Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YOSI FITRIANTI

NIP : 043648958
MATA KULIAH : ADMINISTRASI KEUANGAN

1. Sebut dan jelaskan mengenai sumber-sumber penerimaan negara menurut teori !


2. Buatlah tulisan mengenai sumber-sumber pendapatan negara Indonesia saat ini
berdasar pada data APBN. Tulisan tersebut merupakan tulisan anda sendiri, dengan
melihat data pokok APBN terkini yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan.

(Dapat disertakan juga dengan data pendapatan negara beserta nominalnya)

1. Buatlah tulisan mengenai jenis-jenis belanja negara Indonesia saat ini berdasar pada
data APBN. Anda dapat merinci belanja negara tersebut berdasar pada 3 klasifikasi
yaitu : 1) Klasifikasi fungsi, 2) Klasifikasi Jenis Belanja, 3) Klasifikasi Organisasi.

JAWABAN

1. Sumber-sumber pendapatan negara secara umum dibagi menjadi duasumber yaitu


pendapatan pajak dan pendapatan non pajak :

 Pendapatan Pajak Pendapatan


Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintahyang diatur
dalam undang-undang tanpa balas jasa secaralangsung.Pendapatan negara
berasal dari pajak. Secara garis besarberbagai jenis pajak yang dipungut
pemerintah dapat dibedakankepada dua golongan yaitu pajak langsung dan
pajak taklangsung.Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah
yangsecara langsung dikumpulkan dari pihak yang wajib membayarpajak.
Setiap individu yang bekerja dan perusahaan yangmenjalankan kegiatan dan
memperoleh keuntungan wajibmembayar pajak. Sedangkan, Pajak tak
langsung adalah pajakyang bebannya dapat dipindah-pindahkan kepada pihak
lain.Diantara jenis pajak tak langsung yang penting adalah pajak impordan
pajak penjualan. Pendapatan pajak berasal dari pajak pusatdan pajak daerah
1) Pajak Pusat (wewenang pemajakan berada di tangan pemerintah pusat)
a) Pajak Penghasilan (PPH)
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM)
d) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
e) Bea Materai

 Pemerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


Negara membutuhkan pemasukan untuk menyokong kegiatan pemerintahan.
Memang pajak adalah sektor yang paling banyak berkontribusi terhadap
penerimaan negara, namun terdapat penerimaan pajak yang bukan berupa
pajak. Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendapatan negara
merupakan hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih yang terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
Belanja negara sendiri digunakan pemerintah untuk penyelenggaraan tugas
pemerintahan pusat dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah.Secara spesifik, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sendiri
merupakan seluruh penerimaan yang diterima pemerintah pusat namun bukan
berasal dari penerimaan perpajakan. Penerimaan ini dipungut langsung dari
orang pribadi yang melakukan pembayaran atas layanan atau pemanfaatan
sumber daya dan hak yang diperoleh negara.

Jenis-jenis yang termasuk objek PNBP


 Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah
 Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya
 Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pemerintah
 Penerimaan dari pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan
 Penerimaan dari pengelolaan barang milik negara
 Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak negara
 Contoh sederhana PNBP adalah layanan paspor, perpanjangan SIM,
pembayaran tilang, dan biaya administrasi layanan publik yang
disediakan oleh Kementerian / Lembaga lainnya.

Pembayaran PNBP dilakukan oleh wajib bayar (orang pribadi dan badan)
melalui tempat yang ditunjuk oleh Menteri. Saat ini cara pembayaran atau
penyetoran PNBP menggunakan Modul Penerimaan Negara Generasi ke-3
(MPN G3). Modul ini merupakan sistem penerimaan negara yang
dikembangkan untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kesalahan
perhitungan PNBP. Sedangkan untuk penyetoran PNBP dapat dilakukan
melalui ATM, Teller bank, ataupun internet banking.

