Anda di halaman 1dari 52

Laporan Kasus

Meningitis Tuberkulosis

Dokter Pembimbing :
dr. Andrie Gunawan, Sp.S

Disusun oleh :
Zola Gita N.H 1510221048
STATUS PASIEN
Identitas Pasien

Nama : Nn. VSP Status Pernikahan : Belum


Menikah
Usia : 19 tahun Suku Bangsa : Sunda
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Masuk : 18
Agustus 2016
Pekerjaan : Mahasiswa Dirawat yang ke : Pertama
Agama : Kristen Tanggal Periksa : 22
Agustus 2016
No. RM : 830901
Autoanamnesa pada tanggal 22
Agustus 2016 pukul 15.00 WIB di
RSPAD Gatot Subroto Bangsal Jantung
Paru lantai 4.
Keluhan utama:
- Sakit kepala dirasakan sudah sejak 5 hari SMRS
secara terus-menerus.

Keluhan tambahan:
- Demam dan kaku pada bagian leher.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala hebat dirasakan 5 hari
SMRS secara terus menerus. Kemudian pasien dibawa ke RS B Bandung.
sebelumnya pasien demam 3 hari dan kaku pada leher, nyeri kepala
seperti diikat tali dan berlangsung terus menerus.
Selama di RS B Bandung pasien belum ada perbaikan dan dirujuk ke RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta, pasien masih dalam nyeri kepala yang hebat ,
kejang (-), muntah (-), penurunan kesadaran (-)
Setelah dirawat 1 hari di RSPAD Gatot Soebroto sakit kepala sudah
berkurang pasien, riwayat trauma, kecelakaan disangkal oleh pasien.
Pasien juga menyangkal adanya sesak, mual, muntah, kejang, gangguan
kesadaran, kesemutan dan kelemahan pada lengan dan tungkai.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien mengaku pernah mengalami hal yang sama pada 1 tahun 8 bulan yang lalu,
yaitu sakit kepala, kaku pada leher, disertai dengan keluar keringat dingin
pada malam hari, demam, tidak nafsu makan disertai batuk kering, lemas.
Pasien mengaku pernah menderita TB paru 2,5 tahun yang lalu dan ada riwayat
meningitis TB pada 1 tahun 8 bulan yang lalu. Pasien juga melakukan pengobatan
OAT sempat gagal setelah 3 bulan. Pasien melakukan pengobatan OAT lini kedua
selama 6 bulan, setelah pengobatan pasien diperiksa dahak dan Foto Thorax
dinyatakan telah sembuh dari TB paru yang diderita nya.
- Hipertensi : Disangkal
- Diabetes Melitus : Disangkal
- Sakit Jantung : Disangkal
- Trauma Kepala: Disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Pasien menyangkal di keluarga ada mempunyai penyakit seperti


yang dialami oleh pasein dan pasien juga menyangkal adanya
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan asma.
RIWAYAT KELAHIRAN/ PERTUMBUHAN/
PERKEMBANGAN

Pasien lahir normal cukup bulan. Riwayat


pertumbuhan dan perkembangan tidak terhambat.
Pemeriksaan Fisik
Status Internus

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis E4 M6 V5
Gizi : Baik

Tekanan Darah kanan : Frekuensi Nadi kanan : Suhu: 36,50C Frekuensi


110 / 80 mmHg 88 x/menit Nafas: 20x/
menit
Tekanan Darah kiri :
110/70 mmHg
Kepala Normocephali,
CA -/- , SI -/- , Reflek
cahaya +/+
Leher : trakea lurus di
tengah, KGB tidak teraba
Jantung :
BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-),

Thoraks simetris,
Bunyi Napas : Vesikuler. Wh
Abdomen:
-/-.
Datar , BU normal, Nyeri tekan Rh -/-
(-).

