Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD ANSHARI

NIM : 043006173
TUGAS 1 ADMINISTRASI KEUANGAN

1.Bagaimana arti penting pajak bagi negara dan bagi masyarakat? (gunakan teori
pada BMP dan data pendapatan negara (pajak) pada data di diskusi 2)
JAWABAN SOAL 1
Arti penting pajak bagi Negara dan masyarakat ialah stuktur penerimaan Negara,
perpanjakan merupakan primadona dan komponen penting dalam negeri untuk menompang
pembiayaan operasional pemerintahan dan pembagunan. Dan juga dengan adanya
perpajakan mampu menyediakan dana bagi pembiayaan berbagai proyek penanggualan
dampak dari krisisnya ekonomi.Pajak juga tidak hanya dinikmati olem pembayar pajak saja
tapi untuk kepentingan Negara demi tercapainya kesejahteraan Negara dan masyarakat.
Ciri-ciri yang terdapat dari pada pengertian pajak
1. pajak yang dipungut oleh Negara ( oleh pemerintah pusat maupun daerah)
berdasarkan undang-undang dan peraturan pelaksanannya.
2. dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi yang secara
langsung diikuti oleh pembayaran pajak dan pemerintah.
3. tujuan pemungutan pajak adalah sumber penerimaan Negara.
Dinegara kita ini, pajak meliputi :
1. Pajak penghasilan,
2. Pajak pertambahan nilai,
3. Pajak bumi dan bagunan. Pendapatan Negara
Pendapatan ini turun Rp312,8 triliun atau 15,9 persen dibanding kondisi sebelum Covid
yaitu tahun anggaran 2019, dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI.
Dari realisasi pendapatan negara tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan Rp1.285,1
triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp343,8 triliun, dan penerimaan hibah
sebesar Rp18,8 triliun.
Sementara, realisasi belanja negara pada APBN 2020 mencapai Rp2.595,4 triliun atau 94,7
persen terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp1.832,9 triliun, serta transfer ke daerah dan
dana desa sebesar Rp762,5 triliun.
Dilihat dari total realisasi belanja negara ini adalah Rp286,1 triliun atau 12,3 persen
dibandingkan belanja negara tahun 2019.
Dari realisasi pendapatan dan belanja tersebut, defisit APBN tahun 2020 mencapai Rp947,6
triliun akibat sisi jumlah pendapatan yang merosot dan dari sisi belanja yang melonjak.
Defisit ini adalah di atas 6 persen dari PDB. Ini pertama kali Indonesia memiliki defisit di
atas 3 persen dan ini dibolehkan karena adanya Undang-Undang Nomor 2 tahun 2020 dalam
situasi yang tidak biasa.
Dengan defisit sebesar Rp947,6 triliun tersebut, pembiayaan neto mencapai Rp1.193,2 triliun
yang berasal dari pembiayaan dalam negeri Rp1.146,8 triliun dan pembiayaan luar negeri
sebesar Rp46,4 triliun. Dengan demikian, terjadi sisa lebih pembiayaan anggaran atau SILPA
sebesar Rp245,6 triliun, Defisit APBN yang sangat besar digunakan untuk menahan kondisi
masyarakat dan perekonomian yang mengalami shock luar biasa akibat dari pandemi Covid-
19.
2.Buatlah tulisan mengenai klasifikasi belanja negara di Indonesia?
JAWABAN SOAL 2
Kondisi yang terjadi pada masa pembelanjaan Negara sebelum pandemi 2017 ini
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Realisasi defisit APBN terus menurun
sejak 2017 yang sebesar 2,5 persen dari PDB menjadi 2,2 persen pada 2019. Realisasi
defisit APBN cenderung menurun dari 2,51 persen PDB di tahun 2017, dan ditahun 2019
menjadi 2,2 persen. Dan pembelajaan Negara ini APBN relatif normal dan terus terjaga
Kondisi yang terjadi pada masa pembelanjaan Negara sesudah pandemi 2019 ini didalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 tentang APBN Tahun Anggaran 2019, pemerintah
telah menganggarkan Belanja Negara sebesar Rp 2.540,4 triliun. Berdasarkan Perpres 72
Tahun 2020, Belanja Negara direvisi menjadi Rp 2.739,2 triliun. Setelah dilakukan revisi,
total anggaran Belanja Negara pada 2019 mengalami peningkatan sebesar 7,82 persen. Dan
dalam penbelanjaan Negara sesudah pandemic ini terjadi relative tinggi. Sementara itu,
Anggaran Belanja Negara yang semula diperkirakan sebesar Rp2.540,422 triliun
mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp2.613,8 triliun. Anggaran Belanja Negara ini
terdiri dari Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP) sebesar Rp1.851,10 triliun
(termasuk di dalamnya tambahan belanja untuk penanganan pandemic COVID-19 sebesar
Rp255,110 triliun), serta Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang
diperkirakan sebesar Rp762,718 triliun.kenyataannya, Covid-19 telah memberikan dampak
yang luar biasa terhadap perekonomian nasional khususnya dalam pelaksanaan APBN
sehingga pemerintah menerbitkan Perppu Nomor 21 Tahun 2020 sebagai langkah untuk
mengurangi dampak pandemi terhadap perekonomian nasional dan stabilitas sistem
keuangan. Pemerintah melakukan penyesuaian dan merefokus anggaran belanjanya ke
dalam tiga prioritas utama, yaitu belanja dalam sektor kesehatan, jaring pengaman sosial,
dan pemulihan perekonomian nasional.