2. APBN Tahun 2022 menjadi shock absorber telah bekerja keras. Konsekuensinya
subsidi dan kompensasi energi sesuai Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022,
jumlahnya meningkat tiga kali lipat, yaitu dari APBN 2022 awal Rp152,5 triliun menjadi
Rp502,4 triliun.
Jika dibandingkan dengan subsidi dan kompensasi tiga tahun sebelumnya yakni
Rp144,4 triliun pada 2019, Rp199,9 triliun pada 2020, dan Rp188,3 triliun tahun 2021,
maka kenaikan jumlah subsidi dan kompensasi tahun 2022 sangat besar. “Jadi kalau
tahun ini subsidi kompensasi adalah Rp502,4 triliun, bahkan kemungkinan akan
melonjak di atas Rp690 triliun. Ini adalah kenaikan yang sungguh sangat dramatis,”
ungkap Menkeu pada Rapat Kerja Badan Anggaran DPR dengan Pemerintah di
Jakarta, Selasa (30/08). Lebih lanjut Menkeu mengungkapkan, lebih dari tiga kali lipat
dari subsidi dan kompensasi yang dialokasikan ini adalah untuk menahan agar daya
beli masyarakat terus terjaga. Namun, dengan harga minyak mentah dan ICP yang
masih dalam tren meningkat dan seiring pemulihan aktivitas ekonomi serta
meningkatnya mobilitas, kuota BBM bersubsidi yakni Solar dan Pertalite diperkirakan
akan habis pada Oktober 2022. Artinya, Rp502 triliun yang dialokasikan untuk subsidi
dan kompensasi energi pasti akan terlewati. Dengan perkiraan rata-rata ICP dalam
delapan bulan selalu diatas US$100 yaitu US$105/barel dan kurs sekitar Rp14.700-
14.800, sementara volume subsidi diproyeksikan mencapai 29 juta kilo liter untuk
Pertalite dan 17,4 juta kilo liter untuk Solar, maka subsidi dan kompensasi akan
mencapai Rp698 triliun. “Badan Anggaran telah memberikan persetujuan Rp502,4
triliun. Jadi potensi Rp195,6 triliun akan ditagihkan tahun depan. Ini yang akan
mempersempit ruangan tahun anggaran 2023,” tandas Menkeu. Di sisi lain, Menkeu
juga mengatakan jika distribusi manfaat subsidi dan kompensasi energi saat ini lebih
banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu. Ia mengatakan, hanya sebanyak
5% subsidi Solar dan 20% dari subsidi kompensasi Pertalite dinikmati oleh yang
berhak. Realisasi anggaran satuan kerja lingkup KPPN Majene sebesar 37.28% atau
Rp574 Miliar tersebut terdiri dari realisasi pada belanja pegawai sebesar Rp208 Miliar,
belanja barang sebesar Rp85.2 Miliar, belanja moda sebesar Rp20.6 Miliar, belanja
bantuan social sebesar Rp1.7 Miliar dan dana transfer ke daerah sebesar Rp257
Miliar. Selain itu, KPPN Majene sebagai Penyalur DAK Fisik dan Dana Desa telah
berhasil 100% menyalurkan Dana Desa Tahap 1 dan BLT Desa Triwulan 1 pada
Kabupaten Majene, Kabupaten Polewali dan Kabupaten Mamasa. Kemudian untuk
penyaluran DAK Fisik sampai dengan bulan Juni 2022 telah berhasil salur sebesar
Rp24.2 miliar atau sekitar 8% dari Pagu total Dana DAK Fisik yang dikelola KPPN
Majene senilai Rp302.9 miliar, sedangkan untuk penyaluran DAK Non Fisik telah
tersalur senilai Rp87.5 miliar yang terbagi menjadi 4 jenis yaitu Dana BOS Reguler,
Dana BOS Kinerja, Dana BOP PAUD, dan Dana BOP Pendidikan Kesetaraan.

Anda mungkin juga menyukai