Ekstermitas
Hati dan limpa : tidak teraba
Akral hangat (+), edem
pembesaran
(-),
sianosis (-)
11
Status Psikiatri
Tingkah Laku : Wajar
Perasaan Hati : Euthym
Orientasi : Baik
Jalan Pikiran : Koheren
Daya Ingat : Baik
Status Neurologis
Kesadaran : CM, E4M6V5, GCS 15

Sikap Tubuh : Berbaring terlentang


Cara Berjalan : Dapat berjalan dengan baik
Gerakan Abnormal : Tidak ada
STATUS NEUROLOGIS
Kepala
Bentuk : Normocephali
Simetris : Simetris
Pulsasi : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada

Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas
Vertebra : Tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada
Tanda Rangsang Meningeal

Kaku kuduk : (+)


Kernig test : (-) / (-)
Lasegue test : (-) / (-)
Brudzinsky I : (-) / (-)
Brudzinsky II : (-) / (-)
Pemeriksaan Nervi Cranial
N I (Olfaktorius)
Daya penghidu : Normosmia/ Normosmia

N II optikus
Ketajaman penglihatan : kesan >6/60 ; Kesan >6/60
Pengenalan warna : Baik / Baik
Lapang pandang : Baik
Fundus : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Nervi Cranial
N III Okulomotorius / NIV Trochlearis / N VI Abdusen
Ptosis : (-) / (-)
Strabismus : (-) / (-)
Nistagmus : (-) / (-)
Exoptalmus : (-) / (-)
Enoptalmus : (-) / (-)
Gerakan bola mata
Lateral : Normal / Normal
Medial : Normal / Normal
Atas medial: Normal / Normal
Atas lateral : Normal / Normal
Bawah medial : Normal / Normal
Bawah lateral : Normal / Normal
Atas : Normal / Normal
Bawah : Normal / Normal
Pemeriksaan Nervi Cranial

Pupil
Ukuran : 3 mm / 3 mm
Bentuk : Bulat / Bulat
Isokor/anisokor : Isokor
Posisi : Sentral / Sentral
Refleks cahaya langsung : (+) / (+)
Refleks cahaya tidak langsung : (+) / (+)
Refleks akomodasi/ konvergensi : (+) / (+)
Pemeriksaan Nervi Cranial
N V Trigeminus
Motoris
Menggigit : Baik
Membuka mulut : Baik
Sensoris
Sensibilitas atas : (+) / (+)
Sensibilitas tengah : (+) / (+)
Sensibilitas bawah : (+) / (+)
Refleks
Refleks masseter : (-)
Refleks zigomatikus : (-) / (-)
Refleks kornea : +
Refleks bersin : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Nervi Cranial
N VII Fascialis
Pasif
Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Simetris
Sudut mulut : Simetris
Aktif
Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Simetris
Meringis : Simetris
Mengembungkan pipi : Simetris
Gerakan bersiul : Dapat dilakukan
Daya pengecapan 2/3 depan : Baik
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
Pemeriksaan Nervi Cranial
N VIII Vestibulocochlearis
Mendengar suara gesekan jari tangan : Normal / Normal
Mendengar detik arloji : Normal / Normal
Test weber : Tidak dilakukan
Test rinne : Tidak dilakukan
Test schwabach : Tidak dilakukan

N IX Glosofaringeus
Arkus faring : Simetris
Posisi uvula : Di tengah
Daya pengecapan 1/3 belakang : Baik
Refleks muntah : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Nervi Cranial
N X Vagus
Denyut nadi : Teraba / Teraba
Arkus faring : Simetris
Bersuara : Baik
Menelan : Baik

N XI Asesorius
Memalingkan kepala : (+)/(+)
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : Simetris
Pemeriksaan Nervi Cranial

N XII Hipoglosus
Menjulurkan lidah:Tidak ada deviasi
Kekuatan lidah : Normal / Normal
Atrofi lidah : Tidak ada
Artikulasi : Jelas
Tremor lidah : Tidak ada
Sistem Motorik
Trofi Kekuatan