Belanja Negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja :

-.     Belanja pemerintah pusat menurut organisasi/bagan anggaran

-.     Belanja pemerintah menurut fungsi

-       Pelayanan umum

-       Pertahanan

-       Ketertiban dan keamanan

-       Ekonomi

-       Lingkungan hidup

-       Perumahan dan fasilitas umum

-       Kesehatan

-       Pariwisata

-       Kebudayaan agama dan pendidikan

-       Perlindungan sosial

      Menurut jenis belanja

1.)  Belanja pegawai

Adalah kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai
pemerintah. Contoh: gaji, dan tunjangan.

2.)  Belanja barang

Adalah pengeluaran untuk pemebelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi
barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang
dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat diluar kriteria belanja bantuan
sosial serta belanja perjalanan. Contoh: belanja peralatan kantor, biaya pemeliharaan gedung,
dan rumah dinas.

3.)  Belanja modal

Adalah pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset atau menambah nilai aset tetap atau
aset lainya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas
minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Contoh:
pembelian modal mesin, pembelian modal tanah.
4.)  Belanja bunga

Adalah pembayaran kewajiban atas penggunaan pokok utang (principal outstanding), baik
utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang dihitung berdasarkan ketentuan dan
persayaratan dari utang yang sudah ada dan perkiraan utang baru.

5.)  Belanja subsidi

Adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan untuk memproduksi, menjual,
mengekspor, atau menimpor barang dan jasa. Belanja subsidi terdiri atas:

a.)  Energi => contohnya BBM, dan LPG

b.)  Nonenergi

6.)  Belanja hibah

Adalah belanja pemerintah pusat dalam bentuk transfer uang atau barang kepada pemerintah
Negara lain, yang bersifat sukarela, tidak wajib, dan tidak mengikat.

7.)  Belanja bantuan sosial

Adalah transfer uang atau barang yang diberikan oleh pemerintah pusat atau daerah kepada
masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Contoh: dalam
bidang pendidikan, dan keagamaan.

8.)  Belanja lain-lain

Adalah pengeluaran Negara untuk pembayaran atas kewajiban pemerintah yang tidak masuk
dalam kategori belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja utang.

9.)  Transfer ke daerah


Adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepada daerah utntuk membiayai
kebutuhan  daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Rincian transfer ke daerah antara
lain:

a.)  Transfer dana bagi hasil

b.)  Transfer dana alokasi khusus

c.)   Transfer dana alokasi umum

d.)  Transfer dana penyesuaian

e.)  Transfer otonomi khusus.

SUMBER REFERENSI :  BMP ADPU4333/Modul 2-3 KB 3 Tentang arti penting pajak


bagi negara dan bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai