dan menganalisis efek dari asupan vitamin C yang lebih tinggi untuk
perkembangan katarak terkait usia (ekstraksi katarak), mendapatkan hasil
yang lebih stabil. Kedua, peneliti yakin bahwa data dari berbagai jenis
penelitian tidak cocok untuk kombinasi16. Dengan demikian data
dikumpulkan berdasarkan jenis penelitian dan mendapatkan hasil yang lebih
dapat diandalkan. Ada banyak penelitian dan sampel besar yang dimasukkan
dalam meta-analisis ini. Peneliti yakin kesimpulan penelitian ini lebih
masuk akal, namun tidak konsisten dengan uji coba terkontrol secara acak 23.
Selain itu, peneliti mengevaluasi kualitas bukti dan kekuatan rekomendasi.
Oleh karena itu, studi kami adalah meta-analisis terbaru dan terlengkap.
Batasan
Studi ini juga memiliki beberapa keterbatasan. 1) Hanya ada satu uji
coba terkontrol secara acak, oleh karena itu, kami tidak memasukkannya
dalam meta-analisis. Bukti penelitian ini berasal dari studi observasional,
yang mungkin mempengaruhi kualitas bukti sampai batas tertentu. 2) Studi
ini dibatasi oleh kurangnya akses ke data yang cukup untuk memungkinkan
analisis efek dosis. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengklarifikasi dosis
asupan vitamin C yang tepat yang diperlukan untuk mencegah katarak.
Sebagai kesimpulan, penelitian kami menunjukkan bahwa asupan vitamin C
yang lebih tinggi dan askorbat serum dapat membawa manfaat mencegah
19
katarak terkait usia, terutama untuk katarak nuklear. Uji coba terkontrol acak
di masa mendatang diperlukan untuk memvalidasi efek ini.
20
DAFTAR PUSTAKA