Eutorfi Eutorfi 5555 5555

Eutorfi Eutorfi 5555 5555

Gerakan Tonus

Bebas Bebas Normotonus Normotonus

Bebas Bebas Normotonus Normotonus


Sistem Refleks
Refleks Fisiologis Refleks Patologis : kanan
Refleks Tendon : Kanan kiri
Kiri Hoffman Trommer : (-)
Refleks Biseps : (+) (-)
(+) Babinski : (-)
Refleks Triseps : (+) (-)
(+) Chaddock : (-) (-)
Refleks Patella : (+) Openheim : (-) (-)
(+) Gordon : (-)
Refleks Archilles : (+) (-)
(+) Schaefer : (-) (-)
Refleks Periosteum : Tidak Rosolimo : (-)
dilakukan (-)
Sistem Sensibilitas

Eksteroseptif
Nyeri : (+) / (+)
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil : (+) / (+)
Proprioseptif
Vibrasi : Tidak dilakukan
Posisi : Tidak dilakukan
Tekan dalam : (+) / (+)
Koordinasi dan Keseimbangan
Tes Romberg : Dilakukan dengan baik
Tes Tandem : Dilakukan dengan baik
Tes Fukuda : Dilakukan dengan baik
Disdiadokinesis : Dilakukan dengan baik
Reboun phenomenon : Dilakukan dengan baik
Dismetri : Dilakukan dengan baik
Tes telunjuk hidung : Dilakukan dengan baik
Tes telunjuk telunjuk : Dilakukan dengan baik
Tes tumit lutut :Dilakukan dengan baik
Fungsi Otonom Fungsi Luhur

Miksi
Inkontinensia : (-)
Retensi : (-)
Anuria : (-) Fungsi bahasa : Baik
Defekasi Fungsi emosi : Baik
Inkontinensia : (-) Fungsi orientasi : Baik
Retensi : (-) Fungsi memori : Baik
Fungsi kognisi : Baik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
19 Agustus 2016
Mikrobiologi 16 Agustus 2016
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik tanggal 16 Agustus 2016
Foto thoraks AP pada tanggal 14
Agustus 2016
Kesan:
Foto thorax tidak menunjukkan kelainan radiologis
Tidak tampak pneumonia atau TB paru aktif
Tidak tampak kardiomegali
Hasil Pemeriksaan MRI Kepala dengan Kontras
18 Agustus 2016

Kesan :
- Gambaran gyral meningitis
- Tak tampak infark, lesi hemoragik maupun SOL parenkhim
RESUME
ANAMNESIS
Pasien perempuan berusia 19 tahun, datang dengan keluhan
sakit kepala sejak 5 hari SMRS secara terus-menerus. Pasien
merasakan cephalgia hebat terutama di Os. Oksipital, febris,
malaise. 2 minggu yang lalu pasien merasa febris terutama
tinggi pada malam hari, malaise, cephalgia, keluar keringat
dingin malam hari, penurunan berat badan. Pasien pernah
terapi OAT selama 3 bulan namun pengobatan tidak berhasil
dan melakukan pengobatan OAT lini ke 2 selama 6 bulan dan
dinyatakan telah sembuh. Pasien pernah mengalami hal
serupa pada 1 tahun 8 bulan yang lalu. Dikeluarga pasien
tidak ada yang mengalami hal serupa seperti pasien.
Resume Pemeriksaan fisik
Status internus : dalam batas normal
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15
TD kanan : 110 / 80 mmHg
Nadi kanan : 88 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/ menit
Suhu : 36,5C
Resume Status Psikiatrik
Tingkah laku : Tenang
Perasaan hati : euthym
Orientasi : baik
Jalan pikiran : koheren
Daya ingat : baik
Diagnosis Klinis : Cephalgia
Diagnosis Topis : Meningen
Diagnosis Etiologi : Meningitis Tuberkulosis
Riwayat Tuberkulosis Paru
Penatalaksanaan
Non Medika
Medika Mentosa Mentosa
IVFD asering 20 tpm
Injeksi dexametason 3 x 1 ampul
Injeksi omeprazole 2 x 1 ampul Tirah baring
Injeksi ketorolac x 750 mg Teratur dan rutin minum obat setiap
Rifampicin 1 x 600 mg hari
INH 1 x 300 mg Makan dan minum yang teratur dan
Pirazinamid 1 x 1000 mg bergizi
Streptomisin 750 (IM)
Etambutol 1000 mg
Prognosa
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanam : Dubia ad malam


Quo ad cosmeticum : Bonam
ANALISA KASUS
Meningitis merupakan radang umum pd arakhnoid
& piamate, dsebabkan o/ bakteri, virus, riketsia
atau protozoa yg dpt tjd akut atau kronis.
Meningitis TB generalisata adl radang pd
meningen yg dsebabkan o/ M.tuberculosis (basil
tahan asam), tjd secara sekunder dg infeksi primer
pd paru, KGB, tulang, GI tract atau organ lain.
DIAGNOSIS dari Anamnesis
didapatkan gejala:

Kaku kuduk TRIAS


Nyeri kepala MENINGITIS
Demam
Anoreksia
BB
Keringat malam hari
Cephalgia adanya rangsangan pada meningens
yang disebabkan oleh bakteri yang ada di ruang
subarachnoid
Pada kasus ini bakteri terjadinya proses peradangan
pada meningens sehingga meningens teriritasi dan
menimbulkan nyeri yang hebat.
Cephalgia sudah dirasakan selama 2 minggu,
sehingga dapat curiga akibat TB, karena perjalanan
penyakitnya subakut
Suhu tubuh yang subfebris menandakan bahwa
adanya infeksi, didukung pula dari hasil laboratorium
yaitu adanya leukosit yang meningkat
Rangsang meningeal (kaku kuduk) yang (+), kaku kuduk tjd pd
refleks otot2 para vertebra oleh karena adanya rangsang dari
selaput meningen.
Pada pemeriksaan foto thorax, tidak didapatkan infiltrat pada
apeks paru. Pada pemeriksaan foto thorax juga tidak didapatkan
hasil yang diharapkan untuk menunjang diagnosa. Namun,
menurut beberapa literatur, pada kasus meningtis TB beberapa
kasus tidak ditemukan tanda-tanda TB sistemik.
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik tanggal 16 Agustus 2016
Pemeriksaan Penunjang

Meningitis Meningitis Ensefalitis/Meningitis


Bakteri Serosa Viral
Warna Purulen Santokrom Jernih
Sel > 10.000 < 500 < 100
Hitung PMN >> MN >> MN >
Jenis
Protein
Glukosa - 0 N
Diagnosis Klinis :Cephalgia
Diagnosis Topis : Meningen
Diagnosis Etiologi : Meningitis Tuberkulosis
Riwayat Tuberkulosis Paru
Penatalaksanaan
Pemasangan IVFD Asering 20 tpm menjaga keseimbangan cairan dan dapat
memasukan obat IV
Dexametason 3 x 1 ampul iv menurunkan angka kematian, namun tidak
mengurangi sequele meningitis
Omeprazole 2 x 1 ampul iv mencegah terjadinya iritasi lambung
Ketorolac 1 amp diberikan untuk mengurangi rasa nyeri kepala, obat ini
merupakan golongan nonsteroid anti inflammatory drug (NSAID)
INH 1 x 300 mg po, rifampisin 1 x 600 mg po, dan pirazinamid 1 x 1000 mg,
etambutol 1000 mg PO pengobatan untuk Tuberkulosis
Streptomisin 1 x 700 mg iv mempunyai riwayat pengobatan TB sebelumnya
Pada penatalaksanaan nonmedikamentosa pasien dianjurkan untuk tirah baring
karena pasien masih lemas, minum obat rutin dan teratur terutama obat OAT.